Apakah yang dimaksud dengan teater tradisional

Pentas Warga Drama Jawa “Gugur” 2019

Teater tradisional atau yang juga dikenal dengan istilah “Teater daerah” adalah merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para pemainnya berasal dari daerah setempat dengan membawakan cerita yang bersumber dari kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar dan dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang hidup di lingkungan tersebut, misalnya mitos atau legenda dari daerah itu. Dalam teater tradisional, segala sesuatunya disesuaikan dengan kondisi adat istiadat, diolah sesuai dengan keadaan sosial masyarakat, serta struktur geografis masing-masing daerah. Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri yang spesifik kedaerahan dan menggambarkan kebudayaan lingkungannya. Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater Tradisional di Indonesia (2006) mengatakan, sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman itu, ada tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual. Teater tradisional merupakan bagian dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat kita.

Proses terjadinya atau munculnya teater daerah di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater yang berbeda-beda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, serta sumber dan tata-cara di daerah mana teater tersebut lahir. Teater tradisi di Indonesia misalnya. Berbagai suku bangsa memiliki warisan budayanya yang khas. Akan tetapi perlu disadari bahwa tidak semua suku bangsa Indonesia memiliki bentuk pertunjukan teater dalam batasan yang ketat, yaitu suatu sajian pertunjukan yang melakonkan cerita melalui pemeran-pemeran. Jika batasan teater diperluas sehingga meliputi juga apa yang disebut sebagai “teater tutur”, yaitu penyajian naratif suatu cerita, sudah tentu dengan berbagai gaya melantunkannya maka lebih banyak suku bangsa yang mempunyai suatu bentuk ungkap teater tradisional.

BEBERAPA CONTOH TEATER TRADISI DI INDONESIA

  1. Makyong

Makyong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Makyong dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha Thai dan Hindu-Jawa. Nama makyong berasal dari mak hyang, nama lain untuk dewi sri, dewi padi. Makyong adalah teater tradisional yang berasal dari Pulau Bintan, Riau. Makyong berasal dari kesenian istana sekitar abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Teater khas Melayu ini mementaskan tokoh utama pria dan wanita tetapi justru dibawakan penari wanita dengan memakai topeng. Ada juga tokoh lain dalam cerita seperti munculnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana, dan binatang. Semua tokoh yang dimainkan pria memakai topeng yang disesuaikan dengan wataknya.

Pementasan makyong menyuguhkan iringan alat musik rebab, gendang, dan tetawak yang harmonis terdengar. Akan didendangkan juga lagu-lagu merdu Melayu. Pada jaman dahulu Makyong hanya berupa seni tari dan menyanyi, namun seiring berkembangan jaman, kesenian Maknyong mengadopsi cerita rakyat, dan cerita legenda. Ketika dipentaskan unsur tarian, nyanian dan humor jenaka mendominasi keseluruhan pertunjukan. Dalam Teater Maknyong, wajah pemain pria selalu ditutupi dengan topeng sedangkan tokoh wanita tidak ditutupi oleh topeng.

  1. Mendu

Mendu adalah sebuah kesenian yang menyebar ke berbagai tempat di daerah yang disebut sebagai Pulau Tujuh, yakni: Bunguran Timur (Ranai dan Sepempang), Siantan (Terempa dan Langi), dan Midai di Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Mendu adalah seni pertunjukan yang unik. Keunikannya adalah cerita yang dimainkan tanpa naskah, sehingga para pemain harus hafal benar alur ceritanya di luar kepala. Dialog-dialognya disampaikan dengan tarian dan nyanyian yang diiringi dengan musik yang khas, gabungan dari bunyi gong, gendang, beduk, biola, dan kaleng.

Pertunjukan Mendu merupakan kombinasi dari drama, silat, seni tari dan pantun. Pertunjukan Mendu biasanya diawali oleh tarian khas melayu seperti tari Baladun. Pada tahun 2014 pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan Seni Teater Mendu sebagai Warisan budaya tak benda milik bersama kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

  1. Kethoprak

Kethoprak pertama kali dipentaskan sekitar tahun 1909 di Yogyakarta. Awalnya kethoprak hanyalah pertunjukan rakyat yang dilakukan saat bulan purnama dengan menggunakan instrumen lesung, sehingga terciptalah suara prak prak prak….jadilah kethoprak. Namun lambat laun terjadi perkembangan yang besar hingga diangkat ke panggung lengkap dengan alat musik dan beragam jenis lakon. Kesenian ketoprak (disebut kethoprak dalam bahasa Jawa) merupakan seni pentas drama tradisional. Kerap disebut sebagai ketoprak Mataram, karena berkembang di daerah Yogyakarta. Larangan berkumpul karena disinyalir sebagai sarana penggalangan semasa penjajahan, melahirkan kreativitas. Melalui wadah kesenian, masyarakat berkumpul menggelorakan semangat perjuangan. Kemasan hiburan, pembelajaran disampaikan secara halus tersirat.

Pak dalang selaku sutradara pemegang keprak dan narasi penghubung antar adegan. Perkembangannya melibatkan iringan gamelan jawa. Cerita yang dibawakan beragam. Ada cerita keseharian, tanpa naskah komplit, sutradara hanya memberikan garis besar cerita. Improvisasi pemain menjadi andalan. Berkembang menjadi cerita sejarah, ataupun lakon Panji bagian cerita rakyat. Bahkan mengusung cerita roman bersetting luar negeri semisal lakon Sampek Engtay.

  1. Ludruk

Ludruk adalah salah satu kebudayaan asli di Jawa Timur, khususnya Surabaya. Ludruk merupakan drama atau seni pertunjukkan khas Jawa Timur yang mengambil cerita rakyat dalam kehidupan sehari-hari. Yang khas dari pementasan ludruk adalah penggunaan bahasa, ludruk biasanya menggunakan bahasa Jawa logat Jawa Timuran yang terkesan cablak dan kasar, namun disinilah letak lucu dan kebanyolan dari pementasan ludruk. Namun meski begitu, dalam pertunjukkan ludruk, tidak selalu mengutamakan banyolan, tetapi menjunjung arti kidungan, gending-gending, tarian, serta menyanyi.

Ludruk sebenarnya termasuk teater rakyat tradisional yang ada sebelum zaman kemerdekaan namun struktur pementasanya tidak ada sedikitpun perubahan sifnifikan seiring perkembangan zaman. Struktur pementasan ludruk dari awal kemerdekaan sampai sekarang tidak mengalami perubahan signifikan artinya, struktur pementasan dari awal terciptanya seni ludruk hingga saat ini masih diikuti oleh generasi-generasi selanjutnya. Ludruk merupakan drama tradisional yang diperankan oleh sebuah grup kesenian dalam sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari.

  1. Lenong

Lenong adalah seni pertunjukan teater tradisional masyarakat Betawi, Jakarta. Lenong berasal dari nama salah seorang Saudagar China yang bernama Lien Ong. Pada zaman dahulu (zaman penjajahan), lenong biasa dimainkan oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi penentangan terhadap tirani penjajah. Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Lenong adalah jenis pertunjukan sandiwara yang berasal dari Betawi (Jakarta) yang dipentaskan dengan iringan gambang kromong. Dialognya menggunakan dialek Betawi serta diselingi dengan lawakan dan adegan silat.

Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. kedua jenis lenong ini juga dibedakan dari bahasa yang digunakan; lenong denes umumnya menggunakan bahasa yang halus (bahasa Melayu tinggi), sedangkan lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.

  1. Drama Gong

Drama Gong adalah sebuah bentuk seni pertunjukan Bali yang masih relatif muda usianya yang diciptakan dengan jalan memadukan unsur- unsur drama modern (non tradisional Bali) dengan unsur-unsur kesenian tradisional Bali. Dalam banyak hal Drama Gong merupakan pencampuran dari unsur-unsur teater modern (Barat) dengan teater tradisional (Bali). Karena dominasi dan pengaruh kesenian klasik atau tradisional Bali masih begitu kuat, maka semula Drama Gong disebut “drama klasik”. Nama Drama Gong diberikan kepada kesenian ini oleh karena dalam pementasannya setiap gerak pemain serta peralihan suasana dramatik diiringi oleh gamelan Gong (Gong Kebyar). Drama Gong diciptakan sekitar tahun 1966 oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase (Gianyar).

Drama Gong mulai berkembang di Bali sekitar tahun 1967 dan puncak kejayaannya adalah tahun 1970. Namun semenjak pertengahan tahun 1980 kesenian ini mulai menurun popularitasnya, sekarang ini ada sekitar 6 buah kelompok teater Drama Gong yang masih aktif.

1 Apa yang dimaksud teater tradisional?

Dari definisi di atas, diketahui teater tradisional adalah pentas seni kehidupan manusia yang hadir dan berkembang di suatu daerah dengan menyesuaikan kebudayaan daerah tersebut.

Apa yang dimaksud dengan teater tradisional brainly?

Disukai komunitas kami. Teater Tradisional adalah bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur geografis masing-masing daerah.

Apa yang dimaksud dengan teater tradisional dan berikan contohnya?

Teater klasik adalah teater tradisional yang segala sesuatunya sudah teratur, baik dari segi ceritanya, pelakunya yang sudah terlatih, maupun gedung pertunjukkan yang sudah memadai dan tidak lagi menyatu dengan penonton. Contohnya, wayang orang, wayang kulit, wayang golek, dan teater Jing Ju.

Apa yang dimaksud dengan seni teater tradisional dan modern?

Teater tradisional dengan teater modern tidak memiliki perbedaan jauh. Teater tradisional muncul dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap seni. Sedangkan teater modern muncul dan berkembang sesuai dengan zaman yang sedang berlangsung. Sumber dari teater modern muncul dari seni teater tradisional.