Apa akibatnya jika kita tidak peduli dengan lingkungan

Kurangnya Kepedulian Terhadap Lingkungan

                    Seringkali kita sering melihat lingkungan sekitar kita yang berserakan karena sampah, sehingga lingkungan tersebut menjadi kumuh. Penyebab kumuhnya lingkungan tersebut bisa karena sampah yang dibuang sembarangan, sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap lingkungan yang ditinggalinya. Masyarakat harus peduli terhadap sampah, tidak hanya memilah sampah tetapi juga mengurangi penggunaan plastik.

Salah satu penyebab utama yang menyebabkan masalah kebersihan lingkungan adalah kurangnya kepedulian warga sekolah terhadap lingkungannya. Padahal sudah seharusnya warga sekolah menyadari dan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya, karena keadaan lingkungan tersebut juga memengaruhi kualitas kehidupan masyarakat. Tempat yang kotor akan menjadi sarang bagi lalat dan nyamuk yang membawa berbagai penyakit. Penyakit seperti DBD, malaria, muntaber, dan diare dapat ditanggulangi dengan hidup bersih.

Kita sering melimpahkan tugasnya ke orang lain atau tukang sampah dalam hal membuang sampah. Tindakan yang demikian itu tidak mencerminkan peduli lingkungan. Kewajiban menjaga kebersihan lingkungan disekitarnya bukan hanya tugas dari tukang sampah, tugas menjaga kebersihan adalah tugas bersama.

Sampah bukan musibah bila mampu dikelola dengan baik, berbagai program pengurangan sampah seperti reused, reduce, dan recycle adalah salah satu contohnya. Program tersebut memerlukan kesadaran dari semua aspek warga sekolah. Terwujudnya sekolah adiwiyata yang bebas sampah merupakan salah satu kunci hidup sehat di sekolah.

Upaya dalam mengurangi sampah tidak akan terlaksana dan terwujud dengan baik jika tidak didukung oleh kesadaran warga sekolah. Warga sekolah harus berpartisipasi untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Mulailah dari diri sendiri untuk membuang sampah pada tempatnya, contohnya jika melihat sampah, buanglah sampah tersebut pada tempatnya. Bentuk kesadaran tersebut juga harus didukung oleh manajemen sekolah yang baik, seperti program pilah sampah yang baru dirintis di sekolah.

Nama :Mellia Wahyuningrum

Kelas : X IPA 1

No : 20

Best free WordPress theme

Apa kira-kira jawaban anda terhadap pertanyaan diatas?

Mungkin kita akan berpikir terlebih dahulu untuk memberi respon akan hal tersebut. Misalnya, lingkungan mana, yang jauh atau dekat dengan kehidupan kita sehari-hari? Kan sudah ada yang mengurus dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, kenapa juga kita harus repot ikut peduli terhadap lingkungan. Sekelumit dialog tersebut menunjukkan bahwa banyak dari kita yang masih belum tahu, sadar, paham akan arti lingkungan hidup bagi manusia, apalagi perduli, mungkin termasuk diri kita. Coba kita renungkan sebentar.

Banyak orang menafsirkan kata lingkungan terkait dengan hal kebersihan, penghijauan semata. Katanya kebersihan adalah sebagian dari iman, tapi lingkungan kotor tidak peduli. Lingkungan berarti menanam pohon? Tidak salah namun tidak cukup. Terkadang orang menanam tapi lupa untuk memeliharanya, sehingga yang ada lahan tetap kering. Ada yang bilang masalah lingkungan karena pembuangan limbah pabrik/industri yang mencemari lingkungan sekitar.

Saat ini isu pemanasan global dan perubahan iklim menjadi populer. Orang ramai membincangkan penyebab dan dampaknya, dengan pemahaman yang masih beragam terkadang rancu. Tanpa disadari bahwa penyebabnya adalah aktivitas kita sehari-hari. Akibat ulah manusia yang tidak peduli akan alam, maka tidaklah heran bila kita menghadapi banyak bencana alam dan lingkungan. Banjir, kekeringan, kebakaran hutan, longsor menjadi menu bencana kita saat ini. Apakah sampah menjadi isu kritis bagi lingkungan? Banyak yang belum tahu bahwa sampah telah menjadi masalah nasional, sehingga perlu diatur secara khusus dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah. Dalam kesempatan lain kita akan bicara lebih lanjut tentang regulasi ini.

Tampaknya pengetahuan masyarakat tentang lingkungan dan permasalahanya masih terbatas. Sungguh aneh jika masih ada yang ragu, apakah lingkungan hidup kita saat ini sudah sedemikian bermasalahnya? Mari kita renungkan sejenak. Mulai aktivitas keluar rumah, kita disuguhi dengan hiruk pikuk kendaraan yang disertai bau asap hitam dan menyesakkan dada. Melewati jalan dan gang-gang sempit, bertemu kemacetan, belum lagi ada timbulan sampah di tempat pembuangan liar, yang tercecer sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap. Bagi yang bermobil, pemakaian AC menjadi perlu ketimbang membuka jendela mobil. Mereka yang bermotor atau pengguna transportasi umum, masker penutup hidup bukan menjadi gaya tapi menjadi kebutuhan. Tanpa disadari, kebutuhan akan udara bersih semakin kritis. Bisa saja, 10 tahun mendatang, kita keluar rumah memerlukan masker oksigen untuk dapat bernafas.

Bagaimana dengan kondisi air? Jika diadakan survey, mungkin terbukti bahwa sebagian besar rumah tangga di Jakarta sudah menggunakan air minum isi ulang. Jarang sekali rumah tangga yang memasak air keran untuk diminum. Gejala ini tidak saja menunjukkan sisi praktis dan ekonomis, tapi juga kekhawatiran terhadap kualitas air keran atau air tanah yang semakin menurun. Ketersediaan air bersih saat ini semakin sulit. Jika sekarang kita mencuci mobil dan motor dengan kucuran air yang berlimpah, demi kesehatan kita dihimbau minum 8 gelas air sehari, mungkin dua dasawarsa mendatang jangankan untuk mencuci, mandi, masak atau lainnya, ketersediaan air untuk minum saja akan sulit sekali. Ada yang mengilustrasikan, bahwa para wanita akan kehilangan mahkotanya, karena rambut tidak tumbuh lagi.

Ilustrasi tersebut seharusnya menyadarkan kita betapa kritisnya lingkungan hidup saat ini. Ditambah lagi dengan adanya masalah sampah. Sadarkah kita berapa banyak sampah yang dihasilkan setiap hari? Mulai dari bungkus permen, tisu, sisa dapur, sisa makanan, kemasan barang, kertas untuk tugas sekolah ataupun kantor, botol bekas minuman, obat, bahan kimia, dan masih banyak lagi. Awalnya terkumpul di tempat sampah, namun jika sampah seluruh warga Jakarta dikumpulkan, jadilah gunung sampah yang mengerikan. Sudahkah anda berkunjung ke TPA Bantargebang?

Jakarta, konon setiap harinya warga Jakarta menghasilnya 6.000 ton sampah, yang bila dikumpulkan, dalam seminggu sampah bisa memenuhi Stadion Utama GBK Senayan. Warga kota Bandung sempat mendapat julukan “Bandung Lautan Sampah”. Bahkan sempat menelan korban jiwa ketika gunungan sampah di TPA Leuwigajah longsor, ratusan orang terkubur di dalam sampah. Menangani sampah tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak bisa.

Permasalahan lingkungan semakin rumit dari waktu ke waktu. Perlu perhatian yang serius, bukan saja dari pemerintah tapi juga masyarakat harus berperan. Penyebab masalah lingkungan tidak bertumpu pada satu faktor oleh karenanya penyelesaian perlu dilakukan secara terpadu, sistemik, berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan. Kesadaran, kepedulian dan partisipasi masyarakat menjadi hal penting. Regulasi yang memadai, aparat penegak hukum yang canggih tidak menjamin terselesaikannya masalah. Namun dengan kekuatan masyarakat ‘people power’ maka niscaya kualitas lingkungan akan membaik. Tidak percaya? Mudahnya, masalah banjir. Curah hujan memang tinggi, namun keberadaan berbagai fasilitas seperti kanal, waduk, gorong-gorong dan lainnya menjadi tidak berarti karena dipenuhi sampah yang kita hasilnya dan dibuang sembarangan.

Kembali pada pertanyaan awal, bila anda merasa peduli akan lingkungan mari melakukan sesuatu, dari sekarang, dari hal yang kecil dan dari diri sendiri. Dari kita untuk kita. Semoga tulisan singkat ini dapat menginspirasi. Terima kasih.

Penulis,
Dra. J. Kumala Dewi, MSc.
Sosiolog pemerhati Pendidikan Lingkungan Hidup.

  • Sebagai makhluk sosial sebaiknya kita harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita di daerah rumah , tempat kerja , sekolah dan lain lain
    Agar lingkungan kita dapat tercegah dari bencana banjir longsor

  • Sebagai upaya agar pada waktu hujan air tidak langsung mengalir ke berbagai selokan ataupun sungai yang dapat menimbulkan banjir, tetapi dapat meresap dan tersimpan dalam tanah, dapat ditempuh beberapa hal. Mengetatkan pengawasan dan tegakkan aturan menyangkut pendirian bangunan, serta praktik penyedotan air tanah secara besar-besaran dan tidak terken- dali baik oleh kalangan bisnis, industri, maupun mereka yang telah membuat rusak daerah re- sapan air. Melakukan upaya rehabilitasi daerah tangkapan air di seluruh kawasan Kota Jayapura, dengan jalan melakukan penghijauan kembali di beberapa daerah tersebut. Menganjurkan kepada pemilik bangunan yang memiliki lahan tersisa di sekitar bangunan, agar tidak menutup lahan- nya dengan material yang justru air tidak bisa menyerap ke dalam tanah. Penutupan baik hala- man rumah, kantor, sekolah, maupun gandengan beton, aspal, dan pavling block sebaiknya diganti menggunakan grass block yang memungkinkan air menyerap ke tanah, memungkinkan ditanami rumput sehingga lingkungan terlihat lebih hijau dan asri. Diperbanyak taman kota dan taman lingkungan serta dibangun sumur-sumur resapan di berbagai sudut kota.

  • Bencana banjir terjadi karena berbagai faktor penyebab, yang paling utama adalah alih fungsi hutan untuk kegiatan pertanian dan permukiman. Padahal, hutan berfungsi dalam meningkatkan air yang meresap ke dalam tanah, sehingga mengurangi aliran air permukaan yang men- jadi penyebab banjir. Banjir juga terjadi karena kebiasaan buruk sebagian masyarakat dalam membuang sampah ke sungai. Akibatnya aliran sungai terhambat oleh sampah dan mengaki- batkan alirannya meluap ke luar tubuh sungai. Banjir juga terjadi karena karakteristik fisik wilayah yang secara alamiah memicu terjadinya banjir. Lahan yang datar, tanah yang kedap air memungkinkan terjadinya genangan air pada saat hujan.
    Dalam skala setempat banjir juga terjadi di struktur tanah yang agak miring, terutama pada daerah aliran sungai yang telah terganggu, aki- batnya air sungai melimpah dari badan sungai dan mengisi daerah dataran yang lebih rendah (cekungan). Apabila kejadian banjir ini mem- bawa material padat, seperti lumpur, batu-batuan atau bahkan kayu sisa pohon, umumnya menjadi bencana yang sangat dahsyat. Banjir seperti ini terjadi secara singkat dan sangat merusak, dike- nal sebagai banjir bandang.

  • kita sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya menjaga dan melestarikan lingkungan kita,dengan cara menumbuh kan kesadaran pada diri sendiri contohnya,tidak membuang sampah disembarang tempat,tidak melakukan penebangan hutan secara liar,,melakukan pengolahan limbah dengan baik,,serta mengurangi penggunaan efek rumah kaca yg bsa menyebabkan pemanasan global,,dengan begitu kita bsa menjadikan lingkungan kita menjadi lingkungan yang sehat,,,asri,,dan jauh dri berbagai macam musibah seperti banjir,,tanah longsor,,,dan kebakaran hutan demi kelangsungan hidup kita saat ini,,,dan untuk kelangsungan hidup anak cucu kita dimasa depan.

  • Terimakasih atas jawabannya

  • Sebagai makhluk sosial sebaiknya kita harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita di daerah rumah , tempat kerja , sekolah dan lain lain
    Agar lingkungan kita dapat tercegah dari bencana banjir longsor,contohnya,tidak membuang sampah disembarang tempat,tidak melakukan penebangan hutan secara liar,,melakukan pengolahan limbah dengan baik,,serta mengurangi penggunaan efek rumah kaca yg bsa menyebabkan pemanasan global,Apabila kejadian banjir ini mem- bawa material padat, seperti lumpur, batu-batuan atau bahkan kayu sisa pohon, umumnya menjadi bencana yang sangat dahsyat. Banjir seperti ini terjadi secara singkat dan sangat merusak, dike- nal sebagai banjir bandang.

  • kita sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya menjaga dan melestarikan lingkungan kita,dengan cara menumbuh kan kesadaran pada diri sendiri contohnya,tidak membuang sampah disembarang tempat,tidak melakukan penebangan hutan secara liar,,melakukan pengolahan limbah dengan baik,,serta mengurangi penggunaan efek rumah kaca yg bsa menyebabkan pemanasan global,,dengan begitu kita bsa menjadikan lingkungan kita menjadi lingkungan yang sehat,,,asri,,dan jauh dri berbagai macam musibah seperti banjir,,tanah longsor,,,dan kebakaran hutan demi kelangsungan hidup kita saat ini,,,dan untuk kelangsungan hidup anak cucu kita dimasa depan.

  • kita sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya menjaga dan melestarikan lingkungan kita,dengan cara menumbuh kan kesadaran pada diri sendiri contohnya,tidak membuang sampah disembarang tempat,tidak melakukan penebangan hutan secara liar,,melakukan pengolahan limbah dengan baik,,serta mengurangi penggunaan efek rumah kaca yg bsa menyebabkan pemanasan global,,dengan begitu kita bsa menjadikan lingkungan kita menjadi lingkungan yang sehat,,,asri,,dan jauh dri berbagai macam musibah seperti banjir,,tanah longsor,,,dan kebakaran hutan demi kelangsungan hidup kita saat ini,,,dan untuk kelangsungan hidup anak cucu kita dimasa depan. Iya betul

  • Jadi sebagai makhluk sosial sebaiknya kita harus menjaga lingkungan sekitar kita baik di rumah , sekolah ,tempat kerja dan lain lain
    Di karenakan dengan kita menjaga kebersihan kita dapat mencegah bencana alam seperti banjir, longso

  • Sebagai makhluk sosial sebaiknya kita harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita di daerah rumah , tempat kerja , sekolah dan lain lain
    Agar lingkungan kita dapat tercegah dari bencana banjir longsor