Pengertian wahyu Show
Kesimpulan Wahyu adalah Allah sendiri yang menyapa manusia, yang berbicara dengan manusia, yang berhubungan secara pribadi dengan manusia. Pengertian iman
MAKNA BERIMAN
ASPEK DALAM BERIMAN
Pertanyaan:Pak Stef dan Bu Inggrid yth, Jawaban:Shalom Pius Nugraha, Terima kasih atas pertanyaan anda tentang iman, yang memang merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan kita sebagai murid- murid Kristus. Untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang iman, maka saya akan membahasnya dari definisi terlebih dahulu, baru kemudian kita dapat melihat kepada penerapannya dalam hidup kita. Semoga setelah itu kita semua dapat memeriksa, sejauh mana kita telah sungguh- sungguh beriman, dan apakah doa- doa kita sudah kita panjatkan dengan iman yang benar, dan ya, termasuk doa memohon jodoh, bagi mereka yang sedang bergumul dalam hal ini. 1. Definisi iman dari Kitab Suci:
Dengan demikian kita mengetahui bahwa iman berkaitan dengan pengharapan akan keselamatan kekal yang diberikan karena kasih karunia Allah. Rasul Yakobus mengajarkan, bahwa agar iman itu menyelamatkan, maka iman itu harus disertai perbuatan-perbuatan kasih, sebab tanpa perbuatan, iman itu kosong dan mati.
Dengan demikian sangat eratlah kaitan antara iman dan kasih, sebab keduanya adalah karunia Roh Kudus. Iman, pengharapan dan kasih adalah kebajikan ilahi yang menghantar kita kepada keselamatan kekal oleh Kristus, dan yang terbesar di antara ketiganya itu adalah kasih.
2. Pengertian iman menurut Magisterium Gereja Katolik Iman, berasal dari kata pistis (Yunani), fides (Latin) secara umum artinya adalah persetujuan pikiran kepada kebenaran akan sesuatu hal berdasarkan perkataan orang lain, entah dari Tuhan atau dari manusia. Persetujuan ini berbeda dengan persetujuan dalam hal ilmu pengetahuan, sebab dalam hal pengetahuan, maka persetujuan diberikan atas dasar bukti nyata, bahkan dapat diukur dan diraba, namun perihal iman, maka persetujuan diberikan atas dasar perkataan orang lain. Maka iman yang ilahi (Divine Faith), adalah berpegang pada suatu kebenaran sebagai sesuatu yang pasti, sebab Allah, yang tidak mungkin berbohong dan tidak bisa dibohongi, telah mengatakannya. Dan jika seseorang telah menerima/ setuju akan kebenaran yang dinyatakan Allah ini, maka selayaknya ia menaatinya. Maka tepatlah jika Magisterium Gereja Katolik menghubungkan iman dengan ketaatan dan mendefinisikannya sebagai berikut:
Maka dalam hal ini iman tidak berupa perasaan atau pendapat, tetapi merupakan sesuatu yang tegas, perlekatan akalbudi dan pikiran yang tak tergoyahkan kepada kebenaran yang dinyatakan oleh Tuhan. Maka motif sebuah iman yang ilahi adalah otoritas Tuhan, yaitu berdasarkan atas Pengetahuan-Nya dan Kebenaran-Nya. Jadi, kita percaya akan kebenaran- kebenaran itu bukan karena pikiran kita mampu sepenuhnya memahaminya atau kita dapat melihatnya, namun karena Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Benar menyatakannya. Kebenaran yang dinyatakan oleh Allah ini diberikan melalui Sabda-Nya, yaitu yang disampaikan kepada kita umat beriman melalui Kitab Suci dan Tradisi Suci, sesuai dengan yang diajarkan oleh Magisterium Gereja Katolik, yang kepadanya Kristus telah memberikan kuasa untuk mengajar dalam nama-Nya. Nah, untuk menerima kebenaran yang dinyatakan Allah ini, diperlukan kasih karunia dari Allah sendiri, dan untuk menanggapinya dengan ketaatan, diperlukan kerjasama dari pihak kita manusia. Selanjutnya, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan,
3. Iman mempunyai dimensi obyektif dan subyektif Melihat penjelasan di atas, maka kita mengetahui bahwa iman mempunyai dimensi obyektif dan subyektif. Obyektif, karena dasar kepatuhan akalbudi dan kehendak kita adalah kebenaran dari Tuhan (dari Kitab Suci dan Tradisi Suci), yang tidak mungkin salah; namun juga subyektif karena berhubungan dengan kebajikan yang dimiliki oleh tiap- tiap orang, yang melaluinya ia dapat menjadi taat beriman. 4. Bagaimana beriman yang benar? a. Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa iman adalah karunia Allah sehingga manusia dapat menerima apa yang diwahyukan Allah. Jadi untuk beriman yang benar, pertama- tama, kita harusmengetahui Kebenaran yang diwahyukan Allah itu. Kitab Suci mengajarkan:
Selanjutnya, Kitab Suci juga mengajarkan bahwa firman Kristus itu disampaikan secara lisan dan tertulis. Dengan demikian Gereja Katolik mengajarkan agar kita berpegang kepada Kitab Suci (ajaran firman Tuhan yang tertulis) dan Tradisi Suci (ajaran firman Tuhan yang disampaikan lisan oleh Kristus dan para rasul). Keduanya ini adalah sumber iman kita sebagai murid- murid Kristus. Rasul Paulus mengajarkan:
Jadi langkah awal untuk beriman dengan baik, adalah kenalilah dan pelajarilah kebenaran firman Tuhan, baik melalui Kitab Suci maupun Tradisi Suci, dan keduanya ini disampaikan dengan setia oleh Magisterium Gereja Katolik. b. Karena kita mengetahui bahwa iman kita peroleh dari kasih karunia Allah, maka untuk bertumbuh di dalam iman, kita juga harus mengandalkan kasih karunia Allah ini. Kita harus hidup di dalam Kristus dan menerima rahmat-Nya, dan kita umat Katolik menerima rahmat ini melalui sakramen- sakramen, terutama sakramen Ekaristi, di mana kita menyambut Tubuh Kristus sendiri.
c. Selanjutnya, untuk menjadikan iman itu benar- benar hidup dan bertumbuh, iman itu harus dibarengi dengan perbuatan kasih:
5. Apakah ada hubungan antara iman dengan pengabulan doa permohonan? Adalah suatu yang menarik bahwa anda bertanya apakah ada hubungan antara iman dengan firman Tuhan yang mengatakan, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Luk 11:9-10; Mat 7:7). Jawabnya: Tentu ada. Jika permohonan kita belum dikabulkan, kita selayaknya memeriksa batin; apakah kita sudah meminta dengan benar kepada Tuhan? Sebab yang menjadi fokus utama pada saat kita “meminta” kepada Tuhan, seharusnya adalah segala sesuatu yang dapat menghantar kita kepada keselamatan kekal, yang menjadi tujuan iman kita. Jika itu yang kita minta dengan iman, pasti itu akan dikabulkan oleh Tuhan. Sebab, jangan lupa, selanjutnya Tuhan Yesus berkata:
Jadi yang harus menjadi pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita pernah meminta Roh Kudus, atau untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus? Apakah kita sudah tinggal di dalam Kristus dan di dalam firman-Nya, dan melaksanakan perintah- perintah-Nya? Apakah kita sudah memohon dalam nama Tuhan Yesus? Sebab hal- hal di atas belum dilakukan, maka sudah saatnya kita memperbaiki sikap batin kita, dan mulai melakukannya. Sedangkan jika sudah melakukannya, mari kita tingkatkan, supaya kita bertumbuh di dalam iman dan kebenaran, sebab Kitab Suci mengatakan:
Selanjutnya bagi kita umat Katolik, ini adalah kesempatan bagi kita untuk merendahkan hati dan memohon dukungan doa dari para orang kudus, terutama Bunda Maria. Kita belajar daripadanya, untuk mempunyai iman dan penyerahan diri yang total kepada Tuhan. 6. Mengapa sudah minta dengan sungguh- sungguh tetapi belum diberikan juga? Seperti minta jodoh. Hal pengabulan doa memang merupakan hak Tuhan. Kita percaya bahwa Allah adalah Bapa yang baik dan Ia akan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (lih. Rom 8:28). Dengan mengimani hal ini, maka jika kita harus menunggu pengabulan doa kita, kita percaya bahwa Allah sedang membentuk kita sesuai dengan rencana-Nya. Dalam masa penantian ini, Tuhan menginginkan agar kita bertumbuh dalam iman dan ketekunan. Percaya sepenuhnya bahwa Allah Bapa kita akan memberikan yang terbaik; entah jawab-Nya : “Ya”, “tidak”, atau “tunggu”. Dalam hal jodoh, memang ada bagian yang harus dilakukan dari pihak yang memohon kepada Tuhan. Orang ini harus juga membuka diri dalam pergaulan, melibatkan diri dalam suatu komunitas Katolik, jika ingin mendapatkan jodoh seiman, dan harus mempunyai sikap ramah dan bersahabat kepada semua orang. (Ikutilah persekutuan doa, kegiatan lingkungan/ mudika paroki, kursus evangelisasi, atau koor gereja, atau Legio Mariae, atau kursus Kitab Suci, atau kegiatan lain yang memungkinkan anda memperdalam iman anda dan berinteraksi dengan sesama umat beriman). Seseorang yang meminta jodoh, tidak bisa hanya tinggal di kamar atau di rumah sendiri, lalu berharap ada yang datang mengetuk pintu dan memperkenalkan diri sebagai “sang jodoh”. Orang yang sungguh ingin menikah dan membina kehidupan keluarga harus berani menyatakan imannya dengan kasih dan pengorbanan kepada orang- orang yang ia jumpai. Karena sesuatu yang harus dipunyai oleh seorang suami atau istri dalam keluarga yang benar di mata Tuhan adalah kasih yang total dan rela berkorban. Pendeknya, orang ini harus berani berteman, mengasihi dan memperhatikan orang lain. Jadi pertemanan tidak terbatas hanya bermotif “untuk dipacari”, tetapi membina persahabatan yang baik dengan semua orang. Sebab mungkin saja rencana Tuhan bekerja melalui orang- orang lain, yaitu mereka yang diperhatikan/ menerima kasih itulah yang akhirnya dapat memperkenalkan kepadanya seseorang yang nantinya akan menjadi “sang jodoh” baginya. Jika anda sedang bergumul dengan hal ini, silakan meningkatkan ketekunan anda dalam doa, membaca sabda Tuhan, dan menerima sakramen- sakramen, terutama Ekaristi. Dalam doa- doa anda fokuskan doa anda untuk bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih kepada Tuhan, maka jika anda meminta jodoh, mintalah agar Tuhan mempertemukan anda dengan seseorang yang dapat membawa anda lebih dekat kepada Tuhan. Jadi, fokus utamanya tetap Tuhan dan keselamatan kekal terlebih dahulu, baru kemudian permohonan anda. Hal ini berlaku untuk permohonan apapun, baik itu untuk jodoh, kesehatan ataupun pekerjaan. Jangan lupa, Tuhan bersabda:
Mungkin maksud Tuhan menunda pengabulan doa anda dalam hal jodoh adalah, supaya anda bertumbuh di dalam iman anda terlebih dahulu, supaya anda menemukan juga jodoh anda yang dapat sehati sepikir dengan anda; agar kalian bersama- sama nanti dapat bersatu dalam kasih dan melayani Tuhan, saling menguduskan sampai kalian memasuki kehidupan yang kekal. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Apa itu iman menurut agama Katolik?Dalam suatu pengertian objektif, menurut teologi Katolik, iman adalah keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang disingkapkan oleh Allah dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci yang diberikan Gereja kepada manusia dalam suatu bentuk singkat di dalam keyakinan-keyakinannya.
Apa yang dimaksud dengan iman menurut Alkitab?Iman adalah percaya. Iman adalah karunia Allah, yang dikerjakan di dalam hati oleh Roh Kudus, yang menghidupkan dan memandu semua kemampuan kita menuju satu tujuan.
Apa yang dimaksud dalam iman?Iman adalah kepercayaan yang dipercayai oleh seseorang yang berkenaan dengan agama, keyakinan maupun kepercayaan kepada Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya. Dalam ajaran agama Islam, iman berarti kepercayaan, keyakinan kepada Allah, nabi-nabi-NYA serta kitab yaitu Al-Quran dan lain sebagainya.
Apa yang dimaksud dengan iman dan percaya?iman artinya adalah percaya kepada seseorang. Ini juga yang merupakan makna alkitabiah dari iman, yaitu percaya. Pada umumnya, kebanyakan dari kita berpikir bahwa makna percaya menurut Alkitab mengacu pada pokok mempercayai kebenaran dari sepotong informasi.
|