Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki makanan khas yang enak dan unik. Setiap daerah memanfaatkan hasil buminya untuk diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi, salah satunya makanan fermentasi dengan menggunakan prinsip bioteknologi konvensional. Show Bioteknologi konvensional merupakan teknik bioteknologi yang dilakukan dengan cara yang sederhana tanpa adanya rekayasa genetika. Dimana, bioteknologi ini lebih memanfaatkan organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi. Secara umum, fermentasi adalah semua proses yang melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang merupakan metabolit primer atau sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Ada beberapa contoh makanan yang diolah secara bioteknologi konvensional melalui proses fermentasi, antara lain : Tempe Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi menjadi salah satu makanan favorit. Pada dasarnya proses produksi tempe ini menggunakan teknik fermentasi yang dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae pada kedelai. Kecap Kecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat dari kacang kedelai. Pada tahap awal kedelai akan difermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus Wentii. Tahap selanjutnya kedelai yang sudah difermentasikan akan dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. (Baca juga: Bioteknologi Dalam Bidang Kedokteran) Pembuatan kecap dilakukan melalui proses perendaman kedelai dengan larutan garam, sehingga pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Tauco Sama halnya dengan tempe, tauco merupakan makanan tradisional khas Indonesia. Dimana, tauco sering dijadikan bumbu masakan yang punya cita rasa khas dan aromanya yang kuat, gurih dan menggugah selera meski ada juga yang tak begitu suka dengan aromanya. Pada dasarnya proses produksi tauco ini menggunakan teknik fermentasi yang dilakukan dengan menggunakan jamur Aspergilus oryzae. Oncom Oncom merupakan makanan tradisional Indonesia yang dibuat dengan cara fermentasi dan berasal dari Jawa Barat. Dalam proses pembuatannya, proses fermentasi memanfaatkan jamur Neurospora crassa. Tape Makanan tradisional Indonesia lainnya adalah tape. Tape menjadi makanan khas Pulau Jawa Barat yang sudah sangat terkenal. Tape bisa dibedakan dari beberapa jenis sesuai dengan bahan baku pembuatannya yaitu tape singkong maupun tape ketan. Dalam proses pembuatannnya tape memanfaatkan jamur Saccharomyces cereviceae. Yogurt Yogurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini akan mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental. Keju Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Jakarta - Indonesia memiliki banyak makanan khas yang enak dan unik. Setiap daerah memanfaatkan hasil buminya untuk diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi, termasuk makanan fermentasi. Makanan fermentasi diciptakan oleh para leluhur Indonesia. Makanan fermentasi dibuat dengan menggunakan prinsip bioteknologi sederhana dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti ragi, bakteri, fungi dan kapang. Hampir semua makanan tradisional Indonesia yang dibuat dengan hasil bioteknologi ini diproduksi secara rumahan. Tidak hanya rasanya yang unik dan enak, namun memiliki kandungan gizi yang tinggi. Berikut beberapa makanan tradisional Indonesia yang dibuat melalui proses fermentasi:1. Tempe
Jenis tempe pun beragam sesuai dengan bahan baku yang digunakannya seperti tempe kedelai, tempe bungkil khas Jawa Tengah, tempe bongkrek, tempe enjes khas Malang, tempe benguk khas Yogyakarta, tempe kecipiur khas Sumenep hingga tempe lamtoro kas Yogyakarta. Dikutip dalam buku berjudul 'Teknologi Pengolahan Pangan: Pembuatan Tempe" oleh Ir. M. Lies Suprapti, tempe mengandung vitamin B12 lebih dari 4 mcg (microgram) yang biasanya terdapat pada daging. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12, cukup dengan mengonsumsi 25 gram tempe setiap hari. 2. Oncom
Ada dua jenis oncom di pasaran yaitu oncom merah dan oncom hitam. Oncom merah dibuat engan menggunakan Neurospora Sitophila sedangkan oncom hitam menggunakan Rhizopus Oligosporus. Oncom hitam juga tidak dibuat dari ampas tahu tetapi dengan ampas kacang. Di Jawa Barat, oncom diolah menjadi beragam makanan enak dan cenderung memiliki citarasa gurih pedas. Ulukutek leunca khas sunda menjadi salah satu yang populer yakni dibuat dengan bahan oncon, leunca, daun kemangi dan cabai. Selain itu ada juga nasi tutug oncom khas Tasikmlaya yang dibuat dari nasi dan diaduk dengan oncom goreng kemudian dibakar. 3. Tape
Makanan tradisional Indonesia tape ini dibuat dengan menggunakan mikroorganisme berupa jamur Saccharomyces cervisiae. Jenis tape lainnya yang berasal dari Kabupaten Bondowoso ini justru memanfaatkan ubi ungu yang diolah menjadi tape. Cara membuat tape ubi ungu ini tidak jauh berbeda dengan membuat tape berbahan singkong. Ubi atau singkong dikupas, kemudian dicuci bersih lalu dikukus. Setelah matang, ubi kemudian ditiriskan di atas meja atau tampah bambu hingga dingin. Setelah dingin, ubi kemudian dibalur dengan ragi hingga merata da dimasukan ke dalam besek anyaman bambu yang sudah dilapisi dengan daun pisang dan tutup rapat. Diamkan selama tiga hari agar ubi bisa menjadi tape. 4. Pakasam
5. Lemea
Pernah mendengar lemea? Lemea merupakan makanan tradisional Indonesia dan menjadi makanan khas Suku Rejang. Suku Rejang ini ialah suk tertua di Pulau Sumatera selain bangsa Melayu. Lemea berasal dari bambu muda yang dicincang lalu dicampur dengan ikan air tawar seperti ikan mujari dan sepat. Kemudian disimpan dalam wadah dan dieram selama tiga hari. Setelah itu, lemea baru dapat dinikmati dengan nasi. Lemea memiliki aroma yang tajam dan terkesan tidak sedap. Namun siapa sangka banyak orang yang menyukai lemea sebagai makan lauk nasi dicampur dengan ikan. 6. Dadih
Gumpalan yang terjadi disebabkan karena adanya mikroba yang berasal dari bambu dan pisang sehingga akan menghasilkan bentuk yang menjendal dan berwarna putih kekuningan dengan aroma khas. 7. Brem
Brem adalah makanan tradisional Indonesia berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan. Fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya saja kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam. Sensasi makan brem cukup unik karena ketika dimasukkan ke dalam mulut akan langsung mencair dan lenyap meninggalkan rasa 'nyess' di lidah. Simak Video "Bikin Laper: Es Mabuk Durian Penghilang Dahaga saat Buka Puasa" [Gambas:Video 20detik] (lus/erd) makanan tradisional indonesia fermentasi bioteknologi tape tempe oncom brem |