Show
Teori Ketergantungan juga dikenal dengan teori dependensi (Dependency Theory). Teori ketergantungan adalah salah satu teori yang melihat permasaalahan pembangunan dari sudut Negara Dunia Ketiga. Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran" untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju. Latar Belakang Teori Ketergantungan / Dependensi (Dependency Theory)Teori Dependensi pertama kali muncul di Amerika Latin. Pada awal kelahirannya, teori ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan program yang dijalankan oleh ECLA (United Nation Economic Commission for Latin Amerika) pada masa awal tahun 1960-an [Mansour Fakih, Teori Pembangunan dan Globalisasi (Jakarta: INSISTPress, 2009)]. Lembaga tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mampu menggerakkan perekonomian di negara-negara Amerika Latin dengan membawa percontohan teori modernisasi yang telah terbukti berhasil di Eropa. Teori Dependensi juga lahir atas respon ilmiah terhadap pendapat kaum Marxis Klasik tentang pembangunan yang dijalankan di negara maju dan berkembang. Aliran neo-marxisme yang kemudian menopang keberadaan teori dependensi ini. Teori ketergantungan (dependency theory) adalah teori yang sering dikaitkan dengan Marxisme, menyatakan bahwa sejumlah negara inti mengeksploitasi beberapa negara yang lebih lemah demi kemakmuran mereka. Berbagai versi teori ini menyatakan bahwa hal ini bisa bersifat tidak terhindarkan (teori ketergantungan standar) atau memakai teori tersebut untuk menekankan perlunya perubahan (Neo-Marxis) [http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_internasional]. Teori ketergantungan merupakan kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada hubungan antara negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga. Teori Ketergantungan yang pada awalnya memusatkan perhatian pada negara-negara Amerika Selatan adalah pandangan mereka yang membuka mata terhadap akibat dominasi ekonomi. Ini bisa dilihat dari membumbungnya utang kesenjangan sosial-ekonomi dari pembangunan di banyak negara Dunia Ketiga. Teori ini lebih berpengaruh kepada negara ketiga atau negara kurang maju dalam kerugiannya, dan negara maju justru berpengaruh dalam keuntungannya. Ada dua hal yang dalam keberpengaruhan tersebut. Pertama Negara bekas jajahan (negara ketiga) dapat menyediakan sumber daya manusia dan sumber daya alam, semua hal itu menjadi investasi yang menguntungkan bagi negara pertama (penjajah atau negara maju). Kedua, negara kurang maju (negara ketiga) dapat menjadi pasar untuk hasil produksi negara maju dan hal ini adalah kegiatan eksploitasi yang menyebabkan negara-negara kurang maju mengalami kemiskinan terus-menerus. Teori ketergantungan sebagai teori yang muncul sebagai kritikan dari teori modernisasi. Jika sebelumnya menurut teori modernisasi bahwa pembangunan itu seharusnya berkiblat dan mencontoh negara negara barat yang terlebih dahulu maju, dan penyebab tidak berkembangnya sebuah negara dikarena faktor-faktor dalam negara tersebut yang menghambat gerak pembangunan. Oleh karena itu, segala faktor internal tersebut harus dihapus dengan mencontoh negara-negara barat. Negara-negara dunia ketiga yang mengikuti hal tersebut ternyata justru menghadapi masalah dalam perekonomian, mereka terikat pada tingginya angka hutang piutang dan angka inflansi yang tinggi. Hal ini dialami oleh beberapa negara yang terletak di wilayah Amerika Latin. Kenyataan seperti menimbulkan krisis kepercayaan terhadap teori modernisasi terhadap bagaimana pembangunan itu seharusnya dilakukan. Hingga munculah teori ketergantungan yang menjelaskan kegagalan dari teori modernisasi tersebut. Menurut aliran marxisme, terdapat dua istilah yaitu kaum borjuis dan kaum proletar, dimana kaum borjuis mengambil keuntungan dari kaum proletar. Dalam hubungan negara maju dan negara tertinggal terjadi hubungan yang tidak seimbang. Ketimpangan hubungan yang tidak sejajar ini menyebabkan negara tertinggal tidak dapat berkembang kearah maju. Model pembangunan menurut teori ketergantungan adalah memaksimalkan faktor-faktor internal yang disebut dalam teori modernisasi sebagai penghambat gerak pembangunan. Justru menurut teori ketergantungan bahwa penyebab masalah pembangunan di beberapa negara dunia ketiga adalah faktor eksternal, yakni hubungan yang tidak sejajar diantara negara maju dan negara tertinggal ataupun intervensi dari negara maju terhadap negara tertinggal. Tokoh utama dari teori dependensi adalah Theotonio Dos Santos dan Andre Gunder Frank. Theotonio Dos Santos mendefinisikan bahwa ketergantungan adalah hubungan relasional yang tidak imbang antara negara maju dan negara miskin dalam pembangunan di kedua kelompok negara tersebut [Theotonio Dos Santos, review, vol. 60, 231]. Dia menjelaskan bahwa kemajuan negara Dunia Ketiga hanyalah akibat dari ekspansi ekonomi negara maju dengan kapitalismenya. Jika terjadi sesuatu negatif di negara maju, maka negara berkembang akan mendapat dampak negatifnya pula. Sedangkan jika hal negatif terjadi di negara berkembang, maka belum tentu negara maju akan menerima dampak tersebut. Sebuah hubungan yang tidak imbang. Artinya, dampak positif dan negatif berkembangnya pembangunan di negara maju akan dapat membawa dampak pada negara. Teori ketergantungan yang menekankan bahwa aspek eksternal dari pembangunan menjadi penting. Negara-negara yang ekonominya lebih kuat, bukan saja menghambat karena menang dalam bersaing, tetapi juga ikut campur dalam mengubah struktur sosial, politik, dan ekonomi Negara yang lebih lemah. Menurut Robert A Packenham Kekuatan teori ketergantungan: menekankan pada aspek internasional, mempersoalkan akibat dari politik luar negeri (industri terhadap pinggiran), mengkaitkan perubahan internal negara pinggiran dengan politik luar negeri negara maju, mengaitkan antara analisis ekonomi dengan analisis politik, membahas antar kelas dalam negeri dan hubungan kelas antar-negara dalam konteks internasional, memberikan definisi yang berbeda tentang pembangunan ekonomi (tentang sosial, antar-daerah dan antarnegara)[Budiman Arief, Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 1996)]. Dibalik kekuatan tersebut, ada beberapa kelemahannya diantaranya: Hanya menyalahkan kapitalisme, konsep kunci yang kurang jelas termasuk istilah ketergantungan, tidak ada kemungkinan lepas dari ketergantungan, ketergantungan dianggap suatu yang negatif, ketergantungan tidak melihat aspek psikologis, ketergantungan menyepelekan konsep nasionalisme, teori ketergantungan sangat normatif dan subyektif. Teori Ketergantungan Menurut Para Ahli
Menurut Neo - Marxisme
Beberapa pendapat Neo-Marxisme:
Bentuk - Bentuk Teori KetergantunganDos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:1). Ketergantungan Kolonial
Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frunk, yang menyatakan bahwa kapitalisme global akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju supaya negara berkembang bisa maju. Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa antara negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat karakteristik histori dari daerah tersebut. Selain pandangan ke dua tokoh tersebut juga ada beberapa ahli yang menyatakan tentang teori ketergantungan. Theontonio Dos Santos membagi tiga bentuk ketergantungan negara ketiga, yaitu ketergantungan kolonial, ketergantungan finansial-industrial, ketergantungan tekhnologi-industrial. Menurut Robert A. Packenham, teori ketergantungan itu memiliki kelemahan dan kekuatan. Packenham menyebutkan ada 6 kelemahan dari teori ketergantungan, antara lain:
Packenham juga mengatakan disamping kelemahan terdapat juga kelebihan dari teori ketergantungan, kelebihannya antara lain:
Salah satu kritik menarik dari kelompok teori liberal datang dari Robert A. Packenham. Menurutnya disamping kekuatan, Teori Ketergantungan juga mempunyai kelemahan yaitu hanya menyalahkan kapitalisme sebagai penyebab ketergantungan. Tidak mendefinisikan secara jelas tentang konsep ketergantungan. Pembicaraan tentang proses sebuah Negara bisa keluar dari ketergantungan sedikit sekali, bahkan Frank hanya menawarkan Revolusi Sosialis sebagi jalan keluarnya. Ketergantungan selalu dianggap sebagai sesuatu yang negative, Teori Ketergantungan sangat menekankan konsep kepentingan kelompok, kelas dan Negara. Kepentingan antara Negara pusat dan Negara pinggiran tidak selalu bersifat zero-sum game (bila satu menang maka lainnya kalah) karena bisa saja keduanya mendapat keuntungan. Christopher Chase Dunn menganggap investasi modal asing dan utang tidak selalu berakibat negatif pada pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pada pemerataan pendapatan, investasi tersebut dapat juga positif bagi ekonomi negara pinggiran, dalam arti Modal asing langsung memproduksi barang dan menimbulkan permintaan barang-barang lain yang dibutuhkan bagi produksi; Utang luar negeri membiayai pembangunan sarana yang dibutuhkan untuk pembangunan; dan Transfer teknologi, perbaikan kebiasaan kerja, modernisasi organisasi Usaha untuk mengerti terjadinya keterbelakangan itu dituangkan dalam analisis yang bersifat kualitatif, karena banyak persoalan yang tidak bisa dikuantifikasikan. Cardoso membalas kritik Packenham yang dianggap mau memformalkan Teori ketergantungan menjadi seperangkap konsep yang bisa diukur dan bersifat a-historis, seakan-akan konsep ini bisa berlaku dalam segala situasi dan kapan saja. Cardoso mengkritik Chase Dunn dalam usahanya mengkuantifikasikan konsep-konsep masalah ketergantungan dan menyalahkan Frank, yang mereduksikan masalah ketergantungan menjadi dikotomi antara kekuatan imperialis negara-negara maju dengan negara-negara yang terkebelakang. Teori dependensi baru adalah teori yang muncul akibat adanya kritik terhadap teori dependensi. Beberapa tokoh yang termasuk dalam teori dependensi baru diantaranya; Fernando Henrique Cardoso, Thomas B Gold, Hagen Koo, dan Mohtar mas’oed. Teori ketergantungan memakai pendekatan struktural karena itu teori ketergantungan dapat digolongkan kelompok teori struktural. Struktural sendiri memang berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan oleh Karl Marx, tetapi teori ketergantungan membantah Marx yang menyatakan bahwa kapitalisme akan menjadi cara produksi tunggal dan menciptakan proses maupun struktural masyarakat yang sama disemua negara yang ada di dunia. Pendekatan teori ketergantungan berlawanan dengan teori evolusi dan modernisasi. Depedency theory menekankan hubungan yang ada di dalam masyrakat seperti struktur sosial, kultur, ekonomi, dan politik. Asumsi yang mendasari teori ini adalah keterbelakangan dan pembangunan merupakan konsep yang saling terkait. Istilah ketergantungan digunakan untuk memberi tekanan bahwa kemajuan di masyarakat pusat (negara maju) merupakan keterbelakangan di daerah peripheral (negara dunia ketiga) diakibatkan oleh proses sejarah yang disengaja, seperti kerangka teori dari pemikiran Marx tentang eksploitasi. Bahwa penyebab negara-negara tertinggal adalah karena negara negara maju. Teori ini melihat ketidakseimbangan dalam hubungan antara Negara Dunia Ketiga dengan Negara Dunia Pertama karena mereka akan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral. Sebagai hasilnya, Negara Dunia Ketiga menjadi miskin, terbelakang, dan kondisi politik ekonominya tidak stabil. Sekiran, semoga artikel tentang Teori Ketergantungan atau Teori Dependensi (Dependency Theory) dapat menambah wawasan anda. Ilmu Sosial, Ilmu Politik, Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Hukum - Demokrasi Style |