Sebutkan apa saja 10 Adab Menuntut ilmu dalam Islam?

Bismillahirrahmaanirrahim

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan tentang Islam, termasuk di dalamnya masalah adab. Seorang penuntut ilmu harus menghiasi dirinya dengan adab dan akhlak mulia. Dia harus mengamalkan ilmunya dengan menerapkan akhlak yang mulia, baik terhadap dirinya maupun kepada orang lain.

Berikut diantara adab-adab yang selayaknya diperhatikan ketika seseorang menuntut ilmu syar’i,

Pertama, Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu

Dalam menuntut ilmu kita harus ikhlas karena Allah Ta’ala dan seseorang tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan memurnikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah:5)

Orang yang menuntut ilmu bukan karena mengharap wajah Allah termasuk orang yang pertama kali dipanaskan api neraka untuknya. Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)

Kedua, Rajin berdoa kepada Allah Ta’ala, memohon ilmu yang bermanfaat

Hendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan memohon pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu serta selalu merasa butuh kepadaNya.

Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk selalu memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan berlindung kepadaNya dari ilmu yang tidak bermanfaat, karena banyak kaum Muslimin yang justru mempelajari ilmu yang tidak bermanfaat, seperti mempelajari ilmu filsafat, ilmu kalam ilmu hukum sekuler, dan lainnya.

Ketiga, Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu

Dalam menuntut ilmu syar’i diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam barsabda, “ Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR. Al-Baihaqi)

Keempat, Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah Ta’ala

Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menghalangi ilmu yang bermanfaat, bahkan dapat mematikan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan siksa Allah Ta’ala.

 Kelima, Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu

Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.

Imam Mujahid mengatakan,

لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحْىٍ وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ

“Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong” (HR. Bukhari secara muallaq)

Keenam, Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guru

Allah Ta’ala berfirman, “… sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az-Zumar: 17-18)

Ketujuh, Diam ketika pelajaran disampaikan

Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar’i tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syar’i yang disampaikan, tidak boleh ngobrol. Allah Ta’ala berfirman, “dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raaf: 204)

Kedelapan, Berusaha memahami ilmu syar’i yang disampaikan

Kiat memahami pelajaran yang disampaikan: mencari tempat duduk yang tepat di hadaapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalama. Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran, tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan, tidak membaca satu kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama, mengulang pelajaran setelah kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

Kesembilan, Menghafalkan ilmu syar’i yang disampaikan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataanku, kemudian ia memahaminya, menghafalkannya, dan menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih faham daripadanya…” (HR. At-Tirmidzi).

Dalam hadits tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah Ta’ala agar Dia memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang mendengar, memahami, menghafal, dan mengamalkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka kita pun diperintahkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran yang bersumber dari Al-Quran dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kesepuluh, Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan

Ketika belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran, poin-poin penting, fawaa-id (faedah dan manfaat) dari ayat, hadits dan perkataan para sahabat serta ulama, atau berbagai dalil bagi suatu permasalahan yang dibawa kan oleh syaikh atau gurunya. Agar ilmu yang disampaikannya tidak hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangi pelajarannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ikatlah ilmu dengan tulisan” (HR. Ibnu ‘Abdil Barr)

Kesebelas, Mengamalkan ilmu syar’i yang telah dipelajari

Menuntut ilmu syar’i bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang menerangi manusia, namun membakar dirinya sendiri.” (HR Ath-Thabrani)

Kedua belas, Berusaha mendakwahkan ilmu

Objek dakwah yang paling utama adalah keluarga dan kerabat kita, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim: 6).

Hal yang harus diperhatikan oleh penuntut ilmu, apabila dakwah mengajak manusia ke jalan Allah merupakan kedudukan yang mulia dan utama bagi seorang hamba, maka hal itu tidak akan terlaksana kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, seorang dapat berdakwah dan kepada ilmu ia berdakwah. Bahkan demi sempurnannya dakwah, ilmu itu harus dicapai sampai batas usaha yang maksimal. Syarat dakwah:

  1. Aqidah yang benar, seorang yang berdakwah harus meyakini kebenaran ‘aqidah Salaf tentang Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, Asma’ dan Shifat, serta semua yang berkaitan dengan masalah ‘aqidah dan iman.
  2. Manhajnya benar, memahami Al-quran dan As-sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih.
  3. Beramal dengan benar, semata-mata ikhlas karena Allah dan ittiba’ (mengikuti) contoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak mengadakan bid’ah, baik dalam i’tiqad (keyakinan), perbuatan, atau perkataan.

***

[Zulfa Sinta Filavati]

Referensi:
Adab & Akhlak Penuntut Ilmu karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas

——————————————————————————–

Artikel muslimah.or.id

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan

🔍 Keutamaan Penghafal Quran, Hukum Baca Quran Saat Haid, Hukum Bekam Saat Puasa, Dalil Haji, Batas Waktu Sahur, Celana Isbal Gaul, Istri Sholehah Idaman Suami, Hadits Tentang Nasihat, Tentang Aurat, Panas Pada Bayi Naik Turun

Umroh.com – Sebagai manusia alangkah baiknya untuk kita memiliki adab dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menuntut ilmu. Seseorang penuntut ilmu tentunya harus dapat menghiasi dirinya dengan adab dan akhlak yang mulia. Mereka juga harus mengamalkan ilmunya dengan meminta akhlak yang mulia, baik terhadap dirinya maupun untuk orang lain. Selama menjalaninya juga Anda harus tahu mengenai 20 adab menuntut ilmu yang perlu Anda tahu dan pahami.

Karena dengan adab yang dimilikinya, maka seseorang akan menjaga ucapannya serta tingkah lakunya dalam lingkungan dimana dia tinggal. Berikut ini merupakan adab-adab yang selayaknya kita ketahui ketika menuntut ilmu.

Baca juga : Jangan Takut! Ini 7 Tips Memastikan Makanan Halal

Pengertian Adab

Secara bahasa pengertian adab adalah sebuah akhlak mulia dengan bentuk dari tingkah laku, tabiat atau aturan-aturan yang berdasarkan norma maupun berdasarkan agama. Adab berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah pendidikan atau mendidik. Sedangkan pengertian adab menurut bahasa Yunani adalah kebiasaan atau etika. Namun pada intinya, adab adalah sebuah perilaku dari manusia yang menunjukkan kehalusan dan kebaikan budi pekerti seperti kesopanan, serta akhlak untuk mendidik dirinya sendiri supaya menjadi orang yang paham akan aturan dan menjadi manusia yang bertanggung jawab.

Adab Menuntut Ilmu

Berikut di antara adab-adab yang selayaknya diperhatikan ketika seseorang menuntut ilmu syar’i :

1. Ikhlas

Ketika seseorang sedang menuntut ilmu, maka sudah seharusnya kita selalu ikhlas karena Allah SWT dan seseorang yang sedang menuntut ilmu tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat jika mereka tidak ikhlas menuntut ilmu karena Allah SWT atau menuntut ilmu hanya sekadar ingin dipandang oleh orang lain. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran “Agar mereka tidak diperintahkan agar beribadah hanya untuk Allah dengan memurnikan ketaatan hanya untukNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan menjalakan mereka membuat sholat dan memurnikan zakat ; dan yang demikian merupakan agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah )

2. Rajin berdoa kepada Allah

Setiap seseorang yang sedang menuntut ilmu, sudah seharusnya rajin berdoa kepada Allah SWT dan memohon ilmu yang bermanfaat bagi dirinya kelak agar bisa membagikan ilmu yang mereka punya untuk diajarkan kepada orang lain.

3. Bersungguh – sungguh dalam belajar

Umroh.com merangkum, dalam menuntut ilmu sangat diperlukan niat yang sungguh-sungguh. Karena ketika menuntut ilmu maka tidak layak untuk kita menjadi orang yang bermalas-malasan dalam mencari ilmu. Nabi Muhammad SAW bersabda “Dua orang yang rakus tidak akan pernah kenyang yaitu (1) orang yang rakus terhadap ilmu dan tidak pernah puas dengan dan (2) orang yang serakah ke dunia dan tidak pernah suka kenyang.” (HR. Al-Baihaqi)

Hanya di Umroh.com, Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download sekarang juga!

4. Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat

Bagi siapapun yang sedang menuntut ilmu lalu dia tetap melakukan maksiat, maka akan terhalang dari ilmu yang bermanfaat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menggantikan ilmu yang bermanfaat, bahkan dapat membebaskan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan siksa dari Allah SWT.

5. Tidak sombong dan tidak malu ketika menuntut ilmu

Ketika seseorang yang sedang menuntut ilmu menjadi sombong dan memiliki sifat malu, maka mereka tidak akan pernah mendapatkan ilmu selama kedua sifat tersebut masih ada pada dirinya. Imam Mujahid mengatakan “Seseorang yang tidak belajar ilmu : orang pemalu dan orang yang sombong.” (HR. Bukhari)

6. Mendengarkan dengan baik pelajaran yang dijelaskan oleh guru

Saat seseorang menuntut ilmu dan sedang belajar dalam mengkaji ilmu alangkah baiknya untuk kita selalu mendengarkan penjelasan dari guru.

7. Diam pada saat pelajaran berlangsung

Seseorang yang memiliki adab tentunya akan diam ketika guru menjelaskan dan tidak berbicara ketika tidak ada kepentingan yang lain.

8. Berusaha untuk menerima ilmu yang disampaikan oleh guru

Kiat menarik pelajaran yang disampaikan oleh guru atau pengajar adalah mencari tempat duduk yang tepat di hadapan guru dan memperhatikan penjelasan guru, bersungguh-sungguh dalam mencatat.

9. Menghafalkan ilmu yang telah disampaikan

Nabi Muhammad SAW bersabda “Allah akan memberikan cahaya kepada wajah orang yang telah membuka perkataan, kemudian ia dapat memahaminya, menghafalkan nya dan memulainya. Banyak orang membawa fikih kepada orang yang lebih paham daripadanya.” (HR. At-Tirmidzi)

Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW berdoa kepada Allah SWT agar Allah SWT memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang mendengarkan, memahami, menghafal dan mengamalkan ilmu yang mereka miliki.

10. Mengikat ilmu atau pelajaran dengan melalui tulisan

Ketika seseorang sedang menuntut ilmu, maka penuntut ilmu ini harus meminta pelajaran, poin-poin penting dan juga fawaa-id (faedah dan manfaat) agar ilmu yang dipelajarinya tidak mudah hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali dia mengulanginya.

Dengan melaksanakan umroh bisa melancarkan rezeki, kunjungi Umroh.com dan dapatkan paket menariknya!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]

11. Mengamalkan ilmu

Alangkah baiknya untuk kita agar selalu mengamalkan ilmu yang kita punya, karena dengan mengamalkan ilmu yang kita punya maka sama seperti kita memberikan pengetahuan kepada orang lain. Yang tadinya orang lain tidak tahu maka akan menjadi tahu.

12. Berusaha mendakwahkan ilmu

Objek dakwah yang paling utama adalah keluarga dan kerabat. Bagi seseorang yang sedang menuntut ilmu alangkah baiknya untuk memberikan dakwah kepada keluarga terdekat.

13. Hendak sopan ketika mengajukan sebuah pertanyaan

Ketika guru sudah menjelaskan, lalu sang guru memberikan sesi tanya jawab, alangkah baik untuk kita yang sedang menuntut ilmu untuk mengajukan sebuah pertanyaan dengan nada yang penuh kesopanan dan tidak menyinggung perasaan dari guru kita.

14. Hendaknya sopan terhadap teman-teman

Ketika seseorang menuntut ilmu alangkah baiknya juga untuk memiliki adab kesopanan, baik itu ke guru maupun ke teman – teman kelasnya, karena sikap sopan santun kepada teman juga merupakan sikap sopan kepada guru kita.

15. Memberikan salam kepada semua yang hadir ketika masuk kelas

Seseorang yang memiliki adab dalam menuntut ilmu, tentunya tidak akan lupa mengucapkan salam ketika dia hadir terutama ketika memasuki ruangan kelas. Karena memberikan salam merupakan dari bentuk sikap penuh kehormatan bagi guru dan teman kita.

16. Meninggalkan debat kusir dan adu argumen

Seseorang yang memiliki adab dalam menuntut ilmu tentunya akan menjauhi debat kusir dan adu argumen yang nanti akan membuat kita menjadi pertengkaran.

17. Memuji kehebatan guru

Alangkah baiknya untuk kita selalu memuji kehebatan guru kita, baiknya itu berupa ilmu yang dimiliki oleh guru kita ataupun kesabaran selama mengajar muridnya. Memuji juga harus dilakukan di belakang guru bukan hanya memuji di depan guru saja.

18. Hendak hadir di dalam kelas dengan pakaian yang layak

Seseorang yang memiliki adab tentunya akan selalu ingat bahwa bersih adalah sebagian dari iman.

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

19. Sopan kepada guru

Sebagai orang yang memiliki adab dalam menuntut ilmu, tentunya harus sopan kepada gurunya dan menghargai guru.

20. Berterima kasih kepada guru

Berterima kasihlah kepada guru kita, karena beliau kita dapat mengetahui ilmu dan menambah ilmu.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA