Apa yang dimaksud dengan teknik berkomunikasi

Jakarta, INFO_PAS – Sebagai seorang public speaker, penampilan saat berkomunikasi di depan publik adalah salah satu kunci bagaimana informasi yang kita sampaikan dapat dipahami komunikan, yakni pandangan mata, gesture tubuh, intonasi suara, dan ekspresi wajah. Seluruh faktor ini sangat menunjukkan kepercayaan diri, keterbukaan, dan kebenaran informasi yang kita sampaikan.

Hal tersebut disampaikan presenter Chacha Annisa kepada peserta Pembentukan Agen Informasi dan Publikasi Pemasyarkatan, Kamis (15/10) di Hotel Atria Gading Serpong. “Penting bagi seorang public speaker untuk memperhatikan penampilan saat berkomunikasi,” terang Chacha.

Lebih lanjut, news anchor tvOne ini juga menyampaikan strategi dan teknik komunikasi seseorang dalam menyampaikan pesan kepada komunikan atau pendengar informasi. “Pandangan mata dan gesture tubuh seorang public speaker adalah teknik kunci dalam menyampaikan pesan,” imbuh Chacha.

Selain itu, Chacha mengatakan teknik komunikasi berperan penting dalam menentukan seberapa besar informasi yang dapat disampaikan kepada masyarakat. Bagaimana bisa seseorang mendapat informasi secara utuh dan jelas jika komunikasi yang digunakan tidak menggunakan teknik yang tepat.

Pemateri lainnya, Bahrul Wijaksana menambahkan teknik komunikasi akan menjelaskan bagaimana kita memberikan pesan kepada masyarakat atau pendengar informasi. Hal ini menjadi jawaban dari pertanyaan salah satu peserta kegiatan tentang bagaimana meyakinkan komunikan atau pendengar dengan informasi yang kita sampaikan.

“Sikap dan respecting each other atau memberikan rasa hormat adalah kunci bagaimana kita yakinkan pendengar terhadap pesan yang kita sampaikan,” terang Bahrul. (O2).

Teknik komunikasi adalah suatu upaya komunikasi yang disengaja serta mempunyai tujuan. Definisi Gode, memberi penekanan pada proses penularan pemilikan, yaitu dari yang semula (sebelum komunikasi) hanya dimiliki oleh satu orang kemudian setelah komunikasi menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Definisi Barnlund, menekankan pada tujuan komunikasi, yaitu untuk mengurangi ketidakpastian, sebagai dasar bertindak efektif, dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego.

Teknik komunikasi sama halnya dengan komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Komunikasi yang disampaikan merupakan suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan dengan kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.

Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama – sama ikut terlibat dan sama – sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.

Ada beberapa jenis – jenis dari teknik komunikasi yang dapat digunakan peneliti untuk mengetahui teknik komunikasi apa yang digunakan oleh Satpol PP yaitu diantaranya, komunikasi persuasif (persuasive communikation), komunikasi

Hubungan Manusiawi (human relation communication), komunikasi instruktif dan komunikasi koersif (coersive communication) :

a. Teknik Komunikasi persuasif

Persuasif, yakni agar orang lain yang diajak berkomunikasi bersedia menerima sesuatu faham atau keyakinan, dan mau melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan dan lain – lain. Jadi persuasif merupakan suatu teknik komunikasi secara pesikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan. Tetapi komunikasi ini hanya digunakan kepada komunikan yang potensial saja, artinya tokoh yang mempunyai jajaran dengan pangkatnya atau anak buahnya dalam jumlah yang sangat banyak sehingga apabila ia berhasil diubah sifatnya atau ideologinya, maka seluruh jajaran mengikutinya.

Komunikasi persuasif akan sangat efektif. Hal itu akan terjadi apabila adanya pengurangan disonansi. Tetapi sebaliknya apabila disonansi itu ditingkatkan maka komunikasi persuasif kemungkinan akan tidak efektif. Dan komunikasi persuasif itu sangat memerlukan pemahaman dari seorang komunikator. Persuasif juga merupakan sesuatu atau semacam tipuan yang sangat meyakinkan.

Dalam kamus besar persuasif diartikan komunikasi yang bersifat membujuk secara halus (supaya menjadi yakin) hanya dengan cara pendekatan itu dilakukan. Sedangkan arti persuasi adalah bujukan halus, ajakan seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek yang meyakinkannya.

Koersif dapat diartikan suatu pemaksan yang nantinya kebanyakan pada hasilnya menampakkan suatu hasil yang negatif, yang sifatnya berkenaan dengan koersi. Koersi adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan atau dilaksanakan dengan mempergunakkan tekanan sehingga salah satu pihak yang berinteraksi berada dikeadaan lemah dibandingkan dengan pihak lawan. Dan merupakan sistem komunikasi yang menggunakan paksaan atau kekerasan.

Hal ini sering dilakukan oleh Satpol PP jika ada pihak yang melanggar aturan atau norma – norma dalam masyarakat, maka tindakkan kekerasan akan di lakukan kepada masyarakat yang telah melanggarnya. Kekerasan tersebut dilakukan hanya untuk memberi tindakan tegas kepada masyarakat agar tidak melanggar aturan – aturan yang berlaku dalam masyarakat atupun pemerintahan. Tindak koersif tidak hanya berupa pemukulan ataupun kekerasan sejenisnya akan tetapi koersif bisa berupa sanksi-sanksi yang diberikan oleh Satpol PP kepada masyarakat yang telah melanggar aturan Pemerintah.

c. Teknik Komunikasi instruktif

Instruktif adalah suatu perintah yang bersifat mengancam. Tetapi ancamannya itu mengandung suatu yang dapat menjadikan seseorang itu untuk melakukan perintahnya. Instruktif bersifat memerintah, nasihat-nasihatnya bergaya. Sedangka yang dimaksud dengan instruksi adalah perintah atau arahan (untuk melakukan suatu pekerjaan atau melakukan suatu tugas, dan merupakan pelajaran dan petunjuk).

Teknik komunikasi instruktif bisa digunakan dalam suatu organisasi yaitu antara atasan dan bawahan, serta bisa digunakan oleh suatu organisasi pemerintahan

kepada masyarakat guna mencapai suatu tujuan yang baik terutama dalam penegakkan kawasan yang tertib.

d. Teknik Komunikasi Hubungan Manusiawi

Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai-nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang mendalam. Seperti halnya mengubah sifat, pendapat, atau perilau seseorang. Jika ditinjau dari sisi ilmu komunikasi hubungan manusia ini termasuk kedalam komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih dan bersifat dialogis.

Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional approach) dan pendekatan sosial budaya (sosio-cultur approach):

1. Pendekatan Emosional

Teknik pendekatan yang biasanya digunakan dalam pendekatan ini biasanya bersifat icing, yaitu seni menata pesan dengan emotional approach (pendekatan emosional) yang sedemikian rupa, sehingga komunikan menjadi tertarik perhatiannya. Dalam hubungan ini komunikator mempertaruhkan kepercayaan komunikan terhadap fakta pesan yang disampaikan, maka teknik ini berujung pay off

atau reward, yaitu bujukan atau rayuan dengan cara “mengiming-imingi” komunikan dengan hal yang menguntungkan atau menjanjikan harapan. Pada umumnya emotional approach ini menggunakan konseling sebagai senjata yang ampuh, baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini bertujuan agar pesan bisa secara langsung menyentuh perasaan komunikan.

2. Pendekatan Sosial Budaya

Salah satu tujuan komunikasi adalah tersampaikannya pesan dari komunikator kepada komunikan, maka dianjurkan bagi komunikator terlebih dahulu memahami perilaku social serta budaya masyarakat setempat yang akan menjadi komunikan. hal ini bertujuan agar komunikan, lebih memahami serta tidak merasa tersinggung oleh pesan yang disampaikan oleh komunikator, selain hal tersebut masyarakat yang menjadi komunikan tidak dapat terlepas dari budaya. oleh karena itu pesan akan lebih mudah diterima jika tidak menghilangkan aspek–aspek seni budaya yang berada di sekitar komunikan berada.

Dalam kaitannya dengan penegakan kawasan tertib, Satuan Polisi Pamong Praja sangat membutuhkan teknik komunikasi hubungan manusiawi ini. Dikarenakan karena dalam pelaksanaan penegakan kawasan tertib perlu adanya pendekatan secara psikologis antara aparatur Satpol PP dengan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan penegakan kawasan tertib.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA