Jiff, anjing pemegang rekor Guinness. ©2014 Merdeka.com/www.dailymail.co.uk Merdeka.com - Saat berjalan dengan keempat kakinya, Jiff, anjing Pomeranian imut ini tampak seperti anjing biasa pada umumnya. Tetapi lain ceritanya kalau Jiff sudah beraksi dengan kedua kaki depannya. Jiff sangat piawai berjalan dengan kedua kakinya. Bahkan kecepatannya saat berjalan dengan dua kaki lebih tinggi daripada saat ia berjalan dengan semua kakinya. Berkat keahlian akrobatiknya itu, Jiff menjadi sensasi di dunia maya. Videonya saat sedang beraksi ditonton oleh ratusan ribu orang. Penggemarnya di jejaring sosial pun membludak. Saking fenomenalnya ia bahkan didapuk sebagai bintang tamu di talkshow Good Morning America dan ikut tampil di video klip Dark Horse milik Katy Perry. Tak berhenti sampai di situ, Jiff yang asli Los Angeles ini menurut DailyMail bahkan mendapat gelar sebagai anjing dengan dua kaki tercepat di dunia dari Guiness Book of World Records. Photo by www.dailymail.co.uk Anjing berumur empat tahun ini mendapatkan gelarnya tersebut dengan melakukan tes lari (dengan kedua kakinya, tentu saja). Jiff berlari 10 meter dengan dua kaki belakang hanya dalam waktu 6,56 detik saja. Dengan kaki depannya ia bisa menempuh lima meter hanya dalam waktu 7,76 detik saja. Photo by www.dailymail.co.uk Tetapi bukan hanya itu saja bakat si imut Jiff. Berjalan dengan dua kaki hanya salah satu dari sekian banyak bakat yang dimiliki oleh Jiff. Dia bisa berjabat tangan, membungkuk hormat, mengendarai skateboard, dan bahkan bisa membubuhkan tanda tangan sendiri untuk para penggemarnya. Belum lagi pose lucunya di depan kamera yang sangat gaya. Tak heran kalau editor Guinness Book of World Records, Craig Glenday ikut-ikutan ngefans dengan anjing yang satu ini. [tsr] "Bagaimana hasilnya?" Libero.id - Diego Maradona adalah legenda sepakbola Argentina yang diakui dunia. Bersama Argentina, dia tampil di lima Piala Dunia. Empat Piala Dunia sebagai pemain, dan satu Piala Dunia sebagai pelatih. Bagaimana hasilnya? Bakat Diego Maradona sudah terlihat sejak kanak-kanak. Bahkan, dirinya menjalani debut profesional di klub senior bersama Argentinos Juniors ketika usianya belum genap 16 tahun. Beberapa bulan kemudian, dia juga menjalani debut senior bersama tim nasional. Debut Diego Maradona untuk La Albiceleste terjadi kurang dari 14 bulan sebelum Piala Dunia 1978 digelar di kandang. Tapi, berhubung usia yang masih sangat muda, Cesar Luis Menotti tidak memasukkan nama Diego Maradona dalam skuad yang pada akhirnya menjuarai Piala Dunia 1978. Gagal ikut Piala Dunia 1978, Diego Maradona merenungi kemarahannya dan akhirnya membiarkan sepatunya berbicara di Piala Dunia U-20 1979 di Tokyo. Dia memimpin rekan satu timnya meraih kemenangan atas Uni Soviet di final. Selanjutnya, dia tampil di Piala Dunia 1982, 1986, 1990, 1994 sebagai pemain. Dan, Piala Dunia 2010 sebagai pelatih. Berikut ini hasil Argentina bersama Diego Maradona di Piala Dunia: 1. Piala Dunia 1982 Dengan Diego Maradona menjalani debut Piala Dunia, La Albiceleste kalah tiga kali dari lima pertandingan. Sialnya, turnamen Diego Maradona harus berakhir dengan mengecewakan setelah mendapatkan kartu merah memalukan ketika menendang pemain Brasil.
2. Piala Dunia 1986 Hasilnya, luar biasa. Hingga hari ini, semua orang di seluruh dunia masih membicarakan sepak terjang Diego Maradona dan Argentina. Gol tangah Tuhan, gol terbaik abad 20, hingga mengangkat Piala Dunia adalah kenangan yang diwariskan Diego Maradona dari turnamen di Negeri Sombrero.
3. Piala Dunia 1990 Tidak diizinkan pindah dari Napoli pada musim panas 1989 oleh presiden klub, Corrado Ferlaino, Diego Maradona memainkan peran budak sepakbola. Dia memimpin klub dari Italia Selatan itu meraih gelar Serie A dan Piala UEFA. Dengan fakta seperti itu, Argentina dan Diego Maradona seperti bermain di kandang. Bahkan, ketika semifinal melawan Italia dan pertandingan diselenggarakan di Stadio San Paolo (sekarang Stadio Diego Armando Maradona), mayoritas warga Napoli yang hadir di stadion mendukung sang legenda, meski mengenakan jersey Gli Azzurri. Hasilnya, Argentina mengalahkan Italia melalui adu penalti. Dan, semua orang bersorak di stadion untuk Diego Maradona dan Argentina. Sayangnya langkah Argentina terhenti di final lewat penalti kontroversial Andreas Brehme. Itu kontroversial karena jika VAR sudah ada saat itu, sudah pasti tidak akan ada penalti. 4. Piala Dunia 1994 Argentina saat itu dilatih Alfio Basile. Saat itu, mereka sedang dalam bentuk kolektivitas terbaik sejak Piala Dunia 1978. Diberkati dengan Gabriel Batistuta, Diego Simeone, Fernando Redondo, Abel Balbo, dan Ariel Ortega, mereka sebenarnya tidak membutuhkan sosok superhero seperti Diego Maradona. Namun, Alfio Basile tunduk pada tekanan publik. Dia tidak hanya memanggil Diego Maradona, melainkan juga mengizinkan mempertahankan ban kapten Piala Dunia Argentina melekat di lengan. Sebenarnya, Diego Maradona bermain sangat sedikit di klub sepanjang tahun sebelum turnamen. Tapi, dia menunjukkan level legenda yang dimilikinya. Dia tampil mengesankan dalam dua pertandingan pembukaan Argentina. Dia mencetak gol spektakuler melawan Yunani dan menyesuaikan peran pengganggu melawan Nigeria dengan sempurna. Tiba-tiba, setelah hampir gagal lolos ke Piala Dunia 1994, Argentina tampak seperti calon pemenang turnamen. Tapi, kemudian terjadilah kasus positif doping. Gara-gara ekespresi mata dan wajah saat gol ke gawang Yunani yang mencurigakan, Diego Maradona harus menjalani tes doping. Hasilnya, positif. Entah mengapa, doping Diego Maradona seperti mengubur kegemilangan Gabriel Batistuta, Fernando Redondo, Diego Simeone, Abel Balbo, atau Ariel Ortega. Tanpa sang legenda, Argentina akhirnya kalah. 5 Piala Dunia 2010 Namun, tim bertabur bintang itu tersingkir di perempat final setelah dikalahkan Jerman. Setelah Piala Dunia 2010. Diego Maradona berhenti melatih Argentina. Dia vakum lama sebelum kembali untuk menukangi Gimnasia La Plata di Liga Argentina. Selanjutnya, seperti yang kemudian menjadi sejarah.
(diaz alvioriki/anda) |