Bagaimana cara menjadi muslimah yang baik di era milenial

Menjadi Muslimah Milenial

Bagaimana cara menjadi muslimah yang baik di era milenial

Oleh: Siti Zulaeka

(Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Peradaban)

Teknologi sekarang sudah berkembang dengan pesat. Tahun 2020 telah memberikan kehidupan baru untuk manusia. Pasalanya manusia sudah tidak lagi merasakan hal yang sulit. Serba-serbi teknologi mulai merambah kepada perilaku manusia, hingga sampai saat ini perusahaan-perusahaan asing sudah mampu memberikan kontribusi robot dengan gaya mirip sekali dengan manusia.

Revolusi yang terjadi tentu tidak semata-mata memberikan kerugian saja, pasti banyak keuntungan yang didapat pula. Memasuki era smartphone semua serba sangat mudah. Bahkan seakan-akan kita telah memasuki dua dunia yaitu dunia maya dan dunia nyata. Dunia maya tidak melulu berbicara pada tahap kerugian saja, keuntungan dari dunia maya ialah kita mampu keliling dunia tanpa kita harus mengeluarkan uang bermiliyaran. Kita tidak perlu keluar ruangan untuk mencari tahu apa yang kita inginkan. Kita tinggal duduk manis atau sambil tiduran lantas semua yang kita ingin ketahui akan terjawab semuanya.

Dari smartphone banyak sekali yang menggunakannya untuk kebaikan pula, semisal dakwah di media sosial namun tetap sesuai Al-Qur’an dan hadist, berdagang dengan tetap berpegang teguh pada syariat islam dan menjaga ukhuwah islamiyah dengan orang-orang terjauh agar tetap terjaga tali silaturrahminya. Lantas apa kaitannya dengan muslimah Milenial?

Era Milenial sangat akrab sekali digambarkan seperti yang sekarang ini. Hidup serba teknologi, kita dimanjakan oleh alat-alat yang sangat canggih. Bahkan dengan kehadiran telepon pintar tentu merubah sedikit tentang gaya hidup bagi kita semua apalagi kaum perempuan. Perempuan dengan bentuknya yang sangat luar biasa dan kemampuannya yang multi peran tentu memiliki peran dalam hal ini. Islam memandang seorang muslimah adalah ia yang menutupi auratnya, berpakaian tidak membentuk tubuh, berakhlakul karimah, berkata sopan, tentu bertawakal kepada Allah SWT. Trend yang sekarang sedang terjadi adalah penjajahan dalam fashion.

Penjajahan dalam fashion dalam artian bahwa apa yang telah dipakai oleh gaya perempuan saat ini condong kepada budaya barat, dengan rambut yang berwarna-warni, pakaian yang pas tubuh dan aksesoris yang hampir mirip dengan yang dipake orang-orang barat seperti sepatu, tas, anting, kalung dll. Saat ini banyak perempuan yang berhijab pula hanya untuk megikuti trend yang sekarang, dengan gaya hijab yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Anjuran dalam Islam bahwa hijab adalah menutupi rambut dan payudara karena kedua anggota tubuh masuk dalam aurat seorang perempuan. Namun, realitas yang sekarang terjadi, bahwa hijab hanya sebagai perubahan tampilan agar terkesan lebih mempesona tapi bukan berarti juga seorang muslimah adalah ia yang bercadar, berhijab tentu tidak harus yang berukuran besar sampai kaki-kaki namun yang menutupi payudara dan rambut. Bercadar tidaknya kembali kepada pengguna hijab itu sendiri.
Lantas bagaimana menjadi muslimah sejati di Era milenial?

Kutu buku
Tuhan menciptakan dua telinga, dua mata dan satu mulut agar kita lebih banyak mendengar, lebih banyak membaca daripada berbicara. Berbicara yang dimaksud ialah berbicara yang tidak sesuai dengan pokok pembicaraannya. Padahal dengan membaca buku tentu kita tidak akan menambah kebosanan atau kekuperan, malah akan semakin menambah pengetahuan sehingga dengan mudah kita bergaul dan memberikan pokok pembicaraan yang berkualitas. Apalagi saat ini sudah hadir telepon pintar, dengan mudah kita bawa kemana saja, kita gunakan dengan bijak dan tentu menambah kebermanfaatan bagi diri kita semua. Untuk membaca buku saya kira tidak harus mereka yang berpendidikan tinggi, namun siapapun berhak membaca buku. Karena buku adalah pintu untuk kita membuka cakrawala dunia baru.

Mampu berkarya
Satu hal yang tidak pernah akan mati adalah karya. Sebagai seorang perempuan jangan pernah merasa bahwa diri kita adalah lemah. Perempuan adalah multi tekstil bahwa kita mampu berperan sebagai apapun. Dalam hal berkarya tentu kita sangat mudah memberikan karya. Misalkan saja, dengan kita belajar memasak maka akan memberikan karya dengan resep baru dari makanan kita sendiri, selain itu juga ketika kita mempunyai bakat menulis tentu akan mendalami dalam bidang penulisan sehingga sesuatu yang kita tulis akan dibaca orang dan memberikan kemanfaatan. Seperti yang diketahui penulis Asmanadia sekarang novelnya sudah memiliki tempat yang sangat berkualitas dan juga Okki setiana dewi selain beliau bergelut dalam dunia kepenulisan beliau juga sering menjadi narasumber dalam acara-acara seminar muslimah.

Mandiri
Titik lemah seorang perempuan ialah bahwa dirinya selalu merasa tidak bisa jika sendirian. Mandiri dalam hal ini ialah bahwa kita akan meminimalisir untuk merepotkan banyak orang, terutama kedua orang tua. Jangan pernah merasa bahwa perempuan adalah kaum lemah yang hanya hadir menjadi pemuas nafsu saja, namun sebagai perempuan juga harus pandai dalam apapun. Sebagai contoh Siti Khodijah istri Rasulullah yang sangat lihai dalam bidang perdagangan, sehingga beliau mampu mandiri tidak bergantung kepada Rasulullah. Selain itu pula sosok Kartini yang telah mendirikan sekolah khusus untuk perempuan, hingga sampai sekarang namanya masih hidup karena beliau tidak pernah putus asa dalam memaknai perjuangan. Sampai saat ini masih banyak perempuan berhijab yang mempunyai karir strategis yang ada di Indonesia seperti Gubernur Jawa Timut, pilot yag berhijab.

Editor : Abu Bakar Sidik

Bagaimana cara menjadi muslimah yang baik di era milenial

Bagaimana cara menjadi muslimah yang baik di era milenial

Langsa, Nawacita – Muslimah merupakan identitas yang mulia diberikan oleh Allah SWT kepada kaum wanita. Wanita juga sebagai penentu terlahirnya generasi-generasi emas dimasa yang akan datang. Dari para wanita lah akan lahir generasi cerdas, berkarakter dan bermartabat. Karena wanitalah yang akan menjadi madrasah utama bagi anak-anaknya kelak, anak yang yang cerdas, berkarakter dan bermartabat itu terlahir dari ibu yang cerdas dan berakhlakul karimah.

Bagaimana cara menjadi muslimah yang baik di era milenial

Seiring perkembangan zaman untuk menjadi muslimah di era milenial yang baik tidaklah mudah, apalagi di era digital ini yang semua nya serba canggih, nah maka dari itu kita sebagai muslimah dituntut untuk menjadi lebih tegas terhadap diri dan lingkungan. Menjadi baik atau tidak baik merupakan pilihan bagi para muslimah, dan menjadi pribadi yang produktif  ataupun tidak itu juga sebuah pilihan bagi para muslimah, maka dari itu gunakanlah waktu sebaik mungkin tanpa terbuang sia-sia.

Produktif bukan menyibukkan diri, tapi produktif itu ketika kita mengerjakan sesuatu kita tau untuk apa dan kenapa, dan kita mampu menentukan aktifitas yang kita lakukan dengan berorientasikan karna Allah dan untuk Allah. Dan mampu menentukan aktifitas apa yang  menjadi prioritas dan yang bukan prioritas.

Produktif bukanlah kerja, kerja dan kerja. Manusia itu tidak bisa selalu produktif, karena yang selalu bisa produktif adalah mesin yang sudah di setting segala macam dan menghasilkan dengan durasi yang telah ditentukan, nyatanya manusia bukanlah mesin, karna kita mempunyai kadar kapan up dan kapan down. Tapi kita bisa menjaga batasan agar tidak keluar dari batas produktif.

Bagaimana cara nya? Mari simak 5 tips penjelasan dibawah ini agar tetap bisa menjadi muslimah yang produktif di era milenial.

  1. Tetapkan tujuan, saat kita mau memulai sesuatu harus ada tujuannya agar kita tau kegiatan ini menghasilkan nilai yang bermanfaat. Muslimah yang produktif tidak melulu setiap hari harus sibuk, karena hakikatnya muslimah yang produktif itu harus tau apa yang dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan, orang yang produktif biasanya sangat teratur serta pandai memilih mana yang harus diprioritaskan.
  2. Buat perencanaan, setelah membuat tujuan kita harus merencanakan tujuan itu secara matang, yaitu dengan cara membuat schedule untuk kegiatan sehari-hari agar lebih produktif, dan tidak lupa menchecklist kegiatan apa yang telah tercapai tujuannya dan kegiatan apa yang belum mencapai target.
  3. Jangan menunda-nunda, karena jika kita menunda-nunda maka kita akan merasakan dampak buruk dari menunda pekerjaan tersebut, yang pada akhirnya hasil yg didapat tidak maksimal dan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
  4. Jangan terlalu lama dengan sosial media, berselancar di sosial media bukanlah kegiatan buruk jika kita tau cara mengaplikasikannya dengan baik, tapi kita pun harus tau batasannya jangan habiskan waktu 24 jam kita hanya disosial media, sedangkan kegiatan diluar sosial media itu banyak yang bisa kita lakukan.
  5. Mulai dengan hati yang gembira, hal ini menjadi suatu penentu semangat dalam produktivitas, karena suatu hal yang kita kerjakan dengan suasana hati yang gembira serta mood yang mendukung itu akan membuat perkerjaan yang kita laksanakan terealisasikan secara efektif dan sesuai keinginan.

Apapun aktivitas kita berusahalah menjadi pribadi yang produktif, usia kita terbatas sementara waktu kita singkat, sementara tugas dan tanggung jawab kita terus berlimpah. Jangan pernah abai dalam hal waktu dan usia, karena terlalu banyak waktu yang mungkin telah terbuang sia-sia tanpa menghasilkan apapun.

Untuk seluruh Muslimah, teruslah menjadi muslimah yang produktif di era Milenial dalam membangun Negeri, teruslah semangat dengan karya-karya hebatmu.

Oleh : Rachmiati

Mahasiswi IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa