Anak berhasil mengerjakan pr meskipun butuh bantuan bagaimana cara anda

Anak berhasil mengerjakan pr meskipun butuh bantuan bagaimana cara anda

 

Beberapa orang tua barangkali termotivasi untuk membantu mengerjakan PR anak mereka dengan tujuan memastikan bahwa soal terjawab dengan benar, atau proyek mereka terselesaikan dengan baik. Harapannya adalah si kecil akan mendapatkan nilai yang baik di sekolah.  

Akan tetapi, di luar dugaan Anda, membantu anak-anak mengerjakan PR malah bisa jadi bumerang. Penelitian yang dilakukan oleh Michael M. Barger, Ph.D., asisten dosen psikologi pendidikan University of Georgia, Athena, AS, menemukan bahwa bantuan orang tua dalam mengerjakan PR menunjukkan manfaat yang sangat sedikit atau tidak sama sekali.  Di sisi lain, bantuan pekerjaan rumah dari orang tua dikaitkan dengan prestasi yang lebih rendah dan tidak terkait dengan keterlibatan atau motivasi akademis anak-anak.

 

Bagaimana bisa demikian?

1. Interaksi yang Tidak Menyenangkan

Orang tua berpikir bahwa mereka hanya memastikan atau memeriksa bahwa semua pekerjaan anak-anak mereka dikerjakan dengan baik—atau benar. Akan tetapi, hal ini sering berubah menjadi adegan buruk ketika orang tua melihat bahwa anaknya melakukan sejumlah kesalahan. Orang tua akhirnya meminta anak-anak untuk memperbaiki dan mengulanginya.  

Yang terjadi adalah anak-anak menolak, membantah, bahkan menangis. Momen itu kemudian membuat anak-anak merasa frustasi dan orang tua juga kesal. Anak-anak tidak akan belajar dengan baik atau tidak akan termotivasi untuk melakukan lebih baik ketika mereka berada dalam interaksi tidak menyenangkan seperti tadi. Konflik tersebut malah hanya akan membuat anak-anak enggan mengerjakan PR.

2. Mempersulit Guru Mengevaluasi

Tujuan guru memberikan PR sebetulnya adalah untuk mengevaluasi apakah siswanya memahami hasil pembelajaran di kelas pada siang harinya. Bila orang tua mati-matian membantu anak agar hasil PR-nya sempurna, guru jadi kesulitan mengevaluasi. Karena, nyatanya kesempurnaan tersebut adalah hasil campur tangan orang tua, bukan semata hasil review anak-anak atas pelajarannya sebelumnya.

3. Merusak Kepercayaan Diri Anak-anak

Turun tangan mengerjakan PR anak rentan menunjukkan bahwa mereka telah melakukan kesalahan yang tidak dapat ditolerir. Hal ini menyiratkan pada anak-anak bahwa mereka tidak mampu mengerjakan PR sendiri atau bahkan tugasnya tidak cukup bagus untuk dilihat di depan umum, sehingga Anda harus memperbaikinya. Hal ini tentu merusak kepercayaan diri anak-anak.

4. Tidak Disiplin

Anda menginginkan anak-anak untuk menjadi disiplin. Namun, sebetulnya Anda sendirilah yang berpotensi merusak harapan itu saat membantu mengerjakan PR anak-anak. Lantaran hal tersebut memunculkan kebingungan tentang apakah PR menjadi tanggung jawab anak-anak atau orang tua. Pada akhirnya, mereka akan menjadi tidak disiplin tentang itu.

5. Mudah Menyerah

 
 

Anak berhasil mengerjakan pr meskipun butuh bantuan bagaimana cara anda
Anak berhasil mengerjakan pr meskipun butuh bantuan bagaimana cara anda

Keberhasilan seorang anak dalam banyak hal bukan hanya ditentukan oleh kemampuan akademik dan intelektualitas anak, tetapi bagaimana cara memotivasi mereka. Orang tua harus terlibat secara emosional jika anak ingin sukses sesuai dengan apa yang diinginkan orang tua.

Motivasi adalah kekuatan besar untuk seseorang meraih sesuatu. Bagi anak, motivasi terbesar bagi mereka adalah orang tua.

Parent Pinters perlu bersikap bijak dalam memberikan motivasi terbaik bagi anak. Apa saja hal yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan semangat belajar dan berprestasi pada anak?

1. Belajar Sambil Bermain

Dunia anak adalah dunia permainan. Cara memotivasi yang paling mudah bagi orang tua adalah membiarkan anak melakukan permainan yang mengandung muatan edukasi pembelajaran, tergantung pada usianya.

Cara belajar sambil bermain ini akan membuat anak lebih rileks, senang belajar, dan orang tua pun lebih santai dalam mendampingi.

Berikan permainan edukatif pada anak sesuai dengan jenjang dan tahapan usianya. Upayakan menemukan muatan pendidikan dalam setiap permainan atau hal-hal menarik yang ada di sekitar anak.

2. Berkreasi dan Berkarya

Mengajak anak belajar dengan cara teori saja, membaca saja, atau hal-hal yang sifatnya hanya tekstual akan membuat anak menjadi bosan. Anak akhirnya akan jenuh, malas dan minta berhenti belajar karena tertarik ingin melakukan permainan yang lebih kreatif.

Jadi Parent Pinters, bagaimana cara agar anak semangat belajar?

Ajaklah anak berkreasi dan berkarya menghasilkan sesuatu yang lebih nyata. Dalam hal ini pelajaran yang dilakukan harus menggunakan tahapan praktik yang lebih jelas menggunakan perangkat tertentu yang membuat anak lebih terkesan.

Gunakan alat peraga, membuat sesuatu hal akan menjadi hal seru bagi anak dibandingkan hanya mendengarkan penjelasan.

3. Jangan Fokus pada Nilai dan Hasil

Belajar adalah proses untuk mengetahui sesuatu, jadi bagi Parent Pinters jangan menargetkan hal-hal berlebihan atas kemampuan anak jika tak sesuai dengan kenyataan.

Memberi target nilai dan hasil yang tinggi pada anak yang tidak memiliki kemampuan memadai hanya akan membuat anak stres, takut kepada orang tua dan akhirnya malas belajar.

Menumbuhkan semangat enjoy dan senang pada sesuatu tidak semestinya didasarkan pada hasil dan nilai, tetapi bagaimana anak bisa menjalani proses dengan baik.

Ajarkan kepada anak bahwa hal paling penting dalam belajar adalah proses untuk terus belajar dan mencari tahu, soal hasil dan nilai hanyalah efek dari sebuah usaha yang terus menerus.

4. Masuk dalam kehidupan Anak

Mengapa orang tua tidak bisa memahami kemampuan anaknya, sebab orang tua memandang dalam persepsi sebagai orang tua. Cobalah sesekali masuk dalam kehidupan anak. Berpikir dan merasakan dunia anak-anak yang memang dunia bermain.

Parent Pinters mungkin sering kesal saat anak terus menerus bermain sementara mereka belum belajar, sedang dalam persepsi anak mereka kesal saat ingin bermain tetapi orang tua menyuruh belajar.

Sebagai orang tua, Parent Pinters perlu masuk dan menyelami dunia anak agar bisa mengambil keputusan dan motivasi yang tepat pada anak untuk belajar.

Baca Juga : Tidak Melulu Buruk, Inilah Dampak Positif Gadget Untuk Anak

5. Memulai dari Minat dan Bakat

Menemukan minat dan bakat anak penting untuk ditemukan, dikembangkan dan dimotivasi sejak dini. Jika Parent Pinters berhasil menemukan hal ini pada anak sejak dini maka mendorong anak untuk lebih semangat belajar dan berprestasi di bidang yang disukai anak akan semakin mudah.

Hal yang jadi masalah seringkali apa yang menjadi keinginan anak tidak sama dengan apa yang menjadi keinginan orang tua, atau apa yang menjadi keinginan anak kurang didukung dengan baik oleh orang tua.

Belajar pun akhirnya tidak semangat, tidak maksimal dan sudah pasti prestasi yang diraih akan jauh dari yang diharapkan.

6. Memberi Dukungan Sepenuhnya

Bila Parent Pinters ingin anak sukses di bidang tertentu yang mereka minati, maka dukungan adalah hal mutlak yang harus diberikan. Dukungan bukan hanya saat Parent Pinters sudah memasukkan anak ke lembaga pendidikan terbaik, memenuhi fasilitas hobinya atau sejenisnya, tetapi dukungan moril adalah hal utama yang memberi motivasi tak ternilai.

Sebagai contoh orang tua datang langsung ke sekolah anak untuk menyaksikan kompetisi yang dijalani, mengajak anak jalan-jalan mengikuti kegiatan yang disenangi anak, berlatih bersama atau belajar bersama anak, mengajak anak ngobrol sambil memberikan motivasi dan pemahaman.

Keterlibatan secara emosional adalah hal yang sangat berkesan bagi anak dan menumbuhkan semangat tersendiri.

7. Memberi Apresiasi

Semangat dan prestasi memang harus didukung dengan apresiasi yang memadai. Bukan hanya anak-anak yang butuh apresiasi, orang dewasa pun senang jika proses belajar diapresiasi. Nah, Parent Pinters bisa memberikan apresiasi positif terhadap keberhasilan belajar atau prestasi yang didapatkan anak.

Berilah apresiasi yang mendidik. Jika membelikan dalam bentuk barang, pilih jenis barang yang bermanfaat dan memiliki nilai edukatif, jika dalam bentuk aktivitas tetap harus mengedepankan kebutuhan edukasi anak.

Dukung semangat belajar dan berprestasi pada anak dengan memasukkan mereka ke pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Kuliah hingga jenjang S2 dan S3 sesuai dengan kemampuan.

Jika ada masalah kendala biaya, Parent Pinters tak perlu khawatir karena saat ini ada banyak solusi biaya pendidikan dari lembaga pemberi pinjaman dana pendidikan.

Pintek adalah lembaga yang memiliki produk pinjaman pendidikan menguntungkan untuk para orang tua di Indonesia. Jumlah pinjaman yang besar dengan sistem pengajuan yang lebih mudah dan angsuran yang ringan.

Dukung semangat belajar dan prestasi anak-anak melalui pendidikan formal yang ditempuh. Cara memotivasi terbaik bagi anak dengan mengantarkan mereka menjadi generasi Indonesia yang memiliki intelektual siap bersaing di tingkat nasional dan global. Pintek siap mendukung impian setiap orang tua.