0 Tak semua miliarder memiliki kekayaan dari harta dan perusahaan orangtuanya. Ada sejumlah miliarder membangun kekayaan dari bawah dan kerja kerasnya. Salah satunya miliarder asal Hong Kong, Li Ka-Shing. Berdasarkan laporan Forbes, kekayaan Li Ka-shing mencapai US$ 31,8 miliar atau sekitar Rp 423,81 triliun (asumsi kurs Rp 13.324 per dolar Amerika Serikat). Li Ka-shing juga termasuk salah satu orang berpengaruh di Asia. Pria berusia 88 tahun ini memiliki usaha di sektor pelabuhan, utilitas, telekomunikasi, ritel bahkan hingga real estate. Perusahaannya telah mempekerjakan lebih dari 310 ribu pekerja di lebih 50 negara. Kini dia lebih banyak fokus ke Eropa, dengan investasi mencapai US$ 28 miliar atau sekitar Rp 373,17 triliun lebih dari lima tahun. Baru-baru ini dia investasi di perusahaan Postal Savings Bank of China. Selain itu mengumumkan kesepakatan untuk akuisisi perusahaan Australia sekitar US$ 5 miliar. Li Ka-shing menempuh perjalanan panjang untuk mencapai kesuksesannya kini. Li bersama keluarganya pergi ke Hong Kong selama perang the Sino-Jepang. Tak lama keluarga Li tiba di Hong Kong, dia harus menemui kesedihan lantaran ayahnya tutup usia karena tuberculosis. Ia pun harus berhenti sekolah saat usia 12 tahun, dan bekerja di pabrik. Saat usia 14 tahun, ia bekerja penuh di perusahaan plastik. Kemudian ia berhenti, dan menjalani bisnis untuk membuat mainan plastik, bahkan bunga plastik. Di usia senjanya, ia pun alami momen emosional saat merilis laporan keuangan tahunan perusahaannya. Dengan terbata-bata dia mengungkapkan kesedihan mengenai ekonomi terutama di sektor keuangan yang lemah. “Saya mencintai Hong Kong. Saya tidak ingin melihat Hong Kong…,” ujar Li Ka-shing. Dia mengambil waktu panjang sebelum melanjutkan kalimatnya. “Kita seharusnya bangga dengan Hong Kong, saat ini produk domestik bruto (PDB) kita jatuh dua persen atau lebih dari China. Mengapa kita tidak bisa melakukan lebih baik,” ujar dia. Ia begitu emosional. Pria yang sudah bekerja di Hong Kong mencapai 67 tahun ini dan dijuluki sebagai “Superman”. Li Ka-shing menambahkan, kalau bisnis ritel perusahaan Hong Kong merupakan pemain terburuk di antara semua pasar di dunia. Itu lantaran penurunan pariwisata. Pria kelahiran 1928 ini memiliki banyak pengalaman suka memberikan kalimat-kalimat yang memberikan inspirasi terutama kepada pengusaha muda. Ini tak lepas dari pengalaman kecilnya yang sudah mulai bekerja. Berikut adalah kata-kata bijak Li Ka-shing.
07 March 2019 15:21
Jakarta, CNBC Indonesia - Tak mengherankan bila Li Ka-Shing mendapatkan julukan 'Superman'. Tangan dingin orang terkaya di Hong Kong itu tidak perlu dipertanyakan lagi dalam mengelola bisnis.Perusaahan Li bahkan tidak bisa terpisahkan dari bagian perjalanan negeri Hong Kong yang bekas wilayah koloni Inggris itu. Betapa tidak, perusahaannya memberikan layanan yang menyediakan segala rupa barang dan jasa di Hong Kong dari layanan internet sampai jaringan supermarket.Dikutip dari AFP, keputusan Li dalam berbisnis sangat mempengaruhi harga properti di Hong Kong. Hal ini membuat banyak investor berpedoman pada kata-katanya.
Li Ka-shing adalah Chairman CK Hutchison Holdings Ltd. Li lahir pada 1928 di Kota Chaozhou, China daratan. Dia dan keluarganya melarikan diri ke negeri tetangga, Hong Kong, selama Perang Sino-Jepang.Li masih bisa mengingat bom yang dijatuhkan di kampung halamannya saat ia berada di sekolah dasar. Ia mengatakan hal ini langsung kepada Majalah Forbes di 2012.Pertama kalinya Li memulai bisnisnya sendiri pada tahun 1950 dengan memproduksi bunga plastik. Tapi setelah melakukan diversifikasi ke properti, dia melihat keuntungan besar di tahun 1960-an dan dalam dekade berikutnya bisnisnya melebar ke banyak sektor di Hong Kong.Perusahaannya memiliki minat jangka panjang di pasar luar negeri, serta melakukan investasi di sektor properti dan energi pada tahun 1980-an."Dia layak mendapat julukan 'Superman', tapi mungkin dia tidak cocok sebagai pemimpin untuk masa depan," jelas The Global Times, sebuah surat kabar yang dekat dengan partai komunis China yang tengah berkuasa, ketika menulis tentang Li di tahun 2015.Forbes di tahun 2018 menempatkan Li di posisi 23 sebagai orang terkaya di dunia. Ia hanya terpaut tiga tempat di belakang pendiri Alibaba Jack Ma dan enam angka di belakang pendiri Tencent, Ma Huateng.
Di Hong Kong, Li menghabiskan puluhan tahun setelah namanya terkenal seantero Hong Kong bahkan di seluruh dunia sebagai seorang konglomerat makmur dengan bisnis di sektor pelabuhan, kontainer, hingga telekomunikasi. Beberapa tahun yang lalu Li sempat mengumumkan perombakan petinggi di perusahaannya. Melalui perombakan itu diharapkan dapat membuka jalan baginya untuk menyerahkan kendali kepada putra tertuanya, Victor.Setelah pengumuman tersebut, ketika ditanya apakah dia sedang mempersiapkan untuk menyerahkan tongkat bisnisnya ke anaknya, Li mengatakan bahwa dia harus pensiun suatu hari nanti."Lintasan telah ditetapkan, setiap orang memiliki tujuan, ini adalah hal yang baik untuk fondasi perusahaan," katanya.Victor memang dinobatkan sebagai pewaris kerajaan Li Ka-shing sejak 2012 dan sejak itu mengemban lebih banyak tanggung jawab. Victor Li, saat ini menjabat sebagai deputy chairman CK Hutchison dan Cheung Kong Property Holdings Ltd. Dia juga bertindak sebagai chairman pada unit kelompok CK Infrastructure Holdings Ltd. (CKI) dan CK Life Sciences Int'l Holdings Inc. Di Indonesia, grup bisnis ini melalui Hutchison Ports (anak usaha CK Hutschison) juga bermitra dengan BUMN pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II untuk membentuk Jakarta International Container Terminal (JICT) yang mengelola terminal peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta Utara.Pada Maret 2018, Li Ka-Shing memutuskan untuk mengundurkan diri dari seluruh kerajaan bisnisnya pada usia 89 tahun. Li Ka-shing memutuskan pensiun setelah 70 tahun berkutat di perusahaan yang dibangunnya sendiri dan fokus pada kegiatan filantropi.Dia juga sempat memberikan kontribusi pada Indonesia. Masih teringat jelas di ingatan publik, dia memberikan sumbangan sebesar US$ 5 juta atau setara Rp 75 miliar bagi korban gempa Palu dan Gonggala, Sulawesi Tengah.Bantuan tersebut terdiri dari US$ 2 juta dari CK Hutchison Holdings dan US$ 3 juta dari Li Ka Shing Foundation. Dana tersebut, diberikan melalui Sustainable Development Goals (SDG) Indonesia One."Jadi dana ini dimasukan dalam SDG Indonesia One," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Aula Dhanapala, kompleks Kementerian Keuangan, Jumat (5/10/2018), saat itu. Simak ulasan orang-orang kaya di dunia. [Gambas:Video CNBC] (tas) TAG: li ka-shing orang kaya forbes tencent
Terpopuler |