Berapa lama zat sabu hilang dalam urin

Berapa lama zat sabu hilang dalam urin

Methamphetamine atau sabu-sabu adalah salah satu jenis narkotika paling sering disalahgunakan di dunia. Efek sabu ke penggunanya tidak hanya terjadi setelah jangka panjang memakai, tapi juga dalam jangka pendek. Jadi, bagaimana cara menghilangkan efek sabu dalam tubuh? Simak tips beserta penjelasan lengkapnya.

Narkotika jenis ini memiliki kemiripan dengan amfetamin yakni obat yang biasa dikonsumsi untuk mengobati gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD), narkolepsi dan juga gangguan tidur. 

Konsultasikan masalah penyalahgunaan NAPZA Anda ke pusat rehabilitasi narkoba seperti Ashefa Griya Pusaka Sekarang juga.

Mengenal Sabu (Methamphetamine), Obat Yang Disalahgunakan

Sebelum membahas cara menghilangkan efek sabu, mari kita mempelajari apa itu sabu terlebih dulu. Sabu atau biasa dikenal dengan methamphetamine atau crystal meth merupakan  salah satu narkotika yang sangat adiktif. Memiliki bentuk seperti Kristal, berwarna putih, tidak berbau dan terasa pahit. 

Sabu sebenarnya merupakan obat khusus untuk penderita Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (GPPH/ADHD) dan narkolepsi/serangan tidur.

Berapa lama zat sabu hilang dalam urin
Bagaimana Cara Menghilangkan Efek Sabu dalam Tubuh?

Tujuan penggunaan meth (nama singkat dari methamphetamine) adalah untuk menstimulasi kinerja hormon dopamin otak. Harapannya setelah konsumsi methamphetamine, pengguna akan merasa lebih termotivasi, punya mood positif, mudah tertidur/beristirahat, dan merasa lebih bahagia.

Fungsi methamphetamine yang sangat ampuh itulah yang membuat banyak pengguna narkoba tertarik menyalahgunakannya. Dalam bentuk sabu-sabu, biasanya penyalahguna meth mengkonsumsinya dengan cara:

  • Ditelan bulat-bulat (methamphetamine berbentuk bongkahan kristal)
  • Dijadikan serbuk dan dimasukkan dalam rokok
  • Dihisap asap hasil pembakarannya
  • Disuntikkan ke dalam tubuh

Sabu-sabu adalah golongan narkoba paling mudah didapat, karena jumlahnya banyak dan harganya lebih murah. Di Amerika, sabu-sabu adalah salah satu penyebab meningkatnya jumlah penularan HIV, karena notabene konsumsi sabu dilakukan secara ramai-ramai (pesta sabu).

Efek Sabu Pada Penggunanya Dalam Jangka Pendek

Faktanya, efek negatif sabu pada penggunanya dapat dilihat hanya dalam 12 jam setelah penggunaan. Jika tidak mendapat asupan sabu-sabu lagi, efek negatif tersebut dapat bertahan selama 1 sampai 2 minggu berikutnya.

Cara mengonsumsi sabu bisa dilakukan dengan dikonsumsi melalui mulut secara langsung, dihisap seperti rokok, dihirup ataupun dilarutkan kemudian disuntukan ke dalam tubuh. Hal tersebut tergantung dengan kesukaan para pemakainya.

Efek sabu sama halnya dengan jenis narkoba lainnya. Jika dikonsumsi secara berlebihan maka akan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan dan juga lainnya. Jika sabu dikonsumsi maka akan menimbulkan efek samping bagi penyalahgunanya.

Berikut ini beberapa efek yang terjadi selama waktu tersebut:

  • Merasa sangat lelah dan lemas
  • Bisa tidak tidur dan makan hingga berhari-hari
  • Sakit di persendian dan otot tubuh
  • Mood swing parah
  • Mudah tersinggung dan curiga pada orang lain
  • Penurunan daya berpikir dan konsentrasi
  • Kecenderungan berbuat kasar, bahkan ke orang tidak dikenal
  • Muncul pikiran ingin bunuh diri
  • Keinginan luar biasa mengonsumsi kembali sabu-sabu (sakau sabu)

Tidak seperti narkoba lain, sakau sabu-sabu tidak terlalu “menyiksa” fisik sampai menyebabkan kematian.

Meski demikian, seorang penyalahguna meth umumnya mengalami toleransi dosis sehingga akan terus – menerus menambah volume atau intensitas pemakaian.

Efek Sabu Dalam Jangka Panjang

Dalam jangka pendek, dampak pemakaian sabu-sabu memang hanya sebatas kelelahan dan mood swing.

Akan tetapi dalam jangka panjang, kecanduan sabu akan semakin kronis serta menyebabkan berbagai masalah sosial dan kesehatan. Berikut ini beberapa efek sabu dalam jangka panjang.

1. Lebih Mudah Melakukan Tindak Kriminal

Di Australia, 95% pembunuh dan perampok bersenjata adalah pecandu sabu-sabu. Berdasarkan riset McKetin dkk pada tahun 2020, penggunaan methamphetamine punya hubungan erat dengan kenaikan tindakan kriminal berujung pembunuhan di seluruh dunia.

Efek euforia yang muncul dalam 2 sampai 6 jam setelah penggunaan sabu-sabu memang membuat pecandunya lebih berani melakukan hal-hal berbahaya.

Saat sakau, pecandu meth tidak mengalami breakdown fisik parah sehingga masih bisa berkeliaran untuk memeras/mencuri harta orang lain (apabila kehabisan uang untuk membeli sabu-sabu).

2. Delusi Parah

Konsumsi meth secara terus menerus dalam jangka waktu berbulan-bulan dapat merusak fleksibilitas fungsi hormon dopamine.

Akhirnya, seorang pengguna sabu akan kehilangan kemampuan regulasi emosi, sehingga tampak senang terus walau kondisinya sedang susah.

Selain kebahagiaan yang abnormal, pengguna sabu jangka panjang umumnya mengalami delusi parah. Otaknya akan memproduksi sensasi dan imajinasi yang sebenarnya tidak ada, sehingga menyebabkan pengguna sabu tampak seperti orang gila.

3. Kerusakan Mata dan Wajah

Pada awalnya, efek sabu pada mata yaitu memperbesar kantung dan membuatnya tampak merah. Pecandu sabu juga akan mengalami kesulitan mengatur fokus, sehingga pandangannya tampak kosong.

Dalam jangka panjang, efek sabu pada mata dapat menyebabkan infeksi kornea, sehingga menyebabkan kebutaan.

Berapa lama zat sabu hilang dalam urin
efek sabu jangka panjang

Sementara itu efek sabu pada wajah secara keseluruhan juga sama ngerinya. Sabu akan merusak kulit, menimbulkan keriput dan luka tanpa sebab, flek hitam, kekeringan kulit parah, dan rontoknya gigi.

4. Kerusakan Otak Progresif (Tweaking)

Efek negatif terburuk dari penggunaan sabu adalah tweaking, yaitu kerusakan otak dan syaraf parah, terutama di bagian hormon dopamine.

Begitu memasuki fase ini, meth tidak lagi dapat menimbulkan sensasi euforia pada pecandu, sebanyak apapun dosisnya.

Tweaking akan membuat pecandu sabu kehilangan kendali pada dirinya sendiri. Ia akan mulai bertindak diluar nalar dan melakukan hal-hal berbahaya seperti memutilasi diri sendiri atau bunuh diri.

5. Imunitas Tubuh Sangat Lemah

Orang yang sudah mencapai fase tweaking biasanya mengalami kerusakan neurotransmitter parah, sehingga tidak mampu lagi memproduksi hormon pendorong kinerja imun. 

Akibatnya, imunitas tubuh jadi turun drastis. Pecandu sabu pun akan mudah terkena penyakit akibat bakteri dan virus. Selain itu, kinerja organ vital tubuh seperti paru-paru, ginjal, hati, dan jantung juga akan menurun.

Efek Penggunaan Sabu Bagi Kesehatan

Bagi para penyalahguna sabu biasanya akan merasakan efek euphoria, peningkatan percaya diri, keyakinan dan juga suasana hati. Hal tersebut biasanya terjadi jika sudah mengenai saraf pusat sehingga menyebabkan peningkatan percaya diri, mood atau suasana hati. 

Selain itu pun berikut ini efek bahaya penggunaan sabu bagi kesehatan:

1. Membuat Kecanduan

Pada dasarnya setiap jenis narkoba pasti membuat penyalahguna nya menjadi kecanduan. Kecanduan bisa membuat dampak buruk bagi kesehatan. Dimana efek candu disini akan mempengaruhi saraf pusat.

Otak akan mengeluarkan hormon pengendali emosi yakni hormon dopamine. Biasanya hormone dopamine dikeluarkan jika tubuh berhubungan dengan reward. Hal tersebut membuat tubuh menjadi senang dan akhirnya kecanduan menggunakan sabu.

2. Infeksi Berbahaya

Salah satu cara menggunakan sabu biasanya dengan disuntikkan. Dalam menggunakan sabu dengan cara tersebut biasanya para penyalahguna tidak menggunakan jarum suntik yang steril sehingga hal tersebut yang menyebabkan infeksi berbahaya bagi tubuh seperti HIV/AIDS, Hepatitis A atau Hepatitis C.

3. Perubahan pada Tubuh

Dampak buruk yang dialami oleh para penyalahguna sabu biasanya dapat dilihat dalam jangka pendek dan juga dampak jangka panjang. Berikut ini dampak buruk jika digunakan dalam jangka pendek diantaranya adalah:

  • Suhu tubuh meningkat
  • Detak jantung tidak teratur
  • Memicu perilaku hiperaktif
  • Insomnia
  • Berat badan menurun secara drastis
  • Nafsu makan berkurang
  • Napas tidak teratur
  • Tekanan darah meningkat

Selain itu pun ternyata dampak jangka panjang penyalahguna sabu sangat berdampak bagi tubuh diantaranya adalah:

  • Gizi buruk
  • Kerusakan gigi
  • Kehilangan memori (amnesia)
  • Kelainan struktur dan fungsi otak
  • Gatal parah hingga luka 
  • Kebingungan

4. Mengganggu Kesehatan Mental

Tidak hanya berpengaruh terhadap kinerja saraf  dan juga organ penting di dalam tubuh tetapi efek samping lainnya berpengaruh terhadap kesehatan mental penyalahgunanya. Beberapa gejala yang mempengaruhi kesehatan mentalnya diantaranya adalah:

  • Takut berlebihan (paranoid)
  • Gangguan kecemasan
  • Agresif dan berlaku kasar. Jika tidak ada yang melarangnya maka bisa menimbulkan hal-hal yang berbahaya seperti tindak kejahatan
  • Tidak mampu membedakan khayalan dan kenyataan (efek halusinasi)

Efek sabu sangat berdampak bagi kesehatan. Dimana gejala tersebut terjadi ketika akan menghentikan penyalahgunaan sabu tersebut atau menurunkan dosis secara drastic yang disebut sebagai sakau.

Banyak yang menganggap bahwa sabu merupakan solusi dari gangguan kesehatan mental. Namun justru sabu merupakan penyebab gangguan mental tersebut. Sehingga perlu adanya rehabilitasi yang tepat untuk mendapatkan program yang baik.

5. Kematian

Para pengguna sabu biasanya selalu ingin meningkatkan dosis yang dikonsumsinya. Jika efeknya sudah tidak terasa maka para penyalahguna akan meningkatkan dosisnya sehingga hal tersebut bisa menyebabkan overdosis. Jika mengalami overdosis maka bisa menyebabkan serangan jantung, stroke dan juga berpengaruh pada organ lainnya hingga bisa menimbulkan kematian pada penyalahgunanya

Efek Penggunaan Sabu Bagi Rumah Tangga

Efek penyalahgunaan narkoba jenis sabu juga akan berdampak bagi keharmonisan rumah tangga Anda. Jika terus dibiarkan tanpa penanganan yang tepat akan memicu permasalahan baru dan akhirnya bisa menyebabkan perpecahan didalamnya.

Para penyalahguna sabu biasanya akan mengalami kecanduan dan ketergantungan. Hal tersebut membuat penyalahguna berusaha untuk mendapatkan sabu dengan cara apapun. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa harga dari obat terlarang ini tidaklah murah.

Hal tersebut yang membuat kesejahteraan ekonomi menurun dan bisa saja berdampak pada keluarganya dan rumah tangganya.

2. Sosial Bullying 

Sosial bullying merupakan suatu tindakan yang dilakukan dan melukai reputasi sosial seseorang dan membuat dirinya merasa sangat dipermalukan dan dihina. Biasanya para penyalahguna narkoba salah satunya sabu akan mendapatkan sanksi sosial.

Sanksi sosial tersebut berupa sosial bullying. Lingkungan sekitar biasanya berbicara seenaknya dan melukai hati para penyalahguna narkoba. Sehingga lebih baik cegah sebelum terjun mengonsumsi narkoba. 

3. Konflik Antar Keluarga

Para penyalahguna narkoba sabu biasanya memiliki emosi yang tidak stabil. Selain itu pun menurunnya kesejahteraan ekonomi bisa menjadi salah satu hal yang membuat konflik di dalam sebuah keluarga. 

Selain itu pun biasanya penyalahguna narkoba sabu lebih agresif dan tidak mau mendengarkan saran dari keluarganya hal tersebut yang menyebabkan konflik di dalam keluarga dan rumah tangga. 

Suasana akan jauh lebih tidak kondusif jika terus dibiarkan. Hal tersebut perlu adanya penanganan khusus berupa rehabilitasi yang tepat.

4. Ketakutan Mengalami Sakau

Para penyalahguna narkoba sabu jika ingin berhenti maka akan menimbulkan gejala-gejala lainnya yang justru membahayakan dirinya sendiri dan juga orang lain. Hal tersebut yang membuat ketakutan salah satunya keluarga terdekatnya.

Bisa saja ketika mengalami sakau sabu keluarga terdekatnya yang menjadi sasaran dan mengalami tindak kejahatannya. Hal tersebut menjadi ketakutan yang dialami. Selain itu pun efek samping berupa kecemasan, muntah, depresi hingga kematian pun bisa saja terjadi.

Cara Menghilangkan Efek Sabu Dalam Tubuh

Berapa lama zat sabu hilang dalam urin
efek sabu

Ada beberapa cara menghilangkan efek sabu dalam tubuh yang dapat diupayakan pada korban penyalahguna, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengonsumsi Makanan Yang Bisa Menghilangkan Efek Sabu

Cara menghilangkan efek sabu yang pertama adalah dengan memakan makanan yang bisa meredakan hangover.

Berdasarkan penelitian Oxford, beberapa contoh makanan yang bisa menghilangkan efek sabu misalnya telur, roti, kacang-kacangan, sayur, dan daging.

Selain makanan, korban penyalahguna sabu juga perlu minum air dalam jumlah banyak dan mengonsumsi berbagai suplemen vitamin.

Namun perlu Anda catat bahwa cara menghilangkan efek sabu ini hanya berlaku untuk menghilangkan hangover saja. Untuk pemulihan jangka panjang Anda perlu melakukan terapi di pusat rehabilitasi narkoba.

2. Melakukan Terapi di Pusat Rehabilitasi

Rehabilitasi korban penyalahguna sabu tidak dapat dilakukan oleh keluarga atau orang terdekat saja lho! Cara menghilangkan efek sabu yang berikutnya adalah dengan melakukan terapi di pusat rehabilitasi narkoba swasta, seperti Ashefa Griya Pusaka.

Di pusat rehabilitasi Ashefa, korban penyalahguna akan mendapat bantuan pemulihan holistik yang meliputi terapi medis, sosial, dan spiritual. Selama proses pemulihan, korban akan ditemani kakak-kakak support system dari tim medis, psikiater, dan pendamping rehabilitasi berpengalaman.

3. Melakukan Reorientasi Tujuan Hidup

Cara menghilangkan efek sabu yang tak kalah pentingnya adalah reorientasi tujuan hidup. Umumnya, korban penyalahguna sabu mengonsumsi obat terlarang ini sebagai “pelarian”.

Ada berbagai alasan kenapa hal tersebut terjadi, misalnya depresi, broken home, hubungan dengan orang terdekat yang memburuk, dan sebagainya.

Supaya korban penyalahguna sabu kembali menemukan semangat menjalani hidup, Ashefa juga akan menyediakan berbagai kegiatan konseling untuk korban.

4. Mendapat Dukungan Penuh Dari Keluarga

Terakhir, cara menghilangkan efek sabu untuk selama-lamanya adalah dengan memberikan dukungan penuh pada korban penyalahguna sabu.

Jika Anda memiliki buah hati, saudara, atau sahabat yang menjadi pecandu, jangan pergi menjauh. Sebaliknya, dekati dia dengan penuh empati dan bantu dia menemukan kembali jalan yang benar.

Cara Mengatasi Sakau Sabu

Efek buruk yang dialami oleh para penyalahguna narkoba sabu sangat berbahaya oleh karena itu perlu dipahami cara mengatasinya. Tidak sedikit penyalahguna yang mengalami kesulitan untuk mengatasi gejala psikosis yang terjadi.

Perlu bantuan orang lain dan juga orang terdekat. Apalagi kecanduan sabu bisa dikatakan sulit untuk diatasi apalagi jika dilakukan terapi mandiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendatangi tempat rehabilitasi.

Terapi rehabilitasi yang dilakukan akan berbeda-beda setiap individu. Namun akan ada tindakan penanganan lanjutan diantaranya adalah:

  • Pengobatan depresi yang berjalan lebih dari dua minggu dengan mengonsumsi obat antidepresan
  • Pengobatan psikosis dengan mengonsumsi antipsikotik
  • Pengobatan gangguan kecemasan dengan mengonsumsi non-benzodiazepine
  • Obat tidur selama 1-2 minggu
  • Pengobatan mania selama lebih dari 2 minggu dengan mengonsumsi obat antimanik (lithium)
  • Pengawasan penuh terhadap penyalahguna karena memiliki kecenderungan bunuh diri

Kesimpulan

Sabu merupakan salah satu jenis narkoba dengan bentuk seperti serpihan kaca, kristal, berwarna putih, pahit dan tidak berbau. Biasanya para penyalahguna sabu yang ingin berhenti tergolong cukup sulit. 

Selain itu penyalahguna sabu akan mengalami efek buruk bagi rumah tangga dan juga kesehatan. Efek buruk bagi rumah tangga seperti sanksi sosial, konflik dalam keluarga, menurunnya tingkat kesejahteraan ekonomi dan lain sebagainya.

Itulah cara menghilangkan efek sabu yang bisa Ashefa Griya Pusaka sarankan. Apabila Anda butuh bantuan terkait rehabilitasi sabu atau narkotika lainnya, jangan sungkan menghubungi kami 24 jam di di 0813 8888 4646.

Berapa lama zat sabu hilang dalam urin