Apa saja dampak polusi terhadap lingkungan dan kesehatan manusia

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

36 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

SEIRING dengan perkembangan manusia, polusi udara yang dihasilkan pun semakin bertambah dan menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia.

Efek polusi udara sendiri sangat berbahaya, terutama bagi kesehatan baik untuk jangka pendek bahkan jangka panjang. Sehingga penting sekali untuk menghindari paparan polusi udara yang akan berdampak merugikan tersebut.

1. Meningkatkan risiko autisme
"Wanita hamil yang tinggal di daerah dengan polusi udara yang cukup tinggi memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi memiliki anak dengan autisme," menurut sebuah penelitian.

"Risiko tersebut meningkat ketika paparan polusi udara terjadi pada trimester ketiga kehamilan dan semakin besar eksposur, semakin besar risikonya," sebut dalam artikel "9 Scary Things Air Pollution Does to Your Body."

(Baca juga: Polusi Udara Pengaruhi Kesehatan Ginjal)


(Efek polusi udara sendiri sangat berbahaya, terutama bagi kesehatan baik untuk jangka pendek bahkan jangka panjang. Sehingga penting sekali untuk menghindari paparan polusi udara yang akan berdampak merugikan tersebut. Foto: Frédéric Paulussen/Unsplash.com)

2. Merusak paru-paru dan jantung
Penelitian dari Duke University menemukan bahwa paparan polusi udara yang terdapat di perkotaan dapat menghilangkan efek positif dari olahraga yang dilakukan pada orang-orang berusia 60 tahun.

"Hal ini menambah semakin banyak bukti yang menunjukkan dampak negatif paparan polusi udara bagi kardiovaskular dan pernapasan meskipun dalam waktu singkat," kata Junfeng "Jim" Zhang, profesor kesehatan global dan lingkungan di Duke University.

3. Menurunkan kesuburan pada pria
Sebuah penelitian menemukan bahwa polusi udara dihubungkan dengan kualitas sperma yang buruk. Penulis studi tersebut, Xiang Qian, PhD, asisten profesor di Jockey Club School of Public Health and Primary Care di Chinese University of Hong Kong menganalisis sperma dari 6.475 pria berusia 15 hingga 49 tahun, dan menemukan bahwa pria yang menghirup lebih banyak polusi lebih cenderung memiliki sperma yang lebih kecil dan berbentuk tidak normal.

4. Melemahkan tulang
Menurut penelitian dalam jurnal The Lancet Planetary Health, polusi di udara dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang. Pada penelitian tersebut, peserta yang tinggal di lingkungan dengan tingkat polusi udara yang lebih tinggi memiliki tulang yang lebih keropos daripada orang yang terpapar dengan tingkat polutan yang lebih rendah.

5. Memepercepat penuaan
"Ada banyak studi di tempat-tempat seperti China, di mana memiliki tingkat polusi yang buruk, menunjukkan bahwa polusi udara dapat menyebabkan perubahan pigmentasi dan mempercepat penuaan kulit," kata Adam Friedman, MD, profesor Dermatologi dan direktur dari Oncodermatology Clinic di George Washington School of Medicine and Health Sciences, Washington.

"Zat-zat dalam polusi merusak sel-sel kulit dan mengganggu kemampuan kulit untuk memperbaiki dirinya sendiri. Hasilnya adalah bintik-bintik usia, kerutan, dan lipatan longgar," kata Dr Friedman. (medcom/OL-8)

Kamis, 19 September 2021 Pengadilan Negeri mengabulkan gugatan class action Koalisi Ibu Kota terhadap pemerintah Indonesia. Tuntutan tersebut disebabkan kelalaian pemerintah yang mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkungan di Ibu Kota.

Sejumlah pejabat mulai dari Gubernur DKI Jakarta sampai Presiden RI divonis bersalah atas kasus polusi udara yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Dikabulkannya tuntutan tersebut membuktikan bahwa pemerintah mulai serius untuk menanggapi kasus pencemaran lingkungan.

Pencemaran atau kerusakan lingkungan beragam macamnya, salah satu yang berbahaya yaitu polusi atau pencemaran udara. Menurut data yang disajikan databoks, pencemaran udara menyebabkan kematian tebanyak di Indonesia pada tahun 2017.

Jumlah kematian karena polusi ini mencapai angka 123,8 jiwa. Sedangkan posisi kedua diduduki oleh polusi air.

Baca Juga

Berdasarkan penjelasan di buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, pencemaran udara bisa diartikan sebagai perubahan susunan udara yang disebabkan oleh bahan atau zat asing di udara. Kehadiran zat tersebut membuat udara mengalami penurunan kualitas.

Sementara itu dalam jurnal Integrasi 1(2), definisi polusi udara adalah hasil dari proses pembuangan dari aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari berbagai sektor mulai dari produksi hingga transportasi.

Advertising

Advertising

Sumber lain yaitu jurnal Momentum Volume 4 Nomor 2, juga menjelasakan bahwa pencemaran udara terjadi karena masuknya zat pencemar berupa gas dan partikel kecil/ aerosol ke dalam udara.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa, pencemaran udara adalah kondis ketika kualitas udara mengalami penurunan akibat pengaruh zat atau partikel pencemar. Zat pencemar tersebut biasa disebut polutan.

Penyebab Polusi Udara

Pencemaran lingkungan tersebut tidak muncul begitu saja. Ada banyak penyebab yang membuat pencemaran udara semakin memburuk. Mengutip dari dlhk.bantenprov.go.id, berikut ini beberapa penyebab polusi udara.

1. Asap kendaraan bermotor

Transportasi berupa kendaraan bermotor memang memudahkan mobilitas menusia. Namun ketika penggunaanya semakin masif justru menyebabkan masalah lain yakni pencemaran udara. Kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar.

Penggunaan bahan bakar belebih menyebabkan meningkatkanya karbon monoksida (CO). Zat kimia tersebut jika jumlahnya berlebih bisa menyebabkan beragam masalah kesehatan dan menurunkan kualitas udara.

Baca Juga

Penggunaan bahan pembangkit listrik seperti batu bara, gas, dan minyak bumi ternyata bisa memicu pencemaran udara. Akibatnya terjadinya pembakar tidak sempurna yang dapat mempengaruhi kualitas udara.

3. Letusan gunung berapi

Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif. Keberadaan gunung tersebut bisa menjadi berkah sekaligu ancaman. Sebab ketika gunung berapi meletus, tidak hanya menyebabkan kerusakan pada tanah dan bangunan, namun bisa membuat udara memburuk.

Hal tersebut pernah terjadi saat Gunung Kelud di Jawa Barat meletus dan menyebabkan kualitas udara memburuk. Abu dari letusan gunung juga menyebabkan jarak pandang berkurang dan menggangu aktivitas masyarakat.

4. Limbah asap industri

Di kawasan industri kualitas udaranya pasti berbeda dengan daerah pegunungan. Cerobong asam yang dikeluarkan oleh pabrik membuat udara menjadi tidak segar. Polutan tersebut juga mengandung zat kimia seperti karbon monoksida, hidrokarbon, dan senyawa lain yang berbahaya untuk kesehatan.

5. Limbah pertanian

Pupuk yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman ternyata bisa memicu pencemaran udara. Hal ini dikarenakan pupuk mengeluarkan gas amonia dan NH3 yang menyebabakan hujan asam. Maka dari itu, pada praktik pertanian diharapkan bisa menerapkan sistem pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.

6. Kegiatan pertambangan

Pertambangan menjadi lahan yang menguntungkan. Banyak orang yang berkecimpung di industri ini dan sukses meraup keuntungan.

Namun dibalik keuntungan tersebut ada  bahaya lingkungan yang mengancam. Penambangan mineral yang dilakukan ternyata menghasilkan polutan seperti bahan kimia dan debu. Ketika jumlah polutan sangat banyak, maka kualitas udara akan semakin memburuk.

Baca Juga

Contoh polusi udara yang disebabkan karena adanya aktivitas rumah tangga yaitu pembakaran sampah. Sampah yang dibakar akan menyebabkan asap yang menurunkan kualitas udara.

8. Kebakaran hutan

Kebakaran hutan merupakan bencana yang sangat fatal. Indonesia beberapa kali mengalami bencana ini. Menurut data di databoks, kebakaran hutan di Indonesia hampir terjadi setiap tahun.

Kebakaran paling luas terjadi di tahun 2015 mencapat 2,6 juta hektar. Meski terus mengalami penurunan, namun kebaran masih terjadi. Di tahun 2019, luas area kebakaran hutan mencapai 321.722 hektar.

Selain merusak ekosistem dan menyebabkan flora dan fauna punah. Kebakaran hutan juga menyebabkan polusi udara. Asap akibat kebakaran membuat kualitas udara memburuk dan jarak pandang menjadi menurun.

9. Efek timbunan sampah

Kita biasanya melihat sampah menggundung di tempat pembuangan akhr atau TPA. Sampah-sampah tersebut tidak hanya menggangu pemandangan namun juga menyebabkan aroma yang tidak sedap.

Aroma tidak sedap tersebut bisa dikatakan sebagai pencemaran udara. Hal ini dikarenakan dalam tumpukan sampah terdapat gas metana yang berbahaya untuk kesehatan.

10. Penebangan hutan secara liat atau ilegaloging

Hutan merupakan penyeimbang ekosistem. Di hutan banyak pohon yang menyerap karbon dioksida (CO2) dan membuat udara menjadi lebih berkualitas. Namun ketika hutan ditebang secara tidak bijak, bisa berdampak sangat meluas.

Kualitas udara menjadi menurun sebab tidak ada lagi pohon untuk menyerap CO2. Daerah resapan air juga menjadi berkuarang. Hal tersebut bisa menjadi pemicu banjir dan bencana alam lainnya.

Baca Juga

Setiap kerusakan lingkungan pasti menyebabkan dampak bagi manusia atau makhluk hidup lain. Mengutip dari laman dlhk.bantenprov.go.id, dampak dari polusi udara antara lain:

1. Menyebabkan penyakit

Udara merupakan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bernafas. Ketika kualitas udara tidak baik, maka sistem pernapasan menjadi terganggu.

Pada manusia, polusi udara bisa menjadi penyebab penyakit seperti sesak napas, asma, hingga kanker. Hal tersebut karena dalam pencemaran udara mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh.

2. Mengurangi jarak pandang

Dampak lain dari pencemaran udara yaitu bisa mengurangi jarak pandang. Asap tebal yang menimbulkan polusi udara bisa menggangu penglihatan.

Hal ini akan sangat berbahaya ketika Anda sedang berkendara lalu jarak pandang berkurang. Aktivitas berkendara bisa terganggu dan tidak menutup kemungkinan menjadi pemicu kecelakaan.

3. Pemicu pemanasan global

Polusi udara bisa menyebabkan suhu bumi meningkat dan air laut naik. Ketika suhu bumi maka akan terjadi pemanasan global. Akibatnya beberapa aktivitas makhluk hidup akan terganggu. Dan terjadi ketidaksimbangan ekosistem.

4. Menggagu produktivitas tanaman

Pencemaran udara juga dapat menggangu kelangsungan hidup tanaman. Tanaman bisa mengalami berbagai gangguan seperti bintik hitam, klorosis, nekrosis, dan penyakit lain. Akibatnya produktivitas tanaman menjadi terganggu.