Apa yang dimaksud dengan hukum hasil yang semakin menurun?

Hukum Hasil Lebih yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)

Pernahkah Anda melihat berita di radio atau televisi tentang kejadian pemecatan karyawan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan?, mengapa ini harus dilakukan oleh perusahaan?.

Ini dilakukan oleh sebuah perusahaan tentunya setelah mengalami perhitungan yang sangat matang dan bukan tanpa sebab.

Sebuah perusahaan pasti menginginkan hasil produksi (output) yang selalu meningkat karena selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebuah perusahaan pastinya ingin memperoleh keuntungan atau laba yang lebih besar.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan atau menambah jumlah faktor-faktor produksi (input).

Jika ini dilakukan secara terus menerus, maka hasil produksi akan meningkat sampai ke titik jenuh hingga akhirnya jika penambahan input tetap dilakukan, maka outputnya justru akan menurun. Disinilah hukum hasil lebih akan berlaku dalam kegiatan ekonomi.

Perusahaan akan menambah jumlah karyawan agar waktu proses produksi menjadi lebih cepat sehingga hasil produksi (output) dapat meningkat.

Namun jika penambahan karyawan terus dilakukan, maka akan terjadi ketidakseimbangan dimana pada suatu titik, hasil produksinya akan menurun. Bila diteruskan, perusahaan justru akan merugi.

Penelitian David Ricardo

Seorang ahli ekonomi asal Inggris, David Ricardo, menemukan suatu kaidah dalam ekonomi yaitu hukum hasil lebih yang berkurang (the law of diminishing return).

Menurutnya, jika kita menambah salah satu input dengan jumlah yang sama sedangkan input yang lainnya dibiarkan tetap, maka akan terjadi peningkatan pada output produksi hingga pada titik tertentu justru akan mengalami penurunan.

Hasil penelitian tersebut bisa dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Apa yang dimaksud dengan hukum hasil yang semakin menurun?
Apa yang dimaksud dengan hukum hasil yang semakin menurun?
Tabel. Hasil Lebih Pada Sebidang Tanah

Dari tabel di atas bisa diketahui bahwa jumlah output akan selalu bertambah seiring ditambahnya jumlah karyawan namun hasil lebihnya tidak selalu sebanding.

Hingga akhirnya pada suatu titik jenuh, outputnya justru akan berkurang. Nilai hasil lebih yang tertinggi ada pada saat perusahaan memiliki jumlah karyawan sebanyak 5 orang.

Sedangkan total produk tertinggi dapat dicapai pada saat jumlah karyawan sebanyak 8 orang.

Apa yang dimaksud dengan hukum hasil yang semakin menurun?
Kurva Hasil Lebih Pada Sebidang Tanah

Berlakunya The Law of Diminishing Return

Dalam bukunya Sri Mulyani hal. 58, Dijelaskan bahwa setelah diadakan penelitian oleh pakar-pakar ekonomi lainnya ternyata hukum ini berlaku juga pada perusahaan yang kemampuan faktor produksinya terbatas.

Berlakunya the law of diminishing return diperlukan beberapa asumsi.

a. Salah satu faktor produksi (misalnya, tanah pada pertanian atau mesin pada industri) harus tetap sehingga perbandingannya saja yang berubah.

b. Teknik produksi yang diterapkan dalam proses produksi tetap.

Jika tingkat teknik produksi yang diterapkan lebih canggih berarti dapat mempertinggi produktivitas setiap tenaga kerja, hukum tersebut tidak berlaku.

c. Daya kerja (produktivitas) faktor produksi yang diubah harus sebanding (sama).

Seandainya faktor produksi yang diubah adalah jumlah tenaga kerja maka tingkat pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja tersebut harus sama terhadap pekerjaan yang dimaksud.

Indriayu, Mintasih.2009. Ekonomi : Untuk SMA/MA Kelas X.Solo: CV Teguh Karya.
Nur Mulyani, Sri dkk.2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X.Jakarta: Cakra Media.

Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun Berkurang, The Law of Diminishing Returns - Dalam ilmu ekonomi, diminishing returns (hasil yang semakin menurun) merupakan penyederhanaan dari diminishing marginal returns. Dalam sistem produksi, adanya input tetap dan input variabel, konstanta input tetap, sebanyak input variabel yang digunakan, tiap penambahan unit input semakin menurunkan/mengurangi penambahan output. Konsep ini dikenal dengan law of increasing opportunity cost (hukum peningkatan biaya kesempatan) atau hukum pengembalian semakin menurun.

Berkaitan dengan fungsi produksi, terdapat tiga konsep produksi yang penting, yaitu sebagai berikut.

1) Produksi Total atau Total Product (TP), yaitu jumlah total output yang diproduksi selama waktu tertentu. Jika satu faktor produksi dijaga konstan, produk total akan berubah menurut banyak sedikitnya faktor produksi variabel yang digunakan.

2) Produk Rata-Rata atau Average Product (AP), yaitu produk total di bagi dengan jumlah unit faktor produksi variabel yang digunakan. Jika labor (L) merupakan unit faktor produksi variabel, produk rata-rata dapat dirumuskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:

Apa yang dimaksud dengan hukum hasil yang semakin menurun?


3) Produk Marjinal atau Marginal Product (MP), adalah tambahan dalam produk total karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi variabel.

Apa yang dimaksud dengan hukum hasil yang semakin menurun?


Tanda ∆ = delta atau perubahan.

Contohnya, penambahan tenaga kerja dari 2 menjadi 4 unit, berarti L = 4 - 2 = 2, telah menyebabkan bertambahnya produk total dari 40 menjadi 60 ( TP = 60 - 40 = 20). Jadi, MP = = 10.

Jika input faktor produksi terus ditambah, tambahan produk total akan semakin berkurang. Bahkan pada satu titik tertentu, hasil produksi akan mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun. Setiap tambahan input tenaga kerja akan semakin mengurangi output. Kondisi tersebut merupakan Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Returns). Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa pertambahan unit faktor produksi variabel mula-mula akan memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat, tetapi setelah mencapai titik tertentu, pertambahan faktor produksi variabel tersebut tidak lagi memberikan tambahan hasil yang sebanding dengan asumsi semua faktor produksi (input) lainnya konstan.

Misalnya, suatu perusahaan melakukan produksi dengan menggunakan dua input, yaitu modal (K) merupakan input tetap dan tenaga kerja (L) merupakan input variable. Tabel 1. menunjukkan perubahan output karena tambahan input variable (tenaga kerja).

Tabel 1. Variasi Output antara Kapital (K) dengan Tenaga Kerja (L)

Jumlah Tenaga Kerja (L)

Produk Total (TP)

Produk Rata-rata (AP)

Produk Marjinal (MP)

1

150

150

150

2

360

180

210

3

660

220

260

4

1000

250

340

5

1250

250

250

6

1380

230

130

7

1400

200

20

8

1400

175

0

9

1350

150

-50


Tabel 1. menunjukkan produk total (TP) pada awalnya meningkat dengan cepat sejalan dengan pertambahan tenaga kerja dan mencapai maksimum (TP = 1400 unit) pada saat tenaga kerja sebanyak 7 orang. Jika penambahan tenaga kerja terus dilakukan, produk total akan mengalami penurunan karena produksi marjinal sudah negatif.

Data pada Tabel 1. dapat digambarkan pada Kurva 1. berikut.

Apa yang dimaksud dengan hukum hasil yang semakin menurun?
Kurva 1. Produksi Total (TP), Produk Rata-Rata (AP), dan Produk Marjinal (MP).

Kurva AP dan MP menunjukkan hubungan yang searah (positif). Jika kurva produk rata-rata (AP) naik, kurva produk marjinal (MP) terletak di atasnya. Jika kurva AP mencapai maksimum, kurva MP sama dengan kurva AP (MP=AP). Jika kurva AP turun, kurva MP terletak di bawah kurva AP. Kurva 1. menunjukkan kurva produksi total (TP), produksi ratarata (AP), dan produksi marjinal (MP) dapat dijelaskan tentang hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (the law of diminishing returns).

Hukum ini menyatakan jika input dari salah satu faktor produksi ditambah dengan ukuran yang sama per unit waktu. Adapun input dari faktor produksi lainnya konstan, produk total akan naik, tetapi lewat titik tertentu, tambahan produk total tersebut semakin lama semakin kecil. Hukum ini pada hakikatnya menyatakan bahwa hubungan di antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja dapat dibedakan dalam tiga tahap produksi (the three stages of production), yaitu sebagai berikut.

  1. Pada tahap I, penambahan faktor produksi variabel (L) akan meningkatkan produk rata-rata sehingga produk total juga naik. Jika Anda perhatikan, ternyata produksi rata-rata dari faktor produksi variabel meningkat seiring dengan bertambahnya faktor produksi variabel tersebut. Dengan naiknya produksi rata-rata dari faktor produksi variabel, berarti ongkos produksi per unit semakin menurun denganmenurunnya ongkos produksi per unit, perusahaan akan menambah jumlah unit yang diproduksi. Dengan terus melakukan perluasan produksi, perusahaan dapat menekan ongkos produksi per unit. Jika tingkat harga penjualan produksi adalah sama untuk per unitnya, perusahaan akan mendapat keuntungan yang lebih besar lagi.
  2. Pada tahap II, AP dan MP mengalami penurunan, tetapi MP belum sampai negatif. Penambahan faktor produksi variabel (L) akan tetap menambah produk total sampai mencapai titik maksimum (TP = 1400).
  3. Pada tahap III, perusahaan akan memperoleh hasil produksi yang lebih sedikit dari penggunaan faktor produksi variabel yang lebih banyak. Pada tahap ini, penambahan faktor produksi variabel (L) justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian. Dengan demikian, perusahaan tidak akan berproduksi pada tahap ini.

Rasionalisasi dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan produktivitas maksimal, yaitu:

  1. mekanisasi, adalah dilakukan dengan mengganti alat-alat produksi dengan mesinmesin atau alat-alat yang serba modern;
  2. standarisasi, adalah dilakukan dengan membuat suatu standar atau ukuran dalam hal mutu, bentuk, ukuran dan lain-lain terhadap suatu produk tertentu;
  3. spesialisasi atau pembagian kerja;
  4. menempatkan pekerja pada tempat yang sebenarnya (the right man on the right place).

Referensi :

Widjajanta, B. dan A. Widyaningsih. 2009. Mengasah Kemampuan Ekonomi 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 170.

Tags :

Related : Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun Berkurang, The Law of Diminishing Returns