Berikan 2 contoh beriman kepada qada dan qadar


Contoh perilaku iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari hari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IX SMP.

pontren.com – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, wilujeng siang mas mbak yang sedang menjadi siswa siswi pada jenjang pendidikan kelas 9 SMP maupun MTs. Kali ini kita akan membahas mengenai contoh perilaku iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari – hari.

Contoh ini kami ambilkan dari buku panduan guru untuk mengajar mapel PAI untuk jenjang pendidikan kelas 3 SMP alias tingkat IX.

untuk dalil naqli, anda bisa membaca pada artikel dengan judul : Dalil AlQuran tentang Qada dan Qadar beserta Pengertian dan Manfaat

Langsung saja, apa saja contohnya perilaku beriman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari hari?

Ada 5 contohnya.

Ini dia jawaban mengacu kepada buku panduan.

Pertama, Menanamkan dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT (contoh perilaku iman kepada qada dan qadar)

Salah satu cermin beriman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara menanamkan dalam dada jiwa dan hati keimanan serta ketaqwaan kepada sang Khaliq yaitu Allah Subhana wa ta’ala.

Dalam kata ini menyebutkan menanamkan selanjutnya meningkatkannya, dengan begitu ada kesinambungan dalam memelihara iman dan taqwa beserta usaha dan ikhtiar untuk melakukan peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Kedua, Meneladani & senantiasa membiasakan diri membina hubungan baik dengan dengan para Muslimin

Dalam menjadikan contoh teladan orang-orang islam yang soleh bisa dengan membaca dan mempelajari buku mengenai perilaku dan tindakan kesalehan para ulama maupun shalihin pada masa dahulu.

Atau bisa pula meneladani orang islam yang masih hidup dalam menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangannya.

Selanjutnya contoh perilaku mengenai iman kepada qada dan qadar yaitu senantiasa menjalin hubungan baik, menjaga sillaturrhami dengan kaum muslimin.

Ketiga, Menyadari bahwa manusia sebagai makhluk yang lemah dan mempunyai sikap lapang dada dan ikhlas menerima segala sesuatu yang berhubungan dengan adanya qada dan qadar

Dengan menyadari sebagai makhluk lemah maka kesombongan maupun tinggi hati menjadi tidak berlaku dalam hati maupun pikiran.

Dan memang kenyataannya manusia merupakan mahluk lemah, mengalami sakit maupun kesusahan yang lainnya.

Selain itu, contoh perilaku beriman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari hari adalah dengan menerima segala sesuatu yang berhubungan dengan keberadaan qadha maupun qodar dengan ikhlas.

Keempat, Berbaik sangka kepada Allah terhadap ketentuan yang Allah Swt. berikan kepada kita (contoh perilaku iman kepada qada dan qadar)

Salah satu contoh dalam kehidupan sehari hari beriman kepada qadha maupun qadar yaitu dengan berhusnudhan kepada Allah SWT, yaitu berbaik sangka kepada Allah SWT akan ketentuan-Nya yang Dia berikan kepada kita.

Hal ini sejalan dengan hadits qudsy yang berbunyi;

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu ( kumpulan Malaikat).
(H.R. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675 )

Kelima, Senantiasa berdoa kepada Allah Swt. agar mempunyai ilmu yang bermanfaat dan mempunyai akhlak yang mulia

berdoa dengan baik, bukan seperti hanya memohon saat ada bintang jatuh

Contoh lain perilaku mencerminkan kepada qada dan qadar yaitu dengan senantiasa berdoa kepada Allah, misalnya setelah salat wajib 5 waktu.

Selanjutnya memohon kepada Allah supaya mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta memiliki akhlak yang mulia.

Demikianlah lima Contoh perilaku iman kepada qada dan qadar yang kami tulis mengacu kepada buku PAI Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IX SMP. Dan kami tambahkan sedikit uraian penjelasan.

Selamat menulis, salam kenal dan wassalaamu’alaikum.


BincangSyariah.Com – Sebelum menginjak ke pembahasan tentang perilaku yang mencerminkan iman kepada qadha dan qadar, kita mesti terlebih dahulu paham pengertian tentang qadha dan qadar.

Ketetapan Allah Swt. di zaman azali disebut sebagai Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya sesuatu yang menimpa mahluk Allah Swt. disebut Qadar atau takdir.

Qadar adalah perwujudan dari Qadha. Keduanya, baik Qadha maupun Qadar saling berkaitan satu sama lain. Qadha adalah ketentuan, yakni hukum atau rencana Allah Swt. sejak zaman azali.

Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah Swt. Ada hubungan antara Qadha dan Qadar, keduanya bisa diibaratkan sebagai rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah Swt. berupa Qadar-Nya yang sesuai dengan ketentuan-Nya.

Perilaku seseorang yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah Swt., bentuknya bisa diwujudkan dalam beberapa perilaku seseorang, diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa.

Orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar, jika memeroleh keberhasilan, maka ia akan menganggap keberhasilan tersebut adalah semata-mata karena rahmat Allah Swt.

Jika ia mengalami kegagalan, maka ia tidak mudah berkeluh kesah dan berputus asa. Sebab, ia menyadari bahwa kegagalan tersebut sebenarnya adalah ketentuan Allah Swt. Ia menyadari bahwa dibalik kegagalan, selalu ada hikmah.

Kedua, banyak bersyukur dan bersabar.

Orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar, jika mendapat keberuntungan, maka akan bersyukur. Sebab, keberuntungan tersebut adalah nikmat Allah Swt. yang harus disyukuri.

Sebaliknya, jika terkena musibah, maka ia akan sabar. Sebab, hal tersebut adalah ujian. Mengapa dinamakan ujian? Sebab, hal tersebut tercantum dalam firman Allah Swt. dalam Q.S.at-Taubat (9):51:

ٱشْتَرَوْا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Isytarau biāyātillāhi ṡamanang qalīlan fa ṣadd</i></em><em><i>ụ 'an sabīlih, innahum sāa mā kānụ ya’malụn

Artinya: “Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.”

Ketiga, bersikap optimis dan giat bekerja.

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu saja menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan tersebut tidak datang begitu saja, tapi mesti diusahakan.

Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imran (3):159.

Keempat, selalu tenang jiwanya.

Orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar senantiasa tenang hidupnya, sebab ia selalu senang atas apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.

Iman kepada Qadha dan Qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya.

Beriman kepada Qadha dan Qadar adalah salah satu rukun iman. Seorang Muslim tidak sempurna dan sah imannya kecuali beriman kepada Qadha dan Qadar Allah Swt.

Takdir Allah Swt. adalah iradah atau kehendak Allah. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita.

Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya kepada Qadha dan Qadar akan senantiasa menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa, selalu optimis, giat bekerja, dan jiwanya senantiasa tenang.

Nasib manusia telah ditentukan Allah Swt. sejak sebelum manusia dilahirkan. Meskipun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha atau ikhtiar.

Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Ada doa dan usaha yang mesti menyertainya. (Baca: Takdir dan Usaha Manusia Menurut Imam Abul Hasan al-Asy’ari)

Iman kepada Qadha dan Qadar menimbulkan banyak hikmah yang amat berharga bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.[]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA