Apakah yang di yakini bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia

Sejumlah jurnalis dari berbagai media yang tergabung dalam Komunitas Pena Emas Aceh bersama TNI memberikan penghormatan saat pengibaran bendera di Bukit Pengolahan Sampah kawasan pesisir pantai, Kampung Jawa, Banda Aceh, Senin (16/8/2021). Kegiatan pengibaran bendera di bukit pengolahan sampah yang masuk dalam kawasan situs sejarah Kerajaan Aceh dan kilometer nol kota Banda Aceh di tengah pandemi COVID-19 itu dalam rangka memeriahkan HUT ke-76 Kemerdekaan RI. ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.

Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia dapat mencapai kemerdekaan dan kebebasan setelah sekian lama dijajah, sedangkan negara yang besar adalah negara yang menghargai sejarah dan jasa pahlawannya. Untuk memperingati Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia mari kita ketahui lebih dalam tentang sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam mencapai Kemerdekaan.

Sebelum pembacaan teks proklamasi pada tanggal 17 agustus 1945, terdapat peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan. Peristiwa penting tersebut merupakan perjuangan para tokoh atau pejuang kemerdekaan untuk dapat segera memerdekakan Indonesia.

Dimulai Pada tanggal 12 Agustus 1945, melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang.

16 Agustus 1945, gejolak tekanan di latar belakangi oleh para pengikut Sutan Syahrir yang menginginkan pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia dari Jepang makin memuncak dan tak terkendali. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.

"Saya menghadapi pihak pemuda, pemimpin tua dan pemimpin agama," kata Soekarno ketika berdebat dengan para pemuda yang mendesak kemerdekaan Indonesia segera diumumkan, 15 Agustus 1945 silam. Terdapat juga beberapa peristiwa -  peristiwa penting yang dilalui Bangsa Indonesia untuk mencapai Kemerdekaan yaitu :

Peristiwa Rengasdengklok

Dari perdebatan dengan para tokoh pemuda, termasuk Chaerul Saleh yang tergabung dalam gerakan bawah tanah, dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (beserta Fatmawati dan Guntur), dan Hatta, di Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Dalam penculikan tersebut, bermaksud meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang.

Pertemuan Soekarno-Hatta dengan Jenderal Yamamoto

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan Jenderal Yamamoto, komandan Jepang di Jawa. Dari pertemuan tersebut, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.

Pembacaan Naskah Proklamasi

Setelah diyakini bahwa situasi memungkinkan untuk membacakan teks proklamasi, maka Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi. Rapat tersebut di rumah Laksamana Maeda, Soekarno bersama tokoh perjuangan lain menulis naskah proklamasi. Tulisan itu lalu diketik oleh Sayuti Melik. Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17 Ramadan 1365 H, pukul 10.00 pagi, 17 Agustus 1945. Bertempat di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta. Pembacaan naskah proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka. Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi diantaranya, tiga pemuda pengibar bendera merah putih pertama yaitu Latif Hendraningrat, S. Suhut dan Tri Murti. Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi diantaranya, tiga pemuda pengibar bendera merah putih pertama yaitu Latif Hendraningrat, S. Suhut dan Tri Murti.

Semoga di Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang Ke-74 dapat menjadi Bangsa yang kuat akan kesatuan dan persatuan, semakin maju dalam segala bidang dan kemakmuran bagi masyarakat Bangsa Indonesia. MERDEKA MERDEKA MERDEKAAAAA!!!!!!!!

Lihat Foto

kompas.com / Nabilla Ramadhian

Di dalam Ruang Kemerdekaan di Tugu Monas, kamu dapat mendengar rekaman suara Presiden pertama Indonesia Soekarno yang sedang membacakan teks proklamasi, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

KOMPAS.com - Dalam mencapai Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia melalui sejarah panjang perjuangan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, peristiwa proklamasi kemerdekaan NKRI berlangsung singkat.

Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan didampingi Moh. Hatta di Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB.

Pembacaan Proklamasi dilanjutkan dengan pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh Pemuda Suhud dan eks Shudancho Latif Hendraningrat. Kemudian upacara diakhiri dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya.

Meski berlangsung singkat, namun peristiwa proklamasi kemerdekaan mengandung arti sangat penting dan membawa perubahan sangat besar dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu:

  1. Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.
  2. Dengan proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat.
  3. Proklamasi merupakan jembatan emas untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Baca juga: Proklamasi Indonesia: Arti, Isi dan Maknanya

Makna proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagi bangsa Indonesia, proklamasi merupakan sumber hukum pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Proklamasi merupakan alat untuk mencapai tujuan negara dan cita-cita bangsa Indonesia.

Berikut ini empat makna Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia:

  1. Telah diserukan kepada warga dunia akan adanya sebuah negara baru yang terbebas dari penjajahan negara lain.
  2. Telah lahir sebuah negara baru yang memiliki kedudukan yang sama dengan negara-negara lain yang telah ada sebelumnya.
  3. Tonggak awal munculnya negara baru dengan tatanan kenegaraannya yang harus dihormati oleh negara-negara lain di dunia.
  4. Puncak revolusi, tonggak sejarah perjuangan bangsa yang telah lama dilakukan untuk dapat terbebas dari belenggu penjajah.

Proklamasi mempunyai arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu:

  1. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
  2. Titik tolak pelaksanaan amanat penderitaan rakyat
  3. Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan
Faktor penentu pembentukan NKRI

Proses pembentukan NKRI melalui beberapa proses yang membutuhkan waktu yang lama.

Tegal – Walikota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, SE, M.M, menyampaikan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia patut kita syukuri, sebab keberhasilan kemerdekaan Indonesia ini diwujudkan melalui perjuangan yang tidak mengenal lelah dari para pendahulu kita, dengan berbekal tekad satu tujuan yakni Indonesia merdeka dari belenggu penjajahan, dan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kemerdekaan Indonesia ini dapat kita rasakan.

Hal itu disampaikan pada malam tasyakuran peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, Minggu (16/8/2020) malam di Pendopo Ki Gede Sebayu, Komplek Balaikota Tegal.

“Alhamdulillah besok (Senin, 17 Agustus 2020) kita akan melaksanakan peringatan HUT Kemerdekaan ke – 75, walaupun kita menyelenggarakannya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. sebab kita belum bebas dari belenggu bahaya corona,” ucap Walikota mengawali sambutan.

Walikota juga menambahkan untuk agenda rutin tahunan berupa karnaval, pawai, termasuk lomba dan pentas seni untuk sementara tahun ini ditiadakan untuk mencegah penyebaran covid-19, meski digelar dengan lebih sederhana dan minimalis, perayaan kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Tegal ini tetap harus khusyuk dengan menjaga semangat dan kreativitas masyarakat.

“Kini kita tinggal mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan derap pembangunan. Proklamasi kemerdekaan yang merupakan tonggak perjuangan sebagai bangsa yang merdeka, sekaligus menjadi energi yang luar biasa bagi pembangunan bangsa,” tambah Walikota.

Sementara itu DR (HC) Muhadi Setiabudi dalam tausiahnya menyampaikan bahwa dari sisi caranya, bersyukur meliputi tiga aspek, yaitu hati, lisan, dan perbuatan. Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa segalanikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt.

Bersyukur dengan lisan dilakukan dengan cara mengungkapkan secara lisan rasa syukur itu dengan mengucapkan tahmid, yaitu“alhamdulillah”, sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah dengan cara melakukansemua perbuatan yang baik dan diridloi Allah SWT.

Hikmah dan manfaat yang kita dapatkan dari sikap bersyukur dan ketulusan beribadah di antaranya mendapatkan keberkahan dari setiap rizki yang kita terima, sebagaimana janji-Nya dalamfirman-Nya; “… jika kalian bersyukur, niscaya akan Kami tambah nikmat baginya, dan jikakalian kufur (mengingkari nikmat-Ku) maka sesungguhnya siksa-Ku itu teramat pedih” (Q.S.Ibrahim/14:7).

Di akhir taushiahnya Muhadi menagatakan bahwa Bangsa Indonesia harus menjadi negara yang hebat dan disegani oleh bangsa lain, dan bisa bersaing dan sejajar dengan bangsa yang maju di dunia.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Walikota Tegal Muhamad Jumadi, ST. MM, Sekretaris Daerah Kota Tegal, DR.Drs. Johardi, M.M Jajaran forkopimda dan tamu undangan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA