Apa fungsi o2 dalam sistem transpor elektron

Materi.Co.ID – Hay hay bertemu lagi dengan artikel materi.co.id . Kali ini kita akan membahas tentang sistem transpor elektron. Simak ulasan lengkap nya dibawah ini.

Pengertian Sistem Transport Elektron

Sistem transpor elektron merupakan suatu rantai pembawa elektron yang terdiri dari NAD+, FAD+, koenzim Q, dan sitokrom. Sistem transpor elektron ini memiliki fungsi untuk mengoksidasi senyawa NADH atau NADPH2 dan FADH2 guna menghasilkan ATP.

Pada fase ini, Sistem Rantai transpor electron menerima 10 NADH, 2 FADH2 dan 6 O2 yang lalu diproduksilah 6 molekul air H2O dan 34 energi ATP.

Energi (ATP) dalam sistem transpor electron terbentuk melalui reaksi fosforilasi oksidatif. Energi yang dihasilkan dengan oksidasi 1 mol NADH atau NADPH2 bisa digunakan untuk membentuk 3 mol ATP. Reaksinya sebagai berikut.

NADH + H+ + 1/2 O2 + 3ADP + 3H3PO4 → NAD+ + 3ATP + 4H2O

Sedangkan, energi yang diproduksi dengan oksidasi 1 mol FADH2 dapat menghasilkan 2 mol ATP.

Atom atom Hidrogen yang dilepaskan selama berlangsungnya siklus Krebs akan ditangkap oleh NAD+ dan FAD+ menjadi NADH dan FADH2. Pada saat masuk ke rantai transpor elektron, molekul tersebut akan mengalami rangkaian reaksi oksidasi-reduksi (Redoks) yang terjadi secara berantai dengan melibatkan beberapa zat perantara untuk memproduksi ATP dan H2O.

Komponen dalam Sistem Transport Elektron

Nicotinamide Adenine Dinucleotide, dibentuk dengan penambahan inti Hidrogen dan 2 elektron hydride ion ke NAD+. Cincin Nicotinamide akan kurang stabil saat menerima ion hidrida, dampaknya elektron ion hidrida dari NADH dapat dengan mudah ditransfer.

  • Protein Fe-S(Besi Sulfur)

Baca Juga  Jaringan Parenkim

Berhubungan dengan flavoprotein (metaflavoprotein) dan dengan sitokrom b

Terdapat dalam mitokondria dengan bentuk kuinon teroksidasi (aerob) dan kuinol tereduksi (anaerob), merupakan unsur pembentuk lipida, rumus bangun sama seperti vitamin K dan E, menyerupai plastokuinon (pada kloroplas), rantai samping poliisosprenoid, pengumpul ekivalen pereduksi dari suksinat kolinn, gliserol-3-fosfat, sarkosin, dimetilglisin, asilkoa, yang bertalian langsung dengan rantai respirasi melalui enzim (Flavoprotein dehidrogenase), menerima aliran ekivalen pereduksi dari NADH Dehidrogenase, menyalurkan elektron melewati rangkaian sitokrom mengarah molekul Oksigen.

Tahapan Transport Elektron

  • NADH akan membebaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I. Proses ini membebaskan energi yang menimbulkan dipompanya H+ dari matriks mitokondria mengarah ke ruang antar membran. NADH yang sudah kehilangan elektron akan berubah menjadi NAD+.
  • Elektron akan dilanjutkan kepada ubiquinon.
  • Lalu elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan menimbulkan dipompanya H+ keluar mengarah ruang antar membran.
  • Elektron akan dilanjutkan kepada sitokrom c.
  • Elektron akan dilanjutkan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan membuat dipompanya H+ keluar mengarah ruang antar membran.
  • Elektron lalu diterima dengan molekul oksigen, yang kemudian berikatan dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
  • Bila dihitung, transfer elektron dari berbagai protein tadi menimbulkan dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H+ atau proton tersebut akan kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut ATP sintase.
  • Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut untuk membangun ATP secara bersamaan. Sebab terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks, maka terbentuklah 3 molekul ATP.
  • Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut disebut dengan kemiosmosis.

Penjelasan di atas ialah proses transfer elektron yang berasal dari molekul NADH. Lalu bagaimana dengan elektron yang berasal dari FADH2 ?
FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I, akan tetapi pada komplek protein II. Transfer pada komplak protein II tidak menimbulkan dipompanya H+ keluar mengarah ruang antar membran. Sesudah dari komplek protein II, elektron akan ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama dengan transfer elektron dari NADH. Maka pada transfer elektron yang berasal dari FADH2 , hanya terjadi 2 kali pemompaan H+ keluar mengarah ke ruang antar mebran. Oleh karena itu dalam proses kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP saja.

Baca Juga  Jenis - Jenis Hormon

Ringkasan Tranport Elektron

Tahapan ke-3 dan terakhir dari respirasi sel aerobik, rantai transpor elektron ini mendonorkan sebagian besar ATP. Tahap 3 mengirim energi dari NADH dan FADH 2 untuk membuat ATP. Selama transpor elektron, energi yang digunakan untuk memompa ion hidrogen melalui membran dalam mitokondria, dari matriks ke ruang antarmembran. Sebuah gradien kemiosmotik mengakibatkan ion hidrogen mengalir kembali melintasi membran mitokondria dalam matriks, melalui ATP sintase, memproduksi ATP. Pada saat ATP dari glikolisis dan Siklus Krebs ditambahkan, total yang dihasilkan 38 ATP dari respirasi aerobik dari satu molekul glukosa.

Jadi, dari keseluruhan proses katabolisme 1 glukosa melalui respirasi aerobik, dihasilkan 38 ATP, dengan perincian sebagai berikut:

Glikolisis : 2 NADH + 2 ATP = 8 ATP Oksidasi dari piruvat : 2 NADH (atau 6 ATP) = 6 ATP

Siklus Krebs : 6 NADH + 2 FADH + 2 ATP = 24 ATP

Rantai transpor elektron (bahasa Inggris: electron transport chain, respiratory chain, ETC) merupakan serangkaian rantai dalam membran yang terdiri dari protein kompleks yang mentransfer elektron dari donor elektron menuju akseptor elektron melalui reaksi redoks (reduksi dan oksidasi yang terjadi secara bersamaan). Transfer elektron ini akan mentransfer proton (H+) melintasi membran. Secara keseluruhan, rantai transpor elektron terdiri dari protein, enzim, dan molekul-molekul lainnya.[1]

Rantai transpor elektron pada mitokondria merupaka tempat terjadinya fosforilasi oksidatif pada eukariot. NAH dan suksinat yang dihasilkan pada siklus asam sitrat akan teroksidasi, menghasilkan energi untuk menggerakkan ATP Sintase

Rantai transpor elektron pada membran tilakoid, tempat fotosintesis terjadi.

Elektron-elektron ini mengalir melintasi rantai elektron. Keseluruhan reaksi redoks yang terjadi pada rantai transpor elektron merupakan reaksi eksergonik, yaitu reaksi yang melepaskan energi. Energi ini akan digunakan untuk membuat gradien elektrokimia yang akan mendorong sintesis adenosina trifosfat (ATP). Pada akhirnya, aliran elektron ini akan berakhir pada oksigen sebagai akseptor elektron terkahir, mengasilkan H2O (Air). Pada respirasi anaerobik, ketidaktersediaan oksigen akan diganti dengan molekul lain, seperti sulfat yang menghasilkan H2S (asam sulfat), nitrat, ataupun sulfur.[2] Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap ketersediaan molekul pada habitat organisme tersebut.

Pada rantai transpor elektron, reaksi redoks yang terjadi didorong oleh keadaan energi bebas Gibbs pada komponen-komponen rantai ini. Energi bebas Gibbs berhubungan dengan suatu besaran yang disebut potensial redoks (kecenderungan suatu senyawa untuk menangkap elektron, atau tereduksi, yang diukur dalam satuan Volt).[3]

Suatu elektron bergerak dari potensial redoks yang rendah menuju potensial redoks yang tinggi. Pergerakan elektron tersebut akan melepaskan energi. Energi inilah yang nantinya ditangkap oleh kompleks protein pada rantai transpor elektron. Protein kompleks akan menggunakan energi ini untuk melepaskan proton ke lumen dan menciptakan perbedaan konsentrasi (gradien) proton diantara membran. Gradien merupakan kondisi yang tidak stabil. Untuk stabil, proton diantara kedua sisi membran harus sama besar. Karena hal itulah proton yang tadi di pompa akan berusaha kembali ke dalam sisi membran lewat ATP sintase.[4] ATP sintase akan menggunakan perpindahan proton ini untuk menggerakkan sintesis ATP dengan fosforilasi oksidatif. [5]

Rantai transpor elektron dan fosforilasi oksidatif terdapat di membran dalam mitokondria (cristae). Elektron-elektron ini berasal dari molekul-molekul yang sebelumnya tereduksi seperti NADH dan FADH. Pada tumbuhan atau eukariot yang berfotosintesis, cahaya matahari akan menggerakkan elektron lewat fotosistem hingga pada akhirnya menghasilkan ATP. Pada bakteri, rantai transpor elektron sangat bervariasi. Namun pada makhluk hidup manapun intinya tetap sama, yaitu serangkaian reaksi redoks yang menciptakan gradien elektrokimia yang akan mensintesis ATP lewat fosforilasi oksidatif melalui ATP Sintase.[6]

Kebanyak sel eukariota memiliki mitokondria yang menghasilkan ATP dari produk hasil siklus asam sitrat. Pada membran dalam mitokondria, NADH dan FADH akan melepaskan elektronnya, melintasi rantai transpor elektron, lalu akan bertemu dengan oksigen. Pada akhirnya, oksigen tersebut akan menangkap elektron tersebut dan tereduksi menjadi air.[7] Rantai transpor elektron ini terdiri dari serangkaian enzim yang berfungsi sebagai donor dan akseptor elektron. Setiap donor elektron akan menggerakkan elektron tersebut kepada akseptor yang lebih elektronegatif, yang selanjutnya akan kembali menggerakkan elektron tersebut ke akseptor lainnya. Proses ini terus berulang sampai elektron tersebut sampai ke oksigen, yang merupakan, molekul paling elektronegatif pada rantai tersebut.

 

Rantai transpor elektron akan memompa proton dari matriks mitokondria menuju ruang antar-membran. Hal ini menyebabkan terciptanya gradien proton yang akan menggerakkan sintesis ATP

Pergerakan elektron dari donor ke akseptor akan melepaskan energi. Energi tersebut akan digunakan untuk menghasikan gradien proton diantara membran mitokondria. Hal ini dilakukan dengan "memompa" proton yang ada pada matriks mitokondria menuju ruang antar-membran mitokondira. Proses ini menghasilkan kondisi termodinamika yang memiliki potensial untuk melakukan kerja untuk membuat ATP. Keseluruhan proses ini disebut fosforilasi oksidatif karena ADP akan terfosforilasi menjadi ATP dalam suatu rangkaian transpor elektron yang membutuhkan oksigen.[7]

Energi dihasilkan melalui transfer elekton yang menuruni rantai transfer elektron. Energi ini digunakan untuk memompa proton dari matriks mitokondria menuju ruang antar-membran, menciptakan gradien proton (ΔpH) diantara dua sisi membran dalam mitokondria. Gradien proton in menyebabkan adanya potensial membran (ΔΨM).[8] Hal ini memungkinkan ATP sintase untuk menggunakan aliran H+ melalui enzim tersebut untuk memfosforilasi ATP dari ADP dan fosfat.

Karier Redoks Mitokondria

Rantai transpor elektron pada mitokondria terdiri dari serangkaian kompleks protein yang berperan dalam mengalirkan elektron. Terdapat empat kompleks yang sudah teridentifikasi pada mitokondria. Masing-masing merupakan struktur transmembran yang sangat kompleks dan tertanam pada membran dalam. Tiga diantaranya merupakan pompa proton. Struktur kompleks ini saling terhubung secara elektrostatis dengan karier elektron yang hidrofobik maupaun karier elektron yang hidrofilik.[9]

 

Kompleks Protein pada Mitokondria

Kompleks I (NADH ko-enzim Q Reduktase; ditulis I) menerima elektron dari NADH (karier elektron dari siklus krebs). Kompleks ini akan meneruskan elektronnya ke koenzim Q (ubikuinon; ditulis Q). Selain dari kompleks I, Q juga menerima elektron dari kompleks II (suksinat dehidrogenase; ditulis II). Selanjutnya, Q akan mengirimkan elektron tersebut menuju kompleks III (kompleks sitokrom bc1; ditulis III) yang akan melanjutkan elektron tersebut menuju sitokrom c (ditulis Cyt c). Cyt c akan mengalirkan elektron menuju kompleks IV (sitokrom c oksidase; ditulis IV) yang akan menggunakan elektron dan ion hidrogen untuk mereduksi oksigen menjadi air.[1]

Penggandengan dengan Fosforilasi Oksidatif

 

Deskripsi dari ATP Sintase, tempat terjadinya fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP

Hipotesis Penggandengan Kemiosmosis yang dicetuskan oleh pemenang penghargaan nobel kimia, Peter Mitchell, mengusulkan bahwa rantai transpor elektron dan fosforilasi oksidatif digandeng dengan gradien proton yang melintasi membran dalam mitokondria.[10]

Proton yang dipompa oleh kompleks protein akan menghasilkan gradien elektrokimia. Gradien ini akan digunakan oleh ATP sintase untuk membuat ATP lewat fosforilasi oksidatif. Komponen Fo dari ATP sintase berperan sebagai sebagai saluran ion yang akan dilintasi oleh proton untuk kembali ke matriks mitokondria. Komponen Fo terdiri dari subunit a,b, dan c. Proton pada ruang intra-membran akan memasuki ATP sintase lewat subunit a, lalu bergerak menuju subunit c.[11] Jumlah subunit c akan menentukan berapa banyak proton yang dibutuhkan untuk memutar Fo menjadi satu putaran penuh. Contohnya, pada manusia, terdapat 8 subunit c, sehingga dibutuhkan 8 proton.[12] Setelah subunit c, proton akhirnya akan memasuki matriks mitokondira menggunakan subunit yang terbuka menuju matriks mitokondria. Aliran proton ini akan melepaskan energi bebas dalam bentuk karier elektron yang teroksidasi (NAD+ dan Q). Energi bebas ini akan digunakan untuk mendorong sintesis ATP, yang dikatalisis oleh komponen F1 dari kompleks ATP sinstase.[9] Penggandengan dengan fosforilasi oksidatif sangatlah penting untuk produksi ATP. Namun, dalam kasus spesifik, memisahkan kedua proses ini menjadi dua proses yang berbeda mungkin dapat bermanfaat secara biologis. Salah satu protein yang disebut thermogenin menyediakan saluran alternatif proton untuk kembali ke matriks mitokondria.

  1. ^ a b "Mengenal Transpor elektron". Sains Dan Teknologi. Diakses tanggal 2020-11-21. 
  2. ^ Saefudin. Domain Archaea (PDF). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ "Berkenalan dengan Energi Bebas Gibbs". Kelas Pintar. 2020-09-16. Diakses tanggal 2020-11-21. 
  4. ^ Gerasimovskaya, Evgenia; Kaczmarek, Elzbieta (2010-04-26). Extracellular ATP and adenosine as regulators of endothelial cell function: Implications for health and disease (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. hlm. 139. ISBN 978-90-481-3435-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Anraku, Yasuhiro (1988-06-01). "Bacterial electron transport chains". Annual Review of Biochemistry. 57 (1): 101–132. doi:10.1146/annurev.bi.57.070188.000533. ISSN 0066-4154. 
  6. ^ Kracke, Frauke; Vassilev, Igor; Krömer, Jens O. (2015). "Microbial electron transport and energy conservation – the foundation for optimizing bioelectrochemical systems". Frontiers in Microbiology (dalam bahasa English). 6. doi:10.3389/fmicb.2015.00575. ISSN 1664-302X. PMC 4463002  . PMID 26124754. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Pemeliharaan CS1: Format PMC (link)
  7. ^ a b Waldenström, Jan G. (1975). "Biochemistry. By Lubert Stryer". Acta Medica Scandinavica (dalam bahasa Inggris). 198 (1-6): 436–436. doi:10.1111/j.0954-6820.1975.tb19571.x. ISSN 0954-6820. 
  8. ^ Zorova, Ljubava D.; Popkov, Vasily A.; Plotnikov, Egor Y.; Silachev, Denis N.; Pevzner, Irina B.; Jankauskas, Stanislovas S.; Babenko, Valentina A.; Zorov, Savva D.; Balakireva, Anastasia V. (2018-07-01). "Mitochondrial membrane potential". Analytical Biochemistry. Mitochondrial Biochemistry and Bioenergenetics (dalam bahasa Inggris). 552: 50–59. doi:10.1016/j.ab.2017.07.009. ISSN 0003-2697. PMC 5792320  . PMID 28711444. Pemeliharaan CS1: Format PMC (link)
  9. ^ a b Berg, Jeremy M.; Tymoczko, John L.; Stryer, Lubert (2002). "A Proton Gradient Powers the Synthesis of ATP". Biochemistry. 5th edition (dalam bahasa Inggris): 155. 
  10. ^ "The Nobel Prize in Chemistry 1978". NobelPrize.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-21. 
  11. ^ Walsh, Edward J. (1997-02). "Biochemistry (Garrett, Reginald H.; Grisham, Charles M.)". Journal of Chemical Education. 74 (2): 189. doi:10.1021/ed074p189.2. ISSN 0021-9584.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)
  12. ^ Fillingame, Robert H.; Angevine, Christine M.; Dmitriev, Oleg Y. (2003). "Mechanics of coupling proton movements to c-ring rotation in ATP synthase". FEBS Letters (dalam bahasa Inggris). 555 (1): 29–34. doi:10.1016/S0014-5793(03)01101-3. ISSN 1873-3468. 

 

Artikel bertopik biokimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rantai_transpor_elektron&oldid=18927796"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA