Sebutkan tiga hal kebutuhan dasar untuk masa pertumbuhan anak

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/Wong Yu Liang

Ilustrasi orangtua mengajarkan tentang keuangan pada anak.

KOMPAS.com - Pertumbuhan dan perkembangan buah hati menjadi hal yang penting untuk diperhatikan orang tua. Terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.

Periode ini disebut juga sebagai window of opportunity, di mana anak sedang berada dalam masa emas pertumbuhannya. Sehingga, masa ini sangat berpengaruh bagi masa depan anak.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, dr Catharine Mayung Sambo, Sp.A (K) menjelaskan, pemenuhan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan akan membuat anak tumbuh dan belajar menjadi lebih baik secara fisik, emosi, maupun kecerdasan.

"Periode ini sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari, baik secara tumbuh kembang di usia selanjutnya, bahkan ketika nanti dewasa," ujarnya dalam webinar RSPI: Pertumbuhan & Perkembangan Balita, Rabu (24/6/2020).

Baca juga: Anak Tantrum? Jangan Emosi, Lakukan 4 Hal Ini

Ia menjelaskan, periode 1.000 hari pertama kehidupan dimulai sejak janin pertama kali berada di kandungan hingga anak berusia 2 tahun.

Pada masa setelah kandungan, orangtua perlu menerapkan pola asuh responsif dengan memenuhi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak yaitu asuh, asih, asah. Dengan demikian, tumbuh kembang anak bisa optimal.

Asuh adalah pemenuhan kebutuhan fisik anak. Ini mencakup pemenuhan nutrisi, imunisasi, pakaian, tempat tinggal, dan layanan kesehatan pada anak.

Baca juga: Orangtua, Begini Cara agar Anak Tidak Kecanduan Gadget

dr Catharine mengatakan, terkait layanan kesehatan, orangtua harus sigap dalam memutuskan apakah perlu untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan atau melakukan perawatan di rumah. Terlebih ditengah masa pandemi.

"Penting untuk orangtua untuk kenali kapan harus segera ke rumah sakit, dan kapan masih bisa manajemen sakit itu sendiri," katanya.

Asih adalah pemenuhan kebutuhan anak akan emosi atau kasih sayang. Ini mencakup rasa aman, harga diri, kebebasan, dan rasa sukses ketika anak berhasil melakukan sesuatu yang baik.

Keterangan Gambar : Asuh, Asih, dan Asah


Saat ini jamak kita jumpai suami-istri sibuk bekerja mencari nafkah. Situasi tersebut tak jarang membuat anak menjadi ‘korban’ atas kesibukan orang tua. Kebutuhan tumbuh-kembang anak terabaikan. Padahal, seluruh orang tua kalau disinggung masalah tersebut, pasti akan menjawab, “Saya kerja keras juga untuk anak.”

Anak yang kedua orang tuanya bekerja mungkin dapat tercukupi kebutuhan pertumbuhannya. Namun, belum tentu kebutuhan perkembangan anak terpenuhi. Ada perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan jumlah, ukuran, dan dimensi sel atau organ yang berdampak pada aspek fisik. Sementara itu, perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan fungsi pematangan organ termasuk perubahan aspek sosial dan emosional.

Karena itu, meski sibuk bekerja, orang tua harus memenuhi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Menurut Prof. Fasli Jalal, ahli gizi sekaligus Rektor Universitas YARSI Jakarta, saat memberikan materi Webinar Kelas Orang Tua Berbagi Ke-3 yang diselenggarakan BP PAUD dan Dikmas Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (27/10),   mengatakan,   ada   tiga   unsur  penting  dalam   kebutuhan   dasar   terkait pertumbuhan dan perkembangan anak. Tiga kebutuhan dasar tersebut adalah pola asuh, asih, dan asah. Berikut penjelasan mengenai pola asuh, asih, dan asah.

1. Asuh (Kebutuhan Biomedis)

Asuh adalah kebutuhan anak yang terkait dengan asupan gizi, baik saat masih di dalam kandungan maupun setelah terlahir di dunia. Selain gizi, pola asuh meliputi kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian, dan kesehatan.

“Saat ini pelayanan gizi anak di puskesmas menjadi berkurang karena keterbatasan tenaga kesehatan dan pembatasan sosial akibat pandemi covid-19. Karena itu, peran orang tua terutama ibu sangat penting,” kata Prof. Fasli.

2. Asih (Kebutuhan Emosional)

Asih adalah kebutuhan dasar yang terkait dengan kebutuhan emosional anak.  Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, pujian, dihargai, dan diperhatikan.

“Hati-hati anak jangan kebanyakan bermain gadget (gawai). Kondisi emosi harus dijaga. Kontak fisik dan psikis juga dijaga. Spiritual anak diperhatikan” jelasnya.

3. Asah (Kebutuhan akan Stimulasi Mental)

Asah adalah kebutuhan stimulasi melalui aktivitas bermain. Kebutuhan ini apabila dibentuk sejak usia dini akan mempengaruhi etika, kepribadian, kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan produktivitas anak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan webinar, Prof. Fasli juga mengingatkan orang tua dan guru untuk tidak terlalu lama melaksanakan pembelajaran daring.   “Pembelajaran online anak usia dini durasinya cukup 5-10 menit saja (dalam sehari – Red.), jangan lama-lama. Namun, aktivitas dan rutinitas tetap dijaga. Orang tua memantau,” katanya menambahkan.

Ilustrasi balita Foto: Shutter Stock

Sebagai orang tua, Anda perlu terus memantau tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya. Apalagi di saat golden age atau ketika anak berusia 0-5 tahun.

Ya Moms, di usia balita, si kecil akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan di masa mendatang. Di usia emas tersebut, Anda perlu memerhatikan dan menstimulasi beberapa aspek tumbuh kembangnya. Misalnya saja, perkembangan gerak kasar, gerak halus, kemampuan berbahasa, dan sosial kemandirian atau kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain dan memahami dirinya sendiri.

Meski begitu, Anda juga perlu paham bahwa tidak semua anak punya perkembangan yang sama. Sehingga, Anda tidak perlu membanding-bandingkannya dengan anak lain. Pastikan saja, Anda selalu memberikan stimulasi yang tepat dan makanan bergizi seimbang. Selain itu, Anda juga perlu memenuhi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Apa saja, ya?

anak balita Foto: Shutterstock

Dokter Spesialis Anak, dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A(K) dalam acara webinar Rumah Sakit Pondok Indah, dengan tema 'Pertumbuhan & Perkembangan Balita', Rabu (24/6) mengatakan, kebutuhan dasar ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh orang tua agar tumbuh kembang anak secara fisik dan emosional berkembang dengan baik.

Berikut 3 kebutuhan dasar tumbuh kembang anak yang harus dipenuhi.

Mengasuh balita yakni bisa dengan memberikan nutrisi yang tepat, memberikan imunisasi, pakaian, tempat tinggal, dan layanan kesehatan dasar. Dokter yang juga konsultan tumbuh kembang pediatri sosial ini mengatakan penting bagi orang tua mengenali kebutuhan anak, mulai dari kesehatannya.

"Orang tua harus mengenali kapan harus membawa anak ke rumah sakit dan kapan kita masih bisa melakukan manajemen kesehatan itu sendiri. Jadi tidak harus anak sedikit pilek kalau sakit langsung dibawa ke rumah sakit. Selain itu, seperti imunisasi dasar. Orang tua harus memenuhi imunisasi dasar anak sebelum ia berusia 2 tahun dan usia di atas 2 tahun untuk imunisasi tambahan agar anak tetap sehat," kata dr. Mayung dalam acara webinar tersebut.

ibu dan anak balita Foto: Shutterstock

Anda harus memastikan anak mendapat rasa aman, kasih sayang, harga diri, kebebasan dan rasa sukses atau rasa berhasil mencapai sesuatu. Misalnya saja, ketika Anda meminta tolong anak untuk membuang sampah pada tempatnya dengan benar.

Saat anak bisa melakukan apa yang Anda minta, jangan lupa untuk mengapresiasinya dengan mengucapkan terima kasih. Menurut dr. Mayung, membiasakan dan mencontohkan anak untuk berkata terima kasih sangat penting diajarkan sejak dini.

"Ini akan memberikan anak rasa berhasil dan kita sendiri mengajarkan anak membiasakan diri mengatakan terima kasih ketika diminta tolong," ujarnya.

Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal pada anak--utamanya anak balita, Anda juga perlu mengasah gerak kasar, gerak halus, bicara bahasa, dan sosial kemandiriannya. Mengasah tumbuh kembang ini, bahkan seharusnya sudah distimulasi dari lingkungan mikro saat bayi masih di dalam kandungan.

"Ketika anak ini lahir, dia segera masuk ke dalam lingkungan mini, seperti berinteraksi dengan ibu, anak, ayah, nenek-kakek yang mungkin tinggal bersama. Kemudian ketika anak itu keluar bertamu misalnya ke rumah pamannya, maka dia masuk ke lingkungan meso yang agak lebih besar. Di usia sekolah, dia masuk ke lingkungan lebih besar sampai dia masuk ke lingkungan makro, misalnya lingkungan masyarakat. Semua itu adalah lingkungan yang akan dilewati si anak," paparnya.

anak balita laki-laki Foto: Shutterstock

Dokter yang praktik di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan ini juga mengatakan kebutuhan dasar asah ini perlahan mengisi anak untuk memahami bahwa dia adalah bagian dari lingkungan sosial lebih besar.

"Selain itu, ketika dia sudah berada di lingkungan lebih besar, barulah kita ajarkan tentang nilai sosial. Seperti norma dan nilai dalam masyarakat. Ini baru bisa diajarkan ketika dia sudah cukup besar untuk mengerti. Ketiga hal inilah yang harus diterapkan pada anak balita untuk tumbuh kembangnya," tutup dr. Mayung.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA