Bagaimanakah seharusnya pelajar Kristen bersikap saat melihat perilaku menyontek

SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI AKREDITASI DAN STATUS SEKOLAH Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri dan Swasta di Kota Yogyakarta Tahun Ajaran 2015-2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Kekhususan Pendidikan Akuntansi Oleh : Theresia Dianita Octaviani NIM : 121334006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI :-: SKRIPSI SIKAPflSWA IERHADAP PERILAKU MEFTYOilTTEK D,ITET[I{r]-,,D,49I- 44{BEAIT DAN STATT.SE=IoLAE StudirKasus,P.ada Siswa SMP Negeri dar ',, Swls& di'kota Y.oEI{11q1 ",',",,. ' +ahai@?*ts,r*:-,,,.

SKRIPSI SIKAP SISWA TERIIADAP PERILAI(U MENYONTTK DITINJAU DARI AKREDITASI,DAilT STATUS SEKOLAH Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri dan Swasta di Kota Yogaakarta Tahtm Ajaran 20t5l20t6 Diprsiapkaa dan ditulis oldt : Theresia Dianita OctaYiari NIM: 121334006 &pan panitia pcnguji Anggob Anggpta fulgg$a Riti8ihyPurwanti, s.ld., M.si.,S Wee'waueno 111

HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan Hasil karya yang jauh dari sempurna ini untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Yang Mengiringi Setiap Langkahku. Kedua Orangtua Mama Elisabeth Eni Murniati dan Papa Antonius Agus Sunarya serta kakak ku yang tercinta Yohanes Andhika Arien Wibowo yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga aku sampai pada titik ini. Untuk keluarga besar, sahabat dan teman-teman di Program Studi Pendidikan Akuntansi, serta Almamaterku Tercinta Universitas Sanata Dharma. iv

MOTTO Dibalik Keberhasilan Yang Dicapai ada Usaha serta Doa yang Selalu Jalan Beriringan. (Penulis) Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Lukas 1:37) Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Matius 21:22) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6) v

I i i!. PEru{YATAAN KEASILIAN I(ARYA Saya maryekm fuisan to.nsg,rlut)r" bahwa s*ripsi ymg sa),a tulis ini tid* mcmrnt krya atau bagian karya orang laiq keouali yeng telah discbu*an dalam k*ipm fui daftar fnrstelca, sebfigaiirtra layalrrya karya ihmiah- I i I il q I I rl it l l I I Ir I l Yosld.sfra 28 Juli 2016 Penulis Ther*Dipitr Octavimi u

LEMBAR PERI{YAIAAI\I PERSETUJUA}{ PUBLIKASI KARYA ILMIAII UNTUK KEPEI{TINGAhT AKAI}EN/flS Yang berhnda tang3fl di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sailafa *arma : Nama : Theresia Dianita Octaviani NomorMithasiswa : 121334ffi5 Demi pengembangan ilmu pengetahuarl saya memberikan kepada Perpustakaan Ijnivereitas Sanata Dharma karya ilmiah say? yaag berjudul : SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU MEI\TYONTEK DITINJAU DARI AKRE,DITASI DAN STATUS SEKOLAII. studi Kasus Pada siswa smp Negeri dan swasta di Kota Yogyakarta Tahun Ajaran 2$15-2S16- Dengan demikian saya mernberikan kepada Perpustakaan universitas sanata Dhanna hak untuk menyimptr, mengalihkan datam bentuk media lairu mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secaraterbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akadeinis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya' Dibuat di Yogiakarta Pada tanggal : 28 Juli 2016 Yang menya Theresia Dianita Octaviani Ytt

ABSTRAK SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI AKREDITASI DAN STATUS SEKOLAH Studi Kasus pada Siswa SMP Negeri dan Swasta di Kota Yogyakarta Tahun Ajaran 2015-2016 Theresia Dianita Octaviani Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan: (1) sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah, (2) sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2016. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 15 Yogyakarta, SMP Perak Yogyakarta, SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, SMP Tumbuh Yogyakarta, dan SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta yang berjumlah 421 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan sampel 113 siswa. Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-Whitney dan Kruskal- Wallis dengan bantuan Statistical Program For Studies (SPSS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah (nilai Asymp. Sig 0.009 dengan mean rank sekolah negeri lebih rendah dibandingkan sekolah swasta, yaitu 44.45<62.18). (2) ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi sekolah (nilai Asymp. Sig 0.022 dengan mean rank akreditasi A lebih rendah dibandingkan akreditasi B yaitu 44.45<66.92 dan sekolah yang belum terakreditasi lebih rendah dibawah akreditasi B 59.89<66.92). viii

ABSTRACT ATTITUDES TOWARDS STUDENT CHEATING BEHAVIOR PERCENED FROM ACCREDITATION AND STATUS OF SCHOOL A Case Study in Public and Private Junior High School Students in Yogyakarta in 2015-2016 Academic Year Theresia Dianita Octaviani Sanata Dharma University 2016 This study aims to determine two differences: (1) the students' attitudes toward cheating behavior perceived from the status of the school, (2) the students' attitudes toward cheating behavior perceived from the accreditation of the school. This research is a case study. This study was conducted from February to April 2016. The data collection technique was questionnaires. The population were the 8 th grade students of SMP N 15 Yogyakarta, SMP Perak Yogyakarta, SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, SMP Tumbuh Yogyakarta and SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta. They were 421 students. The sampling technique was purposive sampling with 113 students as the samples. The hypothesis testing was done by using Mann-Whitney and Kruskal-Wallis with the help of Statistical Program for Studies (SPSS). The result shows that: (1) there are differences in students' attitudes toward cheating behavior perceived from the status of the school (value Asymp. Sig 0.009 with public school mean rank is lower than private school, that is 44.45 <62.18). (2) there are differences in students' attitudes toward cheating behavior perceived from school accreditation (value Asymp. Sig 0.022 with A accreditation mean rank is lower than B accreditation, that is 59.89 <66.92). ix

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PS Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Rohandi, PH. D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Ignasius Bondan Suratno, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Ignasius Bondan Suratno, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Bapak Bambang Purnomo, S.Pd. M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah benyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Bapak Ibu selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. x

xi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 A. Pendidikan Karakter dan Nilai Pendidikan Karakter... 7 xii

B. Sikap... 9 1. Pengertian Sikap... 9 2. Komponen Sikap... 11 3. Faktor Pembentuk Sikap... 11 C. Menyontek... 13 1. Pengertian Menyontek... 13 2. Faktor-Faktor Penyebab Menyontek... 14 3. Bentuk-bentuk Menyontek... 16 D. Status Sekolah... 17 1. Pengertian Status Sekolah... 17 2. Jenis-jenis Jenjang Sekolah... 17 E. Akreditasi Sekolah... 21 1. Pengertian Akreditasi Sekolah... 21 2. Tujuan Akreditasi Sekolah... 22 F. Kerangka Berpikir... 23 G. Hasil Penelitian yang Relevan... 26 H. Rumusan Hipotesis... 27 BAB III METODE PENELITIAN... 29 A. Jenis Penelitian... 29 B. Tempat dan Waktu Penelitian... 29 1. Tempat Penelitian... 29 2. Waktu Penelitian... 30 xiii

C. Subjek dan Objek Penelitian... 30 1. Subjek Penelitian... 30 2. Objek Penelitian... 30 D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian... 30 1. Populasi Penelitian... 30 2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian... 32 E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya... 33 1. Variabel Penelitian... 33 2. Pengukuran Variabel... 34 F. Teknik Pengumpulan Data... 35 1. Kuesioner... 35 2. Penyusunan Kuesioner... 36 G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian... 39 1. Uji Validitas... 39 2. Uji Reliabilitas... 44 H. Teknik Analisis Data... 46 1. Analisis Deskriptif... 46 2. Uji Prasyarat... 48 3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan... 49 BAB IV GAMBARAN UMUM... 51 A. SMP N 15 Yogyakarta... 51 B. SMP Perak Yogyakarta... 51 xiv

C. SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta... 52 D. SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta... 53 E. SMP Tumbuh Yogyakarta... 53 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 54 A. Deskripsi Data... 54 1. Deskripsi Responden Penelitian... 55 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 57 B. Pengujian Prasyarat Analisis Data... 62 C. Pengujian Hipotesis... 66 D. Pembahasan Hasil Penelitian... 69 BAB V PENUTUP... 74 A. Kesimpulan... 74 B. Saran dan Keterbatasan... 75 DAFTAR PUSTAKA... 78 LAMPIRAN... 81 xv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter dan Deskripsi Karakter... 8 Tabel 3.1 Data Sekolah yang digunakan untuk penelitian... 29 Tabel 3.2 Rekapitulasi Data siswa-siswi di SMP Negeri dan Swasta yang digunakan untuk penelitian... 31 Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian... 32 Tabel 3.4 Skor Skala Likert Dalam Kuesioner... 34 Tabel 3.5 Operasional Variabel Sikap Menyontek... 37 Tabel 3.6 Tabel Rincian Item Positif dan Negatif... 39 Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Menyontek (pertama)... 40 Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Menyontek (kedua)... 42 Tabel 3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 45 Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Sikap Menyontek... 45 Tabel 3.11 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II... 47 Tabel 3.12 Rentang Skor Variabel Sikap Menyontek... 48 Tabel 4.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 15 Yogyakarta... 51 Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Perak Yogyakarta... 52 Tabel 4.3 Daftar Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Kristen Kalam Kudus... 52 Tabel 4.4 Daftar Jumlah Siswa Kelas VIII SMP xvi

Bhineka Tunggal Ika... 53 Tabel 4.5 Daftar Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Tumbuh Yogyakarta... 53 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah... 55 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status Sekolah... 56 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Akreditasi Sekolah... 57 Tabel 5.4 Rentang Skor Variabel Sikap Menyontek... 58 Tabel 5.5 Rentang Skor Variabel Status Sekolah Negeri... 59 Tabel 5.6 Rentang Skor Variabel Status Sekolah Swasta... 60 Tabel 5.7 Rentang Skor Variabel Akreditasi A... 60 Tabel 5.8 Rentang Skor Variabel Akreitasi B... 61 Tabel 5.9 Rentang Skor Variabel Akreditasi BT... 62 Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Akreditasi Sekolah... 59 Tabel 5.11 Hasil Pengujian Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Status Sekolah 60 Tabel 5.12 Hasil Pengujian Homogenitas Status Sekolah... 61 Tabel 5.13 Hasil Pengujian Homogenitas Akreditasi Sekolah... 62 Tabel 5.14 Hasil Pengujian Mann-Whitney Mengenai Sikap Siswa xvii

Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Status Sekolah... 64 Tabel 5.15 Hasil Pengujian Mann-Whitney Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Akreditasi Sekolah... 65 xviii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Kuesioner Penelitian... 79 Lampiran 2. Data Induk... 87 Lampiran 3. Data Validitas dan Reliabilitas... 108 Lampiran 4. Data Normalitas dan Homogenitas... 119 Lampiran 5. Data Uji Hipotesis... 124 Lampiran 6. Daftar Tabel... 127 Lampiran 7. Daftar jumlah siswa, Status, dan Akreditasi Sekolah... 136 Lampiran 8. Surat Izin Penelitian... 139 xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku menyontek menjadi fenomena yang perlu diperhatikan dalam dunia pendidikan. Kebanyakan siswa di SD, SMP, SMA/K maupun mahasiswa di perguruan tinggi pernah menyontek. Menyontek dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menulis di atas meja, menulis di kertas/tissue, menulis di anggota tubuh, bertanya kepada teman, searching menggunakan ponsel, melihat dan menyalin jawaban teman, menyontek dengan buku yang diletakkan di laci atau di WC, dan lain-lain. Perilaku menyontek merupakan suatu upaya yang dilakukan pelajar dan mahasiswa untuk mendapatkan nilai yang baik. Beberapa alasan lainnya pelajar/mahasiswa menyontek adalah agar mendapatkan pujian dari orang tua, guru, dan teman-temannya, tidak siap dalam ulangan/ujian, tidak percaya diri, kesulitan dalam mata pelajaran tertentu, malas belajar, dan sebagai bentuk solidaritas antar teman. Bila hal ini terus-menerus dibiarkan maka dapat dipastikan pendidikan di Indonesia akan mengalami kemunduran. Dunia pendidikan perlu mengikis perilaku menyontek ini. Perilaku menyontek merupakan bagian dari ketidakjujuran. Ketika dunia pendidikan membiarkan ketidakjujuran ini berlanjut, maka akan memberikan dampak pada pembangunan karakter manusia Indonesia. Pencurian, korupsi, 1

2 penipuan, dan plagiarisme yang marak terjadi merupakan contoh dari kegagalan dunia pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik. Fakta tentang perilaku ketidakjujuran di dunia pendidikan biasanya banyak terjadi saat menjelang ujian. Hal ini di dukung oleh hasil penelitian dari Hartanto dalam Kharisma (2014 : 21) menunjukkan bahwa intensitas perilaku menyontek di SMP Swasta di daerah Pondok Cabe Jakarta, berada pada posisi sedang (53,3%), rendah (33,3%), dan tinggi (13,3%). Bentuk perilaku menyontek yang biasa dilakukan oleh peserta didik antara lain melihat, menyalin, dan meminta jawaban dari teman-temannya. Selain itu, ada fakta lain mengenai perilaku menyontek di kota Yogya karta. kota yang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar ini dinobatkan sebagai daerah yang memiliki nilai Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) tertinggi di Indonesia pada tahun 2015 (Harian Republika, 2015 tanggal 19 Mei). Berdasarkan data laporan hasil UN dan IIUN per kabupaten/kota yang masuk ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kota Yogyakarta meraih nilai tertinggi, yakni sekitar 82,37 dengan rata-rata nasional 63,28. Di samping itu, perilaku menyontek juga disebutkan dalam website komunitas air mata guru (www.komunitasairmataguru.blogspot.co.id). Dalam website tersebut disebutkan banyak kecurangan-kecurangan dalam UN baik yang dilakukan oleh siswa maupun guru. Selain itu, hasil penelitian longitudinal Anderman dalam Mubiar (2011 : 4) menunjukkan bahwa menyontek sering dilakukan siswa SMP dikarenakan adanya perubahan

3 keadaan lingkungan belajar yang dialami siswa. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah, struktur kelas, dan lingkungan sekolah yang kompetitif. Sekolah Menengah Pertama merupakan salah satu jenjang pendidikan yang dilalui oleh peserta didik. Pada jenjang ini, peserta didik dihadapkan pada perkembangan mental dan moral. Menurut Anderman dalam Mubiar (2011 : 4), pada usia 12-15 tahun yang umumnya individu duduk di bangku SMP akan mulai memasuki dunia baru yang berbeda dengan pengalaman di sekolah dasar serta banyak hal baru yang menuntut individu untuk menyesuaikan diri, terutama pada siswa kelas VII. Akreditasi sekolah merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Sekolah Negeri maupun Swasta memiliki akreditasi atau penilaian yang berbeda-beda, kemungkinan salah satu penyebab perilaku mencontek di kalangan pelajar adalah karena rendahnya pengawasan pada saat ulangan atau ujian berlangsung sehingga menyebabkan para siswa-siswi dengan mudahnya dan leluasa mencontek dengan cara apapun. Apabila sebaliknya, jika pengawasan ketat maka kecenderungan mencontek akan lebih kecil. Munculnya perilaku mencontek ini ketika siswa kesulitan memahami materi pembelajaran dan beban materi pelajaran yang terlalu berat, maka siswa pesimis untuk mengerjakan sehingga mencontek menjadi jalan mereka untuk menjawab semua pertanyaan yang

4 diajukan pada saat ujian. Siswa mencontek akan terbiasa apabila tidak diketahui dan tidak mendapat teguran dari pengawas pada saat ujian berlangsung. Dengan timbulnya kebiasaan mencontek membuat para siswa malas belajar, mudah menyerah, dan tidak yakin dan percaya dengan jawaban mereka sendiri. Kebiasaan seperti ini yang harus dikikis secara perlahan untuk tidak menumbuhkan generasi seperti ini pada masa yang akan datang. Perubahan keadaan lingkungan belajar mengakibatkan siswa melakukan tindakan menyontek. Mereka menganggap tindakan itu sebagai bentuk solidaritas antar teman. Menyontek biasanya dilakukan pada pelajaran matematika dan ilmu alam atau ilmu pasti, dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Menyontek biasanya terjadi pada waktu ulangan atau ujian. Di pihak lain, Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. (wawancara dilakukan bulan Agustus 2015) menyatakan bahwa pada tahun 2015, wilayah DIY merupakan termasuk daerah putih (daerah yang bersih dari kecurangan dalam UN). Pernyataan ini bertentangan dengan hasil penelitian Anderman yang menyatakan bahwa perilaku menyontek sering dilakukan oleh siswa SMP. Berdasarkan ketidakkonsistenan antara pendapat Prof. Djemari dan hasilhasil penelitian sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian kembali yang berjudul Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Ditinjau Dari Akreditasi Dan Status Sekolah.

5 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka akan dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status dan akreditasi sekolah di SMP Negeri dan SMP Swasta di kota Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status dan akreditasi sekolah di SMP Negeri dan SMP Swasta di kota Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah dan perguruan tinggi. 1. Guru Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru dalam mengetahui dan mencegah perilaku menyontek siswa-siswa SMP. Sehingga, hasil ujian/ulangan yang dihasilkan benar-benar merupakan hasil belajar siswa dan mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Dengan demikian, pengambilan keputusan terkait dengan nilai yang dihasilkan siswa tidak bias.

6 2. Siswa Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa. Siswa lebih menyadari tentang kemampuan yang dimiliki dan dapat mengoptimalkan kompetensi-kompetensi yang ada pada diri siswa. 3. Sekolah dan Perguruan Tinggi Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah dan perguruan tinggi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter khususnya kejujuran dalam belajar. Implementasi pendidikan karakter dapat dimulai dari halhal yang sederhana, salah satunya adalah mendidik untuk jujur dalam ulangan/ujian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter dan Nilai Pendidikan Karakter Pendidikan karakter terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan seseorang yang dapat berguna di masa yang akan datang, sedangkan karakter adalah suatu atribut yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan komplesitas, mental satu orang dengan orang lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang sungguh-sungguh dilakukan dan mampu menciptakan ciri pribadi yang berbeda anat orang satu dan lainnya. Pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak, yang mana tujuannya adalah untuk membentuk karakter pribadi anak supaya menjadi manusia dan warga negara yang baik. Secara universal, berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan beberapa pilar yaitu : kedamaian, menghargai, kerjasama, kebebasan, kebahagian, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, tanggung jawab, kesederhahaan, toleransi, dan persatuan (Samani, 2013 : 43). Nilai-nilai karakter tersebut dijabarkan pada Tabel 1 berikut ini. 7

8 Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karaker dan Deskripsi Karakter No. Nilai Karakter Deskripsi 1 Kedamaian Sikap dan perilaku yang menyukai adanya harmoni dan bebas dari konflik dan gangguan, serta suka akan ketenangan. 2 Menghargai Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Bersikap beradab, sopan, tidak melecehkan, tidak menghina orang lain, dan tidak menilai orang lain sebelum mengenalnya dengan baik. 3 Kerjasama Saling membantu untuk mencapai sebuah tujuan. 4 Kebebasan Tidak adanya paksaan/tekanan yang sengaja mendesak seseorang untuk bertidak melawan kehendak diri sendiri. 5 Kebahagian Suatu keadaan di mana hadir kesenangan, ketentraman, dan kepuasan terhadapa apaapa yang telah dicapai. 6 Kejujuran Menjunjung tinggi kebenaran, ikhlas dan lurus hari, tidak suka berbohong, mencuri dan memfitnah, tidak pernah bermaksud menjerumuskan orang lain.

9 7 Kerendahan Hati Mengakui adanya peranan dan jasa orang lain dan tidak pernah menonjolkan diri. 8 Kasih sayang Memiliki dan menunjukkan perasaan penuh kasih sayang, mencintai, dan bersikap penuh kelembutan 9 Tanggung Jawab Melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras mencapai prestasi terbaik, mampu mengontrol diri, dan berdisplin diri. 10 Kesederhanaan Suatu keadaan tentang bagaimana berlaku sederhana, tidak pamer, bermewah-mewah, tidak berpikiran melit, dan rumit. 11 Toleransi Menerima secara terbuka orang lain yang tingkat kematangan dan latar belakang yang berbeda. 12 Persatuan Menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi satu sama lain, serta menjalin rasa kemanusiaan dan saling toleransi. B. Sikap 1. Pengertian Sikap Pengertian sikap didefinisikan berbeda-beda oleh para ahli. Azwar (2009) mendefinisikan sikap sebagai bentuk pernyataan seseorang terhadap

10 hal-hal yang ditemuinya seperti benda, orang ataupun fenomena. Sikap membutuhkan stimulus untuk menghasilkan respon. Sikap merupakan perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) pada suatu objek. Istilah sikap atau attitude pada awalnya digunakan untuk menunjukkan status mental individu. Sikap dapat menuntun perilaku individu sehigga individu akan bertindak sesuai dengan sikap yang diekspresikan. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata dan perilaku yang mungkin terjadi itulah yang dimaksud dengan sikap. Kurinasih (2014, 65) mendefinisikan sikap sebagai sebuah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Selanjutnya Kurinasih menjelaskan bahwa sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Ahmadi dalam Sukarmin (2009), menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negative terhadap objek atau situasi secara konsisten. Winkel (1999) memiliki pendapat yang berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya. Winkel (1999) berpendapat bahwa sikap merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil tindakan, lebih-lebih jika terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Dari pengertian-pengertian sikap di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan nilai yang dimiliki seseorang dalam merespon fenomenafenomena yang ada.

11 2. Komponen Sikap Azwar (2005) menggolongkan komponen-komponen sikap ke dalam tiga komponen yaitu: a. Komponen Kognitif Komponen kognitif yakni kepercayaan seseorang mengenai apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan yang dibentuk menjadi dasar pengetahuan seseorang terhadap objek yang diharapkan. b. Komponen Afektif Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif sesorang terhadap suatu objek sikap. Reaksi emosional dari komponen afektif banyak dipengaruhi oleh kepercayaan yang dipercayai bagi objek tertentu. c. Komponen Konatif Komponen konatif menunjukkan perilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. 3. Faktor pembentuk sikap Faktor-faktor pembentuk sikap individu menurut Azwar (2005) yaitu: a. Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi meninggalkan kesan yang kuat dan dapat menjadai dasar pembentukan sikap. Sikap lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

12 b. Kebudayaan Kebudayaan menanamkan pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat. c. Orang Lain yang Dianggap Penting Pada umumnya individu cenderung memiliki sikap konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konlik dengan orang dianggap penting. d. Media massa Sebagai sarana komunikasi, media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dalam penyampaian informasi, media massa memberikan pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Pesan sugesti tersebut apabila cukup kuat akan meberi dasar efektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Pemahaman baik dan buruk, sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan keagamaan. Konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka konsep

13 tersebut ikut berperan dalam menetukan sikap individu terhadap suatu hal. f. Emosional Suatu bentuk sikap pernyataan yang didasari oleh emosi berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. C. Menyontek 1. Pengertian Menyontek Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008), menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, mencontoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak. Sedangkan Anderman dan Murdock dalam Purnamasari (2013) menyatakan bahwa perilaku kecurangan akademik merupakan penggunaan segala kelengkapan dari materi ataupun bantuan yang tidak diperbolehkan digunakan dalam tugas-tugas akademik dan atau aktivitas yang mengganggu proses asesmen. Bower dalam Purnamasari, (2013) mendefinisikan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah dan terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademik untuk menghindari kegagalan akademik. Sedangkan menurut Pincus & Schemelkin (Mujahidah, 2009) perilaku menyontek merupakan suatu tindakan curang yang sengaja dilakukan ketika seseorang mencari dan

14 membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari orang lain meskipun dengan cara yang tidak sah seperti memalsukan informasi terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku menyontek adalah kegiatan, tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sengaja dengan menggunakan cara-cara yang tidak jujur atau curang untuk memalsukan hasil belajar dengan menggunakan bantuan atau memanfaatkan informasi dari luar secara tidak sah pada saat dilaksanakan tes atau evaluasi akademik untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Faktor-Faktor Penyebab Menyontek Salah satu alasan yang mendorong individu untuk menyontek adalah untuk memuaskan harapan orang tua. Santrock (2003) mengatakan bahwa tidak jarang orang tua dalam mengasuh atau mendidik anak-anaknya dipengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari orang tua tanpa melihat kemampuan anaknya. Orang tua bermaksud ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, namun keinginan tersebut tidak memperhatikan kemampuan anak. Sikap orang tua yang mengharapkan terlalu berlebihan pada anak akan menghambat anak untuk menunjukkan prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki. Menurut Gunarsa & Gunarsa (1991) biasanya anak menyadari harapan orang tuanya. Oleh karena itu sikap yang terlalu menuntut dapat menyebabkan anak merasa takut kehilangan kasih sayang

15 dari orang tuanya. Hal ini menimbulkan rasa rendah diri, gangguan tingkah laku, berkurangnya motivasi untuk belajar serta ketegangan atau kecemasan dalam diri anak. Agustin (2014) menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan siswa menyontek pada saat ujian. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada orang tua hasil studi berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam tes formatif atau sumatif. b. Pendidikan moral, baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa. c. Sikap malas yang tertanam dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab. d. Anak remaja sering menyontek daripada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman-teman sekelasnya. e. Kurang mengerti arti dari pendidikan. Disadari atau tidak, siswa yang menyontek pada saat ujian disebabkan oleh satu atau lebih faktor-faktor di atas. Perilaku menyontek ini akan mengakibatkan perilaku atau watak tidak percaya diri, tidak disiplin, tidak bertanggung jawab, tidak mau membaca buku pelajaran tetapi rajin membuat catatan kecil-kecil untuk bahan menyontek, menghalalkan segala macam cara, dan akhirnya menjadi koruptor (Buchari dalam Prihatnaningtyas 2014). Dengan demikian tampak

16 bahwa perilaku menyontek secara tidak langsung membelajarkan pada siswa untuk menjadi seorang koruptor. 3. Bentuk-Bentuk Menyontek Bentuk-bentuk perilaku menyontek menurut Hetherington and Feldman dalam Veronikha (2013) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Social Active 1) Melihat jawaban teman yang lain ketika ujian berlangsung 2) Meminta jawaban kepada teman yang lain ketika ujian sedang berlangsung b. Individualistic-Opportunistic 1) Menggunakan HP atau alat elektronik lain yang dilarang ketika ujian sedang berlangsung. 2) Mempersiapkan catatan yang digunakan pada saat ujian akan berlangsung. 3) Melihat dan menyalin sebagian atau seluruh hasil kerja teman lain pada saat tes. c. Individual Planned 1) Mengganti jawaban ketika guru keluar kelas. 2) Membuka buku teks ketika ujian sedang berlangsung. 3) Memanfaatkan kelengahan/kelemahan guru ketika menyontek.

17 d. Social Passive 1) Mengijinkan orang lain melihat jawaban ketika ujian sedang berlangsung. 2) Membiarkan orang lain menyalin pekerjaannya. 3) Member jawaban tes kepada teman pada saat ujian sedang berlangsung. D. Status Sekolah 1. Pengertian Status Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Sekolah adalah organisasi kerja sebagai wadah kerjasama kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai organisasi, wadah tersebut merupakan alat dan bukan tujuan. Dengan kata lain sekolah adalah suatu bentuk ikatan kerjasama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Sekolah merupakan wujud relasi antar personal yang didasari berbagai motif, yang menjadi intensif ke satu arah dan kurang intensif kearah yang lain (Nawawi, 1981:25). 2. Jenis-jenis Jenjang Sekolah Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Ditinjau dari sudut perkembangan

18 anak dan dengan tidak melupakan berbagai faktor lain yang mempengaruhinya, maka penjenjangan sekolah di Indonesia diatur sebagai berikut (Nawawi, 1981:32) : a. Menurut penjenjangan sekolah 1) Taman kanak-kanak 2) Sekolah dasar 3) Sekolah menengah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas 4) Perguruan tinggi b. Menurut jenis sekolah 1) Sekolah umum, terutama dalam bentuk SD, SMP, SMA 2) Sekolah kejuruan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah, sehingga pada umumnya bertingkat sekolah lanjutan atas 3) Sekolah khusus untuk anak-anak yang menderita kelainan sehingga disebut SLB untuk anak cacat mental, tuna rungu, tuna wicara, dan anak-anak nakal. 4) Sekolah yang diselenggarakan oleh Departemen Agama dengan penjenjangan c. Menurut penanggung jawab dalam melaksanakan sekolah 1) Sekolah negeri yakni sekolah dan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah 2) Sekolah bantuan yakni sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui bantuan badan tertentu, yang mendapat bantuan berupa pembiayaan dan tenaga guru pemerintah 3) Sekolah swasta yakni sekolah yang diselenggarakan sepenuhnya oleh masyarakat melalui suatu badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah.

19 Sekolah lanjutan sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah, merupakan kelanjutan dari sekolah dasar yang diselenggarakan untuk anakanak yang berumur 12-13 s/d 17-18 tahun. Sekolah dipisahkan menjadi 2 jenjang yaitu SMP dan SMA. Sekolah Menengah Atas diperuntukan bagi tamatan SMP yang pada umumnya berusia 15-16 s/d 17-18 tahun. Dengan demikian sekolah ini diselenggarakan dalam tiga jenjang ata tingkatan kelas secara vertikal, yang terdiri dari kelas X s/d XII. Berdasarkan Keputusan-Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Sekolah Negeri Sekolah Negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah (kepala sekolah) negeri ini sebagai berikut: a. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi: 1) Penyusunan program kerja sekolah. 2) Peraturan kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan penilaian dan proses belajar serta bimbingan penyuluhan. 3) Penyusunan Rencana dan Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS). b. Pembinaan Kesiswaan 1) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga pendidik lainnya. 2) Penyelenggaraan administrasi sekolah. 3) Perencanaan pengembangan, penyalahgunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

20 2. Sekolah Swasta Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah atau masyarakat, penyelenggara sekolah swasta biasanya berupa badan maupun yayasan pendidikan. Tanggung jawab pengelola sekolah swasta diatur sebagai berikut: a. Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: 1) Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan kurikulum. 2) Pembinaan dan pengembangan guru serta tenaga pendidik lainnya. 3) Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran. 4) Penyusunan pedoman pengembangan. 5) Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan pemanfaatan peralatan pendidikan. 6) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan. b. Yayasan atau badan yang menyelenggarakan sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan dengan: 1) Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan guru serta tenaga kependidikan lainnya. 2) Pengadaan, pemanfaatan tanah, gedung, dan ruang kelas. 3) Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, dan perundangan sekolah. 4) Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan. 5) Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas sekolah tanpa mengurangi struktur program.

21 E. Akreditasi Sekolah 1. Pengertian Akreditasi Sekolah atau Madrasah Seperti pada umumnya akreditasi adalah penilaian pemerintah terhadap suatu lembaga pendidikan formal yang bermaksud untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan nasional, yang biasanya di tandai dengan nilai A, B, atau C, dengan maksud agar sekolah yang satu dengan yang lain bisa berkompetisi untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan nasional. Adapun yang dimaksud dengan peringkat di sini adalah kedudukan suatu sekolah terhadap sekolah lain, dan kedudukan sekolah tersebut terhadap standar yang telah ditentukan oleh pemerintah sebagai ukuran kualifikasi yang diharapkan untuk dicapai oleh sekolah-sekolah yang bersangkutan. Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahwa akreditasi adalah penilaian jenjang kualifikasi mutu lembaga pendidikan yang telah diakreditasi oleh pemerintah. Menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Akreditasi Sekolah tahun 2003 pasal 1 ayat 3 adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. Menurut Suharsimi Arikunto akreditasi adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sekolah swasta untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah terhadap sekolah tersebut.

22 Berdasarkan pengertian tersebut di atas akreditasi sekolah dapat diartikan sebagai tindakan menilai tingkat kelayakan setiap sekolah melalui tindakan menilai tingkat kelayakan setiap sekolah melalui tindakan membandingkan keadaan sekolah menurut kenyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jika keadaan sekolah kenyataannya lebih besar atau sama dengan standar, maka sekolah yang bersangkutan dinyatakan terakreditasi. Sebaliknya, sebuah sekolah dinyatakan tidak terakreditasi jika keadaan sekolah menurut kenyataannya lebih kecil dari standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian hasil akreditasi dinyatakan dalam bentuk pengakuan terakreditasi dan tidak terakreditasi. 2. Tujuan Akreditasi Sekolah Akreditasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (Arikunto, 1988): a. Mendapatkan bahan-bahan bagi usaha-usaha perencanaan pemberian bantuan dalam rangka pembinaan sekolah yang bersangkutan. b. Mendorong dan menjaga agar mutu pendidikan sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku. c. Mendorong dan menjaga mutu tenaga kependidikan d. Mendorong terjadinya prasarana atau saran pendidikan yang baik e. Mendorong terciptanya dan menjaga terpeliharanya ketahanan sekolah dalam pengembangakn sekolah sebagai pusat kebudayaan

23 f. Melindungi masyarakat dari usaha pendidikan yang kurang bertanggung jawab g. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan suatu sekolah h. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa dari sekolah ke satu ke sekolah yang lain 3. Ruang Lingkup Akreditasi Sekolah yang diakreditasi (Arikunto, 1988) meliputi taman kanakkanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah luar biasa (SLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). F. Kerangka Berpikir 1. Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Status Sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang terbagi menjadi dua macam yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah atau masyarakat, penyelenggara sekolah swasta biasanya berupa badan maupun yayasan pendidikan melalui suatu badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah.

24 Status sekolah yang baik adalah sekolah yang dianggap berpotensi untuk memberikan masa depan yang baik bagi siswa. Status sekolah akan memberi pengaruh terhadap pembentukan sikap siswa setelah lulus dari bangku sekolah menengah atas. Dengan kata lain baik-buruknya status sekolah dan iklim sekolah akan mempengaruhi keadaan siswa karena dengan status sekolah dan iklim sekolah yang baik sehingga dapat mempengaruhi kebiasaan siswa menjadi baik juga. Ada dugaan bahwa sekolah Negeri memiliki intensitas mencontek yang cukup tinggi, hal ini disebabkan banyak oknum pendidik yang membantu dalam mensukseskan keberlangsunganya terutama saat Ujian Nasional untuk menjaga nama baik sekolah dan peserta didiknya dapat lulus 100%. Sedangkan di sekolah swasta memiliki intensitas mencontek yang rendah dikarenakan kedisiplinan serta kejujuran yang ditanamkan sejak awal peserta didik masuk disekolah tersebut, dan biasanya sekolah swasta memiliki pengawasan yang sangat ketat sehingga para peserta didik tidak memiliki kesempatan mencontek terutama pada saat ujian berlangsung dan peserta didik dengan sendirinya memiliki semangat dalam belajar dan kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga peneliti menduga bahwa ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan status dan akreditasi sekolah.

25 2. Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Akreditasi Sekolah. Dalam dunia pendidikan formal, akreditasi dianggap penting dalam sebuah proses belajar mengajar. Kebanyakan orang tua memilih sekolah untuk anak-ankanya dengan kuwalitas dan akreditasi yang baik. Oleh sebab itu akreditasi dianggap penting dalam sebuah sekolah negeri maupun swasta. Akreditasi merupakan penilaian pemerintah terhadap suatu lembaga pendidikan formal yang bermaksud untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan nasional, yang biasanya di tandai dengan nilai A, B, atau C, dengan maksud agar sekolah yang satu dengan yang lain bisa berkompetisi untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan nasional. Sekolah yang memilik akreditasi A biasanya memiliki peserta didik yang cukup banyak karena sekolah berakreditasi A dianggap sangat mampu dalam mendidik dan menggali prestasi peserta didik yang lebih tinggi. Sedangkan untuk sekolah yang berakreditasi B atau C bahkan Belum Terakreditasi memiliki peserta didik yang relative sedikit, kemungkinan karena bangunan sekolah yang kecil dan ruang kelas yang sedikit, kurangnya tenaga pendidik, lokasi yang tidak strategis dan mungkin untuk yang memiliki akreditasi C dan Belum Terakreditasi belum bisa menunjukan kemampuan sekolahnya untuk menyaingi sekolah lain sehingga dianggap sekolah yang tak bermutu. Dari keberanekaragaman penilaian pemerintah untuk masing-masing sekolah penilaian yang berupa akreditasi ini diduga ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan akreditasi sekolah.

26 G. Penelitian yang Relevan 1. Hubungan antara motivasi berprestasi dengan perilaku Menyontek Penelitian ini dilakukan oleh Alvianto, (2008) Universitas sanata Dharma. Penelitian yang dilakukan pada siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Dukun Kecamatan Muntilan yang berjumlah 70 orang, menunjukkan bahwa terdapat hubugan negatif yang signifikan antara variabel motivasi berprestasi dengan perilaku menyontek (r=-0.577, seigifikansi 0.000). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat motivasi berpretasi pada siswa-siswi, maka akan semakin rendah tingkat perilaku menyonteknya. Demikian pula sebalikya, semakin rendah tingkat motivasi berprestasi pada siswa-siswi, maka semakin tinggi tingkat perilaku menyonteknya. 2. Perbedaan Sikap antara Mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan Terhadap Perilaku Menyontek dalam Ujian di Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilakukan oleh Meidiana (2005) Universitas Sanata Dharma. Penelitian pada mahasiswa USD yang berjumlah 80 orang yang terdiri dari 40 orang laki-laki dan 40 orang perempuan, menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap antara mahasiswa laki-laki dan perempuan terhadap perilaku menyontek. Perbandingan nilai mean pada mahasiswa laki-laki sebesar 132.07 dan pada perempuan sebesar 110.90. Hal ini menunjukkan bahwa sikap mahasiswa laki-laki lebih permisif daripada perempuan terhadap perilaku menyontek dalam ujian di USD.

27 H. Hipotesis Penelitian yang dilakukan oleh Prihatnaningtyas menunjukkan bahwa ada hubungan negative antara konsep diri dan efikasi diri dengan perilaku menyontek pada siswa kelas X SMA Negeri X dengan koefisien korelasi sebesar -0,564. Penelitian ini tidak membedakan SMA berdasarkan akreditasi. Di duga ada perbedaan sikap siswa antara siswa SMP Negeri dan SMP Swasta. Perbedaan ini disebabkan karena fasilitas oleh masing-masing sekolah berbeda. Perbedaan fasilitas yang ada ini menyebabkan kualitas pembelajaran yang ada juga berbeda. Pada sekolah yang memiliki fasilitas yang lengkap, guru dapat memberikan materi kepada siswa dengan menggunakan fasilitas/media yang sesuai. Hal ini berdampak pada pemahaman siswa yang semakin baik. Jika siswa memiliki pemahaman materi yang baik maka siswa tidak memiliki kemauan untuk menyontek. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis I : Ho: tidak ada perbedaan sikap siswa dalam perilaku mencontek berdasarkan status sekolah Ha: ada perbedaan sikap siswa dalam perilaku mencontek berdasarkan status sekolah 2. Hipotesis II : Ho: tidak ada perbedaan sikap siswa dalam perilaku mencontek berdasarkan akreditasi sekolah

28 Ha: ada perbedaan sikap siswa dalam perilaku mencontek berdasarkan akreditasi sekolah

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini siswa akan berperan sebagai responden. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa di kelas VIII SMP N 15 Yogyakarta, SMP Perak Yogyakarta, SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, SMP Tumbuh Yogyakarta, dan SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta. Hasil atau kesimpulan ini tidak bisa direalisasikan pada SMP-SMP lainnya di Yogyakarta sebab penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian dengan karakteristik serta masalah yang mempunyai kaitan antara latar belakang dan kondisi nyata saat ini dari subyek yang diteliti. B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 15 Yogyakarta, SMP Perak Yogyakart, SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, SMP Tumbuh Yogyakarta, dan SMP SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta. Seperti yang tersaji pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Data Sekolah yang digunakan untuk penelitian Sekolah Alamat SMP N 15 Yogyakarta Tegal Lempuyangan No 61 Yogyakarta 29

30 SMP Tumbuh Yogyakarta Jl. Amri Yahya No 1 SMP Perak Yogyakarata SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta SMP SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta Jl. Kemasan No. 46 Kotagede Jl. Jambon IV RT/RW 01/01 Jl. Poncowinatan No 16 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2016 April 2016. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 15 Yogyakarta, SMP Perak Yogyakart, SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, SMP Tumbuh Yogyakarta, dan SMP SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta. 2. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah sikap siswa terhadap perilaku mencontek. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian Menurut Sugiono (2012: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

31 kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Margono (2010: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi adalah keseluruhan dari subjek yang memiliki karakteristik untuk diteliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kota Yogyakarta. Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Siswa-Siswi di SMP Negeri dan Swasta Sekolah Alamat Jumlah Seluruh Siswa SMP N 15 Yogyakarta SMP Tumbuh Yogyakarta SMP Perak Yogyakarat Tegal Lempuyangan No 61 Yogyakarta Jl. Amri Yahya No 1 Jl. Kemasan No. 46 Kotagede 1014 siswa (L 495 P 519) 56 Siswa (L 39 P 17) 36 Siswa (L 26 P 10) SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta Jl. Jambon IV RT/RW 01/01 Jl. Poncowinatan No 16 153 Siswa (L 75 P 78) 26 siswa (L 15 P 11) Alasan memilih beberapa sekolah di Daerah Kota Yogyakarta, Dengan pertimbangan akan ketersediaan waktu, tenaga dan biaya peneliti, maka tidak mungkin sampel diambil dari seluruh SMP se-kota Yogyakarta. Penelitian ini diarahkan untuk status sekolah negeri dan

32 swasta, dan yang memiliki keberanekaragaman akreditasi A, B dan belum terakreditasi. 2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Noor, 2011: 155). Dalam penelitian ini peneliti hanya memilih siswa kelas VIII SMP N 15 Yogyakarta, SMP Perak Yogyakart, SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, SMP Tumbuh Yogyakarta, dan SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa kelas VIII menurut Biehlier (1972) dalam buku Perkembangan Peserta Didik anak yang berumur antara 12-14 tahun memiliki berbagai ciri-ciri emosional dalam diri siswa tersebut, misalnya: seorang remaja cenderung tidak tolerir terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri. Kurangnya kepercayaan diri ini membuat siswa mudah untuk melakukan hal-hal negtif seperti mencontek. Tabel 3.3 Data Sekolah SMP Negeri dan Swasta yang diambil untuk Data Penelitian adalah kelas VIII Sekolah Status Akreditasi Jumlah Responden SMP N 15 Yogyakarta Negeri A 33

33 SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta Swasta B 21 SMP Perak Yogyakarat Swasta B 5 SMP Kristen Kalam Kudus Swasta BT 30 Yogyakarta SMP Tumbuh Yogyakarta Swasta BT 24 E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:64). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel pokok yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable. a. Variabel bebas atau independent variable Menurut Nawawi (1994: 50), variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 64) yang disebut variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen/ terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: status sekolah dan akreditasi sekolah.

34 b. Variabel terikat atau dependent variable Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 64). Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah sikap siswa terhadap perilaku mencontek siswa sekolah menengah pertama (SMP). 2. Pengukuran Variabel a. Variabel sikap siswa dan perilaku mencontek dapat diukur dengan menggunakan kuesioner yaitu skala likert. Menurut Sugiyono (2011:93) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/ kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert yang digunakan telah dimodifikasi yaitu disedikan dalam empat opsi jawaban untuk setiap pernyataan yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Adapun penentuan skor dalam opsi jawaban sebagai berikut: Tabel 3.4 Skor Skala Likert dalam Kuesioner Jawaban Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

35 b. Variabel status sekolah dan akreditasi merupakan variabel nominal yang digolongkan ke dalam sekolah negeri dan sekolah swasta dan memiliki nilai dengan takaran huruf (A, B, C dan Belum Terakreditasi). Variabel nominal merupakan variabel yang merupakan kategori atau kelompok dari suatu subyek. Pengelompokan ini tidak dimaksudkan untuk membedakan tingkatan negeri dan swasta. Namun untuk sekolah negeri diberi kode 1, dan untuk sekolah swasta diberi kode 2. Sedangkan untuk sekolah yang berakreditasi A diberi kode 1, B diberi kode 2, C diberi kode 3 dan yang belum terakreditasi diberi kode 4. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa pun. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data non-tes yaitu kuesioner/angket dengan tipe pertanyaan yang tertutup. Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:192). Penelitian ini menggunakan angket

36 atau kuesioner dengan pertimbangan: (1) dapat menghemat tenaga, biaya, dan waktu; (2) pengumpulan data lebih mudah karena banyak variabel penelitian yang ingin diteliti; (3) tidak terlalu menggangu responden karena dapat dijawab sesuai dengan waktu yang ada. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan koesioner instrumen yang dikembangkan oleh Meidiana (2005) dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,9682. Instrumen yang dikembangkan oleh Meidiana (2015) ini akan diuji kembali validitas dan reliabilitasnya sehingga instrument yang dikembangkan benar-benar valid dan reliable. 2. Penyusunan Kuesioner Agar kuesioner yang dibagikan kepada responden dapat memberikan gambaran umum mengenai perilaku mencotek di sekolah menengah pertama se-kota Yogyakarta, maka terlebih dahulu dibuat kisi-kisi penyusunan kuesioner. Penyusunan kisi-kisi ini dilakukan untuk memperoleh kuesioner yang memiliki validitas konstruk dan validitas isi. adapun kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:

37 Tabel 3.5 Operasional Variabel Sikap Mencontek No Dimensi Indikator Item Favourable (positif) Unfavourable (negatif) 1 Bekerjasama dengan orang Kognitif 1, 2, 3, 35, 48 9, 21, 28, 39, 50 lain dalam mengerjakan ujian Afektif 13, 22, 31, 40, 54 5, 19, 24, 42, 59 2. Menggunakan material yang tidak sah pada saat ujian Konotif 6, 26, 37, 44, 57 8, 15, 33, 46, 53 Kogniti 12, 18, 30, 36, 58 10, 11, 23, 41, 51 Afektif 14, 25, 32, 43, 60 4, 17, 29, 45, 56, Konotif 20, 27, 34, 47, 52 7, 16, 38, 49, 55 Skala ini disusun dengan menggunakan 4 kategori jawaban, yaitu SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Semua item disusun berdasarkan Operasional Variabel yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya. Peneliti memutuskan untuk meniadakan pilihan alternative jawaban tengan yauit Ragu-Ragu (R), sehinga hanya ada empat pilihan alternative jawaban saja. Hadi (2004) ditiadakannya pilihan alternative jawaban didasarkan pada tiga alasan pokok yaitu: a. Pertama, kategori undecided yaitu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep aslinya), bisa juga diartikan netral atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban yang ganda ini (multi interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrument.

38 b. Kedua, tersedianya jawaban yang ditengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya kea rah setuju ataukan kea rah tidak setuju. c. Ketiga, maksud kategorisasi jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden kea rah setuju atau kearah tidak setuju. Subjek diminta untuk menyatakan kesetujuannya atau ketidaksetujuannya dengan memilih salah satu dari keempat pilihan alternatif jawaban yang tersedia untuk setiap item pernyataan. Keseluruhan item pernyataan yang dibuat terdiri dari item yang favorable dan item yang unfavourable. Item favorable adalah item-item yang menyatakan sikap positif atau mendukung perilaku mencontek, sedangkan item yang unfavourable adalah item-item yang menyatakan sikap negatif atau tidak mendukung adanya perilaku mencontek. item-item pernyataan ini dissusun secara acak. Empat pilihan alternatif dalam item memiliki nilai tersendiri yaitu untuk pernyataan favourable, respon SS diberi nilai 4, S diberi nilai 3, TS diberi nilai 2, dan STS diberi nilai 1, sedangkan unfavourable, respon SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, TS diberi nilai 3, STS diberi nilai 4.

39 Dibawah ini adalah tabel rincian item favourable dan unfavourable Tabel 3. 6 Tabel Rincian Item Favourable dan Unfavourable Item Favourable (positif) Item Unfavourable (negatif) 1, 2, 3, 6, 12, 13, 14, 18, 20, 22, 25, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17, 19, 26, 27, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 21, 23, 24, 28, 29, 33, 38, 39, 41, 40, 43, 44, 47, 48, 52, 54, 57, 58, 60 42, 45, 46, 49, 50, 51, 53, 55, 56, 59 G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen Menurut Jonathan Sarwono (2014:247) validitas adalah suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang dihasilkan mendekati kebenaran. Pengujian validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan program komputer SPSS versi 17.0 for Windows dengan cara melihat nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Pelaksanaan analisis uji validitas ini dilakukan kepada siswa-siswi kelas VIII di SMP N 15 Yogyakarta, SMP Perak Yogyakart, SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta dan SMP Tumbuh Yogyakarta, dan SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta dengan jumlah responden 113 dengan dk= n-2. Dari hasil pengujian diketahui bahwa derajat kebebasan sebesar 111 (dk=113-2) dengan taraf signifikan 5% menunjukan r tabel = 0,1848

40 Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Menyontek No Butir r hitung r tabel Keterangan 1 1.442 0,1848 Valid 2 2.636 0,1848 Valid 3 3.458 0,1848 Valid 4 4.231 0,1848 Valid 5 5.379 0,1848 Valid 6 6.537 0,1848 Valid 7 7.232 0,1848 Valid 8 8.331 0,1848 Valid 9 9.576 0,1848 Valid 10 10.315 0,1848 Valid 11 11.311 0,1848 Valid 12 12 -.178 0,1848 Tidak Valid 13 13.307 0,1848 Valid 14 14.650 0,1848 Valid 15 15.325 0,1848 Valid 16 16.573 0,1848 Valid 17 17.298 0,1848 Valid 18 18.301 0,1848 Valid 19 19.527 0,1848 Valid 20 20.599 0,1848 Valid 21 21.491 0,1848 Valid 22 22 -.413 0,1848 Tidak Valid 23 23.396 0,1848 Valid 24 24.490 0,1848 Valid 25 25.713 0,1848 Valid 26 26.561 0,1848 Valid 27 27.690 0,1848 Valid 28 28.557 0,1848 Valid 29 29.119 0,1848 Tidak Valid 30 30.110 0,1848 Tidak Valid 31 31.618 0,1848 Valid

41 32 32.624 0,1848 Valid 33 33.711 0,1848 Valid 34 34.670 0,1848 Valid 35 35.666 0,1848 Valid 36 36 -.246 0,1848 Tidak Valid 37 37.681 0,1848 Valid 38 38.564 0,1848 Valid 39 39.428 0,1848 Valid 40 40.605 0,1848 Valid 41 41.293 0,1848 Valid 42 42.530 0,1848 Valid 43 43.686 0,1848 Valid 44 44.694 0,1848 Valid 45 45.118 0,1848 Tidak Valid 46 46.441 0,1848 Valid 47 47.664 0,1848 Valid 48 48.700 0,1848 Valid 49 49.594 0,1848 Valid 50 50 -.513 0,1848 Tidak Valid 51 51.359 0,1848 Valid 52 52.735 0,1848 Valid 53 53.548 0,1848 Valid 54 54.382 0,1848 Valid 55 55.464 0,1848 Valid 56 56.148 0,1848 Tidak Valid 57 57.712 0,1848 Valid 58 58.424 0,1848 Valid 59 59.333 0,1848 Valid 60 60.692 0,1848 Valid Dari tabel 3.7 menunjukan hasil pengukuran validitas variabel sikap siswa terhadap perilaku mencontek dengan butir 60 dapat

42 diketahui ada 52 butir soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 8 butir soal tidak valid. Pernyataan dalam kuesioner dipertahankan karena penting untuk mengungkap sikap siswa terhadap perilaku mencontek maka peneliti melakukan perbaikan yaitu: 8 untuk butir soal yang tidak valid dihilangkan sehingga jumlah butir soal dalam kuesioner untuk variabel sikap siswa terhadap perilaku menyontek menjadi 52 butir soal. Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Mencontek No Butir r hitung r tabel Keterangan 1 1.443 0,1848 Valid 2 2.644 0,1848 Valid 3 3.475 0,1848 Valid 4 4.219 0,1848 Valid 5 5.391 0,1848 Valid 6 6.560 0,1848 Valid 7 7.219 0,1848 Valid 7 8.347 0,1848 Valid 8 9.592 0,1848 Valid 9 10.341 0,1848 Valid 10 11.340 0,1848 Valid 11 13.314 0,1848 Valid 12 14.645 0,1848 Valid 13 15.339 0,1848 Valid 14 16.589 0,1848 Valid 15 17.274 0,1848 Valid 16 18.309 0,1848 Valid 17 19.536 0,1848 Valid 18 20.600 0,1848 Valid 19 21.524 0,1848 Valid 20 23.405 0,1848 Valid

43 21 24.490 0,1848 Valid 22 25.720 0,1848 Valid 23 26.582 0,1848 Valid 24 27.677 0,1848 Valid 25 28.547 0,1848 Valid 27 31.604 0,1848 Valid 28 32.617 0,1848 Valid 29 33.715 0,1848 Valid 30 34.677 0,1848 Valid 31 35.666 0,1848 Valid 32 37.681 0,1848 Valid 33 38.572 0,1848 Valid 34 39.441 0,1848 Valid 35 40.618 0,1848 Valid 36 41.314 0,1848 Valid 37 42.541 0,1848 Valid 38 43.686 0,1848 Valid 39 44.711 0,1848 Valid 40 46.453 0,1848 Valid 41 47.684 0,1848 Valid 42 48.709 0,1848 Valid 43 49.584 0,1848 Valid 44 51.365 0,1848 Valid 45 52.738 0,1848 Valid 46 53.551 0,1848 Valid 47 54.384 0,1848 Valid 48 55.445 0,1848 Valid 49 57.720 0,1848 Valid 50 58.426 0,1848 Valid 51 59.294 0,1848 Valid 52 60.704 0,1848 Valid

44 2. Uji Reliabilitas Instrumen Jonathan Sarwono (2014:248) reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu di setiap kali pengukuran dilakukan pada hal yang sama. Menurut Siregar (2013:55) reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach (Siregar, 2013:58): r11 = [ k ] [1 σ 2 b k 1 Keterangan: σ t 2 ] r11 = koefisien reliabilitas instrumen k σ b 2 σ t 2 = jumlah butir pertanyaan = jumlah varians butir = varians total Sedangkan untuk mendapatkan varian digunakan rumus sebagai berikut: 2 σ b = X2 ( X)2 N N Keterangan: σ b 2 X 2 X = Varian skor butir = Jumlah kuadrat skor butir = Jumlah skor butir

45 N = Banyaknya siswa Selanjutnya nilai r11 diinterpretasikan dengan pedoman sebagai berikut: Tabel 3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Interpretasi 0,800 1,000 Sangat Tinggi 0,600 0,799 Tinggi 0,400 0,599 Cukup 0,200 0,399 Rendah 0,000 0,199 Sangat Rendah (Sugiyono, 2011:242) Ketentuan untuk menilai reliabel atau tidaknya suatu instrumen sebagai berikut: jika koefisien reliabilitas (r11) lebih besar dari 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel, sebaliknya jika koefisien reliabilitas (r11) kurang dari 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliabel (Siregar, 2013:57). Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows. Kriteria kuesioner dikatakan reliabel jika pada α = 5% nilai alpha cronbach lebih dari 0,6. Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Sikap Mencontek Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.950.954 52 Dari tabel 3.11 menunjukkan bahwa variabel sikap siswa terhadap perilaku mencontek adalah reliable dimana koefisien Cronbach's Alpha yaitu 0,950 lebih besar dari 0,600 dengan tingkat reliabilitasnya tinggi.

46 H. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan teknik komparasi T-test, untuk mengetahui perbedaan status sekolah dan akreditasi sekolah terhadap perilaku mencontek. Selain itu dalam menganalisi data memiliki kriteria pengujian agar tercapai kesahihan, yaitu uji prasarat/asumsi. Tiga asumsi yang harus dipenuhi untuk mengerjakan analisis varian adalah pengambilan sampel secara purposive sampling, uji normalitas dan uji homogenitas (Hadi, 2004) 1. Teknik Deskripsi Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan stastistika deskriptif. Menurut Siregar (2013:126) analisis statistika deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan suatu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Sedangkan menurut Subagyo (2003:1) statistika deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistika, pembuatan diagram atau gambar mengenai sesuatu hal. Peneliti melakukan penyajian data dengan mendeskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan nilai-nilai statistika yang akan diinterpretasikan secara kualitatif. Untuk mendeskripsikan data

47 penelitian menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Berikut adalah tabel PAP tipe II (Masidjo, 1995:157): Tabel 3. 11 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II Tingkat Penguasaan Kompetensi 81% - 100% Sangat Baik 66% - 80% Baik 56% - 65% Cukup Kategori Kecenderungan Variabel 46% - 55% Tidak Baik Dibawah 46% Sangat Tidak Baik PAP tipe II umumnya merupakan cara untuk menghitung prestasi siswa dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 10. Namun data penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4, maka untuk mendeskripsikan kategori kecenderungan variabel Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek harus menentukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II dengan rumus: Skor terendah yang mungkin dicapai + {nilai persentase x (skor tertinggi yang mungkin dicapai skor terendah yang mungkin dicapai)}. Berikut ini adalah pendeskripsian variabel penelitian: a. Variabel Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 52 = 208 Skor terendah yang mungkin dicapai 1 x 52 = 52 Perhitungan rentang skor untuk variabel Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek : 52 + 81% (208-52) = 178,36 dibulatkan 178

48 52 + 66% (208-52) = 154,96 dibulatkan 155 52 + 56% (208-52) = 139,36 dibulatkan 139 52 + 46% (208-52) = 123,76 dibulatkan 124 52 + 0% (208-52) = 52 Dari data perhitungan diatas dapat ditentukan rentang skor untuk variabel Sikap Mencontek sebagai berikut: Tabel 3. 12 Rentang skor variabel sikap menyontek Interval Kategori 178-208 Sangat Tinggi 155-177 Tinggi 139 154 Sedang 124 138 Rendah 52-123 Sangat Rendah 2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov. Berdasarkan analisis data akan digunakan program komputer yaitu SPSS versi 17.0 for windows Yang dapat menunjukkan normalitas data. Kriteria yang ditetapkan yaitu: a) Jika koefisien sig pada output Kolmogorov-Smirnov test > dari α 5% (0.05) maka data berdistribusi normal. b) Jika koefisien sig pada output Kolmogorov-Smirnov test < dari α 5% (0.05) maka data tidak berdistribusi normal

49 b. Uji Homogenitas Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah kelompok mempunyai varian yang homogeny atau sama (Santoso, 2003). Caranya adalah dengan melihat nilai probabilitas Levene s Test For Equality of Variance dari program SPSS 17, dengan kriteria sebagai berikut: a) Jika nilai probabilitasnya > dari 0,05 (p>0,05) maka kelompok sampel mempunyai varian sama b) jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (p<0,05) maka kelompok sampel mempunyai varian yang tidak sama. 3. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan akreditasi sekolah dan status sekolah. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Independent Sample t-test dengan alat bantu SPSS versi 17. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan cara teknik statistik yang bisa digunakan untuk menguji perbedaan dua kelompok sampel (Nurgiyantoro, dkk, 2000) tidak berhubungan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis Hipotesis 1 : Ho: tidak ada perbedaan sikap siswa dalam perilaku mencontek

50 berdasarkan status sekolah Ha: ada perbedaan sikap siswa dalam perilaku mencontek berdasarkan status sekolah Hipotesis 2 : Ho: tidak ada perbedaan sikap siswa dalam perilaku mencontek Berdasarkan Akreditasi sekolah Ha: ada perbedaan sikap siswa dalam perilaku mencontek Berdasarkan Akreditasi sekolah. Menentukan tingkat signifikansi pengujian perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek menggunakan taraf signifikansi 5% b. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Ha diterima apabila probability value lebih kecil daripada taraf signifikansi yang ditetapkan (α = 5%). Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa apabila probability value lebih kecil dari taraf signifikansi (α) 5%, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara sekolah yang memiliki akreditasi dan status sekolah yang yang kurang baik. c. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu Program SPSS versi 17.

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH Berikut ini beberapa gambaran umum Sekolah Menengah Pertama yang akan digunakan oleh peneliti di Kota Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain: A. SMP Negeri 15 Yogyakarta SMP Negeri 15 Yogyakarta terletak di jalan Tegal Lempuyangan No 61 Yogyakarta. SMP N 15 Yogyakarta ini memiliki jumlah siswa terbanyak di seluruh SMP Negeri maupun swasta yang ada di Yogyakarta, keseluruhan siswa berjumlah 1.014 yang terdiri dari: kelas VII sebanyak 166 siswa laki-laki dan 174 siswa perempuan, kelas VIII sebanyak 162 siswa laki-laki dan 174 siswa perempuan, dan kelas IX memiliki 167 siswa laki-laki dan 171 siswa perempuan Tabel 4. 1 Daftar jumlah siswa kelas VIII SMP N 15 Yogyakarta Kelas VII VIII IX L = P = 166 174 162 174 167 171 B. SMP Perak Yogyakarta SMP Perak Yogyakarta terletak di jalan Kemasan No 46 Kotagede. SMP Perak Yogyakarta ini kondisi yang ada dilapangan sangat memprihatinkan dan bisa dikatakan tidak layak bila disebut sebagai sekolah, dikarenakan kondisi bangunan sekolahan yang kotor, tidak strategis dan memiliki sedikit 51

52 siswa. SMP Perak Yogyakarta memiliki jumlah siswa 36 yang terdiri dari: kelas VII sebanyak 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan, kelas VIII sebanyak 4 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan, dan kelas IX sebanyak 19 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Tabel 4. 2 Daftar jumlah siswa kelas VIII SMP Perak Yogyakarta Kelas VII VIII IX L = P = 3 3 4 6 19 1 C. SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta terletak di jalan Jambon IV RT/RW 01/01. SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta memiliki jumlah siswa keseluruhan 153 yang terdiri dari: kelas VII sebanyak 26 siswa lakilaki dan 24 siswa perempuan, kelas VIII sebanyak 25 siswa laki-laki dan 33 siswa perempuan, dan kelas IX sebanyak 24 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Tabel 4.3 Daftar jumlah siswa kelas VIII SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta Kelas VII VIII IX L = P = 26 24 25 33 24 21

53 D. SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta terletak dijalan Poncowinatan No 16. SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta memiliki jumlah siswa keseluruhan 26 siswa terdiri dari: kelas VII sebanyak 34 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan, kelas VIII sebanyak 23 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan, dan kelas IX sebanyak 32 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Tabel 4.4 Daftar Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Bhineka Tunggal Ika Kelas VII L = 34 P = 18 Yogyakarta VIII IX 23 32 21 30 E. SMP Tumbuh Yogyakarta SMP Tumbuh Yogyakarta terletak dijalan Amri Yahya No 1. SMP Tumbuh Yogyakarta memiliki jumlah siswa keseluruhan 56, yang terdiri dari: kelas VII sebanyak 15 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan, kelas VIII sebanyak 9 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan, dan kelas IX sebanyak 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Tabel 4.5 Daftar Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Tumbuh Yogyakarta Kelas VII L = 15 P = 6 VIII IX 9 15 1 10

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2016 di sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta di Kota Yogyakarta. Jumlah responden dalam penelitian berjumlah 113 dari jumlah keseluruhan responden telah mengisi kuesioner secara lengkap. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 15 Yogyakarta, SMP Perak Yogyakart, SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta, SMP Tumbuh Yogyakarta, dan SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta yang berjumlah 458 orang. Tetapi yang digunakan untuk sampel merupakan siswa kelas VIII dengan jumlah responden 113. Data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data sikap siswa terhadap perilaku mencontek, sedangkan variabel status sekolah dan akreditasi sekolah diperoleh dari informasi dinas pendidikan kota Yogyakarta. A. Deskripsi Data Dalam penelitian ini variabel yang digunakan peneliti berjumlah 3 variabel, yaitu status sekolah, akreditasi sekolah, dan sikap siswa terhadap perilaku menyontek. Variabel-variabel tersebut akan dideskripsikan berdasarkan PAP tipe II. 54

55 1. Deskripsi Responden Penelitian a. Asal Sekolah Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah No Asal Sekolah F Frekuensi Relatif 1 SMP N 15 Yogyakarta 30 27% 2 SMP Perak Yogyakarta 5 4.4% 3 SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta 30 27% 4 SMP Tumbuh Yogyakarta 24 21% 5 SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta 21 19% Jumlah 113 100% Tabel 5.1 menunjukan bahwa jumlah siswa yang menjadi responden dalam penelitian adalah 113 siswa. Rincianya sebagai berikut : 30 siswa (27%) dari SMP N 15 Yogyakarta, 5 siswa (4.4%) dari SMP Perak Yogyakarta, 30 siswa (27%) dari SMP Kristen Kalam Kudus, 24 siswa (21%) dari SMP Tumbuh Yogyakarta, 21 siswa (19%) dari SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta.

56 b. Status Sekolah Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status Sekolah No Asal Sekolah Status F Frekuensi Relatif 1 SMP N 15 Yogyakarta Negeri 30 26.55% 2 SMP Perak Yogyakarta Swasta 3 SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta 4 SMP Tumbuh Yogyakarta 5 SMP Bhineka Tunggal Ika Yogyakarta Swasta Swasta 83 73.45% Swasta Jumlah 113 100% Tabel 5.2 menunjukan bahwa jumlah siswa yang menjadi responden penelitian ini adalah 113 yang terdiri dari 30 siswa (26.5%) dari SMP Negeri dan 83 siswa (73.4%) dari SMP Swasta. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari SMP Swasta. c. Akreditasi Sekolah Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status Sekolah No Asal Sekolah Akreditasi Sekolah F Frekuensi Relatif 1 SMP N 15 Yogyakarta A 30 26.55% 2 SMP Perak Yogyakarta B 3 SMP Bhineka Tunggal B 26 23%

57 Ika Yogyakarta 4 SMP Tumbuh Yogyakarta 5 SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta BT 54 48% BT Jumlah 113 100% Tabel 5.3 menunjukan bahwa jumlah siswa yang menjadi responden penelitian ini adalah 113 yang terdiri dari 30 siswa (26.5%) dari SMP yang berakreditasi A, 26 siswa (23%) dari SMP berakreditasi B, dan 54 siswa (48%) berasal dari SMP yang Belum Terakreditasi. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari SMP yang Belum Terakreditasi. 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian a. Berdasarkan Variabel Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang diperoleh berdasarkan penilaian dengan menggunakan PAP tipe II maka akan dijelaskan secara singkat pada Tabel 5.4. PAP tipe II umumnya merupakan cara untuk menghitung prestasi siswa dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 10. Jumlah pertanyaan kuesioner yang dinyatakan valid sebanyak 52 butir dari 60 butir. Jadi jumlah butir pernyataan kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian sebanyak 52, jumlah skor maksimum yang dicapai adalah 52x4 = 208 sedangkan skor

58 minimum yang dicapai adalah 52x1 = 52. Dengan demikian hasil analisis deskriptif disajikan pada Tabel 5.4 berikut ini: Tabel 5. 4 Rentang skor variabel sikap siswa terhadap perilaku menyontek Interval Frekuensi Persentase Kategori 178-208 0 0% Sangat Tinggi 155-177 1 0.9% Tinggi 139 154 10 9% Sedang 124 138 31 27% Rendah 52-123 71 63% Sangat Rendah Jumlah 113 100% Tabel 5.1 dapat menujukan bahwa 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat tinggi, 1 siswa (0.9%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori tinggi, 10 siswa (9%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sedang, 31 siswa (27%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori rendah dan 71 siswa (63%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat rendah. Hasil perhitungan ststistik rata-rata (mean) diperoleh = 93, nilai tengah (median) = 95, modus = 62, dan nilai deviasi standar =21. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap menyontek yang sangat rendah.

59 b. Berdasarkan Variabel Status Sekolah 1. Status Sekolah Negeri Tabel 5.5 Rentang Skor Sikap Siswa Terhadap Perilaku Meyontek Berdasarkan Variabel Status Sekolah Negeri Interval Frekuensi Persentase Kategori 178-208 0 0% Sangat Tinggi 155-177 0 0% Tinggi 139 154 0 0% Sedang 124 138 9 27.27% Rendah 52-123 24 72.72% Sangat Rendah Jumlah 33 100% Tabel 5.5 dapat menujukan status sekolah negeri memiliki 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat tinggi, 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori tinggi, 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sedang, 9 siswa (27.27%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori rendah dan 24 siswa (72.72%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat rendah. 2. Status Sekolah Swasta Tabel 5.6 Rentang Skor Sikap Siswa Terhadap Perilaku Meyontek Berdasarkan Variabel Status Sekolah Swasta Interval Frekuensi Persentase Kategori 178-208 0 0% Sangat Tinggi 155-177 1 1.25 % Tinggi 139 154 10 12.5 % Sedang

60 124 138 22 27.5 % Rendah 52-123 46 57.5 % Sangat Rendah Jumlah 80 100% Tabel 5.6 dapat menujukan bahwa 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat tinggi, 1 siswa (1.25%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori tinggi, 10 siswa (12.5%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sedang, 22 siswa (27.5%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori rendah dan 46 siswa (57.5%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat rendah. c. Berdasarkan Variabel Akreditasi Sekolah 1. Akreditasi Sekolah A Tabel 5.7 Rentang Skor Sikap Siswa Terhadap Perilaku Meyontek Berdasarkan Variabel Akreditasi A Interval Frekuensi Persentase Kategori 178-208 0 0% Sangat Tinggi 155-177 0 0% Tinggi 139 154 0 0% Sedang 124 138 9 27.27% Rendah 52-123 24 72.72% Sangat Rendah Jumlah 33 100%

61 Tabel 5.7 dapat menujukan bahwa 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat tinggi, 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori tinggi, 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sedang, 9 siswa (27.27%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori rendah dan 24 siswa (72.72%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat rendah. 2. Akreditasi Sekolah B Tabel 5.8 Rentang Skor Sikap Siswa Terhadap Perilaku Meyontek Berdasarkan Variabel Akreditasi B Interval Frekuensi Persentase Kategori 178-208 0 0% Sangat Tinggi 155-177 0 0% Tinggi 139 154 3 11.53% Sedang 124 138 7 26.92% Rendah 52-123 16 61.53% Sangat Rendah Jumlah 26 100% Tabel 5.8 dapat menujukan bahwa 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat tinggi, 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori tinggi, 3 siswa (11.53%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sedang, 7 siswa (26.92%) mempunyai sikap menyontek dengan

62 kategori rendah dan 16 siswa (61.53%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat rendah. 3. Sekolah Belum Terakreditasi Tabel 5.9 Rentang Skor Sikap Siswa Terhadap Perilaku Meyontek Berdasarkan Variabel Akreditasi BT Interval Frekuensi Persentase Kategori 178-208 0 0% Sangat Tinggi 155-177 1 1.85% Tinggi 139 154 7 12.96% Sedang 124 138 15 27.77% Rendah 52-123 31 57.40% Sangat Rendah Jumlah 54 100% Tabel 5.9 dapat menujukan bahwa 0 siswa (0%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat tinggi, 1 siswa (1.85%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori tinggi, 7 siswa (12.96%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sedang, 15 siswa (27.77%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori rendah dan 31 siswa (57.40%) mempunyai sikap menyontek dengan kategori sangat rendah. B. Pengujian Prasyarat Analisis Data 1. Pengujian Normalitas Sebelum dilakukan penghitungan data penelitian secara kuantitatif terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas

63 dilakukan untuk mengetahui apakah data setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Jika p<0,05 maka sebaran skor dinyatakan tidak normal, sebaliknya jika p>0,05 maka sebaran skor dinyatakan normal (Sugiyono, 2000). Uji normalitas dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov dengan program SPSS Versi 17. a. Pengujian Normalitas Berdasarkan Akreditasi sekolah Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Akreditasi Sekolah No Variabel Asymp Sig.2- tailed α Kesimpulan 1 Akreditasi Sekolah A 0.642 0.05 Normal 2 Akreditasi Sekolah B 0.377 0.05 Normal 3 Akreditasi Sekolah BT 0.582 0.05 Normal Dari tabel diatas menunjukan bahwa nilai-nilai probabilitas (asymptotic significance) untuk distribusi dari variabel akreditasi sekolah A = 0.642, nilai probabilitas tersebut lebih besar dari α= 0.05 yang berarti distribusi data normal. Nilai probabilitas (asymptotic significance) untuk distribusi variabel akreditasi sekolah B = 0.377, nilai probabilitas tersebut lebih besar dari α= 0.05 yang berarti distribusi data normal. Nilai probabilitas (asymptotic significance) untuk distribusi variabel akreditasi sekolah BT = 0.5, nilai probabilitas tersebut lebih besar dari α= 0.05 yang berarti distribusi data normal. Dengan demikian dapat

64 disimpulkan bahwa variabel sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah dan akreditasi sekolah adalah normal. b. Pengujian Normalitas Berdasarkan Status Sekolah Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Status Sekoalh No Variabel Asymp Sig.2- tailed α Kesimpulan 1 Status Sekolah Negeri 0.642 0.05 Normal 2 Status Sekolah Swasta 0.899 0.05 Normal Dari tabel diatas menunjukan bahwa nilai-nilai probabilitas (asymptotic significance) untuk distribusi dari variabel status sekolah Negeri = 0.642, nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari α= 0.05 yang berarti distribusi data status sekolah adalah normal. Nilai probabilitas (asymptotic significance) untuk distribusi dari variabel status sekolah swasta = 0.899, nilai probabilitas tersebut lebih besar dari α = 0.05 yang berarti distribusi data tersebut normal. 2. Pengujian Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama (Santoso, 2001). Uji homogenitas varians dilakukan dengan program SPSS For Windows Versi 17, yaitu melalui Levene s Test For

65 Equality of Variance. Pengambilan keputusan didasarkan pada probabilitas, jika p>0.05 maka dinyatakan data berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama, tetapi apabila p<0.05 maka data dinyatakan berasal dari populasi yang memiliki varian yang tidak sama. a. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Status Sekolah Tabel 5.12 Hasil Pengujian Homogenitas Status Sekolah Levene Statistic df1 df2 Sig..187 1 111.666 Bersadarkan tabel 5.12 diatas menunjukan bahwa hasil pengujian homogenitas Levene s Test for Equality of Variance untuk data sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah diperoleh nilai probabilitasnya nilai Sig.> 0.05 yaitu 0.666. maka dapat disimpulkan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditas adalah identik. b. Sikap Terhadap Perilaku Menyontek Berdasrakan Akreditasi Sekolah Tabel 5.13 Hasil Uji Homogenitas Akreditasi Sekolah Levene Statistic df1 df2 Sig. 3.748 2 110.027 Bersadarkan tabel 5.13 diatas menunjukan bahwa hasil pengujian homogenitas Levene s Test for Equality of Variance

66 untuk data sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi diperoleh nilai probabilitasnya nilai Sig. < dari 0.05 yaitu 0.027. maka dapat disimpulkan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditas adalah tidak identik. C. Pengujian Hipotesis Berdasarkan pengujian prasyarat, analisis data diketahui data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan Akreditasi dan Status sekolah berdistribusi normal, sedangkan dalam pengujian homogenitas data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan Status Sekolah identik, sedangkan berdasarkan Akreditasi Sekolah tidak identik. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah dengan menggunakan Uji Man-Whitney untuk variabel yang memiliki 2 sampel dan Uji Kruskial untuk variabel yang memiliki lebih dari 2 sampel dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 17 For Windows. Program ini menampilkan dua tabel yaitu hasil statistik dari subjek status sekolah dan akreditasi sekolah yang hasilnya dapat dilihat pada deskripsi dibawah ini: 1. Pengujian Hipotesis I a. Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah.

67 Ho= Tidak Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah. Ha= Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah. Tabel 5.14 Hasil Uji Man Whitney Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Status Sekolah Ranks status_sekolah N Mean Rank Sum of Ranks sikap_menyontek Negeri 33 44.45 1467.00 swasta 80 62.18 4974.00 Total 113 Test Statistics a sikap_menyontek Mann-Whitney U 906.000 Wilcoxon W 1467.000 Z -2.615 Asymp. Sig. (2-tailed).009 Berdasarkan tabel 5.14 tampak bahwa nilai asymp sig adalah 0,009, karena nilai asymp sig < dari 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah. Dalam tabel output rank bagian mean rank, terlihat angka mean rank (rata-rata ranking untuk status sekolah), sebagai berikut:

68 mean rank status sekolah swasta = 62.18 dan mean rank status sekolah negeri = 44.45. b. Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi sekolah. Ho= Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi sekolah. Ha= Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi sekolah Tabel 5.15 Hasil Uji Kruskal-Wallis Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Akreditas Sekolah Ranks akreditasi_sekolah N Mean Rank sikap_menyontek A 33 44.45 B 26 66.92 BT 54 59.89 Total 113 Test Statistics a,b sikap_menyontek Chi-Square 7.646 df 2 Asymp. Sig..022 Dari tabel 5.15 diatas menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig adalah 0.022 yang jauh dibawah 0.05 maka H0 ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan antara sikap siswa terhadap perilaku menyontek di ketiga sekolah dengan akreditasi yang berbeda yaitu A B dan belum terakreditasi. Dalam tabel

69 output rank bagian mean rank, terlihat angka mean rank (rata-rata ranking untuk akreditasi tertentu), sebagai berikut: Mean Rank Akreditasi A = 44.45, mean rank Akreditasi B = 66.92, dan mean rank belum terakreditasi = 59.89. Jika dilihat dari mean rank semua akreditasi hampir sama. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan sikap siswa diantara ketiga akreditasi tersebut jika dibandingkan bersama-sama. D. Pembahasan 1. Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Status Sekolah Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek pada sekolah yang bestatus negeri dan swasta ditunjukan dengan hasil (Asymp. Sig = 0.009 < α 0.05). sikap siswa terhadap perilaku menyontek pada nilai mean sekolah negeri lebih rendah dari sekolah swasta, hal ini terlihat dari perbandingan mean yaitu mean sekolah negeri < mean sekolah swasta (44.45 < 62.18). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diartikan bahwa adanya perbedaan sikap antara siswa disekolah negeri maupun disekolah swasta. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: a. Karena sekolah negeri memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai karena didukung dan diberi bantuan oleh pemerintah, sedangkan untuk

70 sekolah swasta semua fasilitas yang ada diperoleh dari donatur dan pemilik sekolah (yayasan) tersebut. b. Proses pembelajaran yang berbeda antara negeri dan swasta karena sarana dan prasarana yang ada dimasing-masing sekolah. c. Pendidik yang sudah menjadi pegawai negeri sipil, yang hidupnya sudah terjamin dengan berbagai tunjangan dan gaji yang lumayan besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, berbeda dengan pendidik yang bekerja pada sekolah swasta yang statusnya sebagai pendidik tetap yayasan atau pendidik tidak tetap yayasan yang penghasilannya ditentukan dari berapa banyaknya jumlah jam mengajar. d. Pendidik yang memperoleh feedback tidak sesuai dengan apa yang sudah diberikan kepada siswa-siswinya. Tak jarang hanya demi menjaga nama baik sekolah, agar terkesan memiliki kualitas pendidikan yang baik, pihak sekolah melakukan berbagai upaya untuk mempertinggi persentase angka kelulusan. Sekolah yang memberikan tambahan les diluar jam pelajaran perlu di apresiasi, namun ketika pihak sekolah telah kehabisan cara untuk mempertahankan kredibilitasnya sebagai sekolah terpandang, bisa jadi bukan hanya memberikan pengawasan yang leluasa tetapi memperbolehkan siswanya bertindak tidak jujur pada saat ujian berlangsung, atau bahkan pihak sekolah membantu memberikan jawaban yang mungkin belum tentu benar jawabanya. Siswa disekolah swasta sering sekali terdengar sebagai siswa

71 buangan karena mereka tidak diterima disekolah negeri. Dalam kondisi seperti ini peran pendidik sangat penting dalam kemajuan akademik para siswanya. Oleh sebab itu, status sekolah menjadi salah satu alasan mengapa sikap siswa terhadap perilaku menyontek lebih banyak terjadi pada sekolah swasta. Namun begitu sebagai pendidik sudah sewajarnya memberikan apa yang menjadi hak siswa-siswinya dan merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang harus terus dijalani karena berani mengambil pekerjaan dalam bidang pendidikan. Hal-hal itulah yang menjadi adanya perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek pada sekolah swasta dan negeri. 2. Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Akreditasi Sekolah Berdasarkan data dari hasil penelitian bahwa ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi sekolah ditunjukkan dengan hasil (Asymp. Sig= 0,022 < α 0,05). Sementara itu sekolah dengan peringkat akreditasi A (sangat baik) menunjukkan mean rank terendah yaitu 44.45, akreditasi B (baik) menunjukan mean rank tertinggi yaitu 66.92, sedangkan sekolah yang belum terakreditasi menunjukan mean rank sedang yaitu 59.89. Dari hasil diatas menunjukan bahwa sekolah dengan akreditasi A memiliki siswa dengan kategori rendah dalam perilaku menyontek dibandingkan dengan akreditasi B yang memiliki siswa dengan kategori tinggi dalam perilaku

72 menyontek, sedangkan untuk sekolah yang belum terakreditasi memiliki jumlah siswa dengan kategori sedang dalam perilaku menyontek. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang terjamin mutunya dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan pemerintah. Sekolah dengan mutu penyelenggaraan pendidikan yang sangat baik ataupun baik dengan peringkat akreditasi A ataupun B tentu mampu menghasilkan sumber daya manusia yang baik dengan perolehan prestasi yang baik pula. Setiap sekolah memiliki cara dan proses pembelajaran yang berbeda-beda, oleh karena itu hal ini mungkin dapat dijadikan faktor mengapa disetiap sekolah dengan akreditasi yang berbeda-beda memiliki sikap siswa terhadap perilaku menyontek yang berbeda-beda juga. Faktor tersebut diantaranya: a. Siswa yang bersekolah pada sekolah yang memiliki berakreditasi A dimana mean rank lebih rendah cenderung lebih giat dan tekun dalam belajar, sarana dan prasarana terpenuhi sehingga tidak banyak siswa yang terjerumus pada kegiatan moral yang menyimpang yang berupa tindakan menyontek. b. Sekolah yang memiliki akreditasi B dimana mean rank lebih tinggi dibandingkan sekolah berakreditasi A merasa sudah memiliki akreditasi baik maka dari itu siswa-siswinya merasa sombong dan dengan leluasa melakukan tindakan menyimpang seperti perilaku menyontek.

73 c. Bahkan sekolah yang belum terakreditasi ternyata berupaya semaksimal mungkin untuk terus meningkatkan mutu dan kualitasnya dengan berbagai cara, pendidik dan siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, belajar dengan semaksimal mungkin dan berjuang untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas tinggi sehingga dapat meningkatkan akreditasi sekolahnya. Oleh karena itu sekolah dengan nilai akreditasi A (sangat baik) seharusnya mampu menjamin bahwa siswa sebagai peserta didik mampu mendapatkan prestasi akademik yang baik juga. Dalam usaha mempertahankan mutu pendidikannya, sekolah membuat berbagai peraturan yang bertujuan untuk menjadikan peserta didik mempunyai perilaku yang baik dan juga berprestasi. Sebagai contoh sekolah melarang keras siswa untuk menyontek pada saat ujian dan memberikan hukuman kepada peserta didik yang melanggar peraturan tersebut. Peraturan seperti ini akan membiasakan peserta didik untuk bersikap jujur pada saat ujian. Hal ini yang membedakan sekolah yang berakreditas A dengan sekolah yang berakreditas B, atau sekolah yang belum terakreditasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek dalam ujian berdasarkan akreditasi dan status sekolah. Hasil analisis dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa: 1. Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah. Hasil penelitian ini dibuktikan dengan adanya nilai (Asymp. Sig = 0.009 <0.005). Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek di sekolah negeri dan swasta. Hal ini dapat diartikan bahwa sekolah swasta memiliki nilai mean yang lebih tinggi dibandingkan sekolah negeri. Oleh sebab itu, maka sebaiknya pihak sekolah mulai membenahi proses pembelajaran yang dianggap dapat menimbulkan perilaku menyontek. 2. Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi sekolah. Hasil penelitian ini dibuktikan dengan adanya nilai (Asymp. Sig=0.022<0.05) Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditasi A, B dan belum terakreditasi. Karena adanya perbedaan, hal ini dapat diartikan bahwa nilai mean akreditasi B lebih tinggi dibandingkan akreditasi A dan yang belum terakreditasi. Oleh sebab itu, maka sebaiknya pihak sekolah dapat mengevaluasi kembali sarana dan prasarana yang dimiliki, pelayanan yang diberikan kepada 74

75 siswa-siswi, serta proses pembelajaran didalam kelas untuk meminimalkan perilaku menyontek. B. Saran dan Keterbatasan Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memberikan saran-saran yang akan dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: a. Siwa-siswi diharapkan untuk bisa meningkatkan tanggung jawab mereka sebagai seorang pelajar. Khususnya untuk sekolah negeri yang sudah memiliki fasilitas yang memadai sebagai upaya untuk menekan sikap siswa terhadap perilaku menyontek dalam ujian. b. Sekolah negeri dan swasta diharapkan memiliki sarana dan prasana yang sama dan memadai, agar menunjang keberlangsungan proses pembelajaran dikelas. c. Sekolah swasta diharapkan untuk meningkatkan pengawasan pada saat ujian berlangsung dan memberlakukan peraturan untuk siswa yang kedapatan menyontek. 2. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan akreditas sekolah, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

76 a. Pihak sekolah dapat memberikan perlakuan yang lebih tepat kepada siswa-siswi dan memiliki perilaku mencontek dalam ujian. Terutama sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi B untuk lebih memperhatikan siswa-siswinya dalam proses pembelajaran dikelas, Agar dapat meminimalkan perilaku menyontek dan meningkatkan rasa percaya diri berupa keyakinan, berfikir positif, optimis dan bertanggung jawab pada siswa-siswinya. b. Untuk sekolah yang berakreditas A yang sudah memiliki mutu pendidikan yang sangat baik harus berusaha untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai cara misalnya menambah peraturan mengenai menyontek, agar siswa dapat meningkatkan kejujuran dalam mengerjakan soal ujian. c. Untuk sekolah yang berakreditas B, harus berusaha meningkatkan mutu pendidikan agar menjadi sekolah yang memiliki mutu pendidikan sangat baik. d. Untuk sekolah yang belum terakreditasi, harus banyak melakukan perubahan seperti memperbaiki fasilitas sekolah, memperbaiki kinerja guru, membuat berbagai peraturan yang bertujuan untuk mentertibkan dan menghasilkan siswa-siswi yang memiliki kualitas. 3. Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan, maka untuk penelitian selanjutnya peneliti diharapkan:

77 a. Mempertimbagkan satu aspek perilaku mencontek, yaitu melihat atau mencuri informasi secara diam-diam karena hal tersebut merupakan salah satu perilaku mencontek. b. Peneliti tidak dapat menjanjikan kejujuran responden dalam mengisi kuesioner. c. Mengupayakan untuk peneliti benar-benar dapat memastikan kesungguhan responden untuk mengisi kuesioner dengan baik dan jujur, karena isi atau jawaban dari pernyataan-pernyataan yang ada di kuesioner berpengaruh pada hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Azwar, Zaifuddin. 2005. Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ----------------------. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Alvianto, Candra. 2008. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Perilaku Mencontek. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Gunarsa & Gunarsa. 1991. Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia Puspitasari, I.W (2009). Minat Siswa untuk Menjadi Guru Ditinjau dari Jenis Kelamin, Prestasi Belajar Siswa, dan Pendapatan Orang Tua. Skripsi. USD Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Margono. S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Meidiana. 2005. Perbedaan Sikap Antara Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Perilaku Mencontek dalam Ujian di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. tidak diterbitkan. Mujahidah. 2009. Perilaku Menyontek Laki-laki dan Perempuan. Studi Meta Analisis. Jurnal Psikologi. Vol. 2 (2) Nasrudin. 2012. Pengaruh Status Akreditasi Terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliah Muhammad 08 Takerharjo Lamongan. Thesis Evaluasi Pendidikan Kualitas Guru. UIN Sunan Ampel Surabaya: Tidak diterbitkan Ahmadi, dan Sholeh,. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta. 78

79 Noor, Juliansyah.2011. Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta:Kencana Nurgiyantoro, dkk. 2000. Statistik Terapan Psikologi Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Pihatnaningtyas, T.K. 2014. Perilaku Menyontek Ditinjau dari Konsep Diri dan Efikasi Diri pada Siswa Kelas X SMA Negeri X. Skripsi. UIN Sunankalijaga. Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Purnamasari. D. 2013. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecurangan Akademik pada Mahasiswa. Educational Psichology Journal. Vol. 2 (1) Samani. M. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Santrock, J.W., 2003. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Sukarmin, Y. 2009. Sikap Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Th. XXVIII, No. 1. Sunarto dan Hartono Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Santoso, S. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11. Jakarta: Penerbit Erlangga. Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada Veronikha, M. 2013. Hubungan antara Moral Judgment Maturity dengan Perilaku Menyontek pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa. Vol 2. No. 4. Walgito, B. 1999. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.

80 Wijaya, K. dan Dedi, D. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Yusuf, A. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.

81 LAMPIRAN

82 LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN

83 BAGIAN I IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Siswa : 2. Jenis Kelamin : Laki-laki perempuan 3. Kelas : VII VIII IX 4. Sekolah : BAGIAN II Petunjuk mengerjakan Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama kemudian berikan jawaban anda dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan alternatif jawaban yang benar-benar sesuai dengan kondisi anda. Di sini tidak ada Jawaban benar maupun salah yang penting Anda Jujur mengisi sesuai kondisi anda. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah: SS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Setuju dengan kondisi Anda. S : Apabila pernyataan tersebut Setuju dengan kondisi Anda. TS : Apabila pernyataan tersebut Tidak Setuju dengan kondisi Anda. STS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Setuju dengan kondisi Anda. ~ SELAMAT MENGERJAKAN ~

84 No. Pernyataan SS S TS STS 1. Bekerjasama saat ujian sering saya lakukan bersama teman-teman sekelas. 2. Menurut saya sah-sah saja jika saya melirik jawaban teman sebelah sewaktu ujian. 3. Siswa yang ketahuan bekerjasama saat ujian sebaiknya didiamkan saja. 4. Saya merasa cemas ketika saya akan memberikan tissue yang berisi contekan kepada teman sebelah. 5. Tidak memberikan contekan pada teman akan membuat saya merasa lebih tenang. 6. Saya akan menggunakan kode-kode tertentu untuk saling menukarkan jawaban dengan teman pada saat ujian. 7. Saya akan membuka catatan hanya pada saat ujian open-book saja. 8. Saya tidak akan memberitahukan jawaban saya kepada teman pada saat ujian. 9. Jika sedang ujian berlangsung saya akan bekerja secara individu. 10. Menurut saya menulis contekan di kertas kecil tidak dilakukan oleh siswa yang baik. 11. Menurut saya lempar-lemparan kertas contekan pada saat ujian tidak dilakukan oleh siswa yang baik. 12. Menulis contekan dikertas kecil bisa dilakukan oleh siswa yang malas belajar. 13. Saya merasa senang karena dapat tempat duduk bersebelah dengan teman yang pandai karena akan lebih mudah untuk bekerjasama.

85 14. Saling bertukaran jawaban melalui tissue akan saya lakukan dengan senang hati pada teman sebelah saya. 15. Jika saya mengalami kesulitan menjawab ujian, saya akan membiarkan kertas ujian kosong dari pada bertanya kepada teman sebelah saya. 16. Pada saat ujian saya tidak akan melihat segala sesuatu yang berkaitan dengan contekan walaupun sudah saya persiapkan sebelumnya. 17. Saya merasa kurang yakin dengan jawaban yang diberikan teman saya karena jawaban tersebut belum tentu benar. 18. Meja dan kursi sering dijadikan alat untuk menulis contekan disaat ujian. 19. Saya merasa senang jika bisa menjawab sendiri soalsoal ujian meskipun saya duduk bersebelahan dengan teman yang pintar. 20. Saya sering melihat catatan pada waktu ujian closebook. 21. Melirik jawaban teman sebelah saat ujian menurut saya tidak dilakukan oleh siswa yang baik. 22. Melirik jawaban teman sebelah saat ujian menurut saya tidak dilakukan siswa yang baik. 23. Menurut saya menulis contekan dimeja dan kursi tidak dilakukan oleh siswa yang baik. 24. Jika soal-soal ujian dapat saya kerjakan sendiri, saya merasa lebih puas dan bangga meskipun nilainya kurang baik.

86 25. Walaupun jawaban yang diberikan oleh teman sebelah belum tentu benar, tetapi saya merasa lebih yakin dengan jawabannya tersebut. 26. Jika saya tidak bisa mengerjakan ujian, saya akan bertanya kepada teman sebelah saya. 27. Saya berusaha melihat tissue yang sudah saya tulis dan persiapkan untuk contekan pada saat ujian. 28. Peringatan atau hukuman sebaiknya diberikan kepada siswa yang bekerja sama dalam ujian. 29. Saya merasa gelisah jika saya memiliki contekan ujian yang sudah saya persiapkan sebelumnya. 30. Tissue sering dijadikan media untuk menulis contekan disaat ujian. 31. Saya akan merasa tenang jika saya bekerjasama dengan teman sebelah saya 32. Dalam mengerjakan soal-soal ujian saya merasa tenang apabila saya sudah membuat contekan. 33. Walaupun tidak ada guru pengawas saat ujian, saya tetap akan bekerja sendiri tanpa bantuan dari teman sebelah. 34. Saya memilih duduk paling belakang supaya saya bebas melihat catatan sewaktu ujian close book. 35. Menurut saya, supaya saya mendapatkan nilai yang bagus maka salah satu cara yang harus saya pakai adalah mencontek teman. 36. Salah satu trik mencontek yang sering dilakukan oleh siswa yang malas belajar adalah lemparlemparan kertas.

87 37. Saya akan bekerjasama dengan teman sebelah jika tidak ada guru pengawas saat ujian. 38. Pada saat ujian close book, saya akan menjauhkan catatan-catatan agar tidak bisa mencontek. 39. Belajar dengan giat dan tidak mencontek, pasti akan mendapatkan nilai yang bagus. 40. Saya merasa senang jika memberikan contekan kepada teman-teman saya. 41. Menurut saya menulis contekan di tissue tidak dilakukan oleh siswa yang baik. 42. Tanpa bantuan teman-teman saya merasa mampu untuk mengerjakan soal-soal ujian. 43. Secara terang-terangan dan berani, saya akan membuka kertas kecil yang berisi contekan. 44. Saya akan melirik lembar jawaban teman sebelah lalu meniru jawabannya tersebut. 45. Saya takut membuka kertas kecil yang berisi contekan serta takut ketahuan. 46. Saya tidak mau meniru jawaban teman meskipun kertas jawaban teman terbuka. 47. Saya akan menuliskan contekan diatas meja supaya mudah melihatnya 48. Menurut saya, bekerjasama disaat ujian merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan nilai bagus. 49. Pada saat ujian saya akan memilih meja yang bersih dan tidak ada coretan contekan supaya saya dapat lebih konsentrasi dalam mengerjakan ujian.

88 50. Perjuangan yang besar diperlukan dalam bekerjasama saat ujian karena memiliki resiko yang besar. 51. Menurut saya, duduk dimana saja adalah sama karena semua tergantung pada diri kita masingmasing. 52. Saya akan saling tukar jawaban dengan teman sebelah menggunakan kertas-kertas kecil pada saat ujian. 53. Saya tidak ingin mendapatkan jawaban teman disaat ujian dengan cara memilih tempat duduk di depan. 54. Saya merasa bangga dengan jawaban yang saya dapat dari teman sebelah meskipun nilainya tidak terlalu tinggi. 55. Saya tidak akan memberikan jawaban saya kepada teman sebelah walaupun menggunakan kertas kecil. 56. Saya merasa cemas jika saya bisa membuka buku catatan pada saat ujian walaupun ujian bersifat close book. 57. Saya memilih duduk didekat teman yang pandai supaya saya mendapatkan jawaban saat ujian. 58. Saya mendukung pepatah posisi menentukan prestasi karena akan memudahkan untuk bekerjasama dengan teman yang diinginkan. 59. Saya merasa cemas dan gelisah jika bekerjasama dengan teman saat ujian.

89 60. Walaupun ujian bersifat close book, saya merasa sangat senang apabila bisa membuka buku catatan untuk mencontek.

90 LAMPIRAN II DATA INDUK PENELITIAN

91 Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 2 3 1 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2 2 4 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 4 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 4 1 2 4 1 1 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 1 2 4 1 1 2 1 2 1 1 3 3 2 3 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 4 3 4 2 3 4 3 2 1 1 2 3 3 3 1 2 4 4 4 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 4 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 4 4 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 1 4 1 2 1 1 2 2 3 2 3 1 4 1 1 1 1 4 1 2 4 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 4 2 2 1 1 2 4 3 1 1 1 3 2 3 2 4 3 1 3 1 2 1 1 3 4 3 2 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 3 2 1 3 3 2 4 2 1 2 1 2 1 2 3 3 2 3 3 2 1 1 1 1 1 4 1 1 4 1 4 1 1 4 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15

92 1 1 2 4 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 3 2 2 4 2 1 1 1 1 2 4 4 1 1 1 4 2 2 2 2 1 2 1 1 2 4 4 1 1 1 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 2 1 2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 3 1 1 4 1 2 4 4 1 2 2 3 1 1 1 2 2 2 4 1 2 4 1 1 2 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 3 2 1 4 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2

93 2 1 3 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 2 2 4 2 2 2 3 1 2 2 2 1 4 4 1 2 1 3 2 2 4 1 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 4 2 1 2 1 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 1 1 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 4 2 2 4 2 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 4 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 4 4 2 4 2 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 4 4 4 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 1 4 4 1 4 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 4 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 2 4 1 4 4 2 3 2 1 4 4 4 3 4 2 3

94 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 1 1 1 1 4 1 1 2 2 4 2 3 2 1 4 1 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 1 4 3 2 4 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 4 4 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 3 3 2 1 4 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 1 3 2 1-4 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 3 3 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 2

95 2 2 2 1 1 2 3 3 2 1 1 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 4 3 2 1 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 4 2 1 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 4 2 1 3 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 4 4 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 4 2 1 2 2 4 1 1 4 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 4 3 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2

96 Butir 16 Butir 17 Butir 18 Butir 19 Butir 20 Butir 21 Butir 22 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 1 1 1 1 4 1 2 2 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 1 3 1 2 3 1 1 3 2 2 2 1 2 3 3 4 2 1 3 2 2 1 2 3 3 4 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 4 1 1 1 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 1 3 2 3 3 1 2 2 3 3 1 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 4 2 1 4 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 4 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 4 1 4 1 1 1 4 4 1 4 1 2 4 4 3 1 2 3 1 1 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 1 1 1 1 2 2 4 2 4 2 3 2 2 3 2 4 4 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 3 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 Butir 23 Butir 24 Butir 25 Butir 26 Butir 27 Butir 28 Butir 29 Butir 30

97 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 3 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 4 1 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 4 1 1 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 4 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 1 2 2 3 1 1 3 3 2 1 1 2 2 1 3 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 4 1 2 2 2 1 3 2 3 2 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 3 1 2 1 4 1 1 2 3 3 1 1 4

98 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 4 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 1 3 1 2 1 4 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 4 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 4 1 1 2 3 2 1 1 2 2 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 4 2 1 3 1 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 2 1 4 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 4 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 3 1 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2 3 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2

99 2 1 2 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 4 3 4 4 4 1 1 2 2 1 4 1 3 1 1 2 1 1 1 4 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 4 1 2 2 1 2 1 2 3 1 2 2 4 1 1 1 1 2 2 2 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 1 2 1 1 1 2 4 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 1 3 3 2 1 1 2 1 2 3 1 1 3 2 3 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 4 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 2 4 2 3 1 1 2 1 4 3 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 1 2 2 3 1 1 2 3 2 1 1 2 3 2 1 1 2 2 3 1 1 3 3 2 1 1 2

100 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 1 2 1 4 1 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 3 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 3 1 1 2 4 2 2 2 2 2 1 4 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 3 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 3 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1

101 Butir 31 Butir 32 Butir 33 Butir 34 Butir 35 Butir 36 Butir 37 Butir 38 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 1 2 1 2 3 2 4 3 1 4 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 4 1 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 3 1 2 3 2 2 3 1 3 4 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 4 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 3 4 3 1 3 3 1 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 2 1 1 2 4 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 Butir 39 Butir 40 Butir 41 Butir 42 Butir 43 Butir 44 Butir 45

102 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 2 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 4 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 4 4 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 2 2 4 2 1 1 2 1 1 2 2 1

103 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 4 2 1 1 2 2 2 2 4

104 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 1 2 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 3 1 4 4 1 1 3 4 1 4 4 1 4 1 4 4 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 2 1 2 1 1 4 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 4 2 2 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 2 1 1 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 4 1 4 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 4 2 1 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1

105 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 2 2 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1

106 Butir 46 Butir 47 Butir 48 Butir 49 Butir 50 Butir 51 Butir 52 Butir 53 3 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 4 1 2 1 3 1 1 2 2 1 3 1 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 4 1 2 2 3 2 1 1 2 1 1 3 1 2 1 4 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3 2 1 1 1 2 3 4 2 2 4 2 3 2 4 3 3 2 1 1 3 2 3 1 2 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 4 2 1 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 1 2 2 1 2 1 4 3 3 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 4 2 1 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 4 4 1 3 4 1 3 3 1 1 2 3 3 1 3 1 3 2 3 4 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 2 1 3 4 1 1 3 4 2 3 2 2 2 4 3 1 2 3 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 Butir 54 Butir 55 Butir 56 Butir 57 Butir 58 Butir 59 Butir 60

107 1 1 1 2 4 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 3 3 2 1 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 1 1 3 4 2 3 2 3 4 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 2 3 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 1 4 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 1 3 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 4 1 1 4 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 4 1 1 1 1 4 2 1 1 4 2 3 2 2 1 1 1 2 1 4 1 1 2 2 1 2

108 3 1 2 3 4 3 1 3 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 4 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 4 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 3 2 2 2 1 1 3 1 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 4 1 1 2 4 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4 1 1 2 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 4 2 2 4 1

109 1 2 1 1 4 1 1 2 4 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2 1 1 2 3 2 3 1 1 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 4 3 2 3 1 4 2 3 3 4 1 1 1 4 3 1 1 1 1 1 2 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 3 1 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 4 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 2 4 1 1 4 4 4 2 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 2 2 2 1 3 1 2 2 2 1 1 3 3 1 2 4 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 4 1 2 1 4 3 4 2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2

110 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 2 4 2 2 1 4 2 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 4 4 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 4 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 4 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1

111 LAMPIRAN III DATA VALIDITAS & RELIABILITAS

112 1. Pengujian Validitas Pertama Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.928.937 60

113 Item Statistics Mean Std. Deviation N b1 1.72.713 112 b2 1.55.641 112 b3 1.82.713 112 b4 2.28 1.076 112 b5 1.73.849 112 b6 1.80.655 112 b7 2.13.960 112 b8 1.69.760 112 b9 1.62.738 112 b10 1.94.862 112 b11 1.99.973 112 b12 2.92.829 112 b13 2.30.966 112 b14 1.69.748 112 b15 2.61.914 112 b16 1.87.854 112 b17 1.59.705 112 b18 1.93.856 112 b19 1.49.658 112 b20 1.79.810 112 b21 1.93.756 112 b22 3.05.792 112 b23 1.73.723 112 b24 1.59.665 112 b25 1.78.681 112 b26 1.83.793 112 b27 1.61.662 112 b28 1.70.745 112 b29 1.99.833 112 b30 1.98.782 112

114 b31 1.88.825 112 b32 1.63.749 112 b33 1.60.703 112 b34 1.67.715 112 b35 1.54.583 112 b36 2.45.919 112 b37 1.85.830 112 b38 1.71.753 112 b39 1.48.657 112 b40 1.79.659 112 b41 1.96.764 112 b42 1.89.702 112 b43 1.61.649 112 b44 1.73.735 112 b45 2.06.862 112 b46 1.91.886 112 b47 1.64.656 112 b48 1.80.757 112 b49 1.54.683 112 b50 2.63.978 112 b51 1.47.600 112 b52 1.61.620 112 b53 2.05.769 112 b54 2.08 1.015 112 b55 1.83.793 112 b56 2.07.856 112 b57 1.87.854 112 b58 2.04.874 112 b59 2.01.844 112 b60 1.61.689 112

115 Item-Total Statistics Corrected Squared Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted b1 110.94 410.690.442..927 b2 111.11 407.069.636..926 b3 110.84 410.226.458..927 b4 110.38 412.725.231..929 b5 110.93 410.193.379..927 b6 110.86 409.277.537..926 b7 110.54 413.963.232..928 b8 110.97 413.161.331..927 b9 111.04 406.259.576..926 b10 110.72 412.166.315..928 b11 110.67 410.764.311..928 b12 109.74 429.401 -.178..931 b13 110.36 410.988.307..928 b14 110.97 403.864.650..925 b15 110.05 411.060.325..928 b16 110.79 403.552.573..926 b17 111.07 414.914.298..928 b18 110.73 412.738.301..928 b19 111.17 409.493.527..926 b20 110.88 403.804.599..926 b21 110.73 408.378.491..926 b22 109.61 437.015 -.413..932 b23 110.93 411.815.396..927 b24 111.07 410.301.490..927 b25 110.88 403.995.713..925 b26 110.83 405.421.561..926 b27 111.05 405.114.690..925 b28 110.96 406.665.557..926

116 b29 110.67 419.196.119..929 b30 110.68 419.824.110..929 b31 110.78 402.806.618..925 b32 111.04 404.593.624..926 b33 111.06 403.374.711..925 b34 110.99 404.171.670..925 b35 111.12 407.923.666..926 b36 110.21 432.530 -.246..932 b37 110.81 400.640.681..925 b38 110.95 406.285.564..926 b39 111.18 412.112.428..927 b40 110.87 407.414.605..926 b41 110.71 414.264.293..928 b42 110.77 408.432.530..926 b43 111.05 405.601.686..925 b44 110.93 402.932.694..925 b45 110.60 419.035.118..929 b46 110.75 407.414.441..927 b47 111.02 405.982.664..926 b48 110.86 402.124.700..925 b49 111.12 407.131.594..926 b50 110.04 444.161 -.513..935 b51 111.19 414.838.359..927 b52 111.05 405.222.735..925 b53 110.61 406.367.548..926 b54 110.58 407.273.382..927 b55 110.83 408.466.464..927 b56 110.59 418.046.148..929 b57 110.79 398.939.712..925 b58 110.62 408.221.424..927 b59 110.65 411.851.333..928 b60 111.05 404.303.692..925

117 2. Pengujian Validitas Kedua Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.950.954 52

118 Item Statistics Mean Std. Deviation N b1 1.72.713 112 b2 1.55.641 112 b3 1.82.713 112 b4 2.28 1.076 112 b5 1.73.849 112 b6 1.80.655 112 b7 2.13.960 112 b8 1.69.760 112 b9 1.62.738 112 b10 1.94.862 112 b11 1.99.973 112 b13 2.30.966 112 b14 1.69.748 112 b15 2.61.914 112 b16 1.87.854 112 b17 1.59.705 112 b18 1.93.856 112 b19 1.49.658 112 b20 1.79.810 112 b21 1.93.756 112 b23 1.73.723 112 b24 1.59.665 112 b25 1.78.681 112 b26 1.83.793 112 b27 1.61.662 112 b28 1.70.745 112 b31 1.88.825 112 b32 1.63.749 112 b33 1.60.703 112 b34 1.67.715 112

119 b35 1.54.583 112 b37 1.85.830 112 b38 1.71.753 112 b39 1.48.657 112 b40 1.79.659 112 b41 1.96.764 112 b42 1.89.702 112 b43 1.61.649 112 b44 1.73.735 112 b46 1.91.886 112 b47 1.64.656 112 b48 1.80.757 112 b49 1.54.683 112 b51 1.47.600 112 b52 1.61.620 112 b53 2.05.769 112 b54 2.08 1.015 112 b55 1.83.793 112 b57 1.87.854 112 b58 2.04.874 112 b59 2.01.844 112 b60 1.61.689 112

120 Item-Total Statistics Squared Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted b1 91.79 439.251.443..949 b2 91.96 435.340.644..948 b3 91.69 438.307.475..949 b4 91.23 441.910.219..951 b5 91.78 438.373.391..949 b6 91.71 437.201.560..948 b7 91.38 443.230.219..950 b8 91.82 441.337.347..949 b9 91.89 434.223.592..948 b10 91.57 439.905.341..950 b11 91.52 438.216.340..950 b13 91.21 439.336.314..950 b14 91.82 432.364.645..948 b15 90.90 439.152.339..950 b16 91.64 431.367.589..948 b17 91.92 444.363.274..950 b18 91.58 441.129.309..950 b19 92.02 437.819.536..948 b20 91.72 432.130.600..948 b21 91.58 435.885.524..948 b23 91.78 440.175.405..949 b24 91.92 438.903.490..949 b25 91.73 432.144.720..948 b26 91.68 433.139.582..948 b27 91.90 433.855.677..948 b28 91.81 435.415.547..948 b31 91.63 431.624.604..948 b32 91.88 433.185.617..948

121 b33 91.91 431.614.715..948 b34 91.84 432.334.677..948 b35 91.96 436.413.666..948 b37 91.66 428.911.681..948 b38 91.79 434.489.572..948 b39 92.03 440.405.441..949 b40 91.71 435.539.618..948 b41 91.55 442.303.314..950 b42 91.62 436.617.541..948 b43 91.90 434.035.686..948 b44 91.78 430.752.711..948 b46 91.60 435.468.453..949 b47 91.87 433.883.684..948 b48 91.71 430.138.709..948 b49 91.96 435.873.584..948 b51 92.04 443.422.365..949 b52 91.90 433.531.738..948 b53 91.46 434.719.551..948 b54 91.43 435.689.384..950 b55 91.68 437.589.445..949 b57 91.64 426.844.720..947 b58 91.46 436.665.426..949 b59 91.50 441.838.294..950 b60 91.90 432.342.704..948

122 LAMPIRAN IV NORMALITAS & HOMOGENITAS

123 A. Uji Normalitas 1. Uji Normalitas Status Sekolah Negeri One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sikap_Menyontek N 33 Normal Parameters a,,b Mean 84.82 Std. Deviation 20.351 Most Extreme Differences Absolute.129 Positive.129 Negative -.117 Kolmogorov-Smirnov Z.741 Asymp. Sig. (2-tailed).642 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 2. Uji Normalitas Status Sekolah Swasta One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sikap_Menyonte k N 80 Normal Parameters a,,b Mean 96.96 Std. Deviation 20.652 Most Extreme Differences Absolute.064 Positive.046 Negative -.064 Kolmogorov-Smirnov Z.572 Asymp. Sig. (2-tailed).899 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

124 3. Uji Normalitas Akreditas Sekolah A One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sikap_Menyontek N 33 Normal Parameters a,,b Mean 84.82 Std. Deviation 20.351 Most Extreme Differences Absolute.129 Positive.129 Negative -.117 Kolmogorov-Smirnov Z.741 Asymp. Sig. (2-tailed).642 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 4. Uji Normalitas Akreditas Sekolah B One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sikap_Menyonte k N 26 Normal Parameters a,,b Mean 99.92 Std. Deviation 14.916 Most Extreme Differences Absolute.179 Positive.179 Negative -.113 Kolmogorov-Smirnov Z.911 Asymp. Sig. (2-tailed).377 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

125 5. Uji Normalitas Sekolah Belum Terakreditasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sikap_Menyonte k N 54 Normal Parameters a,,b Mean 95.54 Std. Deviation 22.900 Most Extreme Differences Absolute.106 Positive.106 Negative -.105 Kolmogorov-Smirnov Z.777 Asymp. Sig. (2-tailed).582 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

126 B. Uji Homogenitas 1. Uji Homogenitas Status Sekolah Test of Homogeneity of Variances sikap_menyontek Levene Statistic df1 df2 Sig..187 1 111.666 2. Uji Homogenitas Akreditasi Sekolah Test of Homogeneity of Variances sikap_menyontek Levene Statistic df1 df2 Sig. 3.748 2 110.027

127 LAMPIRAN V UJI HIPOTESIS 1. Uji Mann-Whitney 2. Uji Kruskial

128 1. UJI MAN-WHITNEY (Status Sekolah) Ranks status_se kolah N Mean Rank Sum of Ranks sikap_menyontek Negeri 33 44.45 1467.00 swasta 80 62.18 4974.00 Total 113 Test Statistics a sikap_menyontek Mann-Whitney U 906.000 Wilcoxon W 1467.000 Z -2.615 Asymp. Sig. (2-tailed).009 a. Grouping Variable: status_sekolah

129 2. UJI KRUSKAL (Akreditasi Sekolah) Ranks akreditasi_sekolah N Mean Rank sikap_menyontek A 33 44.45 B 26 66.92 BT 54 59.89 Total 113 Test Statistics a,b sikap_menyontek Chi-Square 7.646 df 2 Asymp. Sig..022 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: akreditasi_sekolah

130 LAMPIRAN VI DAFTAR TABEL

131 DF = n-2 TABEL R STATISTIKA rumushitung.com http://rumushitung.com 0.1 0.05 0.02 0.01 0.001 r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001 1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000 2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990 3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911 4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741 5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509 6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249 7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983 8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721 9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470 10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233 11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010 12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800 13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604 14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419 15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247 16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084 17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932 18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788 19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652 20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524 21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402 22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287 23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178 24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074 25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974 26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880 27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790 28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703 29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620 30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541 31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465 32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392 33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322 34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254 35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189

132 DF = n-2 0.1 0.05 0.02 0.01 0.001 r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001 36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126 37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066 38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007 39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950 40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896 41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843 42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791 43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742 44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694 45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647 46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601 47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557 48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514 49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473 50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432 51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393 52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354 53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317 54 0.2221 0.2632 0.3102 0.3415 0.4280 55 0.2201 0.2609 0.3074 0.3385 0.4244 56 0.2181 0.2586 0.3048 0.3357 0.4210 57 0.2162 0.2564 0.3022 0.3328 0.4176 58 0.2144 0.2542 0.2997 0.3301 0.4143 59 0.2126 0.2521 0.2972 0.3274 0.4110 60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248 0.4079 61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223 0.4048 62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018 63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988 64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959 65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931 66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903 67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876 68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850 69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823 70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798 DF = n-2 0.1 0.05 0.02 0.01 0.001 r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001 71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773

133 72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748 73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724 74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701 75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678 76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655 77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633 78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611 79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589 80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568 81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813 0.3547 82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527 83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780 0.3507 84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764 0.3487 85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468 86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449 87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.3430 88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412 89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393 90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673 0.3375 91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358 92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341 93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323 94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307 95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604 0.3290 96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591 0.3274 97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258 98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242 99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552 0.3226 100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540 0.3211 101 0.1630 0.1937 0.2290 0.2528 0.3196 102 0.1622 0.1927 0.2279 0.2515 0.3181 103 0.1614 0.1918 0.2268 0.2504 0.3166 104 0.1606 0.1909 0.2257 0.2492 0.3152 105 0.1599 0.1900 0.2247 0.2480 0.3137 DF = n-2 0.1 0.05 0.02 0.01 0.001 r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001 106 0.1591 0.1891 0.2236 0.2469 0.3123 107 0.1584 0.1882 0.2226 0.2458 0.3109 108 0.1576 0.1874 0.2216 0.2446 0.3095 109 0.1569 0.1865 0.2206 0.2436 0.3082

134 110 0.1562 0.1857 0.2196 0.2425 0.3068 111 0.1555 0.1848 0.2186 0.2414 0.3055 112 0.1548 0.1840 0.2177 0.2403 0.3042 113 0.1541 0.1832 0.2167 0.2393 0.3029 114 0.1535 0.1824 0.2158 0.2383 0.3016 115 0.1528 0.1816 0.2149 0.2373 0.3004 116 0.1522 0.1809 0.2139 0.2363 0.2991 117 0.1515 0.1801 0.2131 0.2353 0.2979 118 0.1509 0.1793 0.2122 0.2343 0.2967 119 0.1502 0.1786 0.2113 0.2333 0.2955 120 0.1496 0.1779 0.2104 0.2324 0.2943 121 0.1490 0.1771 0.2096 0.2315 0.2931 122 0.1484 0.1764 0.2087 0.2305 0.2920 123 0.1478 0.1757 0.2079 0.2296 0.2908 124 0.1472 0.1750 0.2071 0.2287 0.2897 125 0.1466 0.1743 0.2062 0.2278 0.2886 126 0.1460 0.1736 0.2054 0.2269 0.2875 127 0.1455 0.1729 0.2046 0.2260 0.2864 128 0.1449 0.1723 0.2039 0.2252 0.2853 129 0.1443 0.1716 0.2031 0.2243 0.2843 130 0.1438 0.1710 0.2023 0.2235 0.2832 131 0.1432 0.1703 0.2015 0.2226 0.2822 132 0.1427 0.1697 0.2008 0.2218 0.2811 133 0.1422 0.1690 0.2001 0.2210 0.2801 134 0.1416 0.1684 0.1993 0.2202 0.2791 135 0.1411 0.1678 0.1986 0.2194 0.2781 136 0.1406 0.1672 0.1979 0.2186 0.2771 137 0.1401 0.1666 0.1972 0.2178 0.2761 138 0.1396 0.1660 0.1965 0.2170 0.2752 139 0.1391 0.1654 0.1958 0.2163 0.2742 140 0.1386 0.1648 0.1951 0.2155 0.2733 DF = n-2 0.1 0.05 0.02 0.01 0.001 r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001 141 0.1381 0.1642 0.1944 0.2148 0.2723 142 0.1376 0.1637 0.1937 0.2140 0.2714 143 0.1371 0.1631 0.1930 0.2133 0.2705 144 0.1367 0.1625 0.1924 0.2126 0.2696 145 0.1362 0.1620 0.1917 0.2118 0.2687 146 0.1357 0.1614 0.1911 0.2111 0.2678 147 0.1353 0.1609 0.1904 0.2104 0.2669

135 148 0.1348 0.1603 0.1898 0.2097 0.2660 149 0.1344 0.1598 0.1892 0.2090 0.2652 150 0.1339 0.1593 0.1886 0.2083 0.2643 151 0.1335 0.1587 0.1879 0.2077 0.2635 152 0.1330 0.1582 0.1873 0.2070 0.2626 153 0.1326 0.1577 0.1867 0.2063 0.2618 154 0.1322 0.1572 0.1861 0.2057 0.2610 155 0.1318 0.1567 0.1855 0.2050 0.2602 156 0.1313 0.1562 0.1849 0.2044 0.2593 157 0.1309 0.1557 0.1844 0.2037 0.2585 158 0.1305 0.1552 0.1838 0.2031 0.2578 159 0.1301 0.1547 0.1832 0.2025 0.2570 160 0.1297 0.1543 0.1826 0.2019 0.2562 161 0.1293 0.1538 0.1821 0.2012 0.2554 162 0.1289 0.1533 0.1815 0.2006 0.2546 163 0.1285 0.1528 0.1810 0.2000 0.2539 164 0.1281 0.1524 0.1804 0.1994 0.2531 165 0.1277 0.1519 0.1799 0.1988 0.2524 166 0.1273 0.1515 0.1794 0.1982 0.2517 167 0.1270 0.1510 0.1788 0.1976 0.2509 168 0.1266 0.1506 0.1783 0.1971 0.2502 169 0.1262 0.1501 0.1778 0.1965 0.2495 170 0.1258 0.1497 0.1773 0.1959 0.2488 171 0.1255 0.1493 0.1768 0.1954 0.2481 172 0.1251 0.1488 0.1762 0.1948 0.2473 173 0.1247 0.1484 0.1757 0.1942 0.2467 174 0.1244 0.1480 0.1752 0.1937 0.2460 175 0.1240 0.1476 0.1747 0.1932 0.2453 DF = n-2 0.1 0.05 0.02 0.01 0.001 r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001 176 0.1237 0.1471 0.1743 0.1926 0.2446 177 0.1233 0.1467 0.1738 0.1921 0.2439 178 0.1230 0.1463 0.1733 0.1915 0.2433 179 0.1226 0.1459 0.1728 0.1910 0.2426 180 0.1223 0.1455 0.1723 0.1905 0.2419 181 0.1220 0.1451 0.1719 0.1900 0.2413 182 0.1216 0.1447 0.1714 0.1895 0.2406 183 0.1213 0.1443 0.1709 0.1890 0.2400 184 0.1210 0.1439 0.1705 0.1884 0.2394 185 0.1207 0.1435 0.1700 0.1879 0.2387

136 186 0.1203 0.1432 0.1696 0.1874 0.2381 187 0.1200 0.1428 0.1691 0.1869 0.2375 188 0.1197 0.1424 0.1687 0.1865 0.2369 189 0.1194 0.1420 0.1682 0.1860 0.2363 190 0.1191 0.1417 0.1678 0.1855 0.2357 191 0.1188 0.1413 0.1674 0.1850 0.2351 192 0.1184 0.1409 0.1669 0.1845 0.2345 193 0.1181 0.1406 0.1665 0.1841 0.2339 194 0.1178 0.1402 0.1661 0.1836 0.2333 195 0.1175 0.1398 0.1657 0.1831 0.2327 196 0.1172 0.1395 0.1652 0.1827 0.2321 197 0.1169 0.1391 0.1648 0.1822 0.2315 198 0.1166 0.1388 0.1644 0.1818 0.2310 199 0.1164 0.1384 0.1640 0.1813 0.2304 200 0.1161 0.1381 0.1636 0.1809 0.2298 201 0.1158 0.1378 0.1632 0.1804 0.2293 202 0.1155 0.1374 0.1628 0.1800 0.2287 203 0.1152 0.1371 0.1624 0.1795 0.2282 204 0.1149 0.1367 0.1620 0.1791 0.2276 205 0.1146 0.1364 0.1616 0.1787 0.2271 DF = n-2 0.1 0.05 0.02 0.01 0.001 r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001 206 0.1144 0.1361 0.1612 0.1782 0.2265 207 0.1141 0.1358 0.1608 0.1778 0.2260 208 0.1138 0.1354 0.1604 0.1774 0.2255 209 0.1135 0.1351 0.1601 0.1770 0.2250 210 0.1133 0.1348 0.1597 0.1766 0.2244 211 0.1130 0.1345 0.1593 0.1761 0.2239 212 0.1127 0.1342 0.1589 0.1757 0.2234 213 0.1125 0.1338 0.1586 0.1753 0.2229 214 0.1122 0.1335 0.1582 0.1749 0.2224 215 0.1120 0.1332 0.1578 0.1745 0.2219 216 0.1117 0.1329 0.1575 0.1741 0.2214 217 0.1114 0.1326 0.1571 0.1737 0.2209 218 0.1112 0.1323 0.1568 0.1733 0.2204 219 0.1109 0.1320 0.1564 0.1729 0.2199 220 0.1107 0.1317 0.1561 0.1726 0.2194 221 0.1104 0.1314 0.1557 0.1722 0.2189 222 0.1102 0.1311 0.1554 0.1718 0.2184 223 0.1099 0.1308 0.1550 0.1714 0.2179

137 224 0.1097 0.1305 0.1547 0.1710 0.2175 225 0.1094 0.1303 0.1543 0.1707 0.2170 226 0.1092 0.1300 0.1540 0.1703 0.2165 227 0.1090 0.1297 0.1537 0.1699 0.2161 228 0.1087 0.1294 0.1533 0.1695 0.2156 229 0.1085 0.1291 0.1530 0.1692 0.2151 230 0.1083 0.1288 0.1527 0.1688 0.2147 231 0.1080 0.1286 0.1523 0.1684 0.2142 232 0.1078 0.1283 0.1520 0.1681 0.2138 233 0.1076 0.1280 0.1517 0.1677 0.2133 234 0.1073 0.1277 0.1514 0.1674 0.2129 235 0.1071 0.1275 0.1510 0.1670 0.2124 236 0.1069 0.1272 0.1507 0.1667 0.2120 237 0.1067 0.1269 0.1504 0.1663 0.2115 238 0.1064 0.1267 0.1501 0.1660 0.2111 239 0.1062 0.1264 0.1498 0.1656 0.2107 240 0.1060 0.1261 0.1495 0.1653 0.2102 241 0.1058 0.1259 0.1492 0.1650 0.2098 242 0.1055 0.1256 0.1489 0.1646 0.2094 243 0.1053 0.1254 0.1486 0.1643 0.2090 244 0.1051 0.1251 0.1483 0.1640 0.2085 245 0.1049 0.1249 0.1480 0.1636 0.2081 246 0.1047 0.1246 0.1477 0.1633 0.2077 247 0.1045 0.1244 0.1474 0.1630 0.2073 248 0.1043 0.1241 0.1471 0.1626 0.2069 249 0.1041 0.1239 0.1468 0.1623 0.2065 250 0.1039 0.1236 0.1465 0.1620 0.2061 251 0.1036 0.1234 0.1462 0.1617 0.2057 252 0.1034 0.1231 0.1459 0.1614 0.2053 253 0.1032 0.1229 0.1456 0.1610 0.2049 254 0.1030 0.1226 0.1453 0.1607 0.2045 255 0.1028 0.1224 0.1451 0.1604 0.2041 256 0.1026 0.1222 0.1448 0.1601 0.2037 257 0.1024 0.1219 0.1445 0.1598 0.2033 258 0.1022 0.1217 0.1442 0.1595 0.2029 259 0.1020 0.1215 0.1439 0.1592 0.2025 260 0.1018 0.1212 0.1437 0.1589 0.2022 261 0.1016 0.1210 0.1434 0.1586 0.2018 262 0.1015 0.1208 0.1431 0.1583 0.2014 263 0.1013 0.1205 0.1428 0.1580 0.2010

138 264 0.1011 0.1203 0.1426 0.1577 0.2006 265 0.1009 0.1201 0.1423 0.1574 0.2003 266 0.1007 0.1199 0.1420 0.1571 0.1999 267 0.1005 0.1196 0.1418 0.1568 0.1995 268 0.1003 0.1194 0.1415 0.1565 0.1992 269 0.1001 0.1192 0.1413 0.1562 0.1988 270 0.0999 0.1190 0.1410 0.1559 0.1984 271 0.0998 0.1187 0.1407 0.1557 0.1981 272 0.0996 0.1185 0.1405 0.1554 0.1977 273 0.0994 0.1183 0.1402 0.1551 0.1974 274 0.0992 0.1181 0.1400 0.1548 0.1970 275 0.0990 0.1179 0.1397 0.1545 0.1967 276 0.0989 0.1177 0.1395 0.1543 0.1963 277 0.0987 0.1175 0.1392 0.1540 0.1960 278 0.0985 0.1173 0.1390 0.1537 0.1956 279 0.0983 0.1170 0.1387 0.1534 0.1953 280 0.0981 0.1168 0.1385 0.1532 0.1949 281 0.0980 0.1166 0.1382 0.1529 0.1946 282 0.0978 0.1164 0.1380 0.1526 0.1943 283 0.0976 0.1162 0.1377 0.1524 0.1939 284 0.0975 0.1160 0.1375 0.1521 0.1936 285 0.0973 0.1158 0.1373 0.1518 0.1932 286 0.0971 0.1156 0.1370 0.1516 0.1929 287 0.0969 0.1154 0.1368 0.1513 0.1926 288 0.0968 0.1152 0.1366 0.1510 0.1923 289 0.0966 0.1150 0.1363 0.1508 0.1919

139 LAMPIRAN VII DAFTAR JUMLAH SISWA, STATUS SEKOLAH, DAN AKREDITASI SEKOLAH

140 No Nama Sekolah Akre ditasi Siswa Menurut Tingkat dan Jenis Kelamin Tingkat I II III Jumlah L P L P L P L P L+P 1 SMP NEGERI 1 1 123 149 123 154 105 151 351 454 805 2 SMP NEGERI 2 1 76 162 102 137 97 120 275 419 694 3 SMP NEGERI 3 1 98 107 101 100 94 101 293 308 601 4 SMP NEGERI 4 1 67 103 66 102 69 101 202 306 508 5 SMP NEGERI 5 1 144 174 130 196 127 166 401 536 937 6 SMP NEGERI 6 1 112 127 108 129 97 134 317 390 707 7 SMP NEGERI 7 1 85 119 90 114 87 116 262 349 611 8 SMP NEGERI 8 1 122 193 126 194 136 176 384 568 952 9 SMP NEGERI 9 1 78 126 71 131 76 128 225 385 610 10 SMP NEGERI 10 1 69 102 83 87 79 91 231 280 511 11 SMP NEGERI 11 1 65 71 64 74 68 66 197 211 408 12 SMP NEGERI 12 1 80 90 81 87 73 95 234 272 506 13 SMP NEGERI 13 1 79 57 71 65 77 50 227 172 399 14 SMP NEGERI 14 1 63 74 66 71 62 74 191 219 410 15 SMP NEGERI 15 1 166 174 162 174 167 171 495 519 1014 16 SMP NEGERI 16 1 116 119 105 130 110 128 331 377 708 JUMLAH NEGERI 1543 1952 1549 1945 1524 1868 4616 5765 10381 17 SMP MUHAMADIYAH 1 1 129 79 119 93 132 114 380 286 666 18 SMP MUHAMADIYAH 2 1 116 98 122 115 148 133 386 346 732 19 SMP MUHAMADIYAH 3 1 121 82 140 101 152 141 413 324 737 20 SMP MUHAMADIYAH 4 1 60 43 73 63 71 55 204 161 365 21 SMP MUHAMADIYAH 5 1 76 62 64 47 81 64 221 173 394 22 SMP MUHAMADIYAH 6 1 79 55 64 37 56 69 199 161 360 23 SMP MUHAMADIYAH 7 1 157 85 125 83 148 92 430 260 690 24 SMP MUHAMADIYAH 8 1 75 51 61 54 55 51 191 156 347 25 SMP MUHAMADIYAH 9 1 113 60 107 66 97 76 317 202 519 26 SMP MUHAMADIYAH 10 1 55 33 51 53 45 65 151 151 302 27 SMP BOPKRI 1 1 50 51 51 170 140 324 28 SMP BOPKRI 3 1 77 46 64 55 63 60 204 161 365 29 SMP BOPKRI 5 1 17 7 14 17 16 9 47 33 80 30 SMP BOPKRI 10 3 4 1 0 2 3 2 7 5 12 31 SMP PIRI 1 1 21 24 55 28 44 26 120 78 198 32 SMP PIRI 2 1 19 12 33 10 24 14 76 36 112 33 SMP PANGUDI LUHUR 1 1 152 139 119 127 141 114 412 380 792 34 SMP INSTITUT 1 28 22 24 23 27 17 79 62 141 INDONESIA 35 SMP JOANNES BOSCO 1 88 37 83 62 81 62 252 161 413 36 SMP STELLA DUCE 1 1 116 91 92 123 103 104 311 318 629 37 SMP STELLA DUCE 2 1 61 65 61 79 64 87 186 231 417 38 SMP MARSUDI LUHUR 1 1 4 6 4 11 16 18 24 42 39 SMP TAMAN DEWASA 1 88 44 94 64 104 57 286 165 451 JETIS 40 SMP TAMAN DEWASA 2 31 24 58 60 47 35 136 119 255 IBU PAWIYATAN 41 SMP TD KUMENDAMAN 1 24 3 18 8 30 6 72 17 89 42 SMP MARIA IMMACULATA MARSUDIRINI 1 91 79 88 71 79 107 258 257 515

141 43 SMP KANISIUS GAYAM 1 24 24 37 30 34 29 95 83 178 44 SMP BUDYA WACANA 3 50 38 29 32 48 53 127 123 250 45 SMP BUDI LUHUR 2 2 0 6 3 6 4 14 7 21 46 SMP PEMBANGUNAN 2 10 7 18 14 14 6 42 27 69 MAARIF 47 SMP BHINEKA 2 4 6 5 2 6 3 15 11 26 TUNGGAL IKA 48 SMP ISLAM 3 9 6 16 4 16 9 41 19 60 49 SMP PERAK 2 3 3 4 6 19 1 26 10 36 50 SMP PERINTIS 2 20 18 0 0 0 0 20 18 38 51 SMP 17 1 3 6 4 12 2 14 3 32 9 41 52 SMP 17 2 2 8 3 8 4 17 3 33 10 43 53 SMP GOTONG ROYONG 3 2 6 10 9 8 3 20 18 38 54 SMP IT ABU BAKAR 1 107 140 132 119 127 137 366 396 762 55 SMP IT MASJID 2 34 18 23 21 32 30 89 69 158 SYUHADA 56 SMP IT BINA ANAK 2 22 14 27 14 20 16 69 44 113 SHOLEH 57 SMP KRISTEN KALAM 4 26 24 25 33 24 21 75 78 153 KUDUS 58 SMP TUMBUH 4 15 6 9 1 15 10 39 17 56 JUMLAH SWASTA 2201 1601 2161 1798 2273 1955 6635 5354 11989 3744 3553 3710 3743 3797 3823 11251 11119 22370

142 LAMPIRAN VIII SURAT IZIN PENELITIAN

143