Berapa lama sidik jari bertahan pada benda plastik

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) adalah satuan kerja di bawah Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Inafis berperan penting dalam mengidentifikasi seseorang melalui cara ilmiah pemeriksaan sidik jari. Polisi Inafis hampir selalu dilibatkan dalam proses penyelidikan kejahatan.

"Fungsi Inafis sama dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) yaitu satuan kerja di bawah Bareskrim Mabes Polri sebagai bantuan teknis penyidik dalam rangka penyelidikan dan penyidikan tindak pidana," ujar seorang petugas Inafis, Awan kepada Liputan6.com di Jakarta Metropolitan Police Expo, Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (9/4/2016).

Dalam kepentingan pengungkapan kejahatan, tujuan dilibatkannya Inafis adalah mengamankan sidik jari yang menempel di tempat kejadian perkara (TKP). Dalam hal bencana alam, Inafis diperlukan untuk mengidentifikasi korban tanpa identitas atau yang wajahnya sudah tak bisa dikenali.

"Kalau ada bencana alam, kita bisa gunakan alat yang kita punya untuk mengidentifikasi korban menggunakan alat MAMBIS," kata Awan.

MAMBIS atau Mobile Automatic Multi Biometric Identification System, alat hitam yang bentuknya seperti mesin gesek kartu kredit. Alat tersebut dapat mengidentifikasi data diri seseorang kurang dari satu menit, asalkan orang yang diambil sidik jarinya sudah terdaftar di elektronik KTP atau e-KTP. Alat ini terintegrasi dengan basis data e-KTP."Cara identifikasi dengan MAMBIS hanya untuk yang punya e-KTP. Kalau sudah buat e-KTP, akan teridentifikasi langsung dalam waktu yang nggak sampai semenit," jelas Awan.

Alat MAMBIS, ujar Awan, hanya tersedia di markas kepolisian setingkat polres ke atas. Ia mengimbau kepada masyarakat menemukan orang terlantar atau mayat tanpa identitas, untuk segera melapor ke jajaran polsek setempat,

"Alat ini hanya dimiliki jajaran polres ke atas. Kami imbau kalau menemukan orang tanpa identitas hubungi polres terdekat."

Untuk kasus pidana pun, Inafis memiliki fungsi membuat sketsa wajah pelaku sesuai keterangan saksi atau korban. Sketsa wajah, tambah Awan, dibuat dengan dua metode yaitu manual dengan goresan tangan maupun computerize, atau bantuan aplikasi di komputer.

"Lalu sketsa raut wajah misalnya, di TKP, saksi melihat tersangka, kita bisa membuatkan sketsa raut wajah. Sketsa wajah ada yang secara manual, lalu computerize. Sampai saat ini dua metode itu masih sama-sama sering dipakai," tutur Awan.

Dari pantauan Liputan6.com selama berada di stand Inafis, banyak masyarakat yang tertarik mengetes kebolehan alat MAMBIS. Mereka iseng-iseng menempelkan jempolnya pada bagian atas depan alat, di mana sidik jari mereka akan terpindai dan keluarlah data diri mereka.

"Mereka (pengunjung) lebih tertarik mencoba sidik jari mereka ditempelkan ke MAMBIS," tutup Awan.

Merdeka.com - Banyak pertanyaan mengenai keajaiban ujung jari manusia yang mampu mengidentifikasi identitas ataupun bakat. Salah satu pertanyaan yang sering muncul, apa bisa sidik jari itu hilang?

Pakar sidik jari dari Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Indentification System) Polri Tri Sila mengatakan sidik jari sesungguhnya sulit hilang, kecuali kulit di jemari manusia sudah benar-benar hilang.

"Biasanya waktu korban AirAsia kulit terkelupas H12, kulit epidermal terlepas biasanya tercecer. Orang yang dikubur pun 7 hari baru kulitnya terkelupas," kata Tri kepada merdeka.com di kantor Inafis Polri, Jakarta, Selasa (5/5).

Kalau sudah begitu identifikasi yang bisa diandalkan hanya dari intologi atau gigi dan DNA.

Seperti yang diketahui juga selain mengidentifikasi jenazah, sidik jari digunakan untuk melacak pelaku kriminal. Untuk melacak kasus pembunuhan, niasanya polisi membubuhi black powder dan senyawa kimia lain yang menempel di TKP. Masing-masing senyawa itu dibubuhkan pada material yang berbeda-beda.

"Mendeteksi sidik jari ada di barbuk itu ada jenis dan sifatnya, ada poros yaitu material menyerap keringat, ada non poros yang tidam menyerap keringat dan semi poros," sambung dia lagi.

Terkadang banyak para penjahat menutupi sidik jari dengan membuang barang bukti ke air. "Sidik jari tidak larut dalam air karena terdapat kelenjar sebakus yang menghasilkan cairan seperti minyak," ungkap dia lagi.

Atau pelaku mencoba mencederai jemarinya agar tidak terlacak, "Enggak bisa rusak juga karena kesilet," tutup dia.

Menurut lelaki yang sudah bekerja di Inafis sejak 2001 ini, ilmu sidik jari atau Dactyloscopy tidak ada di Indonesia, Negara yang paling dekat untuk menimba ilmu ini adalah di Australia.

Jakarta -

Beberapa waktu lalu lalu, Hans Galassi kehilangan beberapa jarinya dalam sebuah kecelakaan di sungai. Sekian bulan kemudian, satu di antara jarinya yang hilang itu ditemukan dalam perut seekor ikan forel. Petugas forensik yang meneliti penemuan jari itu mengidentifikasi pemiliknya berdasarkan sidik jarinya. Setelah sekian lama, ternyata sidik jari Galassi masih bisa dibaca.

Berapa lama sebenarnya sidik jari bisa bertahan setelah pemiliknya mati atau terputus dari tangan? Sidik jari, di tangan maupun di kaki, dan sidik telapak tangan, setiap orang unik. Robert Phillips, seorang anggota geng Amerika Serikat, menghilangkan jejak sidik jarinya dengan mencangkokkan kulit dadanya. Namun jejaknya teridentifikasi berdasarkan sidik di telapak tangannya.

Sidik jari ini bisa terkikis atau menipis jika terlalu sering bergesekan dengan benda kasar atau bahan kimia. Namun menurut Allan Bayle, ahli sidik jari dari Inggris, sidik jari itu bakal pulih kembali. Sidik jari ini juga bisa bertahan lama, sekalipun terendam air atau terkubur Kalaupun bagian sidik jari atau kulit terluar jari terkikis, sidik jari masih bisa diperoleh dari bagian kulit yang lebih dalam.

"Bahkan sidik jari masih akan bertahan lama setelah kalian mati. Satu di antara yang terakhir menghilang saat kalian meninggal adalah sidik jarimu," ujar Allan Bayle, kepada BBC. Berapa lama sidik jari bertahan, bergantung pada banyak hal di sekitarnya. Jika potongan jari terendam dalam air yang sangat dingin atau terkubur dalam es, umur sidik jari akan lebih panjang lagi.

Berapa lama sidik jari bertahan pada benda plastik
Getty Image


Sudah ratusan tahun sidik jari dipakai untuk menelusuri siapa empunya jari. Pada 1892, ilmuwan Inggris, Sir Francis Galton, menulis buku bertajuk
Fingerprint yang memuat cara-cara mengenali pelaku kejahatan dari sidik jarinya. Kepolisian London alias Scotland Yard baru mulai menggunakan teknik identifikasi sidik jari pada tahun 1901.

Tapi detektif Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle lah yang mempopulerkan teknik sidik jari. Di novel The Sign of the Four yang terbit pada 1890,

Berapa lama sidik jari bertahan pada benda plastik

Sidik jari merupakan tanda yang ada pada setiap manusia yang membedakan manusia satu dan yang lainnya. Menurut KBBI, sidik jari adalah rekaman jari atau cap jempol yang setiap manusia tidak ada yang sama. Tapi pernahkah kalian mengalami masalah dalam sidik jari? Misalnya sidik jari Anda sulit terdeteksi atau malah hilang? Mungkinkah hal tersebut terjadi?

Berapa lama sidik jari bertahan pada benda plastik

Sidik jari yang rusak. Sumber: pixabay.com 

Sebelum membahas hilangnya sidik jari, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu sidik jari

Sidik jari memiliki fungsi yang sangat berpengaruh bagi manusia. Namun, fungsi utama sidik jari yaitu sebagai penambah gaya gesek ketika memegang suatu objek objek dan identifikasi efektif seorang individu.

Baca juga: Sidik Jari DNA: Pengertian dan Aplikasinya

Dengan adanya sidik jari, seseorang bisa memegang benda lebih erat. Itu sebabnya seseorang yang kehilangan sidik jarinya rentan jika memegang benda yang licin seperti gelas kaca. Gelas bisa jatuh jika tidak ada tangan lain yang menyangganya.

Kedua, sidik jari bisa digunakan untuk mengetahui identitas seseorang. Hal tersebut dikarenakan setiap orang memiliki sidik jari yang unik, tidak sama persis dengan orang lain. Bahkan antara satu jari dengan jari lainnya memiliki pola sidik jari yang berbeda meski dalam satu tangan yang sama. [1]

Siapa sajakah yang mempelajari sidik jari ?

Sidik jari (fingerprint) adalah ilmu yang “murni” polisi. Siswa kepolisian mempelajari sidik jadi untuk identifikasi atau penyelidikan dalam menuntaskan sebuah kasus kejahatan. Sidik jari sebenarnya adalah kulit yang menebal dan menipis membentuk suatu “punggungan” pada telapak jari yang membentuk suatu pola, sidik jari tidak akan hilang sampai seorang meninggal dunia dan busuk, goresan – goresan atau luka biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk pola yang sama. Kecuali kulit tersebut mengalami luka bakar yang parah.

Sidik jari bisa digunakan untuk pengungkapan kejahatan, misalnya dari sidik jari laten (pengambilan sidik jari menggunakan serbuk kimia) yang didapat dari barang barang di TKP, atau barang – barang yang digunakan untuk “melakukan kejahatan” seperti pistol, pisau, tang obeng dsb.

Ingatkah anda pada waktu membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) ??? Itulah sumber data yang berharga bagi polisi untuk mencari data guna membandingkan sidik jari di TKP dengan sidik jari orang – orang yang kita curigai. [3]

Penyebab hilangnya sidik jari

Di dunia ini, ada manusia yang mengidap kelainan adermatoglyphia dimana kelainan ini tidak memiliki sidik jari [2]. Lalu bagaimana sulitnya hidup tanpa sidik jari ? Seseorang yang tidak memiliki sidik jari akan menemui kendala atau kesulitan dalam mengurus KTP, paspor, SIM, termasuk mengakses pintu dan gadget yang menggunakan sidik jari sebagai security system.

Pakar sidik jari dari Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Indentification System) Polri, Tri Silma mengatakan sidik jari sesungguhnya sulit hilang kecuali kulit di jemari manusia sudah benar-benar hilang. [4]

Menurut dr. Gustaaf Kusno, ada dua penyebab hilangnya sidik jari, yakni genetik dan nongenetik. Jika penyebabnya bukanlah kelainan genetik, sidik jari cenderung bisa kembali lagi. Misalnya, kasus yang dialami kerabat Kusno yang kehilangan sidik jari secara tiba-tiba (idiosyncracy) dan didiagnosis karena cairan soft lens. Terlepas dari benar tidaknya diagnosis tersebut, sidik jari yang menghilang itu telah kembali lagi, terjadi regenerasi.

Lalu, bagaimana dengan hilangnya sidik jari karena adanya kelainan genetik? Untuk yang satu ini sepertinya permanen. Kelainan hilangnya sidik jari sejak lahir disebut dermatopathia pigmentosa reticularis (DPR) dan Naegeli syndrome. Berdasar hasil penelitian, penyebabnya adalah tidak adanya keratin 14 yang membentuk sidik jari. Kelainan ini hanya diturunkan kepada anak perempuan.

dr. Gustaaf Kusno menjelaskan bahwa dampak lain yang ditimbulkan dari tidak adanya keratin 14 adalah penderita kelainan ini berambut sangat halus dan rapuh, kuku yang bergerigi (ridged nails), dan penebalan pada telapak tangan dan telapak kaki. Bahkan bisa juga menyebabkan tidak berfungsinya kelenjar keringat. Akibatnya, penderita rentan terhadap sengatan panas (heat stroke). Jangankan aktivitas berat dan olahraga, aktivitas ringan pun bisa menyebabkan penambahan panas yang bisa mengancam keselamatan penderita.

Selain dua penyebab di atas, ternyata kemoterapi juga bisa merenggut sidik jari seseorang. Seperti yang terjadi pada warga negara Singapura yang kehilangan sidik jarinya setelah mendapatkan pengobatan capecitabine selama tiga tahun. Gejala yang dialaminya adalah kulit telapak tangan dan kaki membengkak, mengelupas (peeling), dan terasa sakit. Sampai akhirnya pola sidik jari hilang. Demikian pula yang terjadi di New York, yang menimpa perempuan 65 tahun. Perempuan yang menjalani pengobatan kanker payudara itu ditolak layanan bank karena tidak memiliki sidik jari.

Taukah kalian bahwa ternyata orang dewasa yang memiliki kulit telapak kering akan empat kali lebih sulit diverifikasi sidik jarinya melalui pemindai terkomputerisasi dibandingkan dengan yang tidak? Tidak hanya kering, tangan yang pernah mengalami dermatitis atau eksim juga sulit terdeteksi alat pindai. Sebuah penelitian baru di Malaysia telah membuktikan, kulit pecah-pecah atau bengkak dapat merusak pola celah atau keunikan yang ditemukan dalam sidik jari individu. Pola celah atau keunikan sidik jari ini juga dapat rusak akibat peradangan kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi [5].

Maka dari itu, yuk jaga sidik jari!

Sumber :

[1] Sidik jari. 2016. Penyebab Hilangnya Sidik Jari Seseorang. Diakses melalui http://sidik-jari.com/penyebab-hilangnya-sidik-jari-seseorang.html/  pada tanggal 05 Maret 2018 pukul 9.10 WIB.

[2] Panca Syurkani. 2011. Penderita Adermatoglyphia Tak Punya Sidik Jari. Diakses melalui https://tekno.tempo.co/read/350470/penderita-adermatoglyphia-tak-punya-sidik-jari pada tanggal 05 Maret 2018 pukul 9.48 WIB.

[3] Polisi oh polisi. 2008. Sidik Jari. Diakses melalui https://reinhardjambi.wordpress.com/2008/04/04/sidik-jari/ pada tanggal 05 Maret 2018 pukul 9.39 WIB.

[4] Mustiana Lestari. 2015. Apa sidik jari bisa hilang karena kena air dan terluka ?. Diakses melalui https://www.merdeka.com/peristiwa/apa-sidik-jari-bisa-hilang-karena-kena-air-dan-terluka.html pada tanggal 05 Maret 2018 pukul 10.15 WIB.

[5] Tempo.co . 2013. Eksim Sebabkan Sidik Jari Sulit Dideteksi. Diakses melalui https://gaya.tempo.co/read/451615/eksim-sebabkan-sidik-jari-sulit-dideteksi pada tanggal 05 Maret 2018 pukul 10.23 WIB.