Apa fungsi tar dalam rokok

Warta Ekonomi -

Jika mendengar istilah nikotin, maka yang muncul dalam ingatan masyarakat adalah salah satu kandungan berbahaya yang terdapat dalam produk tembakau, seperti rokok. 

Persepsi ini masih cukup kuat melekat dalam benak masyarakat. Hal ini dikarenakan sebagian dari masyarakat belum paham apa sebenarnya nikotin sehingga dikatakan berbahaya.

“Masih banyak simpang siur dan kesalahpahaman di masyarakat tentang komponen atau senyawa berbahaya dari konsumsi produk tembakau,” ujar Tim peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia yakni Amaliya, dalam siaran pers yang pada Selasa, (28/9).

Baca Juga: Sering Dikaitkan dengan Diabetes, Apa Itu Hypoglycemia?

“Masyarakat juga percaya bahwa zat yang paling berbahaya dari konsumsi produk tembakau adalah nikotin, padahal hal itu salah," sambungnya.

Menurut Amaliya, hal ini menimbulkan kekeliruan persepsi dari pengertian nikotin itu sendiri. 

Padahal berdasarkan kajian ilmiah, komponen berbahaya yang memicu berbagai penyakit seperti jantung, kanker, dan paru-paru adalah senyawa hasil pembakaran yang disebut dengan TAR.

Lantas, apa perbedaan antara nikotin dan TAR? Mana yang sebenarnya berbahaya dari rokok?

Merujuk pada penggolongan senyawa, nikotin adalah senyawa kimia organik dari kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan dari suku terung-terungan (solanaceae), tembakau, dan tomat serta kafein. 

Baca Juga: Penting! Menghilangkan Rasa Ngantuk Ya dengan Tidur, Kafein Hanya Efek Jangka Pendek Saja

Senyawa kimia alkaloid ini dikenal memiliki efek kuat dan bersifat stimulan terhadap tubuh manusia. 

“Nikotin merupakan zat adiktif yang mengakibatkan kecanduan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Tidak hanya dalam produk tembakau, nikotin juga terkandung dalam sayuran, seperti kembang kol, kentang, terung, dan tomat. Meskipun, belum banyak yang mengetahuinya,” jelasnya.

“Jika dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka panjang, nikotin akan menyebabkan efek kecanduan. Namun, tidak memicu berbagai penyakit yang biasa disebutkan pada kemasan rokok,” tambahnya.

Sedangkan, TAR adalah senyawa kimia dan kumpulan bahan kimia yang akan beredar dalam asap hasil pembakaran. TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran yang nyatanya jauh lebih berbahaya, termasuk dihasilkan dari pembakaran produk tembakau. 

Baca Juga: Studi: Antibodi Penetral Virus pada ASI Wanita yang Terinfeksi Covid-19 Bertahan Sampai 10 Bulan

Seperti catatan yang dilansir dari laman National Cancer Institute dari Amerika Serikat, TAR sebagian besar penyebab kanker dan bahan kimia yanng berbahaya lainnya dalam asap tembakau. 

Ketika asap rokok dihirup, TAR dapat membentuk lapisan lengket di bagian dalam paru-paru. Kondisi tersebut dapat merusak paru-paru, menyebabkan kanker, emfisema, atau masalah paru-paru lainnya. 

Menghirup TAR dari asap tembakau juga menyebabkan jenis kanker lain, termasuk kanker mulut dan tenggorokan.

Bahaya TAR juga ada di penelitian terdahulu pada 1982, yang dikutip dari laman National Library of Medecine, melalui penelitian ulang faktor risiko terkuat dari batuk kronis, dahak kronis, mengi, dan dyspnea. 

Dalam penelitian itu, diamati kondisi perokok TAR berat, yakni 25 batang per hari (22 mg) dengan perokok ringan 1-14 batang per hari (7 mg). 

Peneliti menyimpulkan, kandungan TAR pada rokok adalah faktor risiko independen yang signifikan terhadap batuk dan dahak kronis.

Asap pembakarannya juga menjadi faktor risiko yang signifikan untuk batuk dan dahak kronis. Sementara itu, gejala mengi dan dyspnea lebih terkait oleh uap asap rokok.

Baca Juga: Ngeri! Studi Mengungkapkan Pandemi Covid-19 Turunkan Angka Harapan Hidup

Selain rokok, TAR juga dihasilkan dari pembakaran batubara, minyak bumi, gambut, dan kayu.[]

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Warta Ekonomi dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Akurat.

Suara.com - Banyak yang beranggapan nikotin jauh lebih berbahaya bagi kesehatan dibandingkan dengan TAR. Hal ini tidak tepat. Faktanya, TAR merupakan elemen yang paling berbahaya pada rokok sehingga berpotensi memicu timbulnya berbagai penyakit kronis.

Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan ahli toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Shoim Hidayat, menjelaskan TAR merupakan residu atau sisa pembakaran pada rokok yang mengandung ribuan jenis partikel.

“Beberapa senyawa yang ada di dalam partikel itulah yang bersifat toksik dan bisa menyebabkan berbagai penyakit akibat merokok,” ujar Shoim ditulis Selasa (4/5/2021).

Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang ada di dalam rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.

Baca Juga: Bisakah Merokok Berpengaruh pada Vaksinasi Covid-19? Berikut Penjabarannya

“Jadi kenapa bisa sakit kanker, jantung, dan paru-paru, karena adanya bahan-bahan toksik,” ungkap Shoim. 

Lebih lanjut, Shoim menjelaskan TAR dihasilkan dari proses pembakaran yang terjadi saat merokok. Proses pembakaran terjadi hingga suhu lebih dari 600 derajat Celcius. Ketika asap rokok terhirup, TAR akan terpapar ke bagian dalam paru-paru.

“Ketika rokok dibakar, maka akan menghasilkan ribuan bahan kimia yang sebagian besar beracun,” katanya. 

Adapun nikotin merupakan senyawa kimia yang tidak memiliki efek karsinogenik. Shoim mengungkapkan efek penggunaan nikotin adalah dapat memberikan rasa ketenangan, namun juga bisa menyebabkan ketergantungan.

“Nikotin memiliki manfaat, tapi juga ada efek sampingnya,” tegas Shoim. 

Baca Juga: Bikin Penasaran, Ini Sebab BPOM AS Melarang Rokok Mentol & Cerutu Rasa

Menurut UK Royal College of Physicians, institusi medis di Inggris melakukan tinjauan penelitian yang mengonfirmasi bahwa nikotin dapat menyebabkan ketergantungan, tetapi risiko penyakit disebabkan oleh kandungan lain yang berbahaya dari asap rokok akibat pembakaran, yaitu TAR.

Apa fungsi tar dalam rokok
Ilustrasi rokok linting. Wisegeek.com

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah nikotin maupun TAR (total aerosol residue) adalah bagian dari rokok dan tercantum pada kemasan. Namun, mungkin belum banyak perokok yang memahami perbedaan antara keduanya serta dampak bagi kesehatan.

Dilansir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA), nikotin merupakan senyawa kimia alami yang terkandung dalam tanaman tembakau. Meski demikian, nikotin dalam jumlah kecil juga bisa ditemui pada kentang, terung, dan kembang kol.

Nikotin adalah salah satu penyebab orang kecanduan merokok karena adanya zat alkaloid yang menimbulkan adiksi. Contoh zat alkaloid lain adalah kafein yang biasa ditemukan pada kopi, tein dalam teh, teobromin pada buah maupun biji cokelat. Selain itu, semua produk tembakau mengandung nikotin, termasuk rokok, produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, cerutu, maupun snus (tembakau bubuk).

FDA menekankan meskipun menyebabkan adiksi atau kecanduan, nikotin bukan penyebab utama berbagai penyakit terkait merokok sebab dalam sebatang rokok yang diisap terkandung ribuan bahan kimia beracun, salah satu yang paling berbahaya adalah TAR. TAR adalah zat kimia dan partikel padat (solid carbon) yang dihasilkan saat rokok dibakar.

Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR. Ketika asap rokok dihirup, TAR membentuk lapisan lengket di bagian dalam paru-paru yang dapat menutupi, bahkan mematikan sel yang ada di sana. Hal itu dapat menyebabkan kanker paru-paru, emfisema, atau masalah paru-paru lain. TAR yang berwarna coklat juga menodai gigi dan kuku perokok.

"Orang-orang merokok untuk nikotin tapi mereka mati karena TAR,” kata Michael Russel, pencetus konsep pengurangan bahaya tembakau atau tobacco harm reduction.

Baca juga: Susah Berhenti Merokok, Simak Saran Dokter Berikut

Nikotin dan tar, keduanya merupakan zat kimia berbahaya yang terdapat di dalam rokok. Hindari, agar Anda tak terkena dampaknya!

Apa fungsi tar dalam rokok

Klikdokter.com, Jakarta Para perokok pasti sudah hafal betul dengan zat kimia nikotin dan tar yang terkandung dalam rokok yang mereka isap. Nikotin bersifat adiktif, sedangkan tar bersifat karsinogenik. Keduanya bisa mendatangkan dampak buruk bagi kesehatan, apalagi bila Anda terpapar secara berkelanjutan dalam waktu lama.

Paparan nikotin dan tar ini bahkan tidak hanya berimbas pada mereka yang merokok, namun juga bagi perokok pasif. Agar Anda tidak semakin terperangkap akan bahaya nikotin dan tar, baca uraian di bawah ini.

Apa fungsi tar dalam rokok

Nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen. Zat ini secara alami dapat dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan.

Nikotin membuat penggunanya merasakan sensasi relaks, karena setelah diserap oleh tubuh akan memberikan rangsangan ke otak untuk menghasilkan endorfin. Ini adalah hormon yang dapat mengurangi efek dari rasa sakit, memberi rasa tenang dan nyaman. Selain itu, nikotin yang terserap oleh tubuh juga akan memicu produksi dopamin. Hormon ini dapat meningkatkan konsentrasi, semangat dan rasa percaya diri.

Meski terkesan bermanfaat, nikotin sebenarnya merupakan zat adiktif karena dapat membuat penggunanya menjadi kompulsif. Oleh karena itu, orang-orang yang kecanduan nikotin cenderung punya keinginan sangat kuat untuk menggunakan produk tembakau.

Dalam satu batang rokok, jumlah nikotin yang masuk ke tubuh kurang lebih sebanyak 1 miligram. Saat rokok diisap dan asapnya masuk ke dalam paru-paru, nikotin akan berpindah melalui alveoli, yaitu bagian dari paru-paru yang berupa kantung tempat pertukaran antara udara bersih dan kotor. Setelah itu, nikotin akan menuju sistem peredaran darah dan dengan durasi waktu tidak lebih dari 15 detik sudah sampai ke otak.

Apa fungsi tar dalam rokok

Tar adalah senyawa kimia yang terkumpul dari asap hasil pembakaran rokok. Jumlah konsentrasi tar pada rokok dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

  1. Tinggi apabila mengandung 25 mg tar
  2. Sedang apabila mengandung 15–20 mg tar
  3. Rendah apabila mengandung 7 mg tar

Saat asap rokok yang mengandung tar masuk ke dalam saluran saluran pernapasan, tubuh akan mengalami berbagai rangsangan yang dapat memicu terjadinya:

Paparan asap rokok yang mengandung tar dapat menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk, sesak napas dan nyeri dada.

Tar yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan. Dengan kata lain, paparan tar membuat Anda lebih mudah terserang penyakit infeksi.

Tar dapat menganggu kesuburan wanita karena dapat memengaruhi keseimbangan hormon estrogen dan kualitas sel telur. Di samping itu, tar juga mampu menyebabkan gangguan pada kesuburan pria lantaran dapat menurunkan kualitas sperma.

Kandungan tar dalam asap rokok yang masuk ke dalam pembuluh darah jantung dapat mengiritiasi dinding jantung dan menghambat kinerja jantung untuk bekerja memompa darah. Ujung dari perkara ini adalah penyakit jantung koroner dan serangan jantung.

Tar bersifat karsinogenik. Apabila terpapar dalam waktu lama dan secara berulang, risiko terjadinya kanker akan semakin meningkat.

Ketahui juga seberapa ketergantungan Anda dengan rokok lewat Health Tools Cek Kadar Ketergantungan Nikotin.

Jika ditanya mana yang paling bahaya, maka jawabannya adalah keduanya. Parahnya lagi, nikotin yang bercampur dengan tar dalam satu “wadah” tembakau bisa menghasilkan efek tiga kali lipat lebih berat. Ini artinya, dengan mengisap rokok, Anda membuat tubuh berisiko sangat tinggi untuk mengalami berbagai gangguan kesehatan yang bahkan bisa berujung pada kematian. Jadi, yuk hentikan kebiasaan merokok dari sekarang!

(NB/ RVS)