Kelas kebakaran adalah pengelompokan penyebab terjadinya suatu kebakaran berdasarkan benda atau zat yang menjadi bahan bakar munculnya api. Show Dengan bahan bakar pembentuk api yang berbeda-beda, tentunya jenis api yang muncul juga tidak sama. Diperlukan penanganan khusus yang harus disesuaikan dengan penyebab api terjadi yaitu menggunakan alat pemadam api dengan media pemadam kebakaran khusus. Fungsi Pengelompokan Kelas KebakaranPengelompokan kebakaran berfungsi sebagai pedoman untuk upaya antisipasi dan proteksi dini dari kebakaran. Dengan mengetahui potensi kebakaran yang mungkin terjadi pada aset atau lingkungan tempat tinggal Anda, kebakaran dapat ditangani dengan cepat dan tepat. Setelah mengetahui berbagai kelas dan tipe kebakaran, Anda dapat mengidentifikasi dan menganalisa potensi kebakaran yang mungkin terjadi pada aset, lingkungan, dan tempat tinggal Anda. Kemudian tentukan alat pemadam api dengan media yang cocok untuk menanggulangi jenis kebakaran yang mungkin terjadi. Klasifikasi Kebakaran yang Perlu Diketahui Menurut KelasnyaDi Indonesia, kebakaran dibagi menjadi 4 tipe yang dapat memudahkan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko kebakaran di sekitarnya. 1. Kelas A
Kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh material padat mudah terbakar yang dapat meninggalkan abu. Contoh material tersebut yaitu kertas, kain, kayu, sampah kering seperti dedaunan kering, dan lain-lain. Potensi kebakaran ini bisa terdapat pada gudang penyimpanan furniture, showroom kerajinan kayu, gudang penyimpanan kertas, pabrik kain, dan sektor-sektor lainnya. 2. Kelas B
Kelas B adalah kebakaran yang disebabkan oleh zat cair yang mudah terbakar. Zat cair mudah terbakar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Potensi kebakaran B terdapat pada perusahaan minyak dan gas, pabrik cat, pabrik kimia, pom bensin, dan lain-lain. 3. Kelas C
Kelas C adalah kebakaran yang disebabkan oleh elektrikal atau listrik. Sumber kebakaran elektrikal sendiri dapat berasal dari berbagai macam peralatan yang menggunakan daya listrik atau sistem kelistrikan. Contohnya adalah konsleting peralatan elektronik, arus pendek pada instalasi listrik, gangguan pada kabel instalasi listrik, dan sebagainya. Potensi kebakaran ini dapat terjadi pada ruang server, kantor, dan lain sebagainya. 4. Kelas D
Kelas D adalah kebakaran yang disebabkan oleh material logam yang mudah terbakar. Contoh material logam mudah terbakar yaitu magnesium, titanium, lithium, kalium, pottasium, sodium, dan sejenisnya. Potensi kebakaran kelas D dapat terjadi pada sektor pertambangan, pabrik baterai, dan sebagainya. Dengan proteksi dini dari kebakaran, Anda pun jadi lebih tenang karena aset akan selalu dalam perlindungan terbaik.
Klasifikasi kelas kebakaran merupakan sebuah pengelompokan yang bertujuan mengidentifikasi kebakaran berdasarkan bahan atau zat pemicunya. Dengan pemicu kebakaran yang berbeda, maka penanganannya pun juga berbeda. Oleh sebab itu, dengan memahami kelas kebakaran, kita bisa memilih dengan tepat proteksi kebakaran yang harus kita persiapkan. Di Indonesia kita memiliki 4 tipe kelas kebakaran sebagai acuan untuk mengidentifikasi juga menganalisa risiko kebakaran dan memilih proteksi kebakaran:
Itulah keempat kelas kebakaran di Indonesia yang harus Anda ketahui, karena sangat penting dan berkaitan dengan mitigasi kebakaran aset Anda. Dengan mengetahui informasi tentang kelas kebakaran, Anda kini memiliki pedoman untuk menentukan APAR atau proteksi kebakaran apa yang tepat untuk Anda. Karena, masing-masing jenis kebakaran memiliki karakter masing-masing, sehingga membutuhkan APAR yang dapat memadamkan sesuai karakter kebakaran tersebut. Misalnya, kebakaran elektrikal atau kelas C, tidak dapat dipadamkan dengan APAR foam karena APAR foam memiliki kandungan air yang merupakan konduktor dan tentunya dapat memperparah kebakaran. Nah, oleh sebab itu, silakan cek APAR dan kelas kebakarannya di bawah ini:
Recommended Posts |