YOGYAKARTA, KOMPAS – Meskipun nama Lembaga Ombudsman Daerah dan Lembaga Ombudsman Swasta DIY tidak boleh dipakai lagi setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia, fungsi kedua lembaga tersebut harus tetap dipertahankan. Show
“Apapun nama lembaga ini nanti (LOD dan LOS), yang penting karyanya. Mau tetap akan dinamakan ‘ombudsman’ kalau tidak ada geregetnya, ya, tidak ada artinya. Nama diganti tidak apa-apa, yang penting kerjanya,” ungkap mantan Ketua LOS DIY, Budi Wahyuni, dalam diskusi di LOD DIY, Kamis (8/4). Ketua LOD DIY Moh Hasyim mengungkapkan, sesuai isi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 Pasal 46 ayat 1, nama “ombudsman” yang telah digunakan sebagai nama institusi, lembaga, atau badan hukum bukan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) harus diganti paling lambat 2010 atau dua tahun sejak undang-undang itu diberlakukan. Menurut Hasyim, LOD bersama lembaga-lembaga lain yang setara dari berbagai daerah mempertimbangkan mengajukan uji materi atas UU ORI. Hal ini karena kata “ombudsman” lebih dulu dipakai lembaga, bukan ORI. Akan tetapi, di DIY uji materi harus dilakukan pemerintah provinsi yang membentuk LOD dan LOS, bukan oleh LOD ataupun LOS. Langkah uji materi dipertimbangkan karena nama LOD dan LOS DIY terlanjur di kenal masyarakat. LOD DIY dan LOS DIY sebagai lembaga pengawasan independen telah menjadi tempat mengadu masyarakat dalam upaya perbaikan pelayanan publik dan terciptanya bisnis yang beretika. “Tahun 2009 tercatat ada 139 laporan ke LOD,” katanya. Menurut Hasyim, pihaknya pernah mengkonsultasikan persoalan itu kepada Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X pada Agustus 2009. Sultan justru membuka wacana LOD dan LOS bisa disatukan dengan ORI perwakilan DIY. Budi tidak setuju bila LOD dan LOS dilebur dalam ORI perwakilan DIY. Hal ini akan memunculkan persoalan tarik ulur pembiayaan. ORI Perwakilan DIY juga akan banyak bergantung dengan ORI pusat. (RWN) Sumber: KOMPAS, Jumat 9 April 2010 Halaman C Kolom 1
Ketika usaha anda sudah mulai memiliki karyawan, maka sudah saatnya anda melakukan pengawasan dalam manajemen. Pengawasan dalam manajemen dibutuhkan dalam sebuah usaha karena anda harus memastikan bahwa semua pekerjaan dalam bisnis dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang anda inginkan. Karyawan identik dengan manajemen pengawasan. Jika tidak, maka anda tidak dapat mengukur performa karyawan anda. Apa Itu Pengawasan dalam Manajemen?Pengawasan atau controlling merupakan salah satu fungsi dalam manajemen. Controlling berperan memberikan penilaian dan koreksi pada kinerja karyawan. Dengan controlling, karyawan yang kurang telaten bisa diarahkan agar pekerjaannya memenuhi target. Controlling dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan di dalam perusahaan, sehingga akan ketahuan karyawan mana yang melakukan tugas dengan benar sesuai dengan rencana dan karyawan mana yang berleha-leha atau salah melaksanakan tugas. Pentingnya Pengawasan dalam ManajemenPengawasan berperan penting dalam suatu organisasi dan perusahaan, apalagi jika organisasi tersebut memiliki banyak anggota dan karyawan di dalamnya. Pengawasan menjadi kunci di balik berhasilnya suatu perencanaan, pasalnya fungsi ini dapat membantu perusahaan memenuhi target dan mencapai tujuannya. Pada dasarnya, pengawasan ini dibuat agar sebisa mungkin tindakan penyelewengan dan penyimpangan dalam organisasi bisa dihindari. Pengawasan menjadi tekanan sendiri bagi karyawan dan orang-orang di dalam perusahaan agar mereka tetap melakukan pekerjaan sesuai perintah tanpa ada niat melakukan penyelewengan demi kepentingan pribadi. Sebenarnya, pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen. Pengawasan merupakan bentuk kontrol pihak atasan kepada pihak bawahan selama melakukan pekerjaan. Jenis-jenis Pengawasan dalam ManajemenPengawasan bisa dibedakan berdasarkan jenisnya. Berikut tiga jenis pengawasan dalam manajemen: 1. Pengawasan Intern dan EskternPengawasan intern dilakukan oleh pihak yang ada di dalam perusahaan. Sementara pengawasan ekstern dilakukan oleh pihak yang ada di luar perusahaan. 2. Pengawasan Preventif dan RepresifPengawasan preventif dilakukan sebelum karyawan menjalankan tugas mereka demi mencegah terjadinya penyelewengan. Sementara pengawasan represif merupakan pengawasan yang dilakukan setelah karyawan selesai menjalankan tugas mereka. Pengawasan ini biasanya dilakukan akhir tahun melalui laporan. 3. Pengawasan Aktif dan PasifPengawasan aktif adalah pengawasan yang dilakukan langsung di tempat karyawan bekerja, sementara pengawasan pasif dilakukan sebaliknya yaitu berupa bukti penerimaan-pengeluaran, bukti surat izin kehadiran, dan lain sebagainya. Baca Juga : Loyalitas Karyawan: Gaji, Karir atau Kenyamanan? Metode Pengawasan ManajemenMetode pengawasan dalam manajemen dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, di antaranya: 1. Metode pengawasan kualitatifMetode pengawasan jenis ini dapat digunakan untuk mengawasi prestasi seseorang secara menyeluruh. Caranya adalah dengan menggunakan teknik berikut:
2. Metode pengawasan kuantitatifPengawasan ini dilakukan dengan cara menilai prestasi objek menggunakan satuan angka. Teknik yang dipakai adalah berupa perhitungan anggaran, audit, analisis break-even, analisis rasio, dan teknik perencanaan lain seperti Bagan Gant, PERT, dan CPM. Standar Pengawasan dalam ManajemenStandar merupakan kriteria yang ditetapkan pihak manajemen saat melakukan evaluasi perusahaan. Standar ini mencakup target, toleransi terhadap target, hingga waktu untuk memenuhi target. Umumnya ada delapan jenis standar yang dipakai dalam suatu organisasi, contohnya standar pengawasan yang ditetapkan oleh General Electric, di antaranya:
Unsur-unsur Pengawasan dalam ManajemenBambang (1999), seorang pakar, menguraikan komponen pengawasan yang terdiri dari:
Objek Pengawasan dalam ManajemenTerdapat lima jenis objek pengawasan dalam manajemen, di antaranya:
Fungsi Pengawasan dalam ManajemenBeberapa pakar seperti Ernie, Saefullah, dan Maringan mengidentifikasi fungsi pengawasan dalam manajemen ke dalam poin-poin berikut:
Hambatan dalam Melaksanakan Pengawasan ManajemenAda beberapa hambatan yang biasanya dirasakan ketika pengawasan dalam suatu perusahaan berlangsung. Hambatan ini juga bisa datang karena faktor dalam atau faktor luar yang mempengaruhi pihak pengawas. Baca Juga : Kenali 7 Tanda Bahwa Karyawan Anda Tidak Bahagia Biasanya hambatan terjadi karena ada hal-hal berikut:
Selain itu, hambatan-hambatan yang muncul juga bisa terjadi karena adanya faktor berikut:
Manfaat Pengawasan dalam ManajemenAda tiga manfaat fungsi pengawasan dalam manajemen, yaitu: 1. Sebagai media perubahanPengawasan bisa membuat perusahaan lebih peka pada perubahan dalam dunia bisnis. Sehingga perusahaan akan siap bersaing dengan produk baru, persaingan yang lebih ketat, peraturan baru di lapangan, dan lain sebagainya. 2. Kompleksitas perusahaanPengawasan membawa perusahaan menjadi semakin kompleks apalagi ketika organisasi berkembang menjadi lebih besar setiap tahunnya. Perusahaan akan semakin banyak bergantung pada pihak ketiga demi memenuhi kebutuhan konsumen. 3. Mengantisipasi kesalahanPengawasan yang baik diperlukan agar perusahaan tidak harus menghadapi banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi di kemudian hari. Dengan adanya pengawasan, potensi terjadinya kesalahan akan mudah terlacak dan perusahaan bisa mengatasinya lebih dini sebelum masalah meledak. Tujuan Pengawasan dalam ManajemenSetidaknya ada 5 tujuan controlling atau pengawasan dalam manajemen, di antaranya:
Tahap-tahap Proses Pengawasan dalam ManajemenPengawasan dalam manajemen ini penting dilakukan agar kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki. Ada 3 langkah dalam melaksanakan hal tersebut: 1. Membuat standarStandar adalah kriteria yang bisa anda gunakan untuk mengukur hasil sebuah pekerjaan. Standar dibuat berdasarkan kemampuan kerja pada keadaan normal. Bentuk standar ini dibagi menjadi 2:
2. Membandingkan kegiatan standarLangkah ini dilakukan untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi. Langkah ini bisa anda gunakan sebagai alarm untuk mengetahui gejala-gejala menyimpangan yang mungkin saja terjadi. 3. Tindakan perbaikanTindakan ini dilakukan untuk memperbaiki aktivitas, kegiatan, atau kebijakan yang tidak sesuai dengan standarnya. Sebelum melakukan hal di atas, anda harus mendapatkan informasi mengenai kemajuan yang telah dicapai serta adanya penyimpangan. Misalnya anda memiliki usaha bakery. Langkah awal yang perlu anda buat adalah membuat standar, misalnya dengan membuat standar kuantitatif seperti ini:
Baca Juga : Mengatasi Rasa Takut Saat Memulai Bisnis Kemudian langkah selanjutnya adalah membandingkan kegiatan karyawan dengan standar yang sudah anda buat:
Dari 5 standar yang anda buat, hanya ada 1 yang tidak sesuai, yaitu membuat adonan. Langkah pengawasan yang harus dilakukan adalah melakukan tindakan perbaikan atau koreksi. Memberi teguran karyawan anda dan mendorong mereka untuk membuat adonan hingga 40 porsi. Adapun pengawasan dan pengendalian dalam manajemen harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
Contoh Pengawasan dalam ManajemenContoh kegiatan yang dilakukan saat melakukan pengawasan dalam sebuah perusahaan atau organisasi adalah sebagai berikut. Melakukan evaluasi apakah target perusahaan berhasil dicapai atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan melihat indikator yang telah ditentukan seperti jumlah SDM yang bekerja sama memenuhi target, waktu memenuhi target, dan dukungan perusahaan agar target terpenuhi. Melakukan tindakan koreksi ketika penyimpangan ternyata ditemukan di perusahaan. Tindakan koreksi juga bisa berupa teguran, somasi, atau bahkan sanksi. Memberikan solusi ketika ada masalah yang menimpa perusahaan, yang mana masalah tersebut memiliki potensi mengancam tercapainya target perusahaan di kurun waktu itu. Perbedaan Pengawasan dan Pengendalian dalam ManajemenSering disalahartikan sebagai istilah yang sama, ternyata ada banyak perbedaan antara pengawasan dan pengendalian, di antaranya:
KesimpulanDengan adanya pengawasan dalam manajemen akan membuat operasional usaha dapat berjalan tanpa hambatan. Di samping itu akan mendorong karyawan untuk lebih bertanggung-jawab terhadap tugas yang dipikulnya. Peran pengawasan dalam manajemen secara lebih lanjut dapat membantu bisnis berjalan lebih efisien. Bahkan jika terjadi kejanggalan dalam operasional bisnis, maka akan mudah terlihat. Menerapkan pengawasan dalam manajemen juga harus memahami standar yang digunakan. Jika menggunakan standar yang asal, akibatnya kinerja bisnis jadi sulit diukur. |