Bagaimana tata cara berdoa dengan benar

Jakarta -

Doa merupakan permohonan yang dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya. Tata cara berdoa agar dikabulkan Allah SWT harus menjadi perhatian semua muslim.

Menurut para fuqaha (ahli fikih), muhadditsin (ahli hadits), dan jumhur ulama baik dari golongan salaf maupun khalaf sebagaimana dijelaskan oleh Ahmadi Isa dalam bukunya yang berjudul Doa-doa Pilihan, hukum berdoa adalah sunnah.

Berdoa merupakan perintah Allah SWT kepada manusia. Sebagaimana termaktub dalam surat Al-Mu'min ayat 60 sebagai berikut:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Arab latin: Wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."

Selain tata cara berdoa agar dikabulkan Allah SWT, ada beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Misal waktu mustajab untuk berdoa, berikut penjelasannya.

A. Tata cara berdoa agar dikabulkan Allah SWT

Dikutip dari buku Keutamaan Doa dan Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera karya M. Khalilurrahman Al Mahfani, ini 10 tata cara berdoa:

1. Dilakukan pada waktu yang mulia, seperti hari Jumat, hari Arafah, bulan Ramadhan, sepertiga malam, dan lain-lain.

2. Dilakukan dalam keadaan khidmat, seperti pada waktu sujud, sebelum, dan setelah sholat wajib.

3. Menghadap kiblat.

4. Hendaknya dimulai dengan memuji Allah SWT. Kemudian, diiringi dengan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW dan diakhiri dengan keduanya.

5. Hendaknya membaca syahadat, memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang dilakukan baik yang disengaja maupun yang tanpa sengaja.

6. Merendahkan diri penuh harap dan menggunakan bahasa yang sederhana serta suara lemah lembut. Sebagaimana dalam firman Allah SWT pada surat Al Araf ayat 55:

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ - ٥٥

Arab latin: Ud'ụ rabbakum taḍarru'aw wa khufyah, innahụ lā yuḥibbul-mu'tadīn

Artinya: "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

7. Bersabar dalam doa, tidak bosan, dan putus asa. Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al Baqarah ayat 153:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ - ١٥٣

Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."

8. Jika berdoa untuk orang lain, hendaknya berdoa untuk diri sendiri terlebih dahulu, baru mendoakan orang lain.

9. Berdoa dengan bertawassul menggunakan nama-nama Allah SWT yang mulia dan sifat-Nya yang Maha Tinggi atau dengan amal shaleh. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Araf ayat 180:

وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Arab latin: Wa lillāhil-asmā`ul-ḥusnā fad'ụhu bihā wa żarullażīna yul-ḥidụna fī asmā`ih, sayujzauna mā kānụ ya'malụn

Artinya: "Dan Allah memiliki Asmaul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu."

10. Hendaknya ketika berdoa dalam keadaan suci, memakai pakaian yang bersih, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang halal. Dalam sebuah hadits yang berasal dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:

ا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نبَتَ منَ السُّحْتِ وكلُّ لحمٍ نبَتَ منَ السُّحْتِ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

"Tidak akan masuk surga setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram. Neraka lebih cocok untuk daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram" (HR Ahmad, Darimi, dan Baihaqi).

Menurut pendapat lain sebagaimana dijelaskan Wawan Susetya dan Ari Wardhani dalam bukunya Rahasia Terkabulnya Doa, setidaknya ada 5 tata cara berdoa yang bisa dilakukan oleh setiap muslim. Antara lain, membaca tasbih-tahmid-takbir (puji-pujian kepada Allah), sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, memanjatkan doa atau hajatnya, sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan diakhiri dengan bacaan tahmid.

B. Waktu mustajab berdoa agar dikabulkan Allah SWT

Berdoa dapat dilakukan kapan saja. Namun, ada beberapa waktu yang mustajab sebagaimana disebutkan dalam Al Quran dan hadits. Waktu mustajab untuk berdoa adalah:

1. Ketika wukuf di Padang Arafah2. Sepanjang hari di bulan Ramadhan3. Malam Lailatul Qadar4. Malam Idul Fitri dan Idul Adha5. Malam Nishfu Sya'ban6. Sepanjang hari bulan Rajab7. Pada hari Jumat8. Sepertiga malam terakhir9. Setelah adzan dikumandangkan10. Antara adzan dan iqamah11. Setelah sholat lima waktu12. Ketika sujud dalam sholat13. Setelah membaca Al Quran14. Waktu pagi, ketika matahari mulai naik (waktu dhuha)15. Ketika mendapat musibah, dizalimi, atau dalam situasi genting16. Ketika sedang berpuasa17. Ketika turun hujan

18. Ketika ayam berkokok

Sahabat hikmah, alangkah baiknya sambil menyebut asmaul husna saat menerapkan tata cara berdoa agar dikabulkan Allah SWT.

(row/row)

Berikut ringkasan tata cara berdoa pada beberapa jenis doa dan beberapa kesempatan yang dianjurkan berdoa. Semoga dapat menambah ilmu kita.

Doa ketika ada hajat atau permintaan kepada Allah

Disebut juga doa mas’alah. Merupakan jenis yang umumnya dilakukan dalam berdoa. Bentuk ini juga yang digunakan ketika membaca doa qunut, dan pada beberapa rangkaian ibadah haji. Termasuk juga berdoa ketika seperti malam akhir, berdoa di antara adzan dan iqamat, berdoa ketika i’tikaf dan berdoa pada semua waktu-waktu mustajab secara umum. Caranya:

  1. Dianjurkan menghadap kiblat
  2. Mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangan terbuka di depan dada, tepatnya di pertengahan dada.
  3. Bentuk tangan terdapat beberapa pilihan cara:
    1. Kedua telapak tangan dibuka namun kedua tidak saling menempel, melainkan ada celah diantara keduanya, tidak harus di arahkan ke langit. Ini pendapat Hanafiyah.
    2. Telapak tangan mengarah ke langit dan punggung tangan ke arah bumi, boleh ditempelkan ataupun tidak, ini pendapat Syafi’iyyah
    3. Telapak tangan mengarah ke langit dan punggung tangan ke arah bumi, keduanya ditempelkan. Ini pendapat Hanabilah
    4. Boleh juga seseorang menutup wajahnya dengan telapak tangannya dan kedua punggung tangannya menghadap kiblat, menurut sebagian ulama.
  4. Memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah
  5. Membaca doa-doa
  6. Tangan kembali seperti semula, tanpa mengusap wajah

Penjelasan rinci, silakan simak artikel:

Berdoa ketika memiliki hajat yang sangat mendesak, musibah yang besar atau ketika istisqa

Caranya:

  1. Dianjurkan menghadap kiblat
  2. Bersungguh-sungguh mengangkat kedua tangan ke atas dengan sangat tinggi hingga terlihat warna ketiak. Boleh juga hingga punggung tangan menghadap ke langit dan telapaknya menghadap ke bumi.
  3. Memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah
  4. Membaca doa-doa
  5. Tangan kembali seperti semula, tanpa mengusap wajah

Penjelasan rinci, silakan simak artikel: Mengangkat Tangan Ketika Berdoa

Berdoa setelah shalat wajib

Berdoa setelah shalat wajib diperselisihkan para ulama apakah ia disyariatkan ataukah tidak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499).

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ

“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).

Namun jika seseorang kebetulan memang memiliki suatu hajat yang ingin ia minta kepada Allah, yang sifatnya tidak rutin namun insidental, boleh berdoa setelah shalat wajib karena termasuk doa mas’alah yang sifatnya mutlak. Maka caranya sebagai berikut:

  1. Setelah selesai shalat, membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan setelah shalat
  2. Setelah itu membaca doa sebagaimana tata cara pada poin doa mas’alah

Adapun cara berdoa sebelum salam, sebagai berikut:

  1. Setelah selesai membaca tasyahud, membaca doa berlindung dari empat hal:

    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

    “Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari-Muslim)

  2. Setelah itu membaca doa-doa bebas yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, sebanyak-banyaknya. Dalam keadaan masih duduk tasyahud, dan tangan sebagaimana keadaan tangan ketika tasyahud, tidak diangkat.
  3. Jika tidak hafal doa-doa dari Nabi, maka dengan doa-doa bebas asalkan dengan bahasa Arab.
  4. Jika tidak bisa bahasa Arab, Syaikh Abdurrazzaq Al Abbad pernah mengatakan boleh berdoa dengan bahasa Indonesia
  5. Setelah itu salam ketika imam salam.

Penjelasan rinci silakan simak:

Tata Cara Berdoa dalam khutbah Jum’at dan khutbah dua hari raya

Bagi khatib Jum’at, tata cara berdoanya adalah sebagai berikut:

  1. Mengangkat tangan kanan dan jari telunjuk menunjuk ke atas
  2. Memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah
  3. Membaca doa-doa
  4. Tangan kembali seperti semula, tanpa mengusap wajah

Bagi jama’ah, tata cara berdoanya sebagai berikut:

  1. Mendengarkan doa khatib, dan tidak perlu mengangkat tangan. Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan: “setiap ibadah yang dilakukan di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, jika ketika melakukannya beliau tidak mengangkat kedua tangannya, berarti hal tersebut tidak disyariatkan kepada kita ketika melakukan ibadah tersebut. Ini dalam rangka meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Contohnya ketika khutbah jum’at, khutbah Ied, doa di antara dua sujud dalam shalat, doa-doa dzikir setelah shalat wajib, karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal tersebut. Yang disyariatkan kepada kita adalah meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam melakukan suatu atau meninggalkan suatu (dalam ibadah)” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baaz, 26/144).
  2. Mengucapkan “amin” pada setiap doa khatib per kalimatnya, atau cukup sekali di akhir doa. Karena orang yang mengaminkan doa itu dianggap sama seperti orang yang membaca doa.

Penjelasan rinci silakan simak:

  • Mengangkat Tangan Ketika Berdoa
  • Mengaminkan Doa, Dianggap Berdoa

Tata cara Berdoa ketika sujud dalam shalat

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482).

Caranya sebagai berikut:

  1. Membaca dzikir-dzikir ketika sujud
  2. Ketika selesai, membaca doa-doa bebas yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, sebanyak-banyaknya.
  3. Jika tidak hafal, maka dengan doa-doa bebas asalkan dengan bahasa Arab
  4. Jika tidak bisa bahasa Arab, Syaikh Abdurrazzaq Al Abbad pernah mengatakan boleh berdoa dengan bahasa Indonesia
  5. Boleh membaca doa dari ayat Al Qur’an ketika sujud

Penjelasan rinci simak:

Tata Cara Berdoa ketika hendak makan dan selesai makan

Caranya:

  1. Sebelum makan membaca: “Bismillah“
  2. Tidak perlu mengangkat tangan
  3. Setelah itu mulai makan.
  4. Jika terlupa membaca “Bismillah“, maka membaca “bismillahi awalahu wa akhirahu” ketika teringat di tengah makan.
  5. Setelah selesai makan mengucapkan “Alhamdulillah“, atau doa-doa setelah makan lain yang diajarkan Nabi.

Penjelasan rinci simak:

Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Wabillahi at taufiq was sadaad.

***

Penyusun: Yulian Purnama

Artikel Muslim.or.id

🔍 Hadits Shahih Tentang Pemuda, Makna Doa, Apa Arti Mubah, Hukuman Bagi Istri Durhaka, Hukum Memakai Emas Bagi Laki Laki