Bahan pembuatan wayang terdiri dari beberapa macam berikut ini adalah wayang dengan bahan kayu

Melihat Proses Pembuatan Wayang Golek Pembuatan wayang golek memerlukan bahan baku dan proses pengerjaan. Bahan utama untuk membuat wayang golek adalah kayu. Jenis kayu yang biasa dipakai adalah kayu lame (kayu mahoni) atau albasia. Peralatan yang digunakan khusus untuk pengerjaan kayu tersebut tergolong sangat sederhana yaitu bedog (golok), gergaji, kampak besar, kampak kecil, pisau raut (pisau ukir), dan lain sebagainya. Penggunaan kayu lebih mengutamakan jenis kayu lame dan albasia karena kayu tersebut tergolong bagus dari segi warna dan mudah dibentuk. Terlebih lagi, kayu lame tergolong tahan terhadap perubahan cuaca baik dingin ataupun panas. Acuan kayu jenis ini adalah untuk mengantisipasi terutama apabila pembeli dari luar negeri (negara 4 musim). Proses awal pembuatan wayang adalah membuat gambar wajah terlebih dahulu secara detail. Membuat wayang golek tidaklah mudah karena tergantung dari detail wayang itu sendiri. Semakin rumit detail karakter wayang maka akan semakin lama proses pembuatan sebuah wayang. Bagian dianggap cukup rumit adalah pada bagian mahkota di kepala. Hal ini disebabkan bentuk mahkota secara tidak langsung menjadi ciri tokoh wayang tersebut. Proses pembuatan kepala dan mahkota membutuhkan alat pisau ukir dan ampelas. Bentuk dasar kepala diampelas terlebih dahulu baru kemudian diukir dengan menggunakan pisau ukir. Dalam proses menggambar detail wayang, seorang seniman wayang harus memperhatikan 3 bentuk pakem penokohan yaitu: Pakem Golek Satria, Pakem Golek Ponggawa, dan Pakem Golek Buta. Dari ketiga pakem penokohan tersebut kemudian tercipta raut muka wayang golek yang terdiri dari raut peranan, raut, tampang, dan raut wanda. Keseluruhan raut muka tersebut dicirikan terutama pada bentuk mata, hidung dan mulut. Setelah selesai pembuatan kepala kemudian dilanjutkan dengan pembuatan badan dan tangan. Tangan harus dibuat terlebih dahulu karena turut menentukan antara porsi badan dan besaran kepala wayang golek. Setelah pembuatan kepala, badan, dan tangan kemudian dilanjutkan dengan proses pendempulan. Selesai didempul kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Setelah kering kemudian diampelas agar permukaan menjadi halus. Setelah pendempulan wayang golek selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah pengecatan. Sebelum diwarnai atau dicat, wayang golek diberi arsiran dulu untuk menentukan bagian mana akan diberi warna apa. Sementara pada bagian hiasannya, dibuat dengan cara dipulas. Bahan yang digunakan adalah cat terutama dari bahan cat duko, yaitu cat yang biasa digunakan untuk mengecat mobil. Penggunaan cat jenis ini dianggap lebih menguntungkan karena selain lebih cepat kering, juga daya tahan, tingkat kecerahan dan sifat cat yang cepat merata ke seluruh permukaan wayang golek. Proses pengeringan harus dilakukan pada cuaca yang tepat, karena proses pengeringan tidak boleh terlalu panas sehingga cat tidak mengelupas. Proses pembuatan selanjutnya adalah membuat tuding (pegangan wayang golek) dengan menggunakan bambu sebagai bahan utama. Tuding digunakan sebagai pegangan dalang pada saat memainkan golek, yaitu alat untuk menggerakkan bagian tangan golek dan untuk menancapkan golek di atas alas gebok/dudukan golek . Setelah selesai pembuatan anggota tubuh wayang golek kemudian dilanjutkan dengan pembuatan pakaian. Bahan untuk membuat pakaian biasanya menggunakan kain tenun berwarna-warni atau kain beludru yang dibuat dengan cara dijahit. Pakaian ini kemudian diberi manik-manik dari bahan mute plastik yang mengkilat. Proses pembuatan wayang golek secara keseluruhan biasanya dikerjakan oleh beberapa orang. Dengan demikian, beberapa tahapan di atas dapat dikerjakan secara bersamaan seperti pembuatan tangan, badan, kepala, dan pakaian wayang golek. Sementara itu, yang tidak dapat dikerjakan bersamaan adalah pada bagian pendempulan dan pengecatan karena bagian pengecatan harus menunggu sampai proses pendempulan selesai.

Untuk membuat wayang yang detailnya tidak terlalu rumit para pengrajin ini dapat membuat/menghasilkan 3 kepala wayang perhari, sedangkan untuk wayang dengan detail yang rumit bisa membutuhkan waktu hingga 2 hari per- satu kepala dan untuk menyelesaikan satu buah wayang dengan segala bentuk dan komplit dengan asesorisnya dibutuhkan waktu kurang lebih 3 hari.

(Irvan Setiawan)

Ada Berapa Jenis Wayang Berdasarkan Bahan Pembuatannya? – Wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol diantara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang. Budaya wayang yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

Pengertian Wayang

Wayang adalah seni pertunjukan berupa drama yang khas, pertunjukan ini meliputi seni suara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni rupa, dan lain-lain. Ada yang beranggapan, bahwa pertunjukan wayang bukan sekedar kesenian, tetapi mengandung lambang-lambang keramat. Sejak abad ke-19 sampai dengan sekarang, wayang telah menjadi pokok bahasan serta dideskripsikan oleh para ahli.

Para pakar dari berbagai disiplin ilmu tidak bosan-bosannya membahas seni pewayangan dari waktu ke waktu, karena wayang merupakan wahana yang dapat memberikan sumbangsih bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam seni wayang sudah terbukti dapat digunakan untuk memasyarakatkan berbagai pedoman hidup, bermacam acuan norma, maupun beraneka program pemerintah di semua sektor pembangunan.

Pengertian Wayang Secara Umum

 adalah suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang, dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjuka.

Pengertian Wayang Secara Filosofis

Wayang merupakan, gambaran atau lukisan mengenai kehidupan alam semesta, dalam wayang digambarkan bukan hanya mengenai manusia, namun kehidupan manusia dalam kaitannya dengan manusia lain, alam, dan Tuhan. Alam semesta merupakan keutuhan yang serasi, tidak terlepas satu dengan yang lainnya dan senantiasa berhubungan, unsur satu dengan yang lain di dalam alam semesta berusaha keras ke arah keseimbangan, kalau salah satu goncang maka goncanglah keseluruhan alam sebagai suatu keutuhan (system kesejagadan).

Kejayaan Wayang Kulit

Wayang kulit sempat alami waktu kejayaan di waktu lampau, bahkan juga pada saat penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Para wali memakai kisah beserta pertunjukan wayang kulit yang sudah disisipi oleh ajaran-ajaran serta beberapa kaidah Islam menjadi media penyebaran agama Islam.

Hal seperti ini bisa terwujud karena cerita-cerita wayang mempunyai narasi yang memvisualisasikan mengenai kehidupan manusia yang mengajari pada kita untuk melakukan tidak mati pada jalan yang benar. Dalam hal ini agama Islam juga mengajari hal sama hingga gampang buat beberapa wali untuk masukkan ajaran Islam ke narasi wayang (Winoto, 2006).

Cara itu dapat dibuktikan cukuplah sukses, karena pada jaman itu, pertunjukan wayang kulit adalah fasilitas hiburan buat rakyat yang bisa merangkul penduduk luas, perubahannya pagelaran wayang kulit alami banyak penurunan dalam peminatannya.

Penurunan peminatan ini bisa dikarenakan oleh ketidaktahuan masayarakat akan alur cerita serta ciri-ciri beberapa tokoh siapapun yang bertindak dalam narasi pagelaran wayang itu. Kurangnya pengetahuan akan hal yang membuat umumnya penduduk terasa malas serta malas untuk lihat pertunjukan wayang itu.

Walau sebenarnya ciri-ciri setiap tokoh yang ada pada tiap-tiap pagelaran wayang begitu baik untuk jadikan tuntunan tidak mati buat kelompok penduduk, beberapa tokoh yang populer dalam narasi pewayangan itu merupakan Pandawa serta Kurawa. Pandawa merupakan tokoh utama yang mendapatkan perlakuan jelek dari pihak Kurawa yang jahat, tapi diakhir narasi Pandawa bisa memenangi pertarungan serta menggantikan kerajaan sebagai hak mereka.

Para Wali Songo para penyebar agama Islam di Jawa membagi Wayang menjadi tiga bagian yaitu Wayang Kulit di sebelah Timur, Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah dan Wayang Golek atau Wayang Puppen di Jawa Barat Klasifikasi disesuaikan dengan penggunaan Bahan boneka Kulit boneka terbuat dari kulit binatang seperti kulit kerbau, sapi atau kambing, Wayang Wong artinya boneka bergambar atau

Untuk menjaga budaya Wayang agar bisa dicintai, para seniman mengembangkan Wayang dengan menggunakan bahan lain, antara lain Wayang Suket dan Wayang Motekar. Maka dari ayat diatas diketahui bahwa ada 5 (lima) jenis boneka berdasarkan bahan pembuatannya yaitu:

  • Wayang kulit
  • Wayang Wong atau Wayang Orang
  • Wayang Golek atau boneka boneka
  • Wayang Suket atau boneka rumput
  • Wayang motekar atau boneka plastik berwarna.

Wayang Kulit adalah boneka kulit binatang

Wayang Wong atau Wayang Orang adalah salah satunya Pertunjukan wayang golek dimainkan oleh orang-orang.

Wang Golek atau Wayang Boneka adalah boneka Tunjukkan boneka kayu.

Wayang Suket, atau Wayang Rumput, adalah wayang terbuat dari bahan rumput yang berbentuk seperti wayang kulit.

Wayang Motekar atau Wayang Plastik Berwarna adalah salah satu jenis pertunjukan teater bayangan atau sejenis wayang kulit yang menggunakan bahan plastik berwarna, sistem penerangan teater modern dan layar khusus.

Fungsi Wayang

Wayang berfungsi sebagai penggambaran alam pikiran orang yang dualistik. Ada dua hal, pihak atau kelompok yang saling bertentangan, baik dan buruk, lahir dan batin, serta halus dan kasar. Keduanya bersatu dalam diri manusia untuk mendapat keseimbangan.

Wayang juga menjadi sarana pengendalian sosial, misalnya dengan kritik sosial yang disampaikan lewat humor. Fungsi lain wayang yaitu sebagai sarana pengukuhan status sosial, karena yang bisa menanggap wayang adalah orang terpandang, dan mampu menyediakan biaya besar. Wayang pun menanamkan solidaritas sosial, sarana hiburan, dan pendidikan.

Kandungan Dalam Wayang

  • Wayang Bersifat “Momot Kamot”. Wayang merupakan media pertunjukan yang dapat memuat segala aspek kehidupan manusia (momot kamot), pikiran manusia, baik dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum maupun pertahanan keamanan dapat termuat di dalam wayang.
  • Wayang Mengandung Tatanan, Tuntunan, dan Tontonan, di dalam wayang dikandung tatanan, yaitu suatu norma yang mengandung etika (filsafat moral). Norma tersebut disepakati dan dijadikan pedoman bagi para seniman dalang. Dalam pertunjukan wayang dikandung aturan main beserta tata cara mendalang dan bagaimana memainkan wayang, secara turun temurun dan mentradisi, lama kelamaan menjadi sesuatu yang disepakati sebagai pedoman (konvensi).
  • Wayang Merupakan Teater Total, pertunjukan wayang dipandang sebagai teater total, artinya menyajikan aspek-aspek seni secara total (seni drama, seni musik, seni gerak tari, seni sastra, dan seni rupa). Dialog antar tokoh (antawecana), ekspresi narasi (janturan, pocapan, carita), suluk, kombangan, dhodhogan, kepyakan, adalah unsur-unsur penting dalam pendramaan.

Jenis-Jenis Wayang.

  • Wayang Kulit.
  • Wayang Bambu.
  • Wayang Kayu.
  • Wayang Orang.
  • Wayang Motekar.
  • Wayang Rumput.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Ada Berapa Jenis Wayang Berdasarkan Bahan Pembuatannya? semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami.

Baca juga artikel lainnya tentang:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA