Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq

4shared.com

Meneladani Rasulullah SAW.

Red: Damanhuri Zuhri

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Ahmad Dzaki MA

Saat ini kita masih berada di Bulan Rajab. Pada akhir Bulan Rajab ini ada suatu peristiwa bersejarah yang dialami Rasulullah SAW yaitu peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Masjidil Aqsha dan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha.

Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa yang agung dalam perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Sebuah peristiwa penting yang terjadi dalam sirah Rasulullah SAW,  peristiwa ini terjadi satu tahun sebelum beliau mendapatkan perintah hijrah ke yatsrib (Madinah).

 

Isra` secara bahasa berasal dari kata saro bermakna perjalanan di malam hari. Adapun secara istilah, Isra` adalah perjalanan Rasulullah SAW bersama Malaikat Jibril dari Makkah ke Baitul Maqdis (Palestina), berdasarkan firman Allah SWT pada surat Al-Israa ayat 1.

Sedangkan Mi’raj secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah, Mi’raj bermakna perjalanan Rasulullah SAW dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha.

 

Berita-berita yang datang dalam kisah Isra’ Miraj seperti sampainya Rasulullah SAW ke Baitul Maqdis, kemudian berjumpa dengan para nabi dan shalat mengimami mereka  adalah berita-berita yang terdapat dalam hadits- hadits yang shahih.

Dalam sebuah hadis yang sangat panjang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim termuat kisah lengkap perjalanan Rasulullah SAW dalam isra’ dan mi’raj. Sebagai seorang muslim bagaimana sikap kita terhadap peristiwa tersebut?

Sikap kita yang benar sebagai umat Islam adalah menerima berita tersebut, mengimani tentang kebenaran berita tersebut dan tidak menolak berita tersebut atau mengubah berita tersebut sesuai dengan kenyataannya.Kewajiban kita adalah beriman sesuai dengan berita yang datang terhadap seluruh perkara yang Allah Ta’ala kabarkan kepada kita atau yang dikabarkan Rasulullah SAW. Hendaknya kita meneladani sifat para sahabat radhiyallahu ‘anhum  terhadap berita dari Allah dan rasul-Nya.

Dikisahkan dalam sebuah riwayat setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, orang-orang musyrikin datang menemui Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Mereka mengatakan,  “Lihatlah apa yang diucapkan temanmu (yakni Muhammad)!” 

Abu Bakar berkata, “Apa yang beliau ucapkan?”  Orang-orang musyrik berkata, “Dia menyangka bahwasanya dia telah pergi ke Baitul Maqdis dan kemudian dinaikkan ke langit, dan peristiwa tersebut hanya berlangsung satu malam.” 

Abu Bakar berkata, “Jika memang beliau yang mengucapkan, maka sungguh berita tersebut benar sesuai yang beliau ucapkan karena sesungguhnya beliau adalah orang yang jujur.” 

Orang-orang musyrik kembali bertanya, “Mengapa demikian?”. Abu Bakar menjawab:  “Aku membenarkan seandainya berita tersebut lebih dari yang kalian kabarkan.  Aku membenarkan berita langit yang turun kepada beliau, bagaimana mungkin aku tidak membenarkan beliau tentang perjalanan ke Baitul Maqdis ini?” 

Perhatikan  bagaimana sikap Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu  terhadap berita yang datang dari Nabi Muhammad SAW.  Abu Bakar langsung membenarkan dan mempercayai berita tersebut. 

Abu Bakar tidak banyak bertanya, meskipun peristiwa tersebut mustahil dilakukan dengan teknologi pada saat itu. Demikianlah seharusnya sikap seorang muslim terhadap setiap berita yang shahih dari Allah dan rasul-Nya. Wallahu a'lam bis-shawab.


 

Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Abu Bakar merupakan salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW

MgIt03

Abu Bakar merupakan salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW Ilustrasi Abu Bakar sahabat Nabi

Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq, memiliki sifat mulia yang tentunya patut dicontoh umat Muslim. 

Baca Juga

Berikut ini adalah lima contoh karakter mulia dari sahabat dekat Rasulullah SAW itu:

1. Tidak pernah minum khamar

Sahabat Nabi yang bernama lengkap 'Abdullah ibn 'Ustman ibn 'Amir ibn 'Amr ibn Ka'ab ibn Sa'ad ibn Taym ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Lu-ay ibn Ghalib ibn

Fihr al-Taimiy itu tidak pernah minum khamr atau minuman keras dalam hidupnya. Dia mengharamkan miras untuk dirinya.

2. Setia kawan

Abu Bakar setia kepada kawan yang sedang dalam kesusahan. Sikap setia kawan ini bisa terlihat saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Yatsrib. Abu Bakar melakukan persiapan dengan membawa perbekalan dan menemani Rasulullah SAW dalam perjalanan. 

Abu Bakar menemani Nabi Muhammad saat bersembunyi di dalam gua untuk menghindari kejaran orang-orang kafir Makkah. Kisah mereka termaktub dalam Alquran. Allah SWT berfirman: 

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita..." (QS At-Taubah: 40)

3. Suka menolong sesama

Abu Bakar memerdekakan budak-budak yang disiksa tuannya karena memeluk Islam. Contoh budak yang dimerdekakan oleh Abu Bakar, antara lain adalah Bilal ibn Rabbah al Habsyiy, 'Amir bin Fuhairah dan lainnya.

4. Membenarkan ucapan Nabi Muhammad SAW

Abu Bakar adalah yang pertama kali percaya terjadinya Isra Miraj, meski dia tidak mendengar hal itu langsung dari Nabi Muhammad SAW sendiri. Apalagi perjalanan ke langit yang dilakukan Nabi Muhammad dengan buraq itu tentu sukar dipercaya. Karena itulah Abu Bakar mendapat gelar Ash-Shiddiq yaitu orang yang membenarkan apa yang dikatakan Nabi SAW.

5. Tawadhu

Sikap ini terlihat saat Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Dalam pidato politiknya, Abu Bakar menunjukkan ketawadhuannya dengan menyampaikan bahwa dia bukanlah orang yang terbaik di antara orang-orang kala itu.

Abu Bakar memperlihatkan bahwa dia bisa saja terjebak pada suatu kesalahan sehingga seorang pemimpin perlu menerima masukan agar kembali ke jalan yang benar. Berikut ini pidato Abu Bakar:

"Wahai umat manusia, sesungguhnya aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Karena itu, jika aku berbuat baik, tolonglah, namun jika aku berbuat kesalahan, bawalah aku kepada yang benar. Orang yang lemah dalam pandangan kalian akan kuat di sisiku, sehingga akan aku kembalikan haknya kepadanya. Sebaliknya, orang yang kuat di sisi kalian akan lemah dalam pandanganku, sehingga akan aku tegakkan kebenaran kepadanya.

Ingatlah, setiap kaum yang meninggalkan jihad fii sabilillah akan ditimpakan Allah kehinaan kepadanya, sedangkan setiap kejahatan yang tersebar dalam suatu kaum hanya akan mendatangkan bala secara umum. Taatlah kalian kepadaku selama aku mentaati Allah dan Rasul-Nya, dan kalau sekiranya aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada kewajiban kalian untuk mentaatiku."   

Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Bernama asli Abdullah bin Abu Quhafah, Abu Bakar Ash Shiddiq adalah sahabat Rasulullah SAW yang sangat setia. Dialah khulafaur rasyidin terpilih yang dijamin masuk surga. Tak hanya menjadi golongan orang pertama yang beriman pada Islam, Abu Bakar juga menjadi mertua bagi Nabi Muhammad SAW yang menikahi putrinya, Aisyah RA, dan menjabat khalifah pertama sepeninggal nabi.

Sebagai muslim, sudah sepatutnya kita menjadikan akhlak para sahabat Nabi sebagai panutan. Berikut beberapa sikap teladan dari khalifah Abu Bakar sepanjang perjalanan hidupnya.

Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq
Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq
unsplash.com/Rachid Oucharia

Abu Bakar sudah dikenal sebagai pedagang kaya yang sukses sejak usia muda. Sifatnya yang ramah dan jujur membawa perdagangannya sampai ke Yaman. Sosok Abu Bakar sangat dihormati warga Quraisy. Saat Nabi Muhammad SAW menerima kebenaran wahyu dari Allah SWT, Abu Bakar yang tak lain adalah sahabat setia, rela menghabiskan hampir seluruh hartanya untuk dakwah Islam.

Abu Bakar tak segan bersedekah untuk membantu penyebaran agama Islam dan membebaskan budak dengan bayaran yang tak sedikit. Pengorbanan harta, jiwa dan raga yang diberikan Abu Bakar berhasil membuat pengikut Islam terus bertambah.

Di zaman modern ini, kamu juga bisa membantu dakwah Islam dengan harta. Misalnya dengan memberi donasi untuk pengembangan situs Islam terpercaya, pembangunan masjid atau sedekah konsumsi untuk para jamaah yang mengikuti kajian agama.

Baca Juga: 5 Fakta Aisyah, Istri Rasulullah yang Patut Diteladani Perempuan

Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq
Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq
needpix.com

Bukti kecintaan Abu Bakar kepada Rasulullah SAW di antaranya adalah saat menemani hijrah Nabi dari Makkah menuju Madinah. Abu Bakar terus menjaga Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan yang cukup jauh. Kadang ia berjalan di depan Rasul, kadang berpindah ke belakang. Abu Bakar sangat khawatir musuh melukai Rasulullah yang amat dicintainya.

Keduanya bersembunyi di dalam gua Tsur demi menghindari kejaran pasukan musyrikin Quraisy. Abu Bakar segera menutupi lubang-lubang dalam gua dengan kain, supaya tidak keluar hewan yang membahayakan Rasul.

Namun, masih ada lubang yang luput ditutupi. Saat Rasulullah tertidur berbantalkan pangkuan Abu Bakar, seekor ular keluar dari lubang dan menggigit kaki Abu Bakar yang sengaja menutupinya. Pengorbanan sebesar ini hanya muncul dari iman dan rasa cinta sepenuh hati pada sosok baginda Nabi.

Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq
Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq
arabnews.com

Perjalanan Isra Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW hanya dalam satu malam, adalah kejadian di luar logika yang benar-benar menguji keimanan orang-orang yang mendengarnya. Banyak yang tak percaya kalau Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha dalam waktu singkat.

Bahkan, kaum musyrik Quraisy menggunakan kesempatan itu untuk mengajak umat muslim murtad. Abu Bakar yang mengenali karakter jujur Rasulullah, mengimani kejadian itu sepenuhnya. Kala itu, Abu Bakar langsung menemui Rasulullah dan memintanya menerangkan ciri-ciri Baitul Maqdis.

Setelah Rasulullah menjelaskan dengan runut, Abu Bakar berkata, “Engkau berkata benar. Aku bersaksi Engkau adalah utusan Allah.” Inilah kesempurnaan iman yang harus kita teladani sebagai muslim.

Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq
Bagaimana cara meneladani sifat-sifat khalifah Abu Bakar As Siddiq
wallpaperflare.com

Sepeninggal Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq diangkat sebagai khalifah yang memimpin rakyatnya. Sifat jujurnya yang menonjol, membuat keluarga Abu Bakar hidup dengan sederhana. Abu Bakar tak ingin menggunakan kepemimpinannya untuk menikmati fasilitas negara.

Dikisahkan, menjelang akhir hayatnya, Abu Bakar berwasiat pada putrinya Aisyah bahwa ia hanya memiliki sehelai permadani yang usang, seekor unta dan seorang pelayan yang mengurusi rumah tangga. Abu Bakar ingin agar setelah wafat, semua yang tersisa dari harta kaum muslimin itu diberikan kepada Umar bin Khattab. Abu Bakar tak ingin menghadap Allah SWT dengan harta umat walau sedikit.

Pemimpin dengan level amanah setinggi ini, pasti memiliki keimanan yang kuat. Saking jujur dan amanahnya, khalifah Abu Bakar masih memikirkan harta rakyat menjelang ajalnya. Pantaslah kalau Rasulullah SAW sampai menjuluki Abu Bakar sebagai Ash Shiddiq (orang yang jujur).

Baca Juga: 5 Buku tentang Rasulullah Ini Siap Temani Ramadanmu di Rumah! 

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.