Yang tidak berpengaruh terhadap cepat lambatnya pernapasan adalah

16. Yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya manusia melakukan pernapasan, kecuali …a. Suhu tubuh.b. Usia.c. Warna kulit.d. Posisi tubuh.17. Gambar disamping adalah prosespertukaranoksigendankarbondioksida di …a. Kapiler.b. Sel-sel tubuh.c. otot diafragma.d. paru-paru.18. Kelainan pada sistem pernapasan manusia sangat bermacam-macam yangsering dialami oleh manusia. Pada musim pancaroba seperti ini penyakit apa yangbiasanya di derita oleh manusia …a. Tuberkulosis.b. Skoliosis.c. Anemia.

By Anonymous 19 Jan, 2021

Definisi frekuensi pernapasan:


Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit, dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh.

Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali.

Baca Juga: Sistem Organ Pernapasan Manusia, Lengkap!
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:

frekuensi pernapasan
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun.
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan.

3. Suhu tubuh

Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.

4. Posisi tubuh

Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk.

Baca Juga: Mekanisme Pernapasan Dada dan Pernapasan Perut

Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.

5. Aktivitas

Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.

Baca Juga: Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2

Page 2

Sumber: //www.dreamstime.com
Pada ukurannya, setiap menit manusia melakukan pernapasan antara 15-18 kali (inspirasi-ekspirasi). Cepat lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar, yaitu:
Sumber: //infosahabat.com
  1. Umur/Usia, umumnya makin bertambahnya umur sesorang, maka irama pernapasannya semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan semakin berkurangnya kebutuhan energi. Usia balita, banyak energi, yang berarti laju metabolisme dalam tubuh juga akan lebih cepat, sehingga membutuhkan banyak oksigen dan juga mengeluarkan lebih banyak karbondoksida.
    Sumber: //www.freepik.com
  2. Jenis Kelamin, jenis kelamin adalah faktor yang dapat mempengaruhi pernapasan, karena irama pernapasan laki-laki umumnya lebih cepat daripada perempuan sebab laki-laki umumnya beraktivitas lebih banyak dan bekerja lebih keras daripada perempuan.
    Sumber: //www.dreamstime.com
  3. Suhu Tubuh, manusia adalah mahluk hidup yang bersifat homoioterm yang berarti suhu tubuhnya relatif konstan bekisar 36-37°C. Semakin rendah suhu, akan semakin cepat pernapasan. Sebaliknya semakin tinggi suhu semakin lambat pernapasan. Akan tetapi hal yang demikian tidak berlangsung secara terus menerus. Apabila suhu tubuh terus meningkat, pada suhu tertentu laju irama pernapasan akan semakin cepat. Misalnya saat tubuh demam. 
    Sumber: //www.freepik.com
  4. Posisi Tubuh, posisi tubuh menentukan banyaknya otot dan organ tubuh yang bekerja. Hal ni berarti menentukan kebutuhan kebutuhan energi untuk mendukungnya. Sebagai contoh pada saat berdiri otot-otot kaki banyak yang berkontraksi, juga otot-otot tubuh yang ikut menjaga agar posisi tubuh tegak berdiri ikut berkontraksi. Di samping itu, agar tubuh dapat berdiri, maka organ dan pusat saraf keseimbangan bekerja untuk mengendalikan posisi tubuh. Oleh karena itu irama pernapasan pada posisi berdiri lebih cepat daripada orang yang duduk atau berbaring. 
    Sumber: //www.freepik.com
  5. Kegiatan atau Aktivitas Tubuh, kegiatan yang dilakukan sehari-hari memerlukan energi. Semakin banyak organ tubuh yang bekerja dan semakin berat kerja organ tersebut semakin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan, sehingga laju metabolisme dan irama pernapasan semakin cepat.

  6. Materi Sebelumnya

    Home

    Materi Selanjutnya

Page 2

Setiap makhluk hidup memerlukan proses respirasi atau pernapasan dalam menunjang hidupnya. Dalam sistem pernapasan, respirasi merupakan suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh.

Sistem respirasi atau sistem pernapasan mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung – faring – laring – trakea – bronkus – paru-paru – alveolus – sel-sel, melallui dinding kapiler darah.

Pada umumnya manusia bernapas sebanyak 15-18 kali dalam semenit. Pada balita sekitar 60 kali dalam satu menit, jika dibandingkan dengan denyut jantung maka pernapasan lebih rendah 4-5 kali.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses respirasi ini, antara lain usia, jenis kelamin, suhu tubuh, aktivitas sehari-hari, dan kondisi lingkungan.

Semakin bertambahnya umur manusia maka frekuensi bernapasnya akan semakin melambat. Hal ini disebabkan oleh laju metabolism dalam tubuh yang memang mulai berkurang sehingga oksigen yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.

(Baca juga: Mekanisme Pernapasan pada Manusia)

Lain halnya dengan mereka yang ada di usia balita sampai remaja. Segmen usia ini memiliki kebutuhan oksigen lebih banyak guna mendukung proses metabolisme yang tinggi, dikarenakan usia tersebut berada dalam masa pertumbuhan sehingga frekuensi bernapas lebih cepat.

Pada umumnya laki-laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Selain itu laki-laki juga memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar dibandingkan wanita.

Pada saat suhu tubuh meningkat maka laju pernapasan akan semakin cepat. Contohnya adalah ketika kita terserah demam, maka napas akan lebih cepat dibandingkan biasanya.

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka energi yang dibutuhkan semakin banyak. Selain itu, tubuh melakukan metabolisme lebih banyak, sehingga laju pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

Ketinggian suatu tempat juga mempengaruhi frekuensi pernapasan. Semakin tinggi suatu tempat maka akan terjadi penurunan tekanan, sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam udara semakin sedikit seiring bertambahnya ketinggian.

Ketika kita mendaki gunung, misalnya, saat mencapai ketinggian tertentu, hal ini menyebabkan kita merasa sulit untuk bernapas. Pada ketinggain >4500 mdpl dapat menyebabkan mabuk udara, sehingga kita merasa pusing, penglihatan kabur, melemahnya pendengaran dan koordinasi otot, serta kehilangan kesadaran.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA