Apa yang dirasakan orang gangguan jiwa

Gangguan kejiwaan juga berkaitan dengan sistem kerja tubuh khususnya otak. Kondisi genetik, luka pada otak, adanya infeksi dan tumor, adanya efek dari tekanan yang berkepanjangan, dan adanya racun atau zat berbahaya dapat menjadi penyebab otak tidak berfungsi dengan normal.

“Salah satu tugas penting yang dilakukan otak adalah berhasil merespons stressor dari lingkungan dan berperan untuk mengingat respons yang berhasil dan gagal,” jelas Diana Setyawati, M.HSc.Psy., Ph.D dalam Kuliah Online CPMH Psikologi UGM pada Jumat (28/1).

Saat menjelaskan mengenai timbulnya gangguan kejiwaan, Diana menuturkan bahwa stres yang dialami pada kehidupan sehari hari tidak akan menyebabkan orang gangguan jiwa. Gangguan jiwa terbentuk dari hasil dinamika yang kompleks antara kerentanan dan tekanan yang dialami seseorang.

“Dalam gangguan kejiwaan, beberapa sirkuit di otak mendasari semua fungsi otak tidak bekerja sebagaimana mestinya sehingga memicu munculnya tanda-tanda dan gejala penyakit kejiwaan,” paparnya.

Apabila otak tidak bekerja dengan semestinya satu atau lebih dari keenam fungsi otak –yaitu berpikir, persepsi, emosi, signaling, fisik, dan perilaku– akan terganggu.

Gangguan kejiwaan dapat diidentifikasi awal dengan adanya tanda dan gejala. Tanda atau sign merupakan sesuatu yang dapat dilihat oleh orang lain seperti berbicara cepat, menangis, tindakan agresif, dan sebagainya. Sedangkan gejala atau symptom merupakan sesuatu yang hanya dirasakan oleh individu seperti perasaan putus asa dan berpikiran negatif. Pada beberapa kesempatan dan juga diidentifikasi dari pengamatan ketika menangis dan postur tubuh yang kuyu.

“Tanda dan gejala ini dapat terjadi dengan pola yang dapat dikenali. Karena adanya pola tersebut gangguan kejiwaan memiliki nama dan dapat ditangani,” jelas Diana.

Gangguan pada fungsi otak ini dapat memetakan jenis gangguan kejiwaan yang dialami oleh seseorang. Contohnya gangguan skizofrenia yang terjadi pada fungsi otak psikosis yang melibatkan kognisi dan persepsi, gangguan pada fungsi emosi yaitu depresi dan bipolar, gangguan pada fungsi signaling antara lain adalah social anxiety disorder dan panic disorder, serta pada gangguan fisik dan perilaku terdapat obsessive compulsive disorder dan post traumatic stress disorder.

Dengan memiliki literasi yang baik mengenai hubungan otak dengan gangguan kejiwaan kita dapat memiliki kesadaran baik terkait gangguan kejiwaan serta dapat menjadi support agent bagi penderita.

Simak selengkapnya disini.

Penulis: Khansa

Definisi mental illness (gangguan mental)

Apa itu mental illness atau gangguan mental?

Mental illness (mental disorder), disebut juga dengan gangguan mental atau jiwa, adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis).

Gangguan ini bisa ringan hingga parah, yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini termasuk melakukan kegiatan sosial, pekerjaan, hingga menjalani hubungan dengan keluarga.

Meski rumit, gangguan kesehatan mental termasuk penyakit yang dapat diobati. Bahkan, sebagian besar penderita mental disorder masih dapat menjalani kehidupan sehari-hari selayaknya orang normal.

Namun, pada kondisi yang lebih buruk, seseorang mungkin perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit untuk menangani kondisinya. Tak jarang, kondisi ini pun dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri kehidupannya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Mental illness adalah kondisi yang umum terjadi pada siapapun. Menurut World Health Organization (WHO), satu dari lima anak-anak dan remaja di dunia memiliki gangguan mental.

Sementara pada orang dewasa, kondisi ini memengaruhi satu dari empat orang di dunia. Adapun dari kasus tersebut, sekitar setengahnya dimulai pada remaja di bawah usia 14 tahun. Ini merupakan usia rawan munculnya gangguan mental yang kerap terjadi.

Jenis mental illness (gangguan mental)

Ada lebih dari 200 jenis mental illness yang telah diketahui, dengan gejala dan tingkat keparahan yang beragam. Dari total tersebut, jenis-jenis mental illness yang lebih umum meliputi:

  • Depresi

Depresiadalah jenis gangguan mental yang paling sering terjadi. Jenis gangguan mental ini ditandai dengan kesedihan yang terlalu lama hingga penderitanya bisa merasa putus asa, bersalah, tidak berharga, tidak termotivasi, hingga berbagai keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya.

  • Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah perasan cemas yang sangat kuat, berlebihan, serta berlangsung lama dan bisa memburuk seiring waktu, hingga terasa sangat membebani. Jenis gangguan ini meliputi serangan panik, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan fobia.

  • Gangguan bipolar

Gangguan bipolar adalah penyakit mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang tidak biasa. Perubahan ini bisa terjadi dari sangat bahagia menjadi sangat sedih dan putus asa.

  • Gangguan makan

Gangguan makan adalah masalah mental yang melibatkan pikiran Anda tentang makanan dan perilaku makan. Anda mungkin makan lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dibutuhkan. Kondisi ini pun umumnya terkait dengan kecemasan atau kekhawatiran berlebih terhadap berat dan bentuk tubuh.

  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD)

Gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah gangguan kesehatan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami atau melihat peristiwa traumatis. Peristiwa ini bisa berupa kejadian yang mengancam jiwa, seperti bencana alam, kecelakaan mobil, atau kekerasan seksual, atau pengalaman lain yang membuatnya trauma.

  • Psikosis

Gangguan psikosis adalah tipe mental disorder parah yang menyebabkan pemikiran dan persepsi seseorang tidak normal. Kondisi ini ditandai dengan delusi dan halusinasi pada penderitanya. Adapun skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan psikosis yang umum terjadi.

Tanda & gejala mental illness (gangguan mental)

Ciri-ciri, tanda-tanda dan gejala gangguan mental dan jiwa bisa beragam, tergantung pada jenis, tingkat keparahan, dan faktor lainnya. Kondisi ini umumnya memengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku seseorang.

Gejala umum mental illness

Berikut adalah tanda-tanda dan gejala mental illness atau disorder yang umum terjadi:

  • Sering merasa sedih.
  • Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
  • Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau perasaan bersalah yang menghantui.
  • Perubahan mood atau suasana hati yang drastis.
  • Tampak menarik diri dari teman dan lingkungan sosial.
  • Kelelahan yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
  • Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
  • Paranoid serta delusi dan halusinasi.
  • Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.
  • Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan atau menggunakan narkoba.
  • Perubahan besar dalam kebiasaan makan.
  • Perubahan pada gairah atau dorongan seksual.
  • Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
  • Kerap merasa tak berdaya atau putus asa.
  • Berpikir untuk bunuh diri.

Selain gejala terkait mental, tanda-tanda terkait kesehatan fisik pun kadang muncul pada penderita mental disorder. Ini termasuk sakit perut, sakit atau nyeri punggung, sakit kepala, atau nyeri di bagian lain dari tubuh yang tidak diketahui penyebab pastinya.

Penyebab & faktor risiko mental illness (gangguan mental)

Apa penyebab mental illness?

Umumnya, gangguan kesehatan mental terjadi karena kombinasi antara berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab mental disorder:

  • Faktor genetik.
  • Faktor biologis, seperti ketidakseimbangan kimiawi di otak, cedera otak traumatik, atau epilepsi.
  • Faktor psikologis dari trauma yang signifikan, seperti pelecehan, pertempuran militer, kecelakaan, kejahatan dan kekerasan yang pernah dialami, atau isolasi sosial atau kesepian.
  • Faktor paparan lingkungan saat di dalam kandungan, seperti zat kimia, alkohol, atau obat-obatan.
  • Faktor lingkungan lainnya, seperti kematian seseorang yang dekat dengan Anda, kehilangan pekerjaan, atau kemiskinan dan terlilit utang.

Apa yang meningkatkan risiko seseorang terkena mental illness?

Walaupun gangguan mental dapat menyerang siapa saja, ada beberapa orang yang berisiko lebih tinggi, yaitu:

  • Orang-orang yang dilahirkan dengan kelainan pada otak atau mengalami kerusakan otak akibat cedera serius.
  • Orang yang memiliki anggota keluarga atau keluarga dengan gangguan mental.
  • Memiliki kondisi medis kronis, seperti kanker.
  • Orang-orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.
  • Orang yang memiliki masalah pada masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
  • Orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
  • Orang yang menyalahgunakan alkohol atau narkoba.
  • Orang yang pernah mengalami penyakit mental sebelumnya.

Komplikasi mental illness (gangguan mental)

Gangguan mental dan jiwa yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai masalah pada kesehatan emosional, perilaku, hingga fisik yang parah.

Komplikasi mental illness yang mungkin terjadi

Berbagai komplikasi yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Ketidakbahagiaan dan penurunan kenikmatan hidup.
  • Konflik keluarga.
  • Sulit berhubungan dengan orang lain.
  • Isolasi sosial.
  • Masalah tembakau, alkohol, dan obat-obatan lainnya.
  • Bolos kerja atau sekolah, atau masalah lain yang terkait pekerjaan atau sekolah.
  • Masalah hukum dan keuangan.
  • Kemiskinan dan tunawisma.
  • Menyakiti diri dan merugikan orang lain, termasuk bunuh diri atau membunuh orang lain.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga tubuh kesulitan melawan infeksi.
  • Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya.

Diagnosis untuk mental illness (gangguan mental)

Meskipun umum, gangguan mental harus didiagnosis oleh dokter. Untuk mendiagnosis kesehatan mental, dokter dapat:

  • Menanyakan perasaan Anda beserta gejala yang Anda alami.
  • Menanyakan informasi seputar riwayat kesehatan keluarga.
  • Melakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengesampingkan masalah fisik yang mungkin dapat menjadi penyebab gejala Anda.
  • Melakukan tes atau pemeriksaan diagnostik lain, seperti cek fungsi tiroid atau skrining alkohol dan obat-obatan, untuk memastikan apakah gejala Anda disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
  • Melakukan evaluasi psikologis, dengan menjawab berbagai pertanyaan tentang pikiran, perasaan, dan perilaku Anda.

Setelah melakukan diagnosis, dokter dapat memberikan obat dan saran mengenai cara untuk mengontrol emosi, atau merekomendasikan psikiater untuk Anda.

Pengobatan mental illness (gangguan mental)

Pasien biasanya enggan untuk mencari bantuan profesional terkait masalah mental illness. Padahal, pengobatan dari profesional yang terlatih dapat membantu Anda dalam beberapa hal, seperti:

  • Menangani masalah tertentu yang menyebabkan gangguan mental.
  • Mengatasi atau menghadapi pengalaman tertentu yang tidak menyenangkan yang menjadi penyebab mental disorder.
  • Meningkatkan hubungan sosial Anda.
  • Mengembangkan cara hidup yang lebih bermanfaat dari hari ke hari.

Sayangnya, belum ada obat yang dapat menyembuhkan semua gangguan mental sekaligus. Setiap orang mungkin mengalami gangguan mental yang berbeda-beda. Anda harus memilih pengobatan atau kombinasi perawatan yang terbaik, sesuai kondisi Anda.

Pilihan pengobatan mental illness

Beberapa pengobatan yang dapat dipilih, meliputi:

Psikoterapi

Pada psikoterapi, Anda dan ahli kesehatan mental akan membicarakan kondisi dan masalah yang Anda alami, yang mungkin mengganggu mental Anda. Melalui pembicaraan tersebut, ahli kesehatan mental akan membantu Anda belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilaku Anda, serta bagaimana mengatasi dan mengelola stres.

Psikoterapi memiliki beragam jenis. Salah satu yang sering dilakukan, yaitu cognitive behavioral therapy(CBT).

Obat-obatan

Obat-obatan memang tidak dapat menyembuhkan gangguan mental dan jiwa yang Anda alami. Meski demikian, obat-obatan tertentu bisa mengurangi gejala secara signifikan serta membantu pengobatan lainnya lebih efektif.

Jenis obat untuk mental illness ini beragam. Dokter akan memberikan obat yang sesuai dengan kondisi masing-masing penderitanya. Adapun beberapa obat yang umumya diberikan, yaitu:

  • Obat antidepresan, untuk mengatasi depresi dan gangguan kecemasan.
  • Obat anti-anxiety atau antikecemasan, untuk mengatasi gangguan kecemasan atau serangan panik. Ini juga termasuk obat tidur untuk mengatasi masalah tidur Anda yang parah akibat mental disorder.
  • Obat antipsikotik, untuk mengatasi skizofrenia atau psikosis.
  • Obat untuk membantu menstabilkan mood, untuk mengobati gangguan bipolar.

Perawatan di rumah sakit jiwa

Selain dua jenis pengobatan mental illness yang umum di atas, Anda pun mungkin membutuhkan bentuk perawatan lainnya. Ini termasuk perawatan intensif di rumah sakit jiwa pada kondisi gangguan mental yang sangat parah.

Umumnya, jenis perawatan ini disarankan bagi penderita yang tidak dapat merawat diri sendiri dengan baik atau berada dalam kondisi bahaya karena kecenderungan melukai diri sendiri atau orang lain.

Anda juga mungkin bisa menggunakan terapi lainnya sebagai pengobatan alternatif atau pelengkap untuk gangguan mental, seperti yoga, akupunktur, meditasi, atau pengobatan herbal. Biasanya, pengobatan alternatif ini dapat membantu Anda mengelola stres serta gejala umum terkait masalah mental.

Pengobatan mental illness (gangguan mental) di rumah

Sebagian besar kasus mental illness tidak dapat membaik tanpa adanya bantuan profesional. Meski demikian, ada beberapa cara yang juga bisa Anda lakukan untuk membantu proses pengobatan dan pemulihan dari gangguan mental yang Anda miliki.

Cara-cara ini umumnya terkait dengan perubahan gaya hidup, perawatan di rumah, serta penyusunan rencana selama menjalani pengobatan dan masa pemulihan.

Cara membantu penderita mental illness di rumah

Berikut cara-cara yang dapat dilakukan:

  • Jalankan terapi sesuai dengan yang disarankan dan tidak melewatkan satu sesi pun, meski Anda sudah merasa lebih baik.
  • Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, yang dapat menghalangi pengobatan.
  • Tetap aktif, seperti berolahraga, berkebun, atau aktivitas fisik lainnya yang menyenangkan, dapat membantu mengatasi gejala dan merupakan salah satu gaya hidup penderita depresi, stres, dan gangguan kecemasan, yang perlu dilakukan.
  • Praktikkan gaya hidup sehat, seperti menerapkan pola makan untuk kesehatan mental, istirahat dan tidur yang cukup, serta aktivitas fisik yang teratur untuk menjaga kesehatan mental Anda.
  • Jangan membuat keputusan penting saat gejala Anda sedang parah, karena Anda sedang tidak bisa berpikir jernih.
  • Belajar bersikap positif dan fokus pada hal-hal positif yang membuat hidup Anda lebih baik.
  • Bergabung dengan support group yang memiliki kondisi mental serupa, untuk dapat membantu Anda mengatasi masalah yang sama.
  • Cobalah utuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan berkumpul dengan keluarga atau teman secara teratur.

Bila Anda memiliki penyakit mental, Anda mungkin merasa putus asa dan tidak berguna. Namun, Anda tidak boleh menyerah! Pengalaman ini bisa membuat orang menjadi pribadi yang lebih kuat.

Tingkah laku orang gangguan jiwa?

Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Sakit Jiwa Mengalami perubahan mood yang sangat drastis, misalnya dari sangat sedih menjadi sangat gembira atau sebaliknya dalam waktu singkat. Memiliki rasa takut yang berlebihan. Menarik diri dari kehidupan sosial. Merasa emosional, amarahnya tidak terkendali, dan suka melakukan ...

Apa yang dirasakan Odgj?

ODGJ kategori berat biasanya menderita gejala psikosis, seperti delusi, halusinasi, dan paranoid. Gejala psikosis yang tampak pada penderita gangguan mental membuat penderita kadang melakukan hal-hal di luar kewajaran, seperti bicara sendiri, berteriak ketakutan, menangis, atau bahkan mengamuk yang sifatnya destruktif.

Orang gangguan jiwa karena apa?

Beberapa bukti menunjukkan bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor yaitu: biologi, psikologis dan sosial. Faktor biologi antara lain adalah keturunan/genetik, masa dalam kandungan, proses persalinan, nutrisi, riwayat trauma kepala dan adanya gangguan anatomi dan fisiologi saraf.

Apa saja gangguan jiwa ringan?

Gangguan jiwa ringan misalnya depresi yang tidak terlalu berat yang ditandai oleh gejala seperti murung, tidak bersemangat, atau panik. Sementara gangguan jiwa yang lebih berat misalnya depresi yang ditandai dengan menurunnya kemampuan berpikir, kognitif, psikomotorik, dan terlalu cemas akan masa depan.