Wahyu yang terakhir diterima rasulullah adalah surat al maidah ayat

Ilustrasi. Al-Baqarah ayat 281 adalah ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Surah apa yang terakhir dalam Al Quran?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ayat terakhir Alquran yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah ayat 281 Surah Al-Baqarah.

Apa isi wahyu terakhir Nabi Muhammad?

Surat Al Maidah ayat 3 merupakan wahyu terakhir yang turun saat Nabi Muhammad bersama umat Muslim melaksanakan haji wada’. Dinamakan haji wada’ karena haji tersebut adalah haji terakhir Nabi Muhammad, sehingga disebut haji perpisahan. Wahyu itu disampaikan oleh Nabi ketika berada di Arafah saat melakukan wukuf.

Wahyu yang terakhir turun adalah surat apa dan ayat berapa?

Wahyu terakhir yang diterima Nabi Muhammad SAW diterima pada sembilan hari sebelum beliau wafat. Itu adalah QS Al Baqarah ayat 281.

Surat yang terakhir diturunkan adalah surat Al-Maidah ayat berapa?

Ayat yang terakhir diturunkan adalah surah Al-Maidah [5] ayat 3, ‘…’Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu…” Setelah beberapa ayat tersebut turun, Rasulullah SAW wafat pada 8 Juni 632 M.

Apa isi kandungan surat Al-Maidah ayat 3?

3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala.

Wahyu Alquran terakhir turun dimana?

Wahyu yang terakhir diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah Qs. Al-Maidah ayat 3 bertempat di Padang Arafah bertepatan dengan Haji Wada’.

Wahyu yang terakhir turun adalah surat Al Maidah ayat 3 pada tanggal dan tahun berapakah ayat tersebut turun?

Wahyu terakhir turun ialah pada hari Jumat, 9 Dzulhijah tahun 10 H atau tahun 63 kelahiran Nabi Muhammad SAW atau sama dengan bulan Maret 632 M.

Apa isi kandungan surat Al Maidah ayat 3 brainly?

Apakah kandungan surat Al Hujurat ayat 3?

3. Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

Ada berbagai pandangan perihal ayat Al-Qur’an yang terakhir turun kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qaththan menyebut 9 pandangan perihal ayat Al-Qur’an yang terakhir turun. (Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, [tanpa kota, Darul Ilmi wal Iman: tanpa tahun], halaman 64-66).


1. Surat Al-Baqarah ayat 278 (Ya ayyuhalladzina amanut taqullah wa dzaru ma baqiya minar riba) perihal riba sebagaimana pandangan sahabat Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan Imam Bukhari.


2. Surat Al-Baqarah ayat 281 (Wat taqu yauman turja’un fihi ilallah tsumma tuwaffa kullu nafsin ma kasabat wa hum la yuzhlamun) sebagaimana pandangan sahabat Ibnu Abbas RA dan Said bin Jubair yang diriwayatkan An-Nasai.


3. Surat Al-Baqarah ayat 282 (Ya ayyuhal ladzina amanu idza tadayantum bi daynin ila ajalim musamma, faktubuh) perihal utang sebagaimana pandangan Sa’id bin Musayyab.


4. Surat An-Nisa ayat 176 (Yastaftunaka, qulillahu yuftikum fil kalalah) perihal kalalah sebagaimana pandangan Al-Barra bin Azib riwayat Bukhari dan Muslim.


5. Surat At-Taubah ayat 128 (Laqad ja’akum rasulun min anfusikum…) sebagaimana pandangan Ubay bin Ka’ab RA riwayat Al-Hakim dan Ahmad.


6. Surat Al-Maidah perihal halal dan haram tanpa dinasakh sebagaimana padangan Sayyidah Aisyah RA riwayat At-Turmudzi dan A-Hakim.


7. Surat Ali Imran ayat 195 (Fastajaba lahum rabbuhum anni la udhi’u amala amilin minkum min dzakarin au untsa, ba’dhukum min ba’dhin), Surat An-Nisa ayat 32 (Wa la tatamannau ma fadhdhalallahu bihi ba’dhakum ala ba’dhin), dan  Surat Al-Ahzab ayat 35 (innal muslimina wal muslimat) perihal laki-laki dan perempuan sebagaimana riwayat Ibnu Murduwiyah dari Sayyidah Ummu Salamah RA.


8. Surat An-Nisa ayat 93 (Wa man yaqtul mu’minan muta’ammidan fa jaza’uhu jahannamu  khalidan fiha wa ghadhiballahu alaihi wa la’anahu wa a’adda lahu adzaban azhiman) perihal pembunuhan secara sengaja sebagaimana riwayat Imam Bukhari dari sahabat Ibnu Abbas RA.


9. Surat An-Nashr (Idza ja’a nashrullahi wal fathu) sebagaimana riwayat Imam Muslim dari sahabat Ibnu Abbas RA.


Semua yang disebutkan di sini tidak didasarkan langsung kepada Rasulullah SAW. Semuanya merupakan hasil ijtihad para sahabat bahwa ayat-ayat itu merupakan wahyu terakhir yang turun kepada Rasulullah. (Al-Qaththan, tanpa tahun: 67) dan (M Abdul Azhim Az-Zarqani, Manahilul Irfan fi Ulumil Qur’an, [Kairo, Darul Hadits: 2017 M/1438 H], halaman 81).


Adapun Az-Zarqani menyebutkan 10 pandangan ulama yang menyebutkan ayat terakhir yang turun. Selain sembilan ayat yang disebutkan Al-Qaththan di atas, ada satu pandangan ulama yang mengatakan bahwa Surat Al-Kahfi ayat 110 (Fa man kana yarju liqa'a rabbihi fal ya'mal amalan shalihan, wa la yusyrik bi ibadatihi ahadan) merupakan ayat terakhir yang turun sebagaimana riwayat Ibnu Jarir dari sahabat Muawiyah bin Abi Sufyan. (Az-Zarqani, 2017 M: 84).


Sebagian orang menyebut Surat Al-Maidah ayat 3 sebagai wahyu yang terakhir turun kepada Nabi Muhammad SAW. “Al-yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu alaikum ni‘mati wa radhitu lakumul islam dinan” bagi sebagian orang merupakan ayat terakhir yang turun waktu pada saat wuquf setelah Ashar hari Jumat pada haji wada, bulan Dzulhijjah 10 H. (Syekh M Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, [tanpa kota, Darul Mawahib Al-Islamiyyah: 2016], halaman 14-15).


Syekh M Ali As-Shabuni menyebut bahwa riwayat paling sahih dari semua pandangan itu adalah Surat Al-Baqarah ayat 281 (Wat taqu yauman turja’un afihi ilallah, tsumma tuwaffa kullu nafsin ma kasabat wa hum la yuzhlamun) sebagaimana pandangan Ibnu Abbas RA riwayat An-Nasai yang dikutip oleh As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an.


Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada tahun 11 H. Surat Al-Baqarah ayat 281 turun 9 hari sebelum Rasulullah SAW wafat (pada malam Senin, Rabiul Awwal 11 H/632 M). Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada hari-hari menjelang wafat Rasulullah SAW. (As-Shabuni, 2016: 17).


Adapun setelah Surat Al-Maidah ayat 3 pada Zulhijjah tahun 10 H, Rasulullah masih hidup sekira 81 hari. Sembilan hari sebelum wafatnya tahun 11 H, Surat Al-Baqarah ayat 281 turun. Dengan demikian, pendapat yang shahih mengatakan, ayat terakhir yang turun adalah Surat Al-Baqarah ayat 281.


Dengan Surat Al-Baqarah ayat 281 itu pula, wahyu terputus. Itu pula yang menandai “selesainya” hubungan langit dan bumi. Rasulullah SAW wafat setelah menunaikan amanah, menyampaikan risalah, dan membimbing manusia ke jalan Allah. (As-Shabuni, 2016: 17).


Pandangan serupa disampaikan oleh Az-Zarqani. Dari 10 pendapat ulama, satu pendapat yang paling melapangkan hati adalah pendapat mutlak yang menyebutkan Surat Al-Baqarah ayat 281 sebagai ayat terakhir turun. Sedangkan sembilan pendapat lainnya bersifat tidak mutlak. (Az-Zarqani, 2017 M: 84-85). Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Materi ke-3 Kelas 5 & 6 Pondok Romadhon. Rabu, 6 Ramadhan 1441 Hijriah.

Masjid As Sakinah Surabaya

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabatakatuh.

Mari membaca penggalan surat al Maidah ayat 3.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًۭا ۚ 

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” 

Mengapa dinamakan surat al Maidah

Surah Al-Ma’idah (bahasa Arab: المآئدة, al-Mā’idah, yang berarti “Jamuan Hidangan”) adalah surah ke-5 dalam Al-Qur’an dengan jumlah ayat 120.

Surah al-Maidah diturunkan setelah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah, namun ada beberapa ayat yang diturunkan di Makkah tepatnya sewaktu Beliau melakukan haji wada’,  maka surah tersebut digolongkan ke dalam surah Madaniyyah.

Adapun penamaan surah ini dengan nama al-Ma’idah (hidangan) disebabkan dalam surat tersebut mengkisahkan peristiwa perjamuan antara Nabi Isa As dan para pengikutnya dengan hidangan diturunkan dari langit sebagai anugrah langsung dari Allah Swt.

Nama lain dari surat al-Ma’idah adalah al-Uqud (perjanjian), nama tersebut diambil dari kata yang terdapat di ayat pertama dari surat al-Ma’idah, Allah Swt memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk menepati janji yang telah diucapkannya baik janji kepada Allah Swt dengan mengakui Ia sebagai Tuhan satu-satunya atau janji kepada sesamanya.

Selain kedua nama tersebut, surah al-Ma’idah juga dinamakan surah al-Munqidz (penyelamat),  nama tersebut disarikan atas penjelasan di akhir surat tersebut, bahwa Nabi Isa As. melakukan penyelamatan untuk umatnya dengan memberikan persaksian atas umatnya kepada Allah Swt, oleh sebab itu Nabi Isa As dipanggil dengan sebutan al-Masih (sang Penyelamat).

Asbabun nuzul (sebab diturunkan)

Mengenai firman-Nya: al yauma akmaltu lakum diinakum (“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu.”) ‘Ali bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu ‘Abbas: “Maksudnya ialah Islam.

Allah telah mengabarkan Nabi-Nya saw. dan orang-orang yang beriman bahwa Allah telah menyempurnakan keimanan kepada mereka sehingga mereka tidak membutuhkan penambahan sama sekali.

Dan Allah telah menyempurnakan Islam sehingga Allah tidak akan pernah menguranginya, bahkan Allah telah meridlainya. Allah tidak akan pernah memurkainya selamanya.”

Asbath mengatakan, dari as-Saudi: “Ayat ini turun pada hari Arafah, dan setelah itu tidak ada lagi ayat yang turun menyangkut halal dan haram. Kemudian Rasulullah saw kembali dan setelah itu beliau meninggal dunia.”

Ibnu Jarir dan beberapa ulama lainnya mengatakan: “Rasulullah saw. meninggal pada hari Arafah, yaitu setelah 81 hari.”

Keduanya telah meriwayatkan dari Ibnu Jarir. Selanjutnya ia menceritakan, “Sufyan bin Waki’ menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, dari Harun bin Antarah, dari ayahnya, ia berkata,

‘Ketika turun ayat: al yauma akmaltu lakum diinakum (“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu.”) yaitu pada hari haji akbar [besar],

Maka ‘Umar menangis, lalu Nabi saw. bertanya: ‘Apa yang menyebabkan engkau menangis?’

Umar menjawab: ‘Aku menangis disebabkan karena selama ini kita berada dalam penambahan agama kita. Tetapi jika sudah sempurna, maka tidak ada sesuatupun yang sempurna melainkan akan berkurang.’

Kemudian beliau bersabda: ‘Engkau benar.’”

Pengertian tersebut diperkuat oleh sebuah hadits yang menegaskan sabda Rasulullah saw.: “Sesungguhnya, Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali mejadi asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing.” (HR Muslim dalam Kitab al-Iman [145])

Imam Ahmad mengatakan, dari Thariq bin Syihab, ia berkata:

“Ada seorang Yahudi yang datang kepada ‘Umar bin Khaththab, lalu berkata: ‘Hai Amirul Mukminin, sesungguhnya kalian membaca sebuah ayat dalam kitab kalian. Jika ayat tersebut diturunkan kepada kami, orang-orang Yahudi, niscaya kami akan menjadikan hari ini [hari turunnya ayat itu] sebagai hari raya.’

‘Ayat yang mana itu?’ tanya ‘Umar.

Orang Yahudi itu berkata: ‘Yaitu firman-nya: al yauma akmaltu lakum diinakum wa atmamtu ‘alaikum ni’matii (“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku.”).’

Maka ‘Umar pun berkata: ‘Demi Allah, sesungguhnya aku telah mengetahui hari ketika itu turun kepada Rasulullah saw. Dan waktu diturunkannya ayat itu kepada Rasulullah saw., yaitu pada malam Arafah hari Jum’at.’ (Hadits ini diriwayatkan pula oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i)

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

TUGAS :

LINK SOAL HARI Rabu, 29 April 2020SDN BANYU URIP 3/364 SURABAYA

Kelas 5 //bit.ly/2W5PSZH


Kelas 6 //bit.ly/3eUmVZn

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA