Secara garis besar penyebab konflik dibagi atas 3 penyebab, yaitu :
|
Perbesar
Pengunjuk rasa berdemonstrasi untuk mendukung mereka yang dibombardir di Gaza. (JAAFAR ASHTIYEH/AFP)
Terdapat setidaknya 4 faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat, yaitu:
1. Perbedaan Individual
Penyebab konflik sosial dalam masyarakat yang pertama adalah adanya perbedaan individual. Setiap manusia adalah individu unik karena tidak pernah ada kesamaan mutlak antara seseorang dengan orang lain. Ketika terjadi interaksi antar individu, terjadilah perbedaan perasaan, pendapat, tujuan, dan keinginan yang menimbulkan konflik sosial.
Setiap pihak yang berkonflik akan berusaha melenyapkan lawannya, baik secara simbolik maupun tidak untuk dapat memenangkan kepentingannya. Sebagai contoh adalah pesta musik yang dilakukan pada malam hari di sebuah kampung. Sebagian individu akan terhibur dengan pesta musik tersebut. Namun, anggota masyarakat lain, yang mungkin memiliki bayi kecil atau yang hanya punya waktu istirahat pada malam hari, bisa saja berpendapat berbeda.
2. Perbedaan Kebudayaan
Penyebab konflik sosial dalam masyarakat yang selanjutnya adalah adanya perbedaan kebudayaan. Latar belakang budaya yang berbeda dapat memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku individual dalam sebuah kelompok. Bahkan, dalam kelompok yang sama, tidak tertutup kemungkinan adanya perbedaan kebudayaan, karena budaya lingkungan keluarga yang membesarkan setiap individu berbeda-beda.
Ukuran yang dipakai oleh sebuah kelompok tidak akan sama dengan yang lain. Perbedaan ini dapat menimbulkan sikap etnosentrisme, sikap bahwa kelompok sendiri adalah yang paling baik, biasanya disertai dengan meremehkan kelompok lain. Dari hal ini bisa muncul konflik sosial dengan dasar perbedaan kebudayaan.
3. Perbedaan Kepentingan
Penyebab konflik sosial dalam masyarakat yang selanjutnya adalah adanya perbedaan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya. Pada dasarnya, setiap individual atau kelompok memiliki kepentingan berbeda terhadap sesuatu. Jika kepentingan ini dibenturkan, maka yang terjadi adalah "pertarungan" untuk menentukan kepentingan yang lebih dimenangkan.
4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat
Penyebab konflik sosial dalam masyarakat yang selanjutnya adalah adanya perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak akan menciptakan keguncangan proses sosial di dalam masyarakat. Faktor ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat jadi penting. Perubahan itu dapat berpengaruh pada bergantinya sistem nilai yang berlaku.
Hal ini terjadi karena setiap individual atau kelompok memiliki cara berbeda dalam menanggapi perubahan sosial tersebut. Ada yang cepat beradaptasi, ada yang menolak, dan sebagainya. Ada individu atau kelompok yang awalnya mendapatkan keuntungan atas sistem nilai terdahulu, kemudian setelah terjadi perubahan sosial, justru dirugikan. Sebaliknya, ada pula individu atau kelompok yang awalnya dirugikan, kemudian diuntungkan. Perbedaan cara pandang atas perubahan sosial inilah yang dapat menimbulkan konflik sosial.
Etnosentrisme adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Penyebab, Jenis, Dampak & Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Etnosentrisme yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian menurut para ahli, penyebab, jenis, dampak dan contoh, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakan dengan kebudayaan lain.
Adapun pengertian etnosentrisme menurut para ahli yang diantaranya yaitu:
-
Menurut DeVito “2011;533” bahwa pengertian etnosentrisme ialah kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan dan perilaku dalam kultur sendiri yang lebih baik, lebih logis dan lebih wajar dari pada kultur lain.
-
Menurut Alo Liliweri “2003;138” bahwa pengertian etnosentrisme ialah paham yang setiap penganut kebudayaan atau kelompok dalam suku bangsa menganggap lebih superior dibandingkan dengan kelompok luar.
-
Menurut Harris “1985” bahwa pengertian etnosentrisme ialah kecenderungan individu merasa kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok lain yang dianggap liar, inhuman, menjijikan bahkan tidak rasional.
-
Dalam bukunya The Authoritarian Personality, Adorno “1950” menyampaikan bahwa pengertian etnosentrisme ialah seseorang yang cenderung kurang terpelajar, kurang bergaul, pemeluk agama yang fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan terutama sebagai kesetiaan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnos atau bangsa disertai prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa lain.
-
Menurut Hammond dan Axelrod “2006” bahwa definisi etnosnetrisme sebagai a nearly universal syndrome of discriminatory attitudes and behavior, the attitude include seing own group as virtuous and superior, one own standard of value as universal and outgroup as contemptible and inferior.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Perubahan Sosial adalah
Penyebab Munculnya Etnosentrisme
Etnosentrisme ialah sebagai salah satu bentuk sikap, maka dapat disederhanakan bahwa pembentukan etnosentrisme sama halnya dengan pembentukan sikap, sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu.
Maka dari itu Gerungan “1991” menyampaikan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap ini ialah faktor internal dan eksternal individu.
Pengamatan dalam komunikasi melibatkan proses pilihan di antara seluruh rangsangan objektif yang ada di luar diri individu. Pilihan tersebut berkaitan erat dengan motif-motif yang ada dalam diri individu. Selektivitas pengamatan berlangsung karena individu tidak dapat mengamati semua stimulus yang ada.
Sikap dapat dibentuk dan diubah berdasarkan dua hal yaitu karena interaksi kelompok dan komunikasi. Sedangkan menurut Triatmaja “2011” bahwa dari hasil penelitian mengenai etnosentrisme menunjukkan bahwa orang yang mempunyai pendidikan randah mempunyai tingkat etnosentrisme yang lebih tinggi dari pada yang berpendidikan tinggi.
Etnosentrisme dapat disimpulkan bahwa etnosentrisme ialah pandangan atau paham bahwa kelompok atau kebudayaan sendiri lebih baik dari pada kelompok atau kebudayaan lain. Serta menganggap nilai dan norma kebudayaan sendiri lebih baik dan bisa dijadikan standar bagi kebudayaan yang lain.
Menurut Levinson “Neulip, 2006” menyebutkan dasar-dasar etnosentrisme yang terdiri dari sikap yang meliputi stereotype negatif dan perilaku bermusuhan yang ditujukkan kepada individu di luar kelompoknya “out-group” serta stereotype positif dan bersikap tunduk dan loyal terhadap anggota sesama kelompoknya “ingroup”.
Interaksi antara kelompok maupun sesama anggota kelompok, dimana sangat menghargai hubungan hirarkis dalam kolompok namun bersifat autoritarisme dalam memandang kelompok lain dan merasa berhak mendominasi kelompok lainnya.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Preventif dan Represif
Jenis-Jenis Etnosentrisme
Dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa etnosentrisme terbagi atas dua macam jenis yang dikenal dengan “explicit etnosentrisme” dan “implicit etnosentrisme” menurut Hooghe “2008”, maksud dari kedua macam etnosentrisme ini ialah:
- Explicit Etnosentrisme yang dimaksud dengan explicit etnosentrisme ialah seseorang bersedia untuk menunjukan stereotype negatif pada individu di luar kelompoknya.
- Implicit Etnosentrisme, pengertian implicit etnosentrisme ialah seseorang mengalami halangan untuk menunjukan sifat etnosentrismenya. Namuan mereka tetap menolak adanya persamaan hak, adanya pemisahan dalam bidang pendidikan, perumahan dan sikap negatif kepala kelompok lainnya “Hooghe, 2008”.
Dan selain itu secara empiris menurut Hooghe “2008” bahwa macam-macam etnosentrisme terdapat atas dua jenis yakni etnosentrisme kebudayaan dan etnosentrisme ekonomi. Hal itu didasari oleh Hoogje lantaran etnosentrisme timbul karena adanya perbedaan budaya atau kebiasaan pada dua atau lebih etnik yang berinteraksi dalam suatu tempat. Menurut Hooghe “2008” bahwa penjelasan kedua macam ini dalam etnosentrisme yang cukup berhubungan namun dapat dibedakan secara empiris yaitu:
Kepercayaan bahwa norma budaya sendiri lebih baik dari pada norma kebudayaan lain. Hal ini ditujukan kepada kelompok kebudayaan lain dan mengakui bahwa daerah tersebut sebagai miliknya. Mereka biasanya menunjukkannya dengan simbol-simbol keagamaan, pakaian atau hal lainnya yang menunjukkan keberadaan mereka.
Mereka beranggapan bahwa kelompok lain sebagai pesaing mereka dan karena itu berusaha untuk membatasi ruang ekonomi kelompok tersebut. Hal ini biasanya ditunjukan dengan mendiskriminasi para pekerja dari kelompok lain dan menolak menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh kelompok lain.
Jenis-Jenis Etnosentrisme Berdasarkan Manfaatnya
Selain itu terdapat dua macam atau dua tingkatan etnosentrisme yaitu diistilahkan “tingkat rendah” dan “tingkat tinggi”, adapun pengertian dari keduanya yaitu:
- Tingkat rendah, yang dimaksud dengan tingkat rendah yang dapat bermanfaat untuk perkembangan kelompo, dapat menimbulkan rasa kebangsaan, patriotisme dan kemauan untuk berkorban.
- Tingkat tinggi, sedangkan arti dari pada tingkat tinggi, etnosentrisme dapat merusak komunikasi antar budaya dan juga merendahkan kebudayaan lain.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Birokrasi Adalah
Dampak Etnosentrisme
Dalam etnosentrisme terdapat dua dampak yang akan ditimbulkan yaitu dampak positif dan negatif. Maksud dari hal ini bahwa etnosentrisme kerap kali menimbulkan hal yang memberikan keuntungan dan kerugian, adapun macam dampak yang ditumbulkan yaitu:
1. Dampak Positif Etnosentrisme
Adapun positif etnosentrisme yang diantaranya:
- Meningkatkan Kesatuan, Kesetiaan Dan Moral Kelompok
Sebagai suatu dampak positif yang menguntungkan dimana dalam artian bahwa kelompok-kelompok etnosentrisme tampak lebih bertahan dibandingkan dengan kelompok yang bersikap toleran. Sehingga etnosentrisme berdampak positif dalam mengukuhkan nasionalisme dan patriotisme, tanpa adanya etnosentrisme tidak akan membawa kesadaran nasional yang penuh.
- Perlindungan Terhadap Perubahan
Berkaca pada sejarah negara Jepang abad ke-19, etnosentrisme merupakan instrumen untuk menghambat masuknya unsur asing ke dalam kebudayaan. Hal itu membawa dampak kemajuan besar yang membawa pada perubahan terjadi bangsa Jepang.
2. Dampak Negatif Etnosentrisme
Adapun dampak negatif etnosentrisme yang diantaranya yaitu:
- Dapat Menimbulkan Konflik Antar Suku
Sebagai suatu sikap yang menganggap kebudayaannya lebih baik dibandingkan yang lainnya, maka dalam perkembangan tersebut sering kali akan menimbulkan konflik yang digolongkan antara mayoritas dan minoritas, seperti yang kerap terjadi di Indonesia.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Masalah Sosial adalah
Diketahui bahwa sikap yang menjadi dasar utama dari etnosentrisme, sedangkan dalam perilaku dan komunikasi politik, itu tidak terlepas dari kondisi geografis dimana aktor bergerak, sehingga kerap kali unsur yang menjadi gerakan politik ialah budaya dan agama.
Contoh Etnosentrisme
Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak manusiawi.
Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan penafsiran mengenai masalah carok antara masyarakat Madura dan kelompok masyarakat lainnya karena tidak adanya pemahaman atas konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut dalam masyarakat Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak ditentang oleh para ahli ilmu sosial.
Contoh yang lain adalah kebiasaan memakai koteka bagi masyarakat papua pedalaman. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga papua pedalaman, memakai koteka mungkin adalah hal yang sangat memalukan. Tapi oleh warga pedalaman papua, memakai koteka dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggaan.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Assessment Adalah
Demikianlah pembahasan mengenai Etnosentrisme adalah – Pengertian Menurut Para Ahli, Penyebab, Jenis, Dampak & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan