Besi beton, biasa disebut sebagai besi bertulang, merupakan salah satu material yang sering digunakan sebagai konstruksi pembangunan gedung karena bahan ini lebih mudah didapat sehingga lebih ekonomis. Saat ini, besi beton hadir dalam beragam dimensi, dijual per kilogram atau per meter, dengan harga bervariasi, tergantung
ukurannya. Ilustrasi: Besi Beton (credit: dekoruma) Material ini dikenal sebagai baja tulangan, ketika dipadatkan.[1] Ini adalah batang baja yang memiliki bentuk menyerupai kala baja, sering dipakai sebagai alat penekan pada beton bertulang dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan. Meski beton menjadi kuat di bawah kompresi, tetapi punya kekuatan tarik yang lemah. Definisi lainnya, beton bertulang adalah bahan yang sangat luas digunakan untuk sistem-sistem konstruksi.[2] Beton didapat dari campuran bahan-bahan yaitu semen, pasir, kerikil, dan air sebagai bahan pembantu dalam reaksi kimia selama proses pengerasan. Dapat juga ditambah additive dalam adukan untuk tujuan tertentu. Beton kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Karena itu, sebagai penguatan tarik dan geser, diberikan tulangan pada daerah tarik penampang beton, hal ini dilakukan agar beton dapat digunakan untuk komponen struktur yang terdapat gaya tarik dan tekan secara bersamaan. Konon, penggunaan beton pertama kali dilakukan oleh warga Prancis yang bernama Joseph Monier dan Joseph Lambot pada tahun 1850 silam. Saat itu, mereka berdua membuat perahu dan beton yang diberi tulang dari kawat besi yang disusun secara paralel. Atas hasil karyanya itu, Joseph Monier dan Joseph Lambot dinyatakan sebagai penemu dari konsep beton bertulang. Kemudian, pada tahun 1867, Joseph Monier berhasil mendapatkan hak paten atas hasil karya yang dibuatnya berupa kolam penyimpan air yang dibuat dari beton dan diberi tulang konstruksi dari anyaman tulang besi. Penggunaan beton seperti ini ternyata bisa menghasilkan konstruksi yang lebih ringan, dengan bagian betonnya tetap memiliki kekuatan yang optimal. Sejak saat itu, Joseph Monier menjadi sering dapat hak paten untuk penggunaan konstruksi besi beton bertulang pada bangunan yang lebih besar seperti konstruksi jembatan, bendungan, dan lain-lain. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1875, William E. Ward, seorang warga Inggris, berhasil membuat bangunan yang menggunakan konstruksi tulang beton pertama di Amerika Serikat, namun dia menyatakan bahwa idenya itu berasal dari buruh-buruh di negeri Inggris. Dua tahun berselang, tepatnya pada tahun 1877, Thaddeus Hyatt yang berasal dari Amerika berhasil membuat analisis tentang ketahanan beton terhadap panas api. Sebenarnya, William E. Ward bukanlah warga Amerika pertama yang membuat bangunan dengan konstruksi beton. Pasalnya, pada tahun 1870, seorang warga San Francisco bernama E.L Ransome telah berhasil menemukan besi beton bertulang yang berbentuk ulir. Namun, penemuan E.L Ransome baru mendapatkan hak paten setelah 14 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1884. Menurut Besi Permata, besi beton tulangan pada dasarnya terdiri dari dua bentuk yaitu besi beton polos atau plain bar dan besi beton ulir atau deformed bar. Besi beton polos memiliki penampang bundar dengan permukaan licin atau tidak bersirip, sedangkan besi beton ulir bentuk permukaannya berupa sirip melintang atau rusuk memanjang dengan pola tertentu. Di Indonesia, produksi baja tulangan dan baja struktur telah diatur sesuai dengan Standar Industri Indonesia antara lain dengan SII 0136-80 dan SII 0318-80.[3] Menurut SII 0136-80, baja tulangan polos dapat dibedakan menjadi dua kelas, yakni BJTP24 dan BJTP30, sedangkan baja tulangan ulir dibedakan menjadi lima kelas, yakni BJTD24, BJTD30, BJTD35, BJTD40, dan BJTD50. Ilustrasi: Besi Beton Polos (credit: wiramas)Kelebihan Besi Beton
Harga Besi Beton Polos
Daftar harga besi beton di atas, baik untuk besi beton polos maupun besi beton ulir, kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk beberapa toko bahan bangunan. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, harganya relatif stabil. Namun, perlu Anda ingat bahwa harga di masing-masing tempat bisa saja berbeda. Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, Anda bisa datang langsung ke toko material bangunan terdekat di kota Anda. (Panca) [1] Merritt, Frederic S., Jonathan T. Ricketts, M. Kent Loftin. 1995. Standard Handbook for Civil Engineers, Fourth Edition. McGraw-Hill Book Company. [2] Nawy, Edward G. 1990. Beton Bertulang: Suatu Pendekatan Dasar (terjemahan Bambang Suryoatmono). Bandung: PT Eresco. [3] Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pos terkait
|