Page 2
berurat di dalam kebudayaan meskipun harus meyakini ke yang mengajarkan bahwa hidup mutlakan kebenaran agama sen manusia akan mencapai kebahadiri, tidak boleh melaksanakan giaan jika dapat dikembangkan kebenaran itu kepada orang lain, keselarasan dan keseimbangan, bahkan harus menghargai dan baik dalam hidup manusia semenghormati keyakinan orang bagai pribadi, dalam hubungan lain terhadap kebenaran agama manusia dengan masyarakat, dayang dianutnya. Sikap yang lam hubungan manusia dengan dimaksud ialah baik sikap da- Tuhannya, maupun dalam melam lingkungan agama sendiri ngejar kemajuan lahiriah dan maupun sikap terhadap agama kebahagiaan rohaniah. lain. 14. Penutup Kesediaan menerima adanya per Demikianlah naskah ini disampaibedaan - perbedaan agama yang kan dalam upaya menciptakan ada merupakan sikap yang dimiliki dalam hidup beragama dan keluarga ABRI yang sejahtera lahir dan batin. bermasyarakat. Kesediaan menerima kenyataan Semoga Tuhan memberikan bim bingan dan 'lindungan kepada kemajemukan di dalam pendapat Prajurit ABRI dalam pengabdidan agama. Kesediaan menerima annya kepada Tuhan, Bangsa dan Negara. Medan, 20 Maret 1983 Page 3
Harimau Masuk
Semarang, Seekor macan betina telah masuk ke sebuah salon kecantikan, mempersolek dirinya Ia mungkin merupakan yang pertama terjadi di Indonesia. Dan sejak keluar salon, macan betina jenis panther/tutul yang diberi nama ”Lisa” dan merupakan salah satu penghuni kebun binatang di THR Semarang itu tampak lebih "genit” tetapi "menyeramkan”. Iapun kini telah menjadi pengagum tiap pengunjung kebun binatang Semarang. Kepala THR Semarang, T. Soedharno ketika ditemui "Antara” di kantornya Selasa tampak tengah bercanda dengan Lisa. Binatang buas pemakan daging ini tampak berkeliaran kian kemari di ruang kantornya Ibarat seekor anjing yang sedang mengawasi dan menjaga tuannya. Terhadap setiap tamu yang masuk keruang T. Soedharno ini pertama-tama tentu terkejut, gentar hatinya dan mundur selangkah. Tetapi tidak apa-apa. Lisa segera mendekati, menjilat-jilat tangan tamunya tanda bersahabat. T. Soedharno mengatakan, Lisa ia pelihara sejak umur satu bulan dari seorang penduduk di Jawa Tengah. Sekarang umumnya lebih se tengah tahun. Selama ini Lisa dididik dan diberi makan daging rebus, telur, susu atau makanan lain yang biasa dimakan orang. Pokoknya semua makanannya dimasak dulu. Lisa sama sekali bahkan dilarang berkenalan dengan daging mentah. Konon pula darah. Sudah tentu maksudnya menjaga agar tidak bangkit sifat aslinya sebagai binatang buas. Secara pasti memang belum diketahui apakah cara ini mampu "menjinakkan” si Lisa ini seterusnya. Semakin banyaknya pengunjung yang terheran - heran karena jinaknya si Lisa menyebabkan T. Soedh arno, tuannya, membawanya ke "Kasano pet dan Grooming Salon" Semarang. Kuku-kukunya yang tajam di potong. Telinga dibersihkan. Hanya itu yang dirasa memberi manfaat bagi Lisa maupun pengunjungnya Sedang pemerah bibir, celak alis dan bedak pipi tidak diberikan karena tak ada faedahnya "Ketika pertama melihat Lisa, saya memang takut. Sifat buasnya tampak ketika dimasukkan ke pemandian salon. Beberapa saat kemudian Lisa terbiasa dan jinak pada saya”, pimpinan salon tersebut pada "Antara”. Ny. T. Rini memang pernah sekolah khusus mengenai perawatan binatang di Tokyo, Jepang, selama dua tahun. Dan Lisa sudah tercatat menjadi pelanggannya yang akan datang setiap setengah bulan ke salonnya Setelah kuku kukunya dipotong, sekarang T. Soedharno sedang berusaha memotong pula taring taringnya dan melumpuhkan yigi gigi si Lisa Ini bisa dilakukan dengan lebih dulu membius binatang itu, seperti yang pernah dilakukan di luar negeri. Sekalipun taring/gigi dan kuku kukunya sudah dilumpuhkan, namun bila si macan betina ini mendekati kita, maka rasa was was dan dag dig dug, masih tetap ada dihati kita nt). Page 4
tentu. Bila satuan hidup yang sejenis itu adalah manusia, maka populasi berarti sekumpulan ma bertempat tinggal didalam suatu wilayah tertentu. Dalam hubungannya dengan populasi, ada beberapa hal yang perlu dibicarakan lebih lanjut yaitu : dinamika dan pertumbuhan penduduk.
lah pertumbuhan penduduk dalam hubungannya dengan kesejahteraan hidup manusia. Dengan pengetahuan dasar tersebut diharapkan pada waktunya kelak akan dapat memberikan dorongan untuk membentuk sikap dan tingkah laku manusia yang sesuai dengan masalah kependudukan yang dihadapi. Pendidikan Kependudukan adalah komponen baru yang muncul dari sistim pendidikan nasional, tetapi tidak merupakan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri tanpa bantuan ilmu-ilmu lainnya. Setiap penduduk merupakan pemain panggung kependudukan. Karena itu setiap orang dalam berbuat sesuatu harus direncanakan sebaikbaiknya agar tidak merugikan bagi dirinya sendiri, keluarga, masarakat, negara maupun dunia.
Perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu yang disebabkan karena kelahiran, kematian dan perpindahan pada daerah tertentu disebut dinamika penduduk. Untuk menghitung dinamika penduduk dipergunakan rumus :
Jumlah kematian, yaitu jumlah kematian disuatu tempat dalam setahun per 1.000 penduduk. Jumlah imigran ( orang yang datang). Jumlah emigran ( orang yang pergi).
Pertumbuhan penduduk yang exponensial cenderung menurut hitungan deret ukur, yaitu bahwa masa lipat-nya semakin lama semakin pendek. Untuk menghitung pertumbuhan penduduk dipergunakan rumus :
2). Pertumbuhan pendu duk.
tingkat pertumbuhan penduduk
Dinamika penduduk yang menunjukkan bertambah banyak dari tahun ke tahun disebut pertumbuhan penduduk. Pada waktu ini terutama di negara-negara berkembang, pertumbuhan penduduk sangat cepat dan berlipat ganda dalam waktu yang relatip singkat. Karena itu, pada waktu sekarang ini disebut abad peledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang terus menerus meningkat cepat dengan masa lipat (ganda) yang pendek disebut exponensial
Misalnya di suatu negara pada tahun 1965 jumlah penduduknya sebanyak 100 juta dengan pertumbuhan penduduk sebesar 2% setahun. Maka masa lipat (ganda) yang diperlukan adalah : 70 x 1 tahun 2 = 35 tahun. Artinya, pada tahun 2000 nanti (1965 + 35) jumlah penduduk dinegara tersebut akan menjadi 200 juta. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di-! bawah ini.
KELUARGA KECIL SEHAT SEJAHTERA DUA ANAK,
Penduduk akan berlipat (ganda) dalam jangka waktu
Prosentase tingkat pertumbuhan penduduk
20 tahun 24 tahun 28 tahun 35 tahun 47 tahun 70 tahun
Dari indek Kependudukan dapat diketahui komposisi penduduk yang dapat diperinci me nurut jenisnya seperti kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tempat tinggal dsb. Dalam uraian ini hanya diambil menurut kelompok umur yang ada kaitannya dengan angka ketergantungan.
termasuk kelompok usia yang produktip. c). Usia lanjut (65 keatas), termasuk kelompok usia yang sudah tidak produktip lagi.
Pada tahun 1971 komposisi penduduk di Indonesia tercatat sbb : a). Anak-anak:44,1% b). Dewasa :53,4%c). Usia lanjut: 2,5% (lihat piramida penduduk)
Menurut kelompok umur, komposisi penduduk dibagi dalam 3 macam, yaitu : a). Anak - anak ( 0 14), termasuk kelompok usia yang belum produktip. b). Dewasa (15-64),
Prospek perkembangannya adalah sbb : kelompok umur anak-anak rang gizi, banyak rop out (putus sekolah) dan kurang mendapat kesempatan kerja; apabila angka kelahiran ma- sih tetap tinggi seperti seka- rang ( th. 1971 ), maka ben- tuk piramida penduduk pada tahun-tahun berikut- nyaakan semakin membengkak dibagian bawah dengan prospek yang lebih buruk disebabkan karena : hasil-hasil pembangunan selalu akan habis tertelan oleh pertumbuhan penduduk yang melampaui batas kemampuan perkembangan ekonomi; akan terbentuk lingkaran setan : kebodohankemiskinan - keresahan sosial.
Perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak produktip dengan penduduk yang produktip merupakan angka ketergantungan. Pada contoh komposisi diatas, maka angka ketergantungan di Indonesia (pada waktu itu ) adalah 46,6 X 100 53,4 = 87,3
Sebagai perbandingan di negara maju, komposisi penduduk adalah sbb : a). Anak-anak: 25% b). Dewasa : 70% c). Usia lanjut: 5%
Page 5
LAPORAN PENYERAHAN SANTUNAN AHLI WARIS YANG BERHAK MENERIMA.
Surat Keputusan Pangdam-II/BB No. Skep217/IX/1982 tanggal 2–9–1982 tentang pengesahan Petunjuk Pelaksanaan Santunan Sukarela Kematian (SSK) anggota / isteri TNI-AD Kodam II/BB. b. Laporan Ka Kudam-II/BB tentang pembayaran santunan sukarela kematian (SSK) kepada keluarga/ahli waris yang bersangkutan untuk bulan Pebruari dan Maret 1984.
2. Pada bulan Pebruari dan Maret 1984 telah dibayarkan Santunan Sukarela Kematian (SSK) kepada keluarga / ahli waris An : Alm Mayor Inf Waliman Mulyadi Nrp. 174864 Pamen Denma Kodam-II/BB. b. Alm Peltu Mauran Nrp. 366028 Ex Dan Ramil – 14 Kodim 0212/Tapsel. c. Alm Sertu Siwok Sumono Nrp. 485402 Ba Kes Denbanmin Brigif-7/RR. d. Alm Serka A. Hakim Rangkuti Nrp. 474860 Ba Dim-0204/ DS. Alm Peltu Supito Nrp. 469606 Bati Yon Arhanudse – 11. f. Alm Lena Pujele isteri Koptu Johannes Kaloa Ta Kodam II/BB. g. Pratu Anm Nurdin Sirait NBI 8161201540. h. Pratu Anm Johan Panggabean Nrp. 518780. j. Pratu Anm Hermanto NBI 8162205042. k. Letda Anm Suganda Nrp. 458152 Dan Ton Ki-C Yon Zipur – 1. Catatan : Penyerahan SSK bulan Januari 1984 telah dimuat pada "Gema Bukit Barisan” Vol. XI No. 4 Desember 1983. Page 6
SEJARAH SINGKAT PEMBANGUNAN
Oleh : Letkol Art Abdul Fatar (Dirdik Kodiklatdam-II/BB)
1. Latar Belakang Pemikiran. Secaba dan Secata Milsuk mengharuskan para pelajar harus tinggal di Asrama selama 3 bulan terus menerus. b. Hal tersebut diatas dapat menimbulkan kejenuhan, kebosan an, rindu rumah dan orang tua. Bahkan pada beberapa pelajar ada gejala-gejala frustrasi. C. Untuk mengatasi hal yang tidak diinginkan, perlu dicarikan jalan keluar yang sehat dan positif. d. Adanya tanah Kodiklatdam-II/BB yang belum digarap dan dimanfaatkan serta sesuai untuk taman yang indah. 2. Tujuan. a. Untuk pelajar 1) Mengisi waktu luang diantara belajar dan berlatih dengan kegiatan positif, tanpa mengurangi jam pelajaran dan waktu istirahat. nya waktu diberikannya ijin pesiar. 3) Memberikan pelajaran penting untuk bekal tugas menda- tang, yang tak tercantum didalam RPP. dengan meninggalkan buah tangan kenang-kenangan
5) Bekal untuk ”TNI ABRI MASUK DESA MANUNGGAL" (AMD) yang akan datang. Page 7
Penyerahan Proyek Pembangunan dari Pangdam-11/BB kepada Dan Kodiklatdam-II/BB, Dan Brigif-7/RR, Dan Dim-0201/Tabes Medan, Dan Dim0208/Asahan, Dan Yon Kav–6/Serbu, Dan Yonif 122/Mawas, Dan Yonif123/Raja-Wali, Ka Paldam-II/BB dan Dan Den Inteldam-II/BB pada tanggal 9-1-1984.
Ny. Harsudiy ono Hartas sedang memberikan sambutan/pengarahan pada acara pembukaan penataran supervisor Proyek Penyalur Kontra Sepsi KB di gedung Persit KCK PD-II Jln. Binjai, Medan pada tanggal 21--2-1984. (Foto Page 8
Dalam rangka penyempurnaan isi buku Sejarah "Pertempuran Medan Area”, beberapa tokoh/pelaku dalam “Pertempuran Medan Area” yang berada di Kodya Medan diwawancarai oleh anggota Panitia kerja Pembakuan Materi Kejuangan Pusat, pada tanggal 11 s/d 15 Pebruari 1984. Pada gambar nampak ad. Brigjen TNI (Purn) A. Manaf Lubis, Drs. Amrin Imran dari Pusjarah ABRI Jakarta, Letkol (Purn) Burhanuddin dan Letkol (Pum) Trisno Marjunet (membelakangi lensa) diwawancarai di Majarahdam-11/BB pada tanggal 11 Pebruari 1984. (Foto Jarahdam-II/BB).
RAJA MENGGANTIKAN RAJA DI MANADO Tikala Manado, Sabtu tanggal 31 Maret 1984. (Radio Foto Antara). Page 9
Mengucapkan Bertugas Kepada Kasdam II/BB Yang Baru Dan Selamat Jalan Kepada Kasdam II/BB Yang Lama
Dari : Direksi & Seluruh Karyawan P.T. Tulung Agung Medan Page 10
GEMA BUKIT BARISAN JUNI 1984
4. Penjelasan tentang motto “Patah Tumbuh Hilang Berganti” 30
7. Foto Unsur Pimpinan, Staf dan Pelaksana Kodam II/BB
8. Persyaratan apakah yang dituntut untuk pejabat koman do teritorial. oleh : Letkol Cku J.M. Sarwoto
9. Kemanunggalan ABRI dan Rakyat merupakan kunci ke kuatan bangsa. Oleh : Kapten Czi DJ. Sidabutar
10. Pendapat/Tanggapan tentang proglatsi. Oleh : Kapten Art Imam Prawoto
11. Kegiatan menyambut HUT Kodam II/Bukit Barisan Ke-XXXIII ..
12. H a la man Berg a m bar.
Alamat : Jl. H. Zainal Arifin No. 8 Telp. 326927 - Medan Diterbitkan : 4 kali setahun Kecuali jika dinyatakan secara khusus, tiap pernyataan pendapat dalam Majalah ini adalah pendapat pribadi penulis dan tidak menjadi pendapat KODAM-II/Bukit Barisan Redaksi menerima karangan asli dari lingkungan TNI-AD maupun dari luar lingkungan TNI-AD. Setiap karangan yang dimuat, diberikan balas jasa yang layak. Karangan yang telah dimuat dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya. Isi diluar tanggung jawab pencetak “VIRGO" Medan. Page 11
Laskar Rakyat lainnya seperti Laskar Mujahidin pimpinan TEUKU DAUD BEUREUH, Laskar Pesindo pimpinan Ali Hasyimi, Laskar BBM (Barisan Berani Mati ) pimpinan Teuku Amir Husin Al Mujahid, Laskar TPI (Tentara Pelajar Indonesia ) pimpinan Jahya Zam Zam du.
2. Lahirnya Komando TKR Divisi-IV, Divisi-V dan Divisi-VI. Pada tanggal 5 Nopember 1945, berdasarkan instruksi Markas TKR di Jokyakarta yang dilanjutkan dengan telegram dari Panglima Komando Komandemen TKR Sumatera Jendral Mayor R. Suharjo Harjowarjoyo, yang memerintahkan Achmat Tahir untuk membentuk TKR Divisi IV di Medan. Berdasarkan instruksi tersebut sekaligus pula Achmat Tahir dinaik. kan pangkatnya menjadi Kolonel dan segera sesudah itu diadakan rapat pembentukannya. Sejak itu terbentuklah Komando TKR Divisi IV yang dijelmakan dari TKR Sumatera Timur, pimpinan Achmat Tahir. Adapun susunan Staf Komando Divisi IV tersebut adalah sbb: Komandan Divisi Kolonel Achmat Tahir. Kepala Markas Umum Letnan Satu R. Sucipto. Kepala Jawatan Operasi Letnan II M. Jacob Lubis. Kepala Jawatan Penyelidik : Letnan II Suprapto. Kepala Jawatan Organisasi : Letnan II Alwin Nurdin. Kepala Jawatan Personalia : Letnan II T. Marjuned. Kepala Perlengkapan Letnan I Mahruzar. Kepala Jawatan Persenjataan Letnan II Nip. Xarim. Kepala Jawatan Perhubungan : Letnan II Syahban. Kepala Jawatan Kesehatan Letnan II Burhan Ali. Kepala Jawatan Penerangan Letnan II BH. Hutajulu. Komandan Polisi Tentara Letnan II AH. Siagian. Markas Komando Divisi IV TKR Dipersimpangan Jalan Thamrin dengan Jalan Sumatra (Sekarang sudah dirombak menjadi rumah tempat tinggal Jalan Sumatera/ Thamrin No. 2 Medan). Divisi IV TKR membawahi pasukan-pasukan sbb. TKR "A" dengan 7 pasukan Infanteri biasa. b. TKR ”B” yaitu sebuah pasukan untuk menanggulangi persenjataan. c. TKR "C" yaitu sebuah pasukan yang terdiri dari bekas anggota KNIL. d. TKR LAUT yang bertugas sebagai Angkatan Laut. e. TKR UDARA yang bertugas mengawal dan merawat Lapangan Ter bang. Page 12
Buruh, Pesindo Medan Barat, dan kemudian membentuk KSBO (Komando Sektor Barat dan Oetara). 4) Sebagian besar Laskar Napindo, Banteng Negara, BHL. Divisi Panah, bersama Resimen - II hijrah ke Simalungun, Labuhan Batu pasukan yang tadinya berasal dari front Medan Timur baik TRI maupun Laskar. Prakarsa ini terlaksana pada tanggal 17-8-1947 dengan selesainya dibentuk Brigade-XII dengan susunan sbb: Komandan Letkol Ricardo Siahaan. Kepala Staf Mayor Lahiraja Munthe. Setelah Belanda berhasil menduduki sebagian besar daerah Sum. Timur sebagai akibat perjanjian Renville, membawa akibat yang sangat terasa bagi usaha-usaha konsolidasi pasukan yang telah berpencar keluar dari Medan Area. Setelah berjalan gencatan senjata dan berlakunya cease fire maka situasi dimanfaatkan kembali oleh Pemerintah untuk mengadakan reorganisasi kembali pasukan yang selama ini terbengkalai sebagai berikut : Pada bulan Maret 1948 seluruh Laskar Rakyat telah selesai dilebur bersama TRI menjadi TNI didaerah Divisi-X sebagai berikut : Resimen I berkedudukan di Kutaraja Resimen II berkedudukan di Beureun. Resimen III berkedudukan di Meulaboh. Resimen IV berkedudukan di Kutacane (pasukan asal S. Timur). Resimen V berkedudukan di Bukit Kubu (pasukan asal S. Timur). b. Pada bulan Mei 1948 seluruh Laskar Rakyat di Tapanuli dan Labuhan Batu selesai dilebur menjadi TNI dengan susunan sbb: - Brigade XI dengan 3 Batalyon (asal Tapanuli) Brigade XII dengan 3 Batalyon (asal Sum. Timur). Brigade "A" dengan 3 Batalyon (asal BHL). Brigade "B" dengan 3 Batalyon (asal Napindo). Brigade Ex Banteng Negara dengan 3 Batalyon (asal Naga Terbang. Marsuse dan Banteng Negara). Brigade Mobile dengan 3 Batalyon (asal Napindo Halilintar). Page 13
III. PERKEMBANGAN KOMANDO DARI DIVISI-IV s/d KODAM-I/BB. 1. Pembentukan KO. T&T-I Dan Lambang Bukit Barisan. Sebagai lanjutan dari perkembangan dari Divisi-IV, V, VI, Gajah-I/II, Div-X dan Sub Ter-VII, maka sebelum pengakuan kedaulatan berlangsung, atas prakarsa Koordinator Keamanan PPN Sri Sultan Hamengkubuwono, mengadakan pembicaraan di Medan dalam rangka pembentukan KO. T&TSU pada tanggal 13 Desember 1949. Adapun organisasi yang akan dibentuk itu adalah merupakan gabungan dari pasukan Divisi-X dan sub Ter-VII serta pasukan KNIL dan B.P.NST. yang diintergrasikan kedalam APRIS. Pada hari itu juga terbentuklah KO. T&T SU di bawah pimpinan Let Kol AE. Kawi. larang. Setelah KO. T.&T-SU terbentuk pada tanggal 27 Desember 1949 dalam rangka pengakuan kedaulatan oleh Belanda kepada RI, Kolonel AE. Kawilarang mengadakan serah terima kekuasaan dengan Belanda yang ditanda tangani oleh May Jen. P. Sholten di kota Medan. Sejak itu Kolonel AE. Kawilarang bermarkas di Jalan H.Z. Arifin No.8 Kolonel AE. Kawilarang. Kepala Staf Mayor MMR. Kartakusumah. Perwira Bagian-I : Mayor ML. Tobing. Perwira Bagian - II : Kapten DI Panjaitan. Perwira Bagian-III : Kapten Alwin Nurdin. Perwira Bagian-IV Kapten Louis Yahya Perwira Bagian-V Mayor Pryatna dan wakilnya Kapten T. Nurdin. Susunan baru ini membawahi pasukan-pasukan yang dibagi atas 3 Brigade dan 1 Komando Pangkalan yaitu sbb: Brigade A di Aceh pimpinan Letkol Husin Jusuf. Susunan diatas dimana Aceh merupakan Brigade dibawah KO. TTSU tidak diterima oleh Letkol Husin Jusuf, karena rakyat Aceh tetap menginginkan agar daerah Aceh tetap jadi Propinsi sehingga organisasi TNI juga tetap/setingkat Divisi, hal ini didukung oleh T. Daud Beureuh. Akibatnya Kolonel Husin Jusuf diganti oleh Mayor Hasballah Haji dan sejak bulan Page 14
NAMA-NAMA KEPALA STAF KODAM II/BB 1. Letkol Inf MMR Kartakusumah dari tgl. 13 - 12-1949 s/d 1-10-1951. 2. Let Kol Inf. A Thalib dari tgl. 15-10-1951 s/d 17-6-1954. 3. Let Kol Inf. Ibrahim Adjie dari tgl. 17–6–1954 s/d 21–3–1956. 4. Let Kol Inf. Djamin Gintings dari tgl. 21–3–1956 s/d 22–12–1956. 5. Let Kol Inf. Hasan Kasim dari tgl. 22-12-1956 s/d 22-10-1960. 6. Let Kol Inf. A. Manaf Lubis dari tgl. 22-10-1960 s/d 4-1-1961. 7. Let Kol Inf. Ulung Sitepu dari tgl. 4-1-1961 s/d 16–7–1963. 8. Kolonel Inf. Marah Halim Harahap dari tgl. 16–7–1963 s/d 24–3–1965. 9. Kolonel Inf. Sunarto dari tgl. 24–3–1965 s/d 17-11-1965, 10. Kolonel Inf. Leo Lupulisa dari tgl. 17-11-1965 s/d 1-11-1968. 11. Kolonel Inf. E.W.P. Tambunan dari tgl. 1-11-1968 s/d 28-9-1971. 12. Kolonel Inf. SMT Hutagalung dari tgl. 28-9-1971 s/d 10-4-1975. 13. Kolonel Inf. Muchsin M. dari tgl. 10-4-1975 s/d 15-10-1977. 14. Kolonel Inf. MT Pasaribu dari tgl. 15-10-1977 s/d 28–8–1979 15. Kolonel Inf. DN Lintang dari tgl. 28–8–1979 s/d 6–1–1983. 16. Kolonel Inf. RI Siregar dari tgl. 6-1-1984s/d 21 - 4 - 1984. 17. Kolenel Inf. Soetopo tgl. 21-4-1984 s/d sekarang. PENGABDIAN DAN KARYA JUANG. Kodam-11/Bukit Barisan senantiasa tampil kedepan mengabdikan diri dalam berbagai operasi dan kegiatan. 1. Tahun 1950-1954 melaksanakan operasi pemulihan dan ketertiban dari ber bagai gangguan keamanan dalam negeri, antara lain. Penumpasan pemberontakan RMS di Ambon. Penumpasan pemberontakan DII/TII di Jawa Barat dan operasi penumpasan pemberontakan DI/TII di Aceh. 2. Selama tahun 1957-1961 Melaksanakan operasi Sapta Marga membasmi pemberontakan PRRI di Sumatera Utara. 3. Pada tahun 1961-1963 mengirimkan Batalyon sukarelawan dalam rangka Tri Kora dan Dwi Kora.
4. Tahun 1962 mengirimkan Batalyon Bukit Barisan 1 ke Kongo. 5. Pada tahun 1965 menumpas dan menghancurkan G-30.S/PKI dan antek. anteknya. 6. Menumpas gerombolan PGRS/Paraku di Kalimantan Barat pada tahun 1973. 7. Pada tanggal 21 Juni 1969 Presiden Republik Indonesia menganugerahkan tanda kehormatan "Sam Karya Nugraha" kepada Kodam-II/Bukit Barisan. 8. Sejak tahun 1975 pasukan Kodam-II/BB melaksanakan operasi Seroja ke Timor-Timur secara bergilir yang terdiri : Satuan Tempur,Banpur, Ban Min dan Apter. Page 15
ANGKATAN DARAT KOMANDO DAERAH MILITER II BUKIT BARISAN
PANGLIMA DAERAH MILITER – II BUKIT BARISAN
1. Hasil Panitia Perumus tentang/Motto yang diusulkan untuk CORPS dan KODAM-II/ BUKIT BARISAN : 2. Kawat AS-3 KASKODAM-II/BB No. ST 0144/1969 tgl. 3-6-1969 pada prinsipnya. PANGAD menyetujui tentang Metto “PA TAH TUMBUH HILANG BERGANTI”. 1. Peraturan Pemerintah RI No. 39 tahun 1968 tanggal 10-12-1968 tentang tanda kehormatan SAMKARYA NUGRAHA PRESIDEN RI LN No. 67 tahun 1968. 2. Surat Keputusan PRESIDEN RI No. 019/ TK/Tahun 1969 tanggal 21-6-1969 tentang penganugerahan Tanda Kehormatan SAM- KARYA NUGRAHA KEPADA КО. DAM-II/BUKIT BARISAN. Bahwa perlu segera mengeluarkan Surat Kepu- tusan tentang Motto CORPS dan KODAM-II/- BB sebagai mendahului Surat Keputusan PA-NGAB. MEMUTUSKAN 1. Motto CORPS dan KODAM-II/BUKIT BA Page 16
MARS BUKIT BARISAN Tjiptaan Ahmady, Sadjak Sumirah mm 3.45 * 5 7 3 45 # 5 i Di. ba-wah Pan-d ji Bu-ii? Ba-ri-sam Lam-bang per-3a-tu-an Ba-si-san ben-teng se-ti-a D1. ka-la Nu-sa 'kari 5 2 3 7. 1 non d ja-ja Ki-ta me-nigab-di un-tuk Nu-sa Bang-ga In-do ter-no-da be-ri. bu kor-ben bu-nga bang-så gu-gur me-num 2 5 #5 기 3 j 1 1 2 i ili 3. ne-si-a Lak-sa- na bu-kit Bu-kit Ba-ri. gan Me- gan tut be-la Wa- hai pra-d ju-rit ga-gah per-ka-sa te- rus5 5 il 5 4 22 ż là .al 3 il kurkuh me-mQ-Bar Nu-s8 Ber-te-kat Bu-tji sat. ria kan per-djua-ngan mu-li-a Han-tjur-kan se-mua mu- suh ki. i 3 2 7 1 7 6 4 dia b'ra-ni ber-hop-ban dji-wa MA - RI TE. GAKta de-ngan s'ka-ngat k'sat-ri-a 2 7. 6 5 . 1 i. 6 412 7 6 5 KAN SAP TA MAR. GA А MA-NAT NAN SE-DJA. TI i 7 16 4 씨 27. | 5 6. DJUN-D JUNG-LAH IING-GI SUMPAH PRA-DIV. RIT DJAN 3 i 7 5 7 De-ngan 8e-ma -ngat njaDJI SAT. RI. ABANG-SA Pa di , ka pas, lam- bong 7 2 3 3 la ai da- da ber- pe-do - man- kan Pan-tja 81. se-djah te ra rak-jat ni dup à man dan mak 44" 4 2 3 4 3 i 3 la Не per- ta. han.' kan In- do ne -518 Ne. Pra -dja-rit bang-sa 80- dia Men I 2 7 i) 7 .5 1 3.4 Ke-sa - tu -an Bu-kit be. la Nu-sa Page 17 |