Yang tidak termasuk nama lain al-qur’an adalah .

Al-Qur'an, kitab suci agama Islam memiliki banyak nama. Nama-nama ini berasal dari ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur'an itu sendiri yang memakai istilah tertentu untuk merujuk kepada Al-Qur'an itu sendiri.

Nama-nama tersebut adalah:

  • Al-Kitab (buku)
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]:2)
  • Al-Furqan (pembeda benar salah)
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al Furqaan [25]:1)
  • Adz-Dzikr (pemberi peringatan)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr [15]:9)
  • Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)
  • Asy-Syifa' (obat/penyembuh)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)
  • Al-Hukm (peraturan/hukum)
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (QS. Ar Ra'd [13]:37)
  • Al-Hikmah (kebijaksanaan)
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al Israa' [17]:39)
  • Al-Huda (petunjuk)
Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. (QS. Al Jin [72]:13)
  • At-Tanzil (yang diturunkan)
Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, QS. Asy Syu’araa’ [26]:192)
  • Ar-Rahmat (karunia)
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. An Naml [27]:77)
  • Ar-Ruh (ruh)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy Syuura [42]:52)
  • Al-Bayan (penerang)
(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138)
  • Al-Kalam (ucapan/firman)
Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (QS. At Taubah [9]:6)
  • Al-Busyra (kabar gembira)
Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. An Nahl [16]:102)
  • An-Nur (cahaya)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang. (Al-Qur'an). (QS. An Nisaa' [4]:174)
  • Al-Basha'ir (pedoman)
Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah [45]:20)
  • Al-Balagh (penyampaian/kabar)
(Al-Qur'an) ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrahim [14]:52)
  • Al-Qaul (perkataan/ucapan)
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran. (QS. Al Qashash [28]:51)
  • Islam
  • Al-Qur'an
  • Surah
  • Makkiyah
  • Madaniyah

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nama_lain_Al-Qur%27an&oldid=20814689"

AJI PRIYONO - NIM. 04531654, (2009) DALAL (SESAT) DALAM TAFSIR AL-QUR'AN AL-'AZIM KARYA IBN KASIR. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Preview

Text (DALAL (SESAT) DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZIM KARYA IBN KASIR)
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
Text (DALAL (SESAT) DALAM TAFSIR AL-QUR’AN AL-‘AZIM KARYA IBN KASIR)
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (446kB)

Abstract

Skripsi ini berjudul quot;Dalal (sesat) dalam Tafsir al-Qur'an al-'Azim karya Ibn Kasir quot; Sebagaimana yang telah kita ketahui, belakangan ini banyak sekali berita-berita tentang aliran-aliran keagamaan yang bermunculan di Indonesia yang dianggap sesat oleh sebagian kelompok seperti ajaran Ustadz Roy, Ahmadiyah, al-Qiyadah al-Islamiyah dan lainnya. Term dalal menjadi menarik ketika aliran-aliran itu mengaku sebagaiajaran yang paling benar. Aliran baru ini menyesatkan aliran-aliran yang sudah mapan. Padahal, aliran baru tersebut sudah jelas menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Akibatnya, ada pertentangan yang kuat yang datang dari kelompok lain yang sesuai dengan ajaran jumhur ulama. Oleh karena itu, sepatutnya bagi kita umat Islam untuk menilik kembali bagaimana konsep ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Artinya, kita harus kembali pada al-Qur'an dan sunnah yang mana di dalamnya terkandung ajaran Islam, baik itu tentang kesesatan maupun kebenaran. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu penelitian yang obyek utamanya adalah penelitian pustaka. Adapun sumber data primernya adalah kitab tafsir yang berjudul Tafsir al-Qur'an al-'Azim karya Ibn Kasir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep dalal dalam Tafsir al-Qur'an al-'Azim karya Ibn Kasir, kriteria serta implikasi dari dalal dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode deskriptif dan analitis, yaitu mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan permasalahan dan memeriksa secara konseptual atas makna yang terkandung oleh istilah-istilah yang digunakan untuk memperoleh kejelasan makna yang sebenarnya. Melalui metode penelitian tersebut dapat diuraikan hasil penelitian ini, yaitu: Pertama, penafsiran Ibn Kasir terhadap ayat-ayat dalal tergambar dalam bentuk perilaku dalal. Dalal menurut Ibn Kasir yaitu kekufuran, pembangkangan dan penentangan terhadap kebenaran serta berada pada jalan yang jauh dari hidayah. Kedua, ada beberapa ciri-ciri atau kriteria orang-orang yang sesat yang terdapat dalam al-Qur'an, seperti orang-orang kafir, murtad, musyrik dan lain sebagainya. Ketiga, ada beberapa implikasi dari perbuatan dalal dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, seperti memandang baik segala kemaksitan, menghalalkan yang haram, dan lain sebagainya. Bagi umat muslim, manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelompok-kelompok atau aliran-aliran yang pengamalan ibadahnya tidak sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item

FAISOL MUSLICH - NIM. 02110920 , (2009) AL NAHR WA AL UDHIYAH WA AL QURBAN MIN AL QUR'AN AL 'ADHIM (DIRASAH FI AL TARADIF). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Berangkat pada satu titik kegelisahan penulis mencoba menghadirkan suatu wacana aktual terhadap disiplin seluk beluk kajian ilmu linguistik. yang kiranya layak untuk di jadikan sebuah kerangka pemikiran kompetitif. Kegelisahan ini terinspirasi dari berbagai penafsiran pro dan kontra terhadap meaning atau makna dari frasa an-Nahr, al-Udhiyah serta Qurban di dalam al-Qur’an. Disebutkan dalam al-Qur’an Surat al-Kaustar ayat ke dua bahwa kata inhar dari derivasi kata nahar memiliki arti berqurban, dapat juga diartikan dengan “penyembelihanâ€Âal-dzabaha, al-shadara ‘dada’, contoh dalam kalimat dhoraba 'Ali al-syarthi wa ashoba 'la nahrah artinya Ali telah memukul seorang polisi dan mengenai sebelah atas dadanya, ada juga yang lebih extrim mengartikan dengan bunuh diri, atau yaum al-nahr. kemudian kata al adhhabah berarti kurban, dari derifasi kata dhoha dapat juga diartikan dengan waktu duha “waktu matahari terbitâ€Â, bisa berarti yang berwarna kelabu contoh dalam kalimat “ quot;al-adhhaa min al fars aw al-asyhab atau dalam arti hari raya qurban 'id al-adhha dll. Dari penuturan serta penjelasan diatas dapatlah kiranya penulis meraba-raba serta melacak hakikat keobyektifan dan keotentikan sebuah unsur makna dalam bahasa terutama al-Qur’an, sehingga menemukan jawabannya. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library reasearch) sumber data primer adalah al-Qur’an al ‘adhim, interpretasi data menggunakan deskriptis analisis. Sedangkan teori yang di gunakan dalam hal ini adalah pendekatan sinonim. Data-data yang di peroleh kemudian dideskripsikan dan dianalisis dengan menggunakan kajian semantik. Dari sisi pembahasan masalah tarodluf yang berkembang dalam pemikiran bahasa klasik dan modern. Sibawaih yang termasuk yang setuju adanya sinonim. Ia membagi hubungan dan katanya menjadi (i) berbeda lafal dan berbeda makna, (ii) beda lafal, makna sama, dan (iii) satu lafal beda makna. Sementara Stepehn Ullmann misalnya mengibaratkan sinonim sebagai barang yang mewah yang dengan susah payah di berikan oleh bahasa. Dengan pengandaian ini, dimungkinkan klasifikasi sinonim menjadi: (i) sinonim lengkap dan total, (ii) sinonim tidak lengkap tetapi total, (iii) sinonim lengkap tetapi tidak total dan (iv) sinonim tidak lengkap dan tidak total. Dari penelitian dapat dikatakan bahwa tarodluf dalam al-Qur’an tidak ada karena pada prisipnya ayat-ayat Qur’an jika menunjukkan arti yang sama tidak dapat di gantikan dengan kata yang lain. Kesimpulan tersebut mempunyai arti yang sama secara emotif dan kognitif sebagai sinonim lengkap tapi tidak total karena tidak dapat ditukar dalam semua konteks.

Item Type: Additional Information: Uncontrolled Keywords: Depositing User: Last Modified: URI:
Thesis (Skripsi)
PEMBIMBING: DRS. H. MOCH HABIB, M.AG
ilmu linguistik, frasa an-Nahr, bahasa klasik dan modern
Edi Prasetya [edi_hoki]
04 May 2012 23:42
//digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/2339

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA