Apakah harga kamar hotel merdapat dapat bersaing di pontianak

Poinfomedia.com – Di Kota Pontianak terdapat penginapan baru yang berkonsep homy atau berasa seperti di rumah sendiri. Penginapan ini bernama Cico Home. Letaknya, di Jalan S Parman, Gang Swadaya, No 19A, Kecamatan Pontianak Selatan.

Di Cico Home, bisa dijadikan sebagai tempat yang tepat untuk Anda menghabiskan waktu bersama keluarga saat liburan.

“Ada tiga kelas kamar yang kami sediakan untuk para pengunjung. Pengunjung dapat memilih sesuai kebutuhan,” kata Pemilik Cico Home, Erwin Limec, Sabtu, 3 September 2022.

Baca Juga: AKI dan AKB Masih Ditemukan di Kubu Raya, 14 Bayi dan 4 Ibu Meninggal

Erwin menjelaskan, tiga kelas kamar itu yakni Superior Queen seharga Rp200 ribu per malam, Deluxe Queen Swimming Pool Acces seharga Rp230 ribu per malam, dan Deluxe Queen Balkon seharga Rp230 ribu per malam.

Meskipun masih dalam hitungan hari, Erwin yakin usahanya dapat bersaing dengan penginapan lain. Mengingat Cico Home memiliki sejumlah keunggulan dari tempat lain.

“Kamarnya nyaman, bersih, luas, di tengah kota, harga murah, ada swimming pool jadi cocok untuk keluarga, ada menu sarapan juga seperti nasi goreng,” tuturnya.

Baca Juga: Mampir Sebentar ke Nam Nyin Ke, Perkampungan Pengungsi Tionghoa Sejak Tahun 1967

Meski sudah memiliki 21 kamar, Cico Home belum memiliki ruangan yang dapat disewakan untuk acara besar lainya. Cico Home hanya fokus pada penginapan saja untuk saat ini. ***

Saat berkunjung ke Kalimantan Barat, jangan lewatkan berbagai tempat wisata di Pontianak berikut ini, ya!

Budaya/Sejarah

Tugu Khatulistiwa

Disebut-sebut sebagai bangunan tanpa bayangan, Tugu Khatulistiwa menjadi tempat wisata paling populer di Pontianak yang tak pernah sepi pengunjung. Pada siang hari, sekitar pukul 11.30 12.30 WIB, Anda sama sekali tidak akan menemukan bayangan di area Tugu Khatulistiwa. Sebagai bangunan bersejarah yang sudah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, Tugu Khatulistiwa berada tepat di sisi Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara. Tak perlu khawatir, Anda hanya perlu mengeluarkan uang tunai sebesar Rp2.000* per orang untuk sekali kunjungan.

Saat ini, Tugu Khatulistiwa sudah menjadi bangunan khas Kota Pontianak yang dapat menarik wisatawan dari dalam maupun luar negeri untuk berkunjung. Bahkan, setiap tahunnya pemerintah Kota Pontianak akan mengadakan Festival Kulminasi. Festival Kulminasi memberi kesempatan untuk Anda melihat benda tanpa bayangan, serta meletakkan telur dalam posisi berdiri secara sempurna. Hal ini disebabkan karena magnet gravitasi yang cukup kuat di area Tugu Khatulistiwa setinggi 4,4 meter tersebut. Hebatnya lagi, peristiwa Kulminasi ini hanya dapat disaksikan di lima negara dunia, di antaranya Indonesia, Equador, Peru, Colombia, dan Brazil.

Keraton Kadriyah Pontianak

Siapa bilang Anda hanya bisa menemukan bangunan keraton di Pulau Jawa? Di Kalimantan Barat pun terdapat sebuah keraton peninggalan Kesultanan Pontianak yang didirikan pada 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman. Tempat wisata di Pontianak yang populer dengan nama Keraton Kadriyah ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 18.00 WIB dengan harga tiket masuk sebesar Rp10.000* per orang tanpa batasan durasi kunjungan. Anda juga bebas berfoto di area keraton tanpa dipungut biaya tambahan.

Bangunan Keraton Kadriyah didominasi oleh warna kuning dan dengan rangka yang terbuat dari kayu belian. Memiliki ukuran sekitar 30 x 50 meter, bangunan keraton terdiri dari 3 tingkat. Tak heran jika Keraton Kadriah disebut-sebut sebagai istana terbesar yang dimiliki Kalimantan Barat sekitar abad ke-18 silam. Di dalam bangunan keraton, Anda dapat menemukan singgasana Sultan dan Permaisuri, lengkap dengan foto-foto, pakaian, hingga berbagai koleksi bersejarah lainnya. Anda juga berkesempatan untuk menyaksikan sebuah kitab suci Al-Quran yang ditulis tangan oleh Sultan Syarif Abdurrahman.

Rumah Betang Radakng

Rumah Betang Radakng menjadi tempat wisata di Pontianak yang wajib Anda kunjungi. Bangunan replika rumah adat suku Dayak di Kalimantan Barat ini sukses menuai decak kagum dari para wisatawan domestik maupun mancanegara. Tak tanggung-tanggung, Rumah Betang Radakng sepanjang 138 meter ini bahkan meraih rekor MURI sebagai rumah adat terpanjang yang ada di Indonesia. Bangunan ini dapat menampung hingga 600 orang sekaligus.

Berbeda dari replika rumah adat lainnya, Rumah Betang Radakng memiliki struktrur bangunan yang terbuat dari beton, arsitektur pahatan di dinding, dan atap yang lebih modern. Ciri khas kearifan lokal dari bangunan Rumah Betang Radakng dapat dilihat dari ukiran-ukiran motif dengan relief yang beraneka ragam. Motif-motif tersebut terdapat pada pintu-pintu, tiang penyangga, dan di dekat atap bagian atas. Motif tersebut dominan berwarna merah yang merupakan warna khas suku Dayak dan sekaligus sebagai simbol keberanian.

Tak sulit menemukan bangunan unik yang ada di kawasan Kota Baru Pontianak ini. Tepatnya berada di jalan Sultan Syahrir Abdurahman, Kecamatan Pontianak Selatan. Dari Bandara Supadio Anda dapat menempuh perjalanan darat sekitar 33 menit, melewati Jalan Arteri Supadio menuju Jalan Jend. Ahmad Yani.

Wisata religi

Vihara Bodhisattva Karaniya Metta (Klenteng Tiga)

Dihuni oleh lebih dari 358.000 etnis Tionghoa, di Pontianak Anda juga bisa menemukan cukup banyak bangunan klenteng. Salah satu yang paling banyak dituju oleh wisatawan adalah Klenteng Tiga atau yang juga dikenal dengan Vihara Bodhisattva Karaniya Metta. Dinamakan demikian sebab merupakan gabungan dari 3 Klenteng, di mana dua bangunan klenteng sebelumnya terletak di Parit Pekong dan Sheng Hie.

Sejauh mata memandang, Anda dapat menyaksikan dominasi warna merah hampir di sebagian besar bangunan. Vihara Bodhisattva Karaniya Metta di Pontianak ini memiliki tiang dan rangka bangunan yang terbuat dari kayu belian. Di tiga pintu utama Anda dapat menemukan lukisan dewa-dewa Kong Hu Cu. Sementara di dinding dan altar vihara terdapat patung dan lukisan yang bermakna filosofi kehidupan.

Vihara tertua di Pontianak ini berada persis di ujung pertemuan ruas Jalan Sultan Muhammad dan Jalan Gusti Ngurah Rai, tak jauh dari kompleks pertokoan Kapuas Indah. Untuk tiba di lokasi Klenteng Tiga Pontianak, Anda dapat berjalan kaki selama 7 menit dari Taman Alun-alun Kapuas.

Masjid Jami Pontianak

Kota Pontianak juga memiliki tempat wisata religi. Terdapat Masjid Jami yang merupakan salah satu masjid tertua di Provinsi Kalimantan Barat. Beberapa masyarakat Pontianak juga menyebut bangunan bersejarah ini sebagai Masjid Sultan Syarif Abdurrahman. Berbeda dari kebanyakan bangunan masjid di Indonesia, Masjid Jami Pontianak berdiri megah di tepian Sungai Kapuas dengan enam tiang besar yang terbuat dari kayu belian berukuran besar guna mencegah banjir ketika air sungai meluap.

Lebih lanjut, Masjid Jami Pontianak juga memiliki mimbar yang cukup unik menyerupai geladak kapal. Di sisi kanan dan kiri mimbar tersebut terdapat pula kaligrafi yang ditulis pada media kayu plafon. Dilengkapi dengan jendela-jendela kaca berukuran kecil, masjid yang dapat menampung hingga 1.500 jamaah ini biasanya ramai dikunjungi jamaah ketika shalat Jumat dan saat bulan Ramadan tiba.

Untuk tiba di Masjid Jami Pontianak, Anda dapat menempuh perjalanan sekitar 23 menit berkendara dari pusat kota. Selain itu, Anda juga bisa menjangkau area Masjid Jami Pontianak menggunakan jalur sungai dari penyeberangan Senghie dengan sampan sejauh 20 menit perjalanan.

Lainnya

Taman Alun-alun Kapuas

Area paling populer di Pontianak, Taman Alun-alun Kapuas berada persis di depan kantor Walikota. Meskipun demikian, beberapa warga juga menyebut area populer ini dengan nama Taman Korem karena berhadapan dengan kantor KOREM atau Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura. Umumnya, masyarakat Pontianak akan berkumpul di sekitar area Taman Alun-alun Kapuas di malam hari untuk menyaksikan indahnya air mancur warna-warni, yang juga menjadi proyek Waterfront City.

Tenang saja, kawasan ini dibuka untuk umum selama 24 jam tanpa dipungut biaya alias gratis. Cara berkunjung ke Taman Alun-alun Kapuas pun cukup mudah. Anda dapat menggunakan jasa ojek online atau oplet dari terminal kota dengan tarif sekitar Rp10.000 atau becak dengan tarif sekitar Rp20.000.

Jika berlibur ke Pontianak jelang Tahun Baru Imlek, maka Anda juga berkesempatan menyaksikan Festival Yuan Shiau Ciek atau yang lebih populer dengan nama Festival Lentera. Di Taman Alun-alun Kapuas Anda bisa menyaksikan berbagai festival, mulai dari kembang api, parade naga, hingga barongsai. Anda dapat berkunjung pada bulan Februari untuk melihat event tahunan di Pontianak ini.

Jembatan Tayan

Tak hanya Jembatan Suramadu di Surabaya atau Jembatan Pasupati di Bandung, Kota Pontianak juga punya Jembatan Tayan yang memiliki desain menyerupai Sydney Harbour Bridge. Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di tahun 2016 lalu, Jembatan Tayan jadi area populer di Kalimantan Barat. Dengan panjang mencapai 1.420 meter, Jembatan Tayan merupakan penghubung antara Kota Tayan dengan Desa Piasak yang membentang di atas aliran Sungai Kapuas.

Dari pusat Kota Pontianak, Anda perlu berkendara selama 23 jam untuk tiba di kawasan Jembatan Tayan. Selama di perjalananan, Anda akan disuguhi dengan pemandangan Sungai Kapuas yang mempesona. Saat memasuki kawasan Jembatan Tayan pun Anda akan menemukan lampu-lampu unik yang didesain seperti mata kail di setiap sisinya.

Sebagai informasi tambahan, waktu terbaik untuk mengunjungi Jembatan Tayan di Pontianak adalah saat matahari terbit di pagi atau sore hari menjelang sunset. Puas menikmati pemandangan dan berfoto-foto, Anda juga bisa melepas dahaga dengan segelas es kelapa muda yang banyak dijajakan di sekitar lokasi Jembatan Tayan.

Kampung Kuantan

Kampung Kuantan merupakan sebuah pemukiman yang berada di kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan Pontianak Selatan. Perkampungan ini menjadi buah bibir dan ramai dikunjungi karena memiliki spot Instagramable di berbagai sudutnya. Mulai dari jalan, tembok perkampungan, hingga rumah warga.

Jika di Malang, Jawa Timur terdapat kampung warna-warni, Anda juga bisa menemukannya di Pontianak. Tepatnya di kampung Kuantan yang merupakan buah karya dari kelompok sadar wisata masyarakat setempat. Untuk masuk ke kampung ini Anda tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. Hanya membayar biaya parkir saja yang dikelola oleh masyarakat setempat.

Di akhir pekan dan hari libur lainnya, Kampung Kuantan cukup ramai dikunjungi. Terutama oleh para anak muda yang mencari tempat untuk berfoto bersama teman-temannya.

Sebagai informasi tambahan, waktu terbaik untuk mengunjungi Jembatan Tayan di Pontianak adalah saat matahari terbit di pagi atau sore hari menjelang sunset. Puas menikmati pemandangan dan berfoto-foto, Anda juga bisa melepas dahaga dengan segelas es kelapa muda yang banyak dijajakan di sekitar lokasi Jembatan Tayan.

*)Harga sewaktu-waktu dapat berubah.

Bolehkah 1 kamar hotel diisi 3 orang?

Pastikan terlebih dahulu ketentuan jumlah maksimum penghuni kamar. Karena setiap hotel memiliki kebijakan yang berbeda. Normalnya satu kamar hanya dapat diisi oleh 2 orang dewasa. Namun, kapasitasnya bisa bertambah hingga 3 orang dewasa dengan tambahan ekstra bed.

Apakah boleh menginap di hotel dengan pacar?

Boleh saja, kalau hotel tidak melarang. Biasanya hotel syariah yang melarang pasangan yang belum menikah untuk menginap dalam satu kamar. Hotel seperti ini mewajibkan tamu menunjukkan surat nikah atau bukti bahwa tamu adalah pasangan suami istri.

Apakah hotel bisa setengah hari?

Perlu diketahui bahwa setiap hotel memiliki syarat dan ketentuan masing-masing berkaitan dengan durasi minimal tamu menginap. Namun, mayoritas hotel menetapkan durasi minimal tamu menginap adalah sehari semalam.

Apakah umur 17 tahun bisa check in hotel?

Tamu utama harus berusia minimal 18 tahun untuk dapat check-in ke hotel. Tamu wajib menunjukkan dokumen tanda pengenal yang sah pada saat check-in. Tamu di bawah usia 18 tahun harus ditemani oleh orang dewasa. Hotel berhak untuk melakukan pemeriksaan atas kelengkapan dokumen.