Apa saja dan bagaimana peran guru mapel atau guru kelas dalam layanan bimbingan dan konseling?

bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangaan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahlipenasihat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan Ellis 1990:180.

E. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan BK

Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka. sehingga siswa dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu gurupun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Sanjaya 2006: 20 menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling Willis 2004: 34 mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi- religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Lebih jauh, Syamsuddin 2003: 71 menyebutkan bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya remedial teaching. Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Willis 2004 mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Soetjipto dan Kosasi 2009: 107-111 menyatakan bahwa peranan guru dalam pelaksanaan fungsi bimbingan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua: 1. tugas dalam layanan bimbingan dalam kelas dan 2. di luar kelas. Dalam layanan bimbingan, guru mempunyai beberapa tugas utama, sebagaimana dituangkan dalam Kurikulum SMA 1975 tentang Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan. Guru perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan ini dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar. Sehubungan dengan itu Natawidjaya dan Surya dalam Soetjipto dan Kosasi 2009:108 mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing dan konseling, yaitu: 1. Tugas guru dalam layanan bimbingan dalam kelas Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar. Seorang guru dapat melakukan bimbingan di dalam kelas dengan hal-hal berikut: a. Guru sebagai pembangkit motivasi belajar Pembangkitan motivasi belajar oleh guru kelas dapat dilakukan secara khusus menggunakan jam pelajaran atau diselipkan sambil mengajar atau memberikan latihan-latihan. Selain itu guru juga harus melakukan upaya-upaya untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik antara lain: 1 Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan. Tujuan yang jelas dan manfaat yang betul-betul dirasakan oleh peserta didik akan membangkitkan motivasi belajar. 2 Memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan oleh siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik minat sisiwa, dan minat tersebut merupakan salah satu bentuk motivasi. 3 Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan kemampuan peserta didik dan banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba dan berpartisipasi. Banyak berbuat dalam belajar akan lebih membangkitkan semangat dibandingkan hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan berbagai kegiatan peserta didik di dalam kelas. 4 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan. Kesuksesan yang dicapai oleh peserta didik akan membangkitkan motivasi belajar, dan sebaliknya kegagalan yang terjadi pada peserta didik dapat menghilangkan motivasi. 5 Memberikan kemudahan dan bantuan kepada peserta didik dalam proses belajar. Tugas guru ialah membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Agar perkembangan peserta didik lancar, guru memberikan kemudahan- kemudahan dalam belajar, dan tidak mempersulit perkembangan belajar yang dialami siswa. Apabila peserta didik mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar, guru memberikan bantuan baik secara langsung maupun dengan memberi petunjuk kepada siapa atau kemana meminta bantuan. 6 Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik. a. Guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan Guru memiliki hubungan yang erat dengan murid. Karena guru banyak memiliki waktu dan kesempatan untuk mempelajari murid, mengawasi tingkah laku dan kegiatannya. Kedudukan guru dalam pendidikan yaitu memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari dan memahami siswa-siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota kelompok atau kelasnya. Sejak siswa masuk ke sekolah dari pagi hari sampai sekolah usai, guru akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk membantu BK dalam mengumpulkan data yang diperlukan agar dapat memahami siswa dengan baik. Sebagian dari data tersebut didapatkan dari murid sendiri atau dari orang tuanya dengan mengisi formulir-formulir isian atau melalui informasi lisan. Data lainnya diperoleh dari pelaksanaan tes atau melalui observasi terhadap kegiatan-kegiatan siswa, kebiasaan dan tingkah lakunya baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Karena itulah guru memiliki peran penting sebagai anggota utama di antara petugas-petugas bimbingan. Pada umumnya guru tersebut berada pada posisi yang lebih baik untuk mengetahui masalah- masalah, sikap dan kebutuhan siswa sehingga memudahkan guru untuk memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan. b. Mengetahui murid sebagai individu. Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau lebih mengenal siswanya. Kegiatan bimbingan tidak akan berhasil dengan baik manakala guru kurang memahami siswa. Oleh karena itu diperlukan pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang kebiasaannya dalam belajar, dalam bermain, kesehatannya, asal-usulnya, teman-teman karibnya bahkan latar belakang sosial-ekonominya Djumhur 1975: 127-129. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu: 1 Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan- kecakapan, sikap, minat, dan pembawaannya. 2 Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. 3 Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. 4 Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 5 Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya. 6Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati dan menyenangkan. 7 Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri. 8 Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu. 9 Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa. 10 Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa, Pemahaman siswa secara empatik. 11 Penghargaan terhadap martabat siswa sebaga individu 12 Penampilan diri secara asli genuine tidak pura-pura, di depan siswa. 13 Kekonkretan dalam menyatakan diri. 14 Penerimaan siswa secara apa adanya. 2. Tugas Guru dalam operasional Bimbingan di Luar Kelas a. Bimbingan bagi peserta didik yang sesuai tingkat kecerdasannya. Meskipun perkembangan belajarnya normal, tetapi mereka membutuhkan bimbingan, untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapainya, dan meningkatkannya. Bimbingan terhadap mereka dapat di berikan oleh konselor atau guru pembimbing dan juga guru mata pelajaran. Bimbingan dari konselor lebih bersifat umum, dapat dilakukan secara individual ataupun kelompok, informatif atau adjustif. Materi bimbingan dapat diarahkan pada perencanaan dan pengembangan diri, peningkatan hubungan sosial, pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar, displin belajar, memperbaiki cara-cara belajar, mengerjakan tugas, latihan dll. Bimbingan yang lebih mengarah pada pemeliharaan dan peningkatan penguasaan materi pelajaran diberikan oleh guru pembimbing dan guru bidang studi. Mereka diharapkan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap perkembangan belajar dari siswa, memperhatikan perbedaan individual siswa, memberikan tugas dan latihan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Guru bidang studi juga diharapkan dapat memberikan layanan remedial terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan dan pengayaan terhadap peserta didik yang cepat. Bimbingan terhadap peserta didik berprestasi rendah juga dapat diberikan oleh konselor, guru pembimbing dan guru bidang studi. Peserta didik berprestasi rendah, dapat di pastikan memiliki masalah, ada faktor penyebab yang melatarbelakanginya mungkin bersumber pada dirinya mungkin juga di luar dirinya. Guru mata pelajaran harus berusaha menemukan penyebab tersebut. Bila penyebabnya sudah ditemukan langkah selanjutnya adalah memberikan layanan remedial atau korektif terhadap kelemahannya dan pengembangan terhadap potensi atau kekuatan yang dimiliknya. Layanan dari guru pembimbing dan guru bidang studi lebih difokuskan pada layanan remedial dalam beberapa mata pelajaran yang kurang. Konselor juga dapat membantu dalam mendiagnosis kelemahan yang diderita para siswa. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut guru-guru memberikan layanan remedial. Disamping memberikan layanan remedial guru bidang studi juga hendaknya berusaha untuk menyiapkan dan memberikan pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih membangkitkan motivasi belajar, lebih permisif dan terbuka pada siswa. b. Melakukan kunjungan rumah. Kunjungan rumah merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling. Fungsi utama dari kunjungan rumah adalah membina hubungan baik dan kerjasama antara guru mata pelajaran dan orang tua siswa. Melalui hubungan baik dan kerjasama ini, diharapkan ada saling pengertian, kesamaan persepsi, sikap dan perlakuan terhadap siswa. Dalam kunjungan rumah, guru mata pelajaran dapat memperolah data lebih luas dan mendalam tentang perkembangan siswa, karakteristik, sikap, kebiasaan serta aktivitasnya dalam keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar, serta kondisi kehidupan keluarga siswa. c. Menyelenggarakan kelompok belajar. Kegiatan ini bermanfaat untuk: 1 Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain. 2 Merealisasikan tujuan pendidikan dan pengajaran melalui belajar secara kelompok. 3 Mengatasi kesulitan-kesulitan, terutama dalam hal pelajaran secara bersama-sama. 4 Belajar hidup bersama agar nantinya tidak canggung di dalam masyarakat yang lebih luas. 5 Memupuk rasa kegotong royongan. d. Pertemuan guru-murid Sewaktu-waktu apabila dibutuhkan, maka guru perlu mengadakan pertemuan dari hati-kehati dengan murid. Pertemuan itu dapat dilaksanakan sebelum sekolah dimulai, pada waktu istirahat, atau setelah sekolah usai. Dari pertemuan tersebut akan didapatkan data mengenai siswa yang mungkin sedang bermasalah.

F. Keterbatasan Guru.