Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI) - Setelah peserta didik mengikuti pelajaran, diharapkan dapat menjelaskan komponen sistem bahan bakar injeksi (EFI) beserta fungsinya, dan dapat melakukan pemeriksaan terhadap sistem bahan bakar injeksi (EFI). Sistem bahan bakar injeksi adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Tahukah anda apa saja komponen yang termasuk kedalam sistem bahan bakar dan apa peran dari setiap komponen tersebut. Untuk itu ikutilah bab ini untuk mengetahui komponen-komponen serta fungsi dari komponen tersebut. Karena materi ini merupakan dasar dalam tingkat selanjutnya.
A. Pengertian Sistem Bahan Bakar Injeksi Sistem Bahan Bakar Injeksi atau sering di sebut EFI (Electronic uel Injection) adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya di kontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan motor bakar, maka di dalam ruag bakar akan terjadi secara sempurna sehingga didapatkan daya motor yang optimal serta didapat gas buang yang ramah lingkungan. Pada umumnya sistem bahan bakar injeksi dikontrol secara elektronik oleh Electronik Control Module (ECM) atau sering disebut juga Electronic Control Unit (ECU). Tujuan pengaplikasian sistem injeksi adalah meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar, kinerja mesin maksimal, memperpanjang umur mesin dan mengurangi emisi gas buang yang ramah lingkungan. Berdasarkan sistem kontrolnya, sistem injeksi pada saat sekarang dibagi menjadi tiga jenis yaitu, 1. K Jetronic atau K EFI
Pada sistem injeksi tipe K jetronik ini, sistemi njeksinya masih dikontrols ecara mekanik yang artinya pada sistem K jetronik ini belum dilakukan secara elektronik. Pengontrolan injeksi ini dilakukan berdasarkan tekanan udara yang masuk ke dalam intake manifold 2. L Jetronic atau L EFI
Pada tipe L jetronik ini L kepanjangan dari kata Luft yang berasal dari bahasa Jerman yang memiliki arti udara. Pada sistem injeksi tipe L jetronik ini, untuk kontrol injeksinya sudah dilakukan secara elektronik dengan menggunakan sensor utama yaitu Air Flow Meter atau Mass Air Flow (MAF) sensor yang berfungsi untuk mengukur berapa banyaknya jumlah udara yang masuk ke dalam silinder. 3. D Jetronic atau D EFI
Pada tipe D jetronik ini D kepanjangan dari kata Druck yang berasal dari bahasa Jerman yang memiliki arti tekanan. Pada sistem injeksi tipe D jetronik ini, kontrol injeksinya sudah dilakukan secara elektronik dengan menggunakan sensor utama yaitu MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor yang berfungsi untuk mengukur berapa banyak jumlah udara yang masuk ke dalam silinder melalui deteksi tekanan kevacuuman di intake manifold Dalam sistem injeksi terdapat beberapa komponen utama yaiu: Adapun fungsi dari masing-masing komponen dalam sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi sebagai tempat penampungan sementara bahan bakar yang dibutuhkan oleh mesin.
2. Pompa bahan bakar (fuel pump) berfungsi untuk memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor bertekanan tinggi. Jumlah bahan bakar yang disalurkan ke injektor harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin, hal ini bertujuan agar tekanan dalam sistem bahan bakar dapat selalu dipertahankan meskipun kondisi mesin berubah-ubah.
3. Saringan bahan bakar (fuel suction filter) berfungsi untuk menyaring kotoran yang mungkin terkandung dalam bahan bakar agar tidak ikut terhisap oleh pompa bahan bakar (fuel pump) dan menyumbat injektor.
4. Pipa bahan bakar (fuel feed hose) berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar yang telah dipompa oleh pompa bahan bakar (fuel pump) dari tangki bahan bakar menuju ke injektor. Fuel feed hose dirancang harus tahan terhadap tekanan dari bahan bakar yang memiliki tekanan cukup besar akibat dipompa oleh pompa bahan bakar (fuel pump).
Baca juga: Menerapkan Cara Perawatan SISTEM PELUMASAN 5. Injektor berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar dan menyemprotkan bahan bakar tersebut ke saluran masuk (intake manifold), pada umumnya sebelum katup masuk. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tergantung dari tekanan bahan bakar, besarnya lubang pada injektor, dan lamanya injektor tersebut membuka. Setiap injektor yang digunakan pada mesin injeksi sepeda motor memiliki konstruksi yang tidak selalu sama.
6. ECU/ECM adalah sistem pengontrol yang terdapat pada mobil EFI berisi rangkaian elektronika dan software yang bertugas membaca sensor-sensor pada mesin kemudian memerintahkan aktuator untuk bekerja, berbagai kontrol mesin dan keamanan mobil biasanya ada di dalam ECU atau ECM (Engine Control Module).
7. Sensor Sensor berfungsi untuk melaporkan kondisi atau keadaan komponen yang berada dibawah pengawasannya ke ECU. Berikut ini adalah jeis-jenis sensor yang terdapat pada mobil. a. IAT (Intake Air Temperature) IAT adalah kependekan dari ( Intake Air Temperatur) sensor ini berfungsi untuk mengukur suhu udara yang akan masuk kedalam intake manifold. Biasanya, sensor ini terletak berdekatan dengan filter udara.
b. MAF (Mass Air Flow) Sensor selanjutnya, adalah MAF sensor (Mass Air Flow) beberapa menyebutnya sebagai Air Flow meter. Sesuai namanya, sensor ini akan menghitung massa udara yang akan masuk kedalam intake melalui aliran udara tersebut.
c. TPS (Throtle Position Sensor) TPS (Throtle position sensor) adalah sensor yang akan anda temui berikutnya pada mobil yang telah mengusung sistem EFI. Fungsi sensor ini adalah untuk mengukur sudut buka katup gas. Nantinya data ini akan digunakan untuk menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan ke mesin. Pada kendaraan yang mengusung DBW (Drive bywire) juga menggunakan TPS untuk mengoreksi kinerja DBW.
d. MAP (Manifold Air Pressure) MAP adalah singkatan dari Manifold Air Pressure. Ini adalah sensor yang digunakan untuk mengukur tekanan udara didalam intake manifold/ kevakuman intake manifold. Sensor ini akan menggantikan vacum advancer pada pengapian konvensional yang akan mengatur timing pengapian berdasarkan beban mesin.
e. CKPs (Crankshaft Position sensor) Crankshaft Position Sensor atau disingkat CKPs, adalah sensor yang berfungsi untuk mengetahui kecepatan mesin (RPM). Sensor ini biasanya terletak dibagian blok mesin. CKPs memanfaatkan perpotongan ggm untuk mengetahui kecepatan mesin. Nantinya data dari CKPs akan digunakan untuk menentukan beberapa sistem seperti sistem pengapian dan sistem pengisian.
Baca juga: Mengevaluasi hasil perawatan berkala Mesin Kendaraan Ringan f. CMPs (Camshaft Position sensor) Sensor ini pada dasarnya sama dengan CKPs. Namun, Camshaft position sensor digunakan pada camshaft dan terletak di head cylinder. Fungsi utama sensor ini adalah untuk mengetahui posisi “top” pada salah satu silinder. Posisi “top” adalah kondisi dimana piston disalah satu silinder berada pada posisi akhir kompresi dan akan melakukan proses usaha. Biasanya, CMPs akan menentukan posisi “top” pada silinder satu. Nantinya data ini berguna untuk menentukan timing dasar sistem pengapian.
g. Knock Sensor Knock sensor adalah komponen mesin yang berfungsi mendeteksi ketukan (knocking) pada mesin. Ketukan atau knocking terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna, hasilnya akan menimbulkan suara ketukan di dinding silinder mesin. Knock sensor menggunakan bahan piezeo electric yang akan mengeluarkan tegangan saat mendeteksi getaran. Tegangan tersebut dikirimkan ke control module untuk memperbaiki pengapian. Sensor ini terletak di tengah blok mesin, beberapa mesin ada pula yang mengusung dua buah knock sensor.
h. Oil pressure sensor Oil pressure sensor akan mendeteksi tekanan oli didalam mesin, sebelumnya ada komponen bernama oil level switch yang akan mematikan mesin saat ketinggian oli berkurang. Namun komponen ini tidak bekerja efektif saat mesin bekerja. Oil pressure sensor bekerja saat mesin sedang menyala. Saat tekanan oli didalam mesin berkurang, sensor ini akan mengirimkan peringatan ke pengemudi melalui indicator oli. Namun, Jika tekanan oli drop, secara otomatis mesin akan berhenti.
i. Oxygen sensor Sensor selanjutnya, sangat berguna untuk menentukan emisi yang dikeluarkan mesin. Pasalnya, oxygen sensor ini akan mendeteksi kadar oksigen didalam gas buang. Oksigen yang terkandung didalam gas buang mengindikasikan pembakaran yang kurang sesuai. Sehingga, informasi dari sensor ini sangat berguna untuk menentukan pengapian yang lebih sempurna. Biasanya dalam sebuah mesin terdapat dua buah sensor oksigen. Tujuannya, agar pembacaan lebih akurat.
j. WTS (Water Temperature Sensor) Water temperature sensor (WTS) atau Engine Coolant Temperature (ECT) adalah sensor yang berguna untuk mendeteksi suhu air pendingin. Suhu air pendingin mengimplementasikan suhu mesin. WTS akan menjaga suhu mesin tersebut agar tidak berlebihan melalui sistem pendingin. Sinyal dari WTS akan digunakan untuk menghidupkan cooling fan untuk mendinginkan radiator. Biasanya dalam sebuah mesin terdapat dua buah WTS. Pertama terletak sebelum radiator yang berfungsi mendeteksi suhu air pendingin dari mesin. Sensor kedua terletak setelah radiator berfungsi untuk mengoreksi pendinginan dari radiator.
k. Fuel level sensor Sensor ini terletak jauh dari mesin namun, secara tidak langsung berhubungan dengan kinerja mesin. Fuel level sensor akan mendeteksi jumlah bahan bakar didalam tanki bahan bakar. Sinyal dari sensor ini akan dikirimkan ke MID dengan fuel bar.
l. Fuel tank pressure sensor Fuel tank sensor juga terletak jauh dari mesin. Karena komponen ini terletak didalam fuel tank untuk mendeteksi tekanan bahan bakar dalam tanki. Tekanan didalam tanki bahan bakar terbentuk karena uap bahan bakar dan goncangan saat mobil berjalan. Uap ini kemudian diolah menggunakan sistem carcoal canister.
m. Brake pedal sensor Sensor berikutnya juga secara tidak langsung berhubungan dengan kinerja mesin. Brake pedal sensor akan mendeteksi apakah pedal rem berada pada posisi terinjak atau tidak. Pada mobil-mobil matic, pedal rem akan menentukan saat starting. Saat pedal rem tidak terinjak, maka mobil tidak akan bisa strart.
n. Fuel line pressure sensor Fuel line pressure sensor adalah komponen yang akan mendeteksi tekanan bahan bakar dalam sistem bahan bakar. Sensor ini bertujuan untuk mengatur kinerja fuel pump sehingga tekanan didalam sistem bahan bakar tidak drop dan tidak berlebih.
o. Refrigerant pressure sensor Refrigerant adalah cairan yang berfungsi untuk menyerap panas latent didalam sistem AC. Untuk membangkitkan tekanan refrigerant, digunakan komlressor AC yang digerakan oleh mesin. Tekanan refrigerant akan diukur oleh refrigerant pressure sensor. Tekanan ini akan mempengaruhi RPM mesin. Saat kompresor AC terhubung secara otomatis, RPM mesin akan meningkat untuk menerima beban kompresor, RPM kembali normal saat tekanan refrigerant mencapai maksimal.
Baca juga: Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar diesel Common Rail Pada dasarnya, prinsip kerja sistem injeksi adalah mengontrol aliran bahan bakar secara elektronik, mulai dari tangki hingga masuk ke ruang bakar. Aliran bahan bakar ini diproses dalam bentuk kabut dengan volume, sesuai permintaan mesin sehingga teknologi ini lebih irit dari teknologi pengabut bahan bakar karburator. Otak pengontrolnya adalah ECU (Engine Control Unit) atau biasa disebut ECM (Engine Control Modul). “Ketika kunci kontak di posisi On, pompa bahan bakar atau fuel pump akan bekerja selama 2 detik dan memberi tekanan pada selang bahan bakar,. ECU bekerja berdasarkan laporan dari setiap sensor yang terhubung pada beberapa komponen tertentu, sehingg memudahkan ECU untuk melakukan perintah kepada setiap sensor untuk mendeteksi kondisi seiap komponen. Namun pada setiap Sistem tetap memiliki Kelebihan dan Kekurangannya masing-masing. Berikut merupakan Kelebihan pada Sistem Injeksi dan Karburator : 1. Pada Sistem Injeksi : Kelebihannya :
Kelebihannya :
2. Pada Sistem Karburator : Kelebihannya :
Kelemahannya :
Dalam melakukan pemeriksaan kondisi mobil kita harus melakukan beberapa tahap yaitu dengan cara memeriksa: 1. Memeriksa kondisi baterai Cara:
2. Memeriksa Kabel Cara:
3. Memeriksa Fuse/Sikring Cara:
4. Memeriksa saklar kelistrikan Cara:
5. Memeriksa kondisi sensor Cara:
6. Memeriksa sistem bahan bakar Cara:
7. Memeriksa putaran mesin/RPM Cara:
8. Memeriksa sistem pendingin Cara:
9. Memeriksa sistem pelumas Cara:
10. Memeriksa seluruh kondisi mesin menggunakan Scanner Cara:
Setiap kendaraan harus dilakukan perawatan agar kondisinya tetap terjaga dan memiliki kinerja yang optimal. Begitu pula pada kendaraan mobil dengan sistem injeksi. Adapun perawatan yang harus dilakukan pada kendaraan bermobil dengan sistem injeksi adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Jadwal Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar Injeksi
Selain perawatan berkala yang harus dilaksanakan setaip waktu, ada perlunya juga kita mengantisipasi kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada kendaraan yang menggunakan sistem injeksi. Banyak penyebab yang mempengaruhi suatu kinerja kendaraan agar tetap dalam kondisi maksimal. Namun hal tersebut terkadang tidak selamanya mulus, sehingga sering terjadi kerusakan yang menyebabkan kinerja terganggu. Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem bahan bakar injeksi yang umum terjadi pada mobil, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya atau penanganannya (solusinya). Tabel 5.2 Permasalahan Dan Solusi Sistem Bahan Bakar Injeksi
Itulah yang perlu menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI). Semoga bisa membantu keberhasilan belajar sobat. |