Apabila pesertanya lebih dari 10 orang hak melemparnya adalah titik titik kali

Lihat Foto

Tribunnews.com

Seorang atlet lempar lembing Indonesia tengah melakukan latihan.

KOMPAS.com - Lempar lembing adalah olahraga yang dilakukan dengan melempar lembing sejauh mungkin.

Selain membutuhkan penguasaan teknik, para atlet juga diharuskan untuk memahami dan mematuhi berbagai peraturan yang ada.

Lempar lembing memiliki beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh para atletnya.

Apa sajakah peraturan dalam olahraga lempar lembing?

Baca juga: Peralatan dan Perlengkapan dalam Lempar Lembing

Dikutip dari situs Tutorials Point berikut peraturan perlombaan lempar lembing yang harus dipahami dan dipatuho atlet:

  1. Lembing atau javelin harus selalu dipegang pada bagian grip serta posisinya harus selalu di atas bahu atlet.
  2. Lemparan akan dianggap sah jika ujung lembing menyentuh tanah.
  3. Atlet tidak boleh meninggalkan lapangan, sebelum lembing menyentuh tanah.
  4. Tidak boleh menggunakan alat apapun untuk mempengaruhi hasil jarak lemparan. Contohnya mengetuk jari pada lembing, kecuali jika terluka.
  5. Lemparan lembing akan dianggap melanggar jika ujung lembing terletak di tepi luar sektor area yang telah ditentukan serta atlet keluar dari lapangan saat melempar.

Selain lima peraturan di atas, masih terdapat beberapa peraturan lainnya yang juga harus dipatuhi para atlet lempar lembing.

Berikut penjelasannya yang dilansir dari situs Sports Rec:

Baca juga: Teknik Dasar Lempar Lembing

  1. Jika jumlah atlet lempar lembing dalam kompetisi, terdiri lebih dari delapan atlet. Masing-masing atlet mendapat tiga kali percobaan melempar. Namun, jika jumlah atlet lebih sedikit, maka tiap atlet bisa mendapat enam kali percobaan lemparan.
  2. Pemenang ditentukan dari jarak lemparan. Namun, jika ada hasil seri, maka atlet dengan jarak lemparan terbaik, akan menjadi pemenangnya.
  3. Lembing yang dilempar harus meninggalkan jejak pada tanah. Wasit akan mengukur jarak lemparan dari titik atau garis lemparan.
  4. Setelah melempar lembing, wasit akan meletakkan bendera putih untuk lemparan yang sah atau bendera merah untuk pelanggaran.
  5. Jika kaki atlet melewati titik atau garis lemparan, atlet dianggap melanggar.
  6. Atlet tidak boleh membelakangi lapangan, ketika melempar lembing.
  7. Lembing harus dilempar dengan menggunakan satu tangan dan arah lemparannya mengarah ke atas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

TOLAK PELURU

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:

  • Untuk senior putra = 7.257 kg
  • Untuk senior putri = 4 kg
  • Untuk yunior putra = 5 kg
  • Untuk yunior putri = 3 kg


A. Teknik Tolak Peluru

                         Teknik-teknik yang perlu dipelajari dalam tolak peluru antara lain:
1. Teknik Memegang Peluru
   Cara memegang peluru, yaitu:
 a. Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas
 b.Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk dipergunakan         untuk menekan dan memegang peluru bagian belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari dipergunakan untuk memegang atau menahan peluru bagian samping agar tidak jatuh atau tergelincir. c. Setelah peluru tersebut dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan menmpel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping, sedikit serong ke depan. d. Pada waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar seluruh badan dan tangan dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dari lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan.

2. Teknik Sikap Badan pada Waktu akan Menolak

Terdapat 2 teknik sikap badan pada waktu akan menolak, yaitu: a. Gaya ortodok (menyamping)

                Berdiri tegak menyamping kea rah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dibengkokkan ke depan, sedikit serong ke samping kanan, berat badan berada pada kaki kanan, dan badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dibengkokkan, berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan. Pandangan diarahkan kea rah sasaran (tolakan).


Perhatikan gambar peragaan di bawah ini!

b. Gaya O’Brien (membelakangi)
            Hal yang membedakan antara gaya ortodoks dan gaya O’Brien adalah sikap awal. Pada gaya ortodoks sikap badan menyamping, sedangkan pada gaya O’Brien membelakangi arah tolakan.
3. Cara Mengambil Awalan (Ancang-Ancang) a. Cara menyamping (ortodoks)

            Bila menggunakan gaya ortodoks, sikap badan menyamping arah tolakan mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakkan peluru.

Perhatikan gambar peragaan di bawah ini! b. Cara membelakangi lawan (O’Brien)

            Bila menggunakan gaya O’Brien, sikap badan membelakangi arah tolakan mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakkan peluru.

Gaya tolak peluru denagn membelakangi itu disebut juga gaya O’Brien, karena orang yang pertama kali mempergunakan dan sekaligus memperkenalkan gaya tersebut bernama Parry O’Brien. Gaya tersebut dipergunakan pada saat penyelenggaraan Olimpiade Helsinky pada tahun 1952.

4. Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak

Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu: a. Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut agak dibengkokkan. b. Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan. c. Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru. d. Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan.

B. Peralatan

Alat yang digunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia - Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping

C. Lapangan Tolak Peluru

Konstruksi :

o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.

o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.

o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.

o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.

o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

Ø  Ukuran lapangan tolak peluru dan gambar :

·         Diameter Lingkaran : 2,135 meter

·         Perpanjangan Garis Tengah : 0,5 meter (50 Centimeter) 

·         Sudut pada Titik Tengah arah tolakan : 450 (derajat)

Peraturan Perlombaan Tolak Peluru

1)  Suatu tolakan yang salah tidak di hitung

2)  Seorang peserta harus memulai tolakannya dari sikap atau posisi diam didalam  lingkaran  lempar

Jika peserta ada 8 orang hak melemparnya adalah 3 kali. Peluru harus di dorong dari pundak dengan menggunakan satu tangan. Pengukuran hasil tolakan di ukur dari bekas peluru jatuh terdekat dengan lingkaran. Pelempar di benarkan menyentuh bagian dalam lingkaran besi dan balok penahan.

Sah Dan Tidaknya Hasil Tolakan

1) Lemparan dinyatakan syah apabila

a) Gaya yang digunakan harus benar.

b) Tidak boleh meninggalkan tempat sebelum peluru jatuh

c) Peluru dipegang dan di tolakkan kea rah sector tolakan.

d) Penolak masuk dan keluar lapangan lempar dari arah belakang lingkaran

2) Lemparan dinyatakan tidak syah apabila

a) Peluru jatuh di luar sector lempar

b) Penolak melewati lapangan tolak pada saat melakukan tolakan

c) Dipanggil 3 kali atau lebih dari 2 menit tidak hadir

d) Setelah melempar keluar dari depan ligkaran lempar

e) Cara melakukan tolakan tanpa menggunakan gaya yang benar

Pengertian Salah satu cabang atletik pada nomor lempar adalah tolak peluru.Tujuan dari tolak peluru adalah melakukan tolakan yang sejauh – jauhnya.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA