Apa akibat bagi orang yang selalu melanggar perintah Allah?

Rep: Rahmat Fajar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--

Manusia diturunkan ke dunia hanya sementara. Pada waktunya mereka akan menghadap kembali kepada Allah SWT selaku Pencipta seluruh alam ini. Karena itu, melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya adalah hal yang mesti dijalankan oleh seluruh umat manusia. Ustaz Mizan Qudsyiah dalam kajian Islam "Kutinggalkan karena Mu" di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta, belum lama ini, mengajak umat Islam agar menjadikan amalan dunia sebagai bekal di akhirat nanti. Umat Islam diajak untuk meninggalkan sesuatu yang dilarang agama karena Allah. Menurut dia, hal yang harus ditinggalkan yaitu sesuatu yang tidak diperbolehkan menurut agama. Ustaz Mizan meyakini bahwa Allah akan memberikan pengganti yang lebih baik dari apa yang ditinggalkannya. "Meninggalkan sesuatu karena Allah, siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah tentunya yang tidak boleh, Allah akan gantikan dengan yang lebih baik," ujar dia. Ustaz Mizan menegaskan, kehidupan di dunia tidak ada yang abadi. Kesenang an yang dirasakan oleh manusia tidak sempurna. Sebab, kata dia, dunia merupakan sebuh ujian bagi manusia. Ia me nuturkan, beberapa ayat Alquran menjelaskan tentang ujian manusia di dunia. Contohnya dalam surat Al-Anbiya ayat 35 yang berbunyi, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan meng uji kamu dengan keburukan dan kebaik an sebagai cobaan (yang sebenar-benar nya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." Meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh agama, kata ustaz Mizan, dapat mem bawa manusia kepada kebahagiaan. Menurut pendapat para ulama, Ustaz Mi zan menuturkan, terdapat tiga tanda ke bahagiaan manusia, yaitu jika diberikan sesuatu maka akan bersyukur sementara apabila diberikan ujian maka akan diha dapi nya dengan sabar. Kemudi an apabila manusia berdosa maka akan beristighfar. Oleh karena itu, dia pun mengajak umat Islam untuk memperbanyak ber syukur kepada Allah SWT. Kaum Muslimin bahkan dianjurkan untuk mem perbanyak bersujud syukur. Itu semua merupakan ciri-ciri sikap umat Islam yang baik. Ustaz Mizan juga menjelaskan tentang syukur. Menurut dia, syukur dapat dilakukan melalui tiga un sur antara lain lisan. Umat Muslim me yakini bahwa nikmat yang diberikan berasal dari Allah SWT. Di samping itu, bersyukur juga datangnya melalui keyakinan hati. Umat Islam harus mengikrarkan hatinya bahwa nikmat yang didapatkan datang dari Allah. Unsur syukur lainnya yaitu dengan tidak berbuat maksiat. Nikmat Allah harus diwujudkan dengan menjauhi larangan agama. Perintah agar umat manusia selalu bersyukur dan meninggalkan larangan sudah dituangkan dalam beberapa ayat Alquran. Ustaz Mizan mencontohkan da lam surah az-Zumar ayat 66 yang berbunyi, "Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang ber syukur." "Dari sini (ayat Alquran surah az- Zumar) menunjukkan syukur orang yang paling tinggi yaitu orang bertauhid. Kalau orang jatuh pada kesyirikan ini orang tidak syukur," ustaz Mizan menegaskan. Ustaz Mizan juga menekankan agar umat Islam memiliki kesabaran. Dengan begitu, diyakini akan memudahkan bagi mereka yang berniat meninggalkan sua tu larangan karena Allah. Namun, Ustaz Mizan menilai, tidak mudah bagi orang mempunyai sikap sabar. Menurut dia, sabar hanya akan di praktikkan oleh orang-orang yang ber iman. Dari keimanan tersebut, orang akan selalu sabar ketika mendapatkan musibah. "Sabar ini bentuk iman kita kepada ketetapan Allah," ujar dia. Ustaz Mizan juga mengajak agar umat Muslim terus menjalankan kewajiban kepada Allah tanpa memikirkan jaminannya. Sebab, Ustaz Mizan meyakini bahwa Allah akan membalas hal yang lebih baik dari yang dilakukan oleh hamba-Nya. Ustaz Mizan menuturkan, banyak contoh tentang perbuatan meninggalkan larangan agama demi Allah. Baik tertuang dalam Alquran, hadis nabi maupun para sahabat. Semua itu, kata dia, diganti yang lebih baik oleh Allah. "Oleh karena itu, kita jangan ragu meninggalkan se suau karena Allah," kata Ustaz Mizan. Menurut dia, jika meninggalkan larangan Allah dengan sungguh akan dimudahkan. Apa pun yang diperintah kan oleh Allah akan mendapatkan man faat cepat maupun lambat. Begitupun sebaliknya, larangan Allah yang dikerjakan ma nusia akan mendapatkan ganjarannya cepat maupun lambat. "Cuma masalahnya ada yang tahu dan tidak tahu, kebanyak tidak tahu," ujarnya.

Ustaz Mizan mengingatkan agar umat Islam membenci segala bentuk kemaksiatan. Umat Islam perlu menyamakan kebencian kepada maksiat de ngan kebencian jika akan dilemparkan kepada api neraka.

Terdapat dampak yang diakibatkan maksiat menurut Ibnu Qayyim

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Terdapat dampak yang diakibatkan maksiat menurut Ibnu Qayyim. Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi

Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perbuatan maksiat memiliki dampak yang buruk pada diri orang yang melakukannya. Dosa juga membahayakan hati dan fisik. Imam Ibnu Qayyim memberi penjelasan mengenai berbagai dampak dari perbuatan maksiat.

Baca Juga

Berikut ini adalah dampak dari perbuatan maksiat menurut Imam Ibnu Qayyim, sebagaimana dikutip dari kitabnya berjudul Al-Jawab Al-Kafi li Man Sa’ala an ad-Dawa’ asy-Syafi: 

1. Hilangnya ilmu  

Ibnu Qayyim menjelaskan, ilmu pengetahuan adalah cahaya yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap hati Muslim. Maka, perbuatan maksiat yang melanggar perintah Allah SWT akan memadamkan cahaya itu 

2. Kekosongan hati

Seorang pendosa akan mengalami kesepian dalam hatinya, yaitu antara dirinya dan Allah SWT. Rasa kesepian ini pun akan menimpa dirinya dalam aspek hubungan sosial terutama terkait hubungannya dengan orang-orang baik 

3. Ditimpa kesulitan hidup

Seorang pendosa maka akan ditimpa berbagai urusan yang membuatnya merasa sulit dalam mengarungi kehidupan. Dia merasa dosa-dosa yang telah dilakukannya bukanlah faktor yang mempersulit, karena dia cenderung merasa bahwa perkara itu memang sulit diatasi  

4. Kegelapan hati 

Orang yang suka berbuat maksiat maka dia akan menemukan kegelapan di dalam hatinya dan ini menjadi kenyataan dalam hidupnya. Hati dan tubuhnya melemah untuk berbuat baik dan cenderung menuruti perbuatan maksiat.

5. Memperpendek umur 

Ibnu Qayyim juga memaparkan bahwa dosa yang telah dilakukan akan memperpendek usia dan merusak keberkahan yang diberikan padanya 

6. Terjerumus dalam dosa

Maksudnya adalah, orang yang melakukan dosa akan terus terarah pada perbuatan buruk yang lain. Singkatnya, dosa akan membawa pada dosa, dan ketaatan menjalankan perintah Allah SWT akan terus membawanya pada ketaatan  

7. Mencegah pertobatan 

Dosa akan mencegah pelakunya untuk melakukan pertobatan. Dan dia diibaratkan menjadi tawanan setan  

8. Bangga pada perbuatan dosa 

Seorang pendosa lambat-laun akan membuat dia sombong dan bahkan menyombongkan perbuatan maksiat yang dilakukannya  

9. Derajatnya jatuh di mata Allah SWT

Orang yang melakukan maksiat maka akan berada pada posisi yang rendah di mata Allah SWT. Derajatnya pun akan jatuh di sisi-Nya 

10. Mewariskan penghinaan dan merusak pikiran 

Dosa akan membuat pelakunya diwarisi penghinaan. Pikirannya juga akan rusak karena menggelapkan sisi terang orang tersebut 

11. Menyebabkan bencana gempa

Perbuatan dosa yang dilakukan akan menimbulkan sikap berlebih-lebihan pada diri manusia dan bisa memicu terjadinya bencana gempa bumi 

12. Membutakan hati 

Dosa menyebabkan rasa cemburu dalam hati, rasa malu, mengaburkan cahaya hati dan membutakan hati.

13. Menghancurkan sendi-sendi bernegara 

Dosa juga berdampak pada perbuatan korupsi yang bisa merusak tatanan masyarakat dan negara. Dosa juga dapat mewariskan kehancuran pada suatu negara. 

Sumber: saaid

Apa akibat bagi orang yang selalu melanggar perintah Allah?
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bekerja sama dengan Pengurus Ranting Muhammadiyah Tamantirto menyelenggarakan ibadah sholat Idul Adha di pelataran Lapangan Bintang Kampus Terpadu UMY, Minggu (11/8) pagi. Pada sholat Idul Adha kali ini diimami oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UMY Dr. H. Sukamta, M.T., IPM, yang juga sekaligus bertindak sebagai khatib.

Pada khutbah Idul Adha 1440 Hijriyah, Sukamta mengingatkan para jamaah tentang kisah Nabi Adam AS dan Hawa yang bertemu pertama kali di Arafah setelah diusir dari Surga karena melanggar perintah Allah SWT. “Tepat hari ini 10 Dzulhijah kita kaum muslimin merayakan Idul Adha, di hari sebelumnya kita menjalankan puasa Arafah yang memiliki ganjaran akan diampuni dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun ke depan. Allah SWT memberikan pelajaran yang banyak untuk kita dengan peristiwa Arafah tentang sejarah Nabi Adam AS dan Hawa. Arafah merupakan tempat pertemuan kedua manusia pertama di bumi, setelah diusir dari Surga akibat melanggar larangan yang diperintahkan Allah SWT.”

Pelajaran terbaik yang bisa dipetik dari peristiwa terusirnya Adam dan Hawa adalah kepatuhan terhadap perintah Allah SWT. “Allah SWT telah memberikan kenikmatan melimpah kepada Adam dan Hawa di satu tempat terindah yaitu Surga. Hanya satu larangan yaitu memakan atau mendekati buah khuldi, tapi mereka tergoda oleh Iblis kemudian Allah murka. Maka dari itulah kita harus selalu mematuhi segala perintah-Nya, karena barang siapa menjalankan perintah Allah maka akan diberikan karunia kenikmatan tiada tara,” sambung Sukamta di depan para jamaah seusai menjalankan ibadah sholat Idul Adha berjamaah.

Sebagai seorang manusia, kita harus berani memerangi hawa nafsu, karena itu adalah jihad yang paling sulit untuk dilakukan. “Besi sangat kokoh bisa dikalahkan oleh api yang membara, api dapat dipadamkan oleh air, air bisa memporak-porandakan apa saja tapi kalah oleh matahari yang menyerapnya di awan, awan bisa menghalangi pesawat terbang tapi terombang-ambing oleh angin, angin kalah dengan gunung yang berdiri kokoh, tapi gunung kalah oleh tangan manusia yang mampu membuat terowongan serta jalan di sana. Sedangkan manusia kalah dengan hawa nafsunya sendiri yang bisa menghancurkannya kapan saja,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik UMY itu.

Ketauladanan berikutnya yang bisa dipelajari pada momen Idul Adha adalah tentang kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS tentang ketaatan dan kesabaran, yang kemudian muncullah perintah untuk menyembelih hewan Qurban seperti yang disampaikan Sukamta dalam khutbahnya. “Ibrahim bercerita dengan jelas di depan anaknya mengenai mimpi yang baru saja ia alami yaitu perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail. Dengan penuh ketaatan dan kesabaran keduanya menunaikan wahyu tersebut, sebelum kemudian Allah SWT mengganti raga Ismail dengan seekor domba.”

Enam hari lagi kita akan memperingati hari Kemerdekaan RI yang ke-74, Sukamta berpesan pada penutup khutbahnya agar umat Muslim tetap menjaga kerukunan dan mengakui dasar Pancasila. “eperti yang kita tahu kemerdekaan RI diraih karena tak lepas dari pengaruh para ulama terdahulu, jadi kita harus menjaga kerukunan bangsa dan mengakui dasar ideologi Pancasila. Jadi mari kita berikan yang terbaik bagi umat, bangsa dan kemanusiaan,” tutup Sukamta. (Hbb)

Apa akibat bagi orang yang selalu melanggar perintah Allah?

Apa akibat bagi orang yang selalu melanggar perintah Allah?