Pemakaian obat-obatan yang tidak terkendali dan akibatnya terhadap sistem saraf

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Narkoba atau narkotika dan obat-obatan terlarang mengacu pada kelompok senyawa, yang jika dikonsumsi, dapat menurunkan tingkat kesadaran, menciptakan halusinasi, atau menimbulkan risiko kecanduan bagi penggunanya. Bahkan jika dikonsumsi dengan berlebihan, pengguna bisa mengalami overdosis yang dapat berujung pada kematian.

Dalam dunia medis, beberapa jenis narkotika digunakan secara terbatas untuk tindakan pembiusan pra-operasi atau untuk pereda rasa sakit bagi beberapa gangguan kesehatan tertentu. Namun, dalam penggunaan non-medis, narkoba kerap disalahgunakan oleh sebagian orang untuk alasan coba-coba, bersenang-senang, bahkan untuk melupakan masalah. Karena obat-obatan terlarang merupakan obat keras yang hanya boleh digunakan untuk keperluan medis dengan resep dokter, maka penyalahgunaannya bisa menyebabkan berbagai efek negatif bagi kesehatan.

Tak jarang, pengguna narkoba mengalami perubahan perilaku dan kondisi kejiwaan ke arah negatif, seperti berhalusinasi, menjadi apatis, dan kesulitan untuk mengontrol diri. Tak hanya gangguan psikis, banyak juga masalah kesehatan fisik serius yang bisa muncul akibat penggunaan narkoba, seperti masalah-masalah kesehatan berikut.

Gangguan Fungsi Hati

Penggunaan narkoba dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi hati akibat penyakit hepatitis B dan C yang banyak dialami oleh pengguna narkoba jenis suntik. Virus hepatitis B dan C ini memang dapat ditularkan lewat aliran darah. Oleh karena itu, pengguna narkoba jenis suntik memiliki risiko yang tinggi untuk tertular virus hepatitis yang berasal dari pertukaran jarum suntik oleh IDU (Injection Drug User). Penyakit hepatitis dapat menyebabkan infeksi pada hati yang dapat meningkatkan risiko penderita untuk mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti gagal fungsi hati, kanker hati, dan kondisi kerusakan hati permanen (sirosis hati).

Gangguan Sistem Imunitas

Salah satu gangguan kesehatan yang paling rentan dialami oleh pengguna narkoba adalah gangguan sistem imunitas. Gangguan ini terjadi akibat paparan zat narkoba yang membuat daya tahan tubuh terus menurun. Pengguna narkoba suntik juga berpotensi lebih besar untuk terjangkit HIV/AIDS yang mengganggu sistem imunitas tubuh.

Penularan penyakit ini dapat terjadi akibat kontak dengan cairan tubuh penderita, termasuk darah, melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian oleh IDU (Injection Drug User). Pada umumnya, HIV/AIDS tidak menimbulkan gejala atau tanda-tanda spesifik sehingga penderita cenderung tidak menyadari penyakit ini pada tahap awal. Setelah masuk ke fase yang lebih parah, penderita akan mengalami penurunan imunitas yang dapat menyebabkan infeksi dan disfungsi organ tubuh yang membuat penderita HIV/AIDS berpotensi mengalami komplikasi penyakit.

Gangguan Sistem Saraf

Penyalahgunaan narkoba, seperti heroin, dapat menyebabkan berbagai gangguan pada saraf, mulai dari rasa kebas yang muncul pada anggota gerak yang dimiliki penderita hingga pandangan buram. Gangguan sistem saraf pada pengguna narkoba dapat terjadi karena saat penggunaannya, impuls atau rangsangan terhadap saraf menjadi sangat aktif dan cepat, hal ini menyebabkan aliran listrik yang tidak seimbang pada otak. Jika dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin gangguan pada saraf bisa berubah menjadi kerusakan saraf permanen yang mengakibatkan stroke atau bahkan kelumpuhan.

Gangguan Pada Pembuluh Darah dan Jantung

Narkoba memberikan dampak negatif terhadap kesehatan pembuluh darah jantung. Zat-zat narkotika yang mengalir di pembuluh darah secara perlahan mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga memicu penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah, seperti kebocoran hingga penyumbatan pada pembuluh darah. Beberapa jenis narkoba, seperti kokain dan ekstasi menstimulasi peningkatan hormon katekolamin yang mengakibatkan jantung bekerja lebih keras, hal ini dapat menyebabkan kematian otot dan gagal jantung.

Mengingat banyak sekali dampak negatif yang bisa muncul serta tingkat adiksi yang sulit dilepaskan akibat penggunaan narkoba, ada baiknya untuk mengontrol diri dan mengedukasi orang-orang terdekat untuk menjaga diri dari bahaya narkoba sebagai langkah awal untuk memelihara kesehatan Anda dan keluarga. Jika Anda atau anggota keluarga terlanjur menyalahgunakan narkoba, jangan tunda untuk segera melakukan proses rehabilitasi melalui konseling atau tindakan medis melalui pengawasan dokter agar Anda dan keluarga bisa memiliki hidup yang lebih baik. #LiveExcellently

Medan,

Maraknya penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang di kalangan para generasi muda. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara (BNN-SU) dan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan (BPOM) menyelenggarakan acara Coffee Morning mengenai “Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dan obat-obatan dikalangan Generasi muda di Provinsi Sumatera Utara” bertempat di Aula Transparansi Dinas Kominfo Provsu, Selasa (26/09).

Acara Coffee Morning tersebut dibuka olehKepala Dinas Kominfo Provsu Drs. H. MHD. Fitriyus, SH, MSP yang diwakili oleh Kepala Bidang Layanan E-Government Dra. Eli Suhaeriyah, M.Si didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik Abdul Aziz, S.Sos, M.AP yang juga berperan sebagai moderator.

Dalam sambutan Kadis Kominfo Provsu acara ini dilaksanakan untuk memberikan ilmu terhadap seluruh generasi muda Sumatera Utara terkait dengan bahaya pengaruh narkoba serta obat-obatan. Kadis Kominfo Provsu juga berharap dengan adanya acara ini dapat melahirkan generasi muda sumatera utara yang sehat tanpa narkoba, sehingga para tunas bangsa sebagai generasi penerus dapat menggapai masa depan yang cemerlang dan gemilang.

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara (BNN-SU) Brigjend. Pol. Andi Leodianto mengatakan pengguna narkotika di 33 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, laki-laki sebanyak 74,5% dan perempuan 25,49%. Adapun jenis narkoba yang sering digunakan yaitu sabu-sabu, putaw, inex/extasi dan ganja/cimeng.

Andi juga menjelaskan Dampak orang yang sudah menggunakan narkoba, tidak dapat berpikir dengan baik seperti layaknya orang normal. Maka dekatilah Keluarga, orangtua yang dapat memberi arahan positif dan jauhi narkoba

Andi menghimbau, kepada seluruh Instansi agar dapat bersinergi untuk menjalankan operasi narkoba. Jika ada  teman atau tetangga yang pemakai atau pengedar boleh dilaporkan ke BNN dan BPOM, bukan di tangkap tetapi untuk diberi arahan.

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan (BPOM) Drs. Ramses Doloksaribu mengatakan Pada tahun 2015, obat  Paracetamol, Cafein dan Carisoprodol yang dikenal dengan singkatan PCC adalah jenis obat somadril dan Tramadol yang dapat mematikan.

Ramses juga menjelaskan Pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya untuk pengawas Obat-obatan. Bagi pengguna obat, harus mengkonsumsi obat-obatan melalui resep medis/dokter. Dan Alur obat-obatan yang masuk harus melalui farmasi

Turut hadir di acara tersebut, Pejabat esselon III & IV, Instansi Terkait, Wartawan media cetak & online, Mahasiswa/i serta Siswa/i. (LIP)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA