Apa itu ndasmu dalam bahasa jawa

6 Juli 2017Bahasa Jawa adalah bahasa yang unik dengan keragaman kosakata - termasuk untuk urusan menyindir atau ejek-mengejek, kata ahli bahasa.

"Makian itu banyak sekali (dalam bahasa Jawa) nama orang tua dibawa-bawa, hewan dibawa, buah dibawa, status ekonomi dibawa. Bahasa Jawa itu bahasa paling unik," kata Adi Deswijaya Dosen Bahasa dan Sastra Jawa dari Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Adi mencontohkan kere (atau miskin), asu (anjing), wedhus (kambing), jancok, asem (buah asem), hingga nama-nama anggota tubuh seperti ndasmu (kepalamu!).

Ada juga ndeso yang artinya mirip dengan kampungan dalam bahasa Indonesia, merujuk pada perilaku yang seperti orang desa.

  • LGBT, budaya Indonesia dan lintas gender
  • Berkenalan dengan 'Parto', guru gamelan di Inggris yang selalu rindu Solo
  • Aplikasi wisata sekaligus merawat warisan budaya

"Ada kesan meremehkan dalam kata ndeso, kok tingkahmu ndeso, kayak orang ndeso," katanya walau menambahkan bahwa konotasinya bisa baik atau buruk tergantung dengan konteks pemakaian.

"Kalau (bilang) 'dasar ndeso' itu sudah termasuk ejekan," katanya. "Mengganggap prilaku seperti itu seperti orang desa. Bukan orang desa betulan, tetapi kampungan bahasa Indonesia-nya. Katro kalau Tukul bilang."

Lainnya ada modar, cangkemmu, kampret, pekok, dan semprul. Tinggal pilih sendiri.

Keterangan video,

Peter Smith, guru gamelan yang tinggal di Oxford, Inggris,mengatakan selalu rindu Solo,

Unik karena karena beragam

Secara umum, keunikan bahasa Jawa terletak pada kekayaan kosakata yang lebih banyak dibanding bahasa Indonesia, kata Dhanang Respati Puguh, Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

"Paling tidak itu ditunjukan dengan adanya tingkatan dalam bahasa Jawa. Itu adalah salah satu bukti bahwa kosa kata bahasa Jawa itu lebih kaya. Tingkatan bahasa Jawa itu kan ada Ngoko, Kromo, dan Kromo Inggil. Variannya paling tidak seperti itu, atau kalau lebih rinci lagi ada Kromo Ndeso, Ngoko Andhap," paparnya.

  • Ngoko: bahasa pergaulan sehari-hari, untuk orang yang sederajat atau lebih muda.
  • Kromo: digunakan untuk orang yang lebih tinggi seperti orangtua, guru, pemimpin dan lainnya.
  • Kromo Inggil: digunakan untuk lebih menghormati atau meninggikan orang yang diajak bicara, dan merendah diri sendiri.

Selain itu, penyebutan sebuah benda di Jawa bisa lebih bervariasi dibanding bahasa Indonesia. Jika bulir padi disebut beras dalam bahasa Indonesia, lanjut Dhanang, di Jawa itu disebut pari dan beras yang kecil-kecil disebut menir.

"Juga misalnya ekspresi-ekspresi untuk menyebut kondisi dingin, ada atis, ada adem. Banyak contohnya," papar Dhanang.

Tentang 'misuh-misuh'

Cara mengeluarkan pisuhan atau makian juga ada seninya, kata Dhanang, dan ini terkait dengan siapa yang diajak bicara. Dalam budaya Jawa, dikenal dengan istilah dhupak bujang, esem mantri, dan semu bupati.

Artinya, untuk mengingatkan atau mengungkap kekesalan pada seorang bupati atau pemimpin, Anda cukup beri isyarat atau pasemon saja karena dianggap tingkat intelektualnya tinggi.

Sementara untuk tingkat mantri (di bawah bupati) cukup diberi senyum penuh makna, misalnya. Namun untuk kaum kuli cara memberi kritik harus langsung atau eksplisit.

  • Seruan 'Boikot Starbucks' diperbincangkan dari Indonesia sampai Malaysia
  • Philotimo, kata Yunani yang tak bisa diterjemahkan

Pasemon sendiri merupakan gaya bahasa penuh simbol, memperbandingkan satu hal dengan hal lain dengan halus dan tidak langsung.

"Saya bisa berkata-kata halus pada orang lain tapi sejatinya saya mengejek (mengkritik), tidak dengan kata-kata vulgar yang maknanya bisa ditangkap dengan semua orang. Dalam bahasa Indonesia mungkin ada unsur-unsur satire," Dhanang menjelaskan.

"Ketika atasan saya misalnya tidak mengatakan sesuatu, tapi dilakukan dengan ungkapan-ungkapan tertentu saya sudah bisa menangkap apa kemauan atasan saya, walau dia tidak pernah ngomong."

Teknik seperti ini justru kadang lebih menyakitkan dan mengena dibanding kritik eksplisit, sambungnya, tapi dia menekankan bahwa pasemon ini tidak bisa diterapkan pada semua orang.

"Jawa itu penuh dengan bahasa simbolik," tutupnya.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pernah dengar ucapan puas ndas mu? Sempat, puas ndas mu Trending di Twitter , lantas apa itu puas ndas mu dalam Bahasa Gaul dan apa arti puas ndas mu dalam Bahasa Gaul ?

Warga Jawa pastinya dah pernah dengar kata puas ndas mu yang Trending di Twitter , namun selain warga Jawa belum tahu apa apa itu puas ndas mu dalam Bahasa Gaul dan apa arti puas ndas mu dalam Bahasa Gaul .

Berikut ini kami akan paparkan apa itu puas ndas mu dalam Bahasa Gaul dan apa arti puas ndas mu dalam Bahasa Gaul dan juga dalam bahasa Indonesia .

Puas ndas mu adalah Bahasa Jawa.

Dalam bahasa Indonesia, puas ndas mu artinya adalah puas kepala mu.

Lantas, mengapa puas ndas mu masuk dalam Kosa Kata Gaul anak muda?

Nah, ternyata puas ndas mu diucapkan ketika sedang kesal kepada seseorang, marah kepada seseorang atau mengumpat seseorang.

Sebagian anak muda yang suka marah, sering mengucapkan puas ndas mu kepada temannya.

Puas ndas mu tidak saja digunakan di dunia nyata, namun juga digunakan di dunia maya.

Baik itu pada kolom komentar video atau foto, maupun pada status di Facebook dan tweet di twiter.

Bahkan, puas ndas mu diguanakan sebagai tagar di Twitter hingga jadi Trending di Twitter .

Namun, puas ndas mu bukanlah kata-kata yang baik untuk diucapkan.

Jadi, bijaklah menggunakan kata-kata walau sedang marah dan kesal .

Apa Arti Healing dalam Bahasa Gaul

Ndasmu itu artinya apa?

Kata ndasmu sendiri merupakan umpatan terkasar dalam bahasa Jawa. Ndas merupakan kata benda level terbawah untuk menggantikan kata kepala. Diatas kata ndas ada sirah (untuk level orangtua) dan mustoko(level untuk sastra dan konteks keraton). Dan kata ndas sendiri merupakan 'kepala' yang diperuntukkan untuk hewan.

Bahasa kasar Jawa apa saja?

Untuk kawasan daerah Jawa (Jawa Timur khususnya) kata jancok, damput, asu, dan ngateli tidaklah asing di telinga mereka.

Apa arti tak Tutuk?

Tutuk melayu artinya tumbuk, tutuk Jawa artinya pukul pelan-pelan, tak tutuk ndasmu. Apa arti kata "Fankui" ? Peringatan!