Apa yang dimaksud oogenesis dan spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa yang terjadi di dalam testis tepatnya pada tubulus seminiferus. Sedangkan, oogenesis adalah proses pembentukan ovum dari sel benih di dalam ovarium, proses ini terjadi di dalam ovarium. Spermatogenesis dan oogenesis merupakan pembentukan spermatozoa pada pria dan ovum pada wanita.

A. Pengertian Spermatogenesis

Apa yang dimaksud dengan spermatogenesis Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa yang terjadi di dalam testis tepatnya pada tubulus seminiferus.

Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) pada pria berlangsung selama kurang lebih 74 hari. Terdapat 4 tahap dalam proses spermatogenesis yaitu tahap pembelahan mitosis, meiosis, spermiogenesis dan spermiasi.

Baca Juga:
Sistem Reproduksi Pria: Bagian, Fungsi Organ, dan Hormon Reproduksi

B. Skema Proses Spermatogenesis

Apa yang dimaksud oogenesis dan spermatogenesis
Gambar Spermatogenesis

C. Proses Spermatogenesis

Tahapan spermatogenesis secara berurutan adalah pembelahan mitosis, pembelahan meiosis (meiosis I dan II), spermiogenesis, serta spermiasi.

1. Pembelahan Mitosis

Tahap pertama yaitu pembelahan mitosis. Pada tahap pembelahan mitosis spermatogonium yang merupakan sel benih induk diploid (2n) mengalami pembelahan mitosis menjadi dua spermatosit primer yang memiliki koromosom sama seperti induknya (2n).

Baca Juga: Pembelahan Sel Amitosis, Mitosis, dan Meiosis

2. Pembelahan Meiosis

Tahap kedua yaitu pembelahan meiosis. Pembelahan meiosis terbagi menjadi 2 subtahapan yaitu meiosis I dan meiosis II.

a. Meiosis I

Pada meiosis I, masing-masing spermatosit primer diploid (2n) membelah menjadi dua spermatosit sekunder yang haploid (n). Pada proses spermatogenesis, pengurangan jumlah kromosom terjadi pada saat anafase 1 pada tahap meiosis 1.

b. Meiosis II

Pada meiosis II, masing-masing spermatosit sekunder yang haploid (n) membelah menjadi dua sel spermatid yang juga haploid (n). Dengan demikian, terbentuk 4 spermatid yang haploid (n).

3. Spermiogenesis

Tahap selanjutnya yaitu spermiogenesis. Pada tahap spermiogenesis, setiap spermatid terbentuk akan mengalami pematangan menjadi sperma (spermatozoid) yang haploid (n).

4. Spermiasi

Pada spermiasi, terjadi pelepasan sperma dewasa ke dalam lumen tubulus seminiferus menuju tubulus rekti (tubulus lurus), rete testis (anyaman saluran testis), duktus deferens dan masuk ke epididmis. Pergerakan sperma disebabkan oleh gerak peristaltik dari otot saluran.

Baca Juga: Gametogenesis Pada Hewan dan Tumbuhan

D. Pengertian Oogenesis

Ogenesis adalah proses pembentukan ovum dari sel benih di dalam ovarium, proses ini terjadi di dalam ovarium.

Berbeda halnya dengan spermatogenesis, oogenesis cenderung berlangsung lebih lama dalam beberapa periode waktu tertentu, yaitu dimulai sejak kehidupan janin di dalam kandungan, setelah lahir, masa pubertas, hingga masa produktif sebelum menopouse.

Baca Juga:
Sistem Reproduksi Wanita: Bagian, Fungsi Organ, dan Hormon Reproduksi

E. Skema Proses Oogenesis

Apa yang dimaksud oogenesis dan spermatogenesis
Gambar Oogenesis

F. Proses Oogenesis

1. Oogenesis Pralahir

Tahap pertama yaitu oogenesis pralahir.Tahapan-tahapan yang terjadi pada oogenesis pralahir yaitu:

  1. Oogonium diploid (2n) membelah secara mitosis selama kehidupan janin, sehingga dihasilkan oosit primer diploid (2n). Jumlah oosit primer yang dihasilkan mencapai 6-7 juta buah.
  2. Oosit primer akan tetap berada pada fase profase meiosis I setelah bayi lahir sampai sebelum memasuki masa pubertas. Keadaan ini disebut meiotic arrest.
  3. Oosit primer diselubungi oleh selubung yang disebut folikel primordial. Sebagian dari folikel primordial akan mengalami degenerasi, sehingga jumlahnya menurun.

2. Oogenesis Pascalahir

Tahap kedua yaitu oogenesis pascalahir. Tahapan-tahapan yang terjadi pada oogenesis pascalahir yaitu

  1. Pada saat lahir, jumlah folikel primordial di dalam ovarium sekitar 2 juta.
  2. Pada usia 7 tahun, jumlah folikel primordial menyusut menjadi sekitar 300.000 buah.
  3. Pada usia pubertas, jumlah folikel primordial juga menyusut menjadi sekitar 50.000-100.000 buah. Akan tetapi, yang mampu hidup dan berkembang hanya 350-400 buah yang diovulasikan satu per satu selama usia produktif.

3. Oogenesis Pascapubertas

Tahap ketiga yaitu oogenesis pascapubertas. Tahapan-tahapan yang terjadi pada oogenesis pascapubertas yaitu:

  1. Pada masa pubertas, hormon GnRH yang dihasilkan oleh hipotalamus dan hormon gonadotropin dari hipofisis akan mempengaruhi perkembangan folikel primordial menjadi folikel primer, dan kemudian menjadi folikel sekunder. Setiap bulan akan dihasilkan 20-50 buah folikel sekunder, tetapi yang matang untuk diovulasikan hanya satu buah.
  2. Sebelum diovulasikan, oosit primer diploid (2n) dalam folikel sekunder akan mengalami pembelahan meiosis I dengan pembagian sitoplasma yang tidak sama. Hasilnya adalah sebuah oosit sekunder haploid (n) dan badan polar I haploid (n). Oosit sekunder memiliki ukuran yang lebih besar daripada badan polar I.
  3. Oosit sekunder (n) selanjutnya mengalami metafase meiosis II dan berhenti. Oosit sekunder ini dikelilingi oleh folikel yang telah masak atau disebut folikel de Graaf. Namun, oosit sekunder dipisahkan dari folikel oleh lapisan yang disebut zona pelusida. Folikel de Graaf akan memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk menyekresikah LH (Luteinizing Hormone). LH akan mendorong terjadinya pelepasan oosit sekunder dari ovarium. Peristiwa ini disebut ovulasi.
  4. Jika oosit sekunder yang diovulasikan ke dalam tuba fallopi mengalami fertilisasi (pembuahan) oleh sperma, oosit sekunder akan meneruskan pembelahan meiosis yang terhenti. Pembelahan tersebut menghasilkan ootid (n) dan badan polar II (n). Jika badan polar I belum mengalami degenerasi, pada waktu yang bersamaan akan mengalami meiosis II menjadi dua buah badan polar II (n). Ootid kemudian akan berdiferensiasi menjadi ovum, sedangkan badan polar II akan mengalami degenerasi.
  5. Jika oosit sekunder yang diovulasikan tidak dibuahi, oosit akan mengalami disintegrasi (pecah).

G. Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa perbedaan spermatogenesis dan oogenesis terdapat pada proses serta jenis sel yang dihasilkan, yakni sperma dan ovum. Namun terdapat perbedaan-perbedaan lain yang dapat pada tabel perbedaan spermatogenesis dan oogenesis berikut.

PembedaSpematogenesisOogenesis
PengertianProses pembentukan sel sperma dari spermatogoniumProses pembentukan sel telur dari oogonium
HasilPada akhir spermatogenesis dari satu sel induk sperma akan dihasilkan 4 sel spermaPada akhir oogenesis dari satu sel induk ovum akan dihasilkan 1 ovum dan 2 badan polar
LokasiTempat terjadinya spermatogenesis adalah di testisTempat terjadinya oogenesis adalah di ovarium
Lokasi tahapSemua tahap terjadi di testisTahap-tahap awal terjadi di ovarium dan tahap-tahap akhir terjadi di oviduk
Kontinuitas prosesProses spermatogenesis kontinuProses oogenesis diskontinu, tahap awal terjadi saat masih janin
Fase pertumbuhanFase pertumbuhan relatif cepatFase pertumbuhan relatif lama
Tingkat produksiDapat memproduksi jutaan sel sperma per hariHanya satu ovum yang dilepaskan per bulan
Pembelahan selPembelahan setara sehingga memproduksi 4 spermatid haploidPembelahan sel tidak setara sehingga memproduksi 1 ovum haploid dan 2 badan polar
Sel awalSel awal spermatogenesis adalah spermatosit primerSel awal oogenesis adalah oosit primer
Ukuran gametUkuran gamet relatif kecilUkuran gamet relatif besar
Mobilitas gametGamet motil (dapat bergerak)Gamet non-motil (tidak dapat bergerak)
Tabel perbedaan spermaatogenesis dan oogenesis

Referensi:

Baca Juga:

Sistem Reproduksi Pria: Bagian, Fungsi Organ, dan Hormon Reproduksi

Sistem Reproduksi Wanita: Bagian, Fungsi Organ, dan Hormon Reproduksi