Show
Metode Moving Average – Bermain trading adalah salah satu upaya untuk mengejar cuan atau keuntungan tanpa menguras terlalu banyak energi dan waktu. Hal yang dibutuhkan adalah kemampuan membaca kondisi pasar, menganalisis tren saham, dan tentunya modal. Penerapannya di lapangan bisa jadi lebih sulit dari yang dibayangkan, tetapi bukan berarti tidak bisa ditaklukkan. Moving Average hadir untuk membantu menganalisis pergerakan harga aset. Indikator saham ini kerap digunakan pemula hingga tingkat mahir di dunia trading. Karakteristiknya diibaratkan sebagai filter bagi fluktuasi harga jangka pendek yang bermunculan secara acak. Mengidentifikasi tren hanyalah satu dari beberapa kegunaan metode Moving Average. Praktiknya cukup sederhana, dengan skema penghitungan level mudah hingga rumit sekalipun. Pengertian Moving AverageMoving Average adalah indikator yang menghitung harga rata-rata suatu aset dalam periode waktu tertentu, kemudian menghubungkannya dalam bentuk garis. Nilai rata-rata bisa berasal dari harga pembukaan (open), penutupan (close), tertinggi (high), terendah (low), ataupun pertengahan (median). Moving Average adalah bagian dari indikator lagging. Artinya, metode ini berlandaskan peristiwa sebelumnya dan menerangkan informasi mengenai data riwayat pasar. Kegunaannya bukan sebagai alat prediksi, melainkan memberi konfirmasi. Sementara itu, pilihan kerangka waktu bisa disesuaikan dengan kebutuhan trader. Misalnya, periode 5 (1 minggu), 20 (1 bulan), 60 (3 bulan), ataupun 120 (6 bulan). Makin panjang periode yang dipakai, makin lambat pula pergerakan garis (lagging) dibandingkan harga. Adapun Moving Average terbagi menjadi:
Di antara ketiganya, Simple Moving Average (SMA) memiliki pola penghitungan yang paling sederhana dan kerap digunakan oleh para trader. Biasanya, SMA dimanfaatkan untuk trading jangka panjang. Contoh Penghitungan Simple Moving AverageSimple Moving Average dihitung dengan cara menambahkan deretan harga terkini pada suatu rentang waktu, lalu membaginya sejumlah periode tersebut. Maka, nilai rata-rata pun bisa didapat. Inilah rumus Moving Average paling dasar. Anda tidak harus terlalu terpaku pada simbol-simbol yang ada di rumus. Contoh soal di bawah ini bisa membantu Anda lebih cepat memahaminya. Anggaplah SMA berperiode 5, sedangkan penghitungan dimulai dari harga penutupan pada timeframe daily, maka: Harga penutupan harian: 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 SMA-5 day I : (12+13+14+15+16) / 5 = 14 SMA-5 day II : (13+14+15+16+17) / 5 = 15 SMA-5 day III : (14+15+16+17+18) / 5 = 16 Anda juga bisa langsung menyusun nilai rata-rata ke dalam tabel berikut ini:
Fungsi Moving AverageMetode Moving Average memiliki sejumlah fungsi, antara lain: Grafik harga beserta garis Moving Average dapat membantu trader mengenali tren nilai saham yang sedang berlaku. Jika harga saat ini menempati area di bawah garis Moving Average, berarti harga cenderung turun atau bearish. Sebaliknya, harga yang berada di atas Moving Average menandakan tren bullish atau cenderung naik. Baca juga: Pengertian Saham dan Perannya Bagi Kita Kapan tren bearish berbalik arah menjadi bullish? Garis Moving Average dapat menjawabnya. Polanya bisa dilihat dari perpotongan MA20 dan MA50. Support dan Resistence adalah titik ketika harga dipantulkan kembali dan meneruskan tren, baik bearish maupun bullish. Peran Moving Average yakni menentukan letak kedua titik tersebut. Caranya ialah dengan menggabungkan dua macam Moving Average, umumnya MA20 dan MA50. Sekilas Tentang WMA dan EMAPada dasarnya, Weight Moving Average (WMA) agak mirip dengan SMA. Harga penutupan yang terdahulu dibuang, tetapi kemudian ditambahkan harga terbaru. Perbedaannya terletak pada bobot data terbaru, yang diperoleh dari mengalikan faktor. Rumus WMA:
Sementara itu, Exponential Moving Average (EMA) tidak membuang data-data terdahulu, melainkan hanya mengurangi bobotnya secara eksponensial. Sebagaimana WMA, EMA juga lebih sensitif dengan pergerakan nilai saham. Rumus EMA: EMA jamak diterapkan bersama indikator lain untuk mengonfirmasi pergerakan pasar secara signifikan serta mengukur validitasnya. Kesimpulannya, penguasaan terhadap metode Moving Average selayaknya menjadi bekal dasar sebelum berkecimpung di dunia trading. Mulailah dengan penghitungan sederhana, lalu berlanjut ke penghitungan yang lebih rumit. Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata 10,5%-12% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.
Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected] Forecasting adalah istilah yang kerap muncul dalam kegiatan berbisnis baik dalam rencana bisnis baru maupun pebisnis yang sudah menjalankan bisnisnya. Forecasting atau peramalan memegang peran penting sukses-tidaknya sebuah usaha atau bisnis dijalankan. Istilah peramalan juga sering disalah-artikan dengan istilah penganggaran atau budgeting. Lantas, apa sebenarnya forecasting? Kenapa aktivitas itu memegang peran penting sukses-tidaknya sebuah bisnis? Simak lengkap artikel ini! Apa itu Forecasting?forecasting atau peramalan merupakan metode untuk memperkirakan informasi yang bersifat prediktif dalam menentukan arah di masa depan dengan menggunakan data historis sebagai acuan. Lebih lengkap, WIlliam Stevenson dalam bukunya Operation Management (2009) menjelaskan forecasting adalah dasar dalam menentukan arah keputusan perusahaan di masa depan. Lanjutnya, forecasting mampu memberikan informasi terkait permintaan di masa depan yang bertujuan untuk menentukan kapasitas produksi, persediaan, budgeting, pengadaan barang dan jasa hingga rantai pasok. Hal ini juga ditegaskan oleh Satinder Mullick, dkk dalam tulisannya di Harvard Business Review. Mereka menjelaskan forecasting merupakan alat untuk mengatasi segala jenis potensi masalah yang terjadi dari anomali permintaan baik musiman maupun perubahan ekonomi secara global. Tanpa peramalan, sulit bagi perusahaan untuk berkembang atau berhasil dalam menjalankan bisnis. Misalnya saja pandemi COVID-19 yang terjadi di akhir tahun 2019, perusahaan tentu memerlukan forecasting untuk menentukan arah bisnis agar tetap bertahan di tengah pandemi atau pasca-pandemi di masa depan. Tujuan dan Fungsi ForecastingFungsi forecasting adalah sebagai pedoman untuk menentukan arah kebijakan dan keputusan perusahaan yang efektif dan efisien di masa depan. Dengan fungsi tersebut, maka forecasting menjadi penting karena beberapa hal berikut:
Baca Juga: Manajemen Keuangan – Fungsi, Tujuan, dan Ruang Lingkup Faktor yang Memengaruhi ForecastingAda yang beberapa faktor yang mampu memengaruhi aktivitas forecasting di antaranya:
Jenis-Jenis PeramalanSebelum mengetahui metode peramalan dan efektifitasnya, Ada beberapa jenis peramalan atau forecasting yang perlu Anda ketahui. Berdasarkan WaktuMetode peramalan atau forecasting berdasarkan waktu peramalan terbagi menjadi tiga, yaitu:
Berdasarkan Fungsi dan TujuanMenurut Heizer dan Render dalam bukunya Operations Management (2009) menyatakan bahwa jenis forecasting terdiri dari economic forecasting, technological forecasting, dan demand forecasting. Namun belakangan, klasifikasi forecasting berdasarkan fungsi dan tujuannya menjadi lebih berkembang, yaitu:
Berdasarkan Ketersediaan DataSeperti yang diketahui bahwa forecasting merupakan aktivitas estimasi kondisi yang berlangsung di masa depan berdasarkan data di masa lampau. Namun tidak semua usaha atau kegiatan memiliki ketersediaan data yang cukup. Ketersediaan data ini yang akan menentukan bagaimana forecasting bisa dilakukan. Adapun jenis peramalan atau forecasting berdasarkan data adalah sebagai berikut:
Metode Peramalan atau ForecastingSeperti yang dijelaskan sebelumnya, terdapat dua metode forecasting tergantung dengan ketersediaan data yang ada di masa lalu. Metode KualitatifMetode kualitatif digunakan apabila organisasi atau perusahaan tidak memiliki data di masa lalu. Entah karena data tersebut tidak layak atau tidak sesuai dengan apa yang ingin diramalkan. Metode kualitatif biasanya umum digunakan oleh para startup atau perusahaan yang akan mengalami perubahan dan transisi dalam bisnisnya. Berikut metode kualitatif yang paling umum digunakan untuk melakukan forecasting. Metode DelphiMetode dimana sekelompok ahli dari berbagai latar belakang berkumpul untuk memberikan pendapat secara sistematis. Secara sistematis yang dimaksud ada satu fasilitator yang menengahkan pendapat. Biasanya menggunakan survei tertutup atau kuesioner. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bias atau bandwagon effect yang akan memengaruhi efektivitas hasil forecasting. Metode delphi terbilang cukup efektif dalam peramalan baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Riset PasarMetode yang sangat umum digunakan dalam melakukan forecasting. Dimana peramalan menggunakan sampel penelitian yang diakhiri dengan hipotesis. Biasanya dilakukan dengan cara melakukan survei kepada konsumen, stakeholder, atau investigasi kepada praktisi bahkan pesaing. Untuk forecasting jangka pendek, metode ini sangat efektif namun hasilnya akan sangat fluktuatif untuk peramalan jangka panjang. KonsensusBerbeda dengan metode delphi, konsensus dilakukan secara terbuka. Dimana peserta yang hadir melakukan diskusi secara terbuka. Hasil dari metode konsensus akan sangat bias. Oleh karena itu banyak perusahaan besar yang sudah meninggalkan metode ini untuk melakukan forecasting. Namun metode ini bisa digunakan apabila diikuti dengan metode lainnya seperti diikuti dengan riset pasar atau analogi sejarah. Analogi SejarahMetode yang melihat dan membandingkan pola life-cycle suatu produk serupa yang ingin dianalisis. Metode ini digunakan efektif apabila horizon waktu peramalan dalam jangka menengah dan panjang. Hal tersebut karena sebuah produk biasanya memiliki daur hidup yang panjang. Anomali nilai produk juga biasanya berlangsung pada jangka waktu yang lama. Personal InsightMetode peramalan yang sangat sederhana dan sudah ditinggalkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Metode ini digunakan dengan berdiskusi atau melihat referensi dari orang-orang yang berpengalaman dan ahli di bidangnya. Misalnya melalui jurnal, artikel, wawancara, mentoring, atau sumber personal lainnya yang bisa menjadi acuan forecasting. Metode KuantitatifMetode kuantitatif digunakan apabila perusahaan atau organisasi memiliki cukup data untuk digunakan sebagai bahan forecasting. Baik itu data laporan keuangan, penjualan, maupun data statistik lainnya. Ada dua metode kuantitatif yang digunakan dalam forecasting yaitu metode deret waktu atau time series dan metode kausal (sebab-akibat). Metode Time Series (Deret Waktu)Metode time series adalah metode yang menggunakan analisis antara variabel yang akan diramalkan dengan variabel waktu. Data yang digunakan dalam metode time series juga memiliki pola di antaranya:
Metode time series digunakan apabila data sangat dipengaruhi oleh perubahan waktu. Adapun metode ini juga terbagi menjadi ke beberapa pendekatan sebagai berikut. Metode kuantitatif dimana bahwa data pada periode sebelumnya dianggap sama dengan periode yang akan datang. Dengan kata lain, data yang ada pada periode sebelumnya diasumsikan sebagai prediksi paling tepat untuk meramalkan segala kejadian di masa mendatang. Metode naif sangat sederhana sehingga mengabaikan faktor-faktor lain yang mungkin menjadi pengaruh terhadap kejadian di masa depan.
Metode peramalan dengan menggunakan rata-rata periode dari data periode sebelumnya untuk digunakan sebagai peramalan di periode berikutnya. Metode ini digunakan dengan berasumsi bahwa permintaan pasar tetap stabil dalam jangka waktu tertentu.
Metode peramalan pergerakan rata-rata tertimban dimana poin datanya diberi bobot dengan fungsi eksponensial. Singkatnya, peramalan di masa mendatang sama dengan data sebelumnya ditambah beberapa bagian peramalan yang error di masa lalu. Pendekatan ini cukup baik digunakan untuk forecasting jangka pendek.
Metode dengan menganalisis serangkaian data di masa lalu yang dibagi menjadi pola waktu musiman, siklis, tren dan tetap. Pendekatan dengan mencocokkan garis tren dengan deretan data di masa lalu yang kemudian diproyeksikan ke dalam forecasting. Metode ini menjadi metode paling efektif untuk melakukan forecasting jangka pendek, menengah, dan panjang. Metode KausalMetode kausal menggunakan pendekatan sebab-akibat. Dimana forecasting dilakukan dengan menghubungkan data di masa lalu menggunakan variabel bebas. Metode ini digunakan apabila sebuah variabel dipengaruhi oleh variabel lain pada satu horizon waktu peramalan yang relevan. Adapun metode kausal memiliki tiga pendekatan umum yaitu:
Kesimpulan: Perbedaan Forecasting dan PlanningBerdasarkan penjelasan dan definisinya, forecasting dengan planning baik itu budgeting atau marketing plan sepertinya memiliki sedikit persamaan. Namun, sejatinya kedua definisi tersebut jelas berbeda. Secara sederhana, planning merupakan hasil dari forecasting. Maksudnya segala jenis perencanaan dilakukan setelah sebuah perusahaan atau organisasi melakukan estimasi atau peramalan. Hasil dari forecasting inilah nantinya dibuat sebagai pedoman dalam merencanakan anggaran atau strategi bisnis di masa depan. Singkatnya, perencanaan atau planning adalah hal-hal apa saja yang ingin dicapai dalam periode tertentu. Sedangkan forecasting adalah analisis untuk memperkirakan apa yang benar-benar terjadi dalam periode tertentu dalam hal ini di masa mendatang. |