Berapa lama saat kita menghitung respiration rate

Setiap tanggal 12 November setiap tahunnya, dunia memeringati Hari Pneumonia Dunia. Peringatan Hari Pneumonia di seluruh dunia penting untuk selalu mengingatkan bahwa hingga kini, pneumonia masih menjadi penyakit infeksi yang paling mematikan untuk anak berusia kurang dari 5 tahun. Setiap 20 detik, 1 dari 6 orang anak meninggal karena pneumonia. Ironis sekali, karena pneumonia merupakan penyakit infeksi yang dapat dihindari.

Berapa lama saat kita menghitung respiration rate

Apa itu pneumonia?

Pneumonia merupakan radang paru akut yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, misalnya bakteri atau virus. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan sekitar 800.000 orang anak di Indonesia terkena pneumonia. Menurut data World Health Organization, pneumonia menjadi penyebab 15% dari seluruh kasus kematian anak balita di dunia. Selain itu, ternyata pneumonia merupakan penyakit yang lebih mematikan untuk anak dibanding diare, malaria, HIV/AIDS, maupun campak.

Bagaimana mengenali pneumonia?

Gejala pneumonia didahului dengan demam dan gejala infeksi saluran pernapasan atas akut, misalnya batuk, yang kemudian memburuk menjadi sesak. Sesak merupakan gejala utama pada pneumonia. Sesak pada anak ditandai dengan napas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam. Mengenali secara dini gejala sesak pada anak penting untuk diketahui orangtua atau pengasuh, agar anak dapat segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat dan mendapat pertolongan secara cepat dan tepat.

Bagaimana cara menghitung napas anak?

Cara menghitung napas anak dapat dilakukan dengan meletakkan tangan orangtua atau pengasuh pada dada anak dan menghitung gerak napas anak dalam 1 menit. Napas anak dikatakan cepat apabila frekuensi napas anak lebih atau sama dengan 60 kali permenit pada anak berusia < 2 bulan, lebih atau sama dengan 50 kali permenit pada anak berusia 2 bulan hingga 11 bulan, dan lebih atau sama dengan 40 kali permenit pada anak berusia 1 tahun hingga 5 tahun. Bila napas anak cepat disertai dengan tarikan dinding dada ke dalam, dapat pula disertai dengan gejala kepala seperti mengangguk-angguk ketika bernapas dan/atau kebiruan pada bibir, maka pada anak tersebut terdapat kondisi sesak napas.

Apa yang harus dilakukan bila mendapati anak sesak?

Jika anak sesak, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat karena apabila terdapat demam dan batuk sebelumnya, pada anak mungkin terdapat pneumonia. Anak dengan pneumonia ditangani dengan pemberian oksigen dan pemberian antibiotik di fasilitas kesehatan. Tanda bahaya lainnya yang merupakan kegawatan pada anak adalah jika terdapat kejang, penurunan kesadaran, anak tampak membiru atau tidak mau minum.

Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang mematikan terutama pada anak balita. Mengenali secara dini gejala pneumonia oleh orangtua dan pengasuh dengan melakukan hitung napas anak penting untuk tata laksana yang cepat dan tepat sehingga dapat menghindari kematian karena pneumonia.

Penulis: Dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp. A

Reviewer: DR. Dr. Nastiti Kaswandani, Sp. A(K)

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Sumber gambar: https://www.instagram.com/idai_ig/

Artikel lainnya:

Kesehatan Anak Akibat Bencana Kabut Asap

Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya

TANYA JAWAB HIB (HAEMOPHILUS INFLUENZA TIPE B)

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain.

Untuk mendeteksi gangguan pada tubuh, dokter dapat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV). Ini merupakan metode atau pemeriksaan fungsi tubuh yang paling mendasar guna membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit dan merencanakan perawatan medis yang tepat. Apa saja jenis pemeriksaan TTV? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa itu TTV?

Pemeriksaan tanda-tanda vital atau TTV adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui tanda vital seseorang. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi gangguan, kelainan, atau perubahan pada fungsi organ tubuh.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Pemeriksaan TTV merupakan metode paling dasar yang membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit. Selain itu, dokter juga akan lebih mudah merencanakan terapi medis yang tepat untuk pasien.

Ada empat komponen tanda vital utama yang harus dipantau secara rutin oleh tenaga kesehatan yaitu tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh. Pemeriksaan tanda vital dilakukan pada saat pertama kali Anda datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis.

Apabila Anda dicurigai sedang menderita kondisi medis yang serius, maka tanda vital akan dipantau secara berulang dan terus dilakukan evalauasi untuk menilai perkembangan penyakit. Rrosedur ini akan terus dilakukan sampai nilai TTV kembali normal. 

Jenis-jenis pengukuran tanda vital

1. Tekanan darah

Tekanan darah merupakan kekuatan pemompaan darah yang dilakukan oleh jantung untuk mengalirkan darah di dalam arteri (pembuluh darah) hingga ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop.

Tekanan darah dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik merupakan bagian atas yang menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Sedangkan tekanan diastolik menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung beristirahat untuk mengisi darah dari seluruh bagian tubuh.

Tekanan darah normal untuk orang dewasa adalah 120/80 mmHg. Sementara pada bayi dan anak-anak, tekanan darah normal lebih rendah daripada dewasa. 

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Berapa lama saat kita menghitung respiration rate

Tekanan darah normal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aktivitas fisik, diet dan usia. Maka untuk dapat melakukan pengukuran tekanan darah dengan tepat, sebaiknya beristirahatlah dengan santai terlebih dahulu selama sekitar 15 menit sebelum pengukuran dilakukan.

Baca Selengkapnya: TTV Normal Bayi Baru Lahir, Balita, dan Anak-Anak

2. Denyut nadi

Denyut nadi merupakan frekuensi pemompaan jantung pada arteri.Pengukuran denyut nadi bermanfaat untuk menentukan irama dan kekuatan nadi.

Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan menggunakan stetoskop atau menggunakan jari yang ditekankan pada nadi penderita selama 60 detik. Pengukuran denyut nandi dapat dilakukan pada 5 jenis arteri, yaitu:

  • Arteri radialis (pergelangan tangan)
  • Arteri brakialis (siku)
  • Arteri karotis (leher)
  • Arteri poplitea (belakang lutut)
  • Arteri dorsalis pedis (kaki)

Denyut nadi normal untuk orang dewasa adalah 60-100 kali per menit, dapat disebut juga dengan detak jantung normal. Pada bayi dan anak-anak, denyut nadi normal cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa.

Denyut nadi seseorang dapat meningkat akibat beberapa faktor, seperti olahraga, emosi, kondisi sakit, atau mengalami cedera. Sama seperti pengukuran tekanan darah, pengukuran denyut nadi juga sebaiknya dilakukan setelah seseorang beristirahat terlebih dahulu.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

3. Laju pernapasan

Laju pernapasan sama dengan frekuensi pernapasan. Pengukuran laju pernapasan dilakukan dengan menghitung jumlah pengembangan dada seseorang untuk menarik napas dalam waktu satu menit.

Pengukuran laju pernapasan umumnya dilakukan pada saat istirahat. Metode ini bertujuan untuk menilai sulit atau tidaknya seseorang bernapas.

Respirasi normal atau pernapasan normal untuk orang dewasa adalah 12-20 kali per menit. Sementara pada bayi dan anak-anak, laju perapasan normal lebih tinggi daripada orang dewasa.

Laju pernapasan dapat mengalami peningkatan dengan olahraga, demam atau karena penyakit paru, atau kondisi medis lainnya.

4. Suhu tubuh

Suhu tubuh merupakan ukuran panas badan seseorang. Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan alat ukur suhu yang disebut dengan termometer, bisa dilakukan melalui mulut, ketiak, dubur, telinga, dan kulit dahi.

Suhu tubuh normal untuk orang dewasa adalah 36,5- 37,5 derajat Celsius. Suhu tubuh seseorang bisa berubah-ubah, biasanya dipengaruhi oleh aktivitas, makanan, konsumsi cairan, cuaca, dan jenis kelamin, terutama wanita pada saat mengalami masa subur.

Baca Juga: Suhu Tubuh Normal Manusia, dari Bayi Hingga Dewasa

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.