Di bidang bisnis ada istilah Break Even Point atau BEP yang dijadikan patokan atau parameter untuk menentukan keuntungan atau kerugian bisnis. Cara penghitungannya tidaklah sulit, namun juga tidak mudah.
Ketika kamu mengetahui rumus dan cara penghitungannya, pastinya akan sangat mudah dalam mengelola bisnis untuk kedepannya. Tanpa panjang lebar lagi, simak penjelasan lengkapnya tentang Break Even Point di bawah ini.
Apa Itu BEP?
BEP adalah sebuah titik impas saat posisi biaya seimbang dengan total pendapatan. Sehingga, kamu tidak mengalami kerugian maupun mendapatkan keuntungan dalam berbisnis.
Break even, volume, analisis hubungan biaya, serta laba merupakan sejumlah teknik perencanaan laba untuk jangka pendek. Analisisnya berdasarkan biaya terhadap volume aktivitas dan variabilitas penghasilan penjualan.
Break Even Point menurut Syarifuddin Alwi adalah suatu kondisi perusahaan yang tidak menerima keuntungan, tapi tidak juga mengalami kerugian. Oleh sebab itu terjadi suatu kondisi impas atau seimbang.
Kondisi ini dapat terjadi jika perusahaan saat pengoperasiannya memakai volume penjualan dan biaya tetap yang hanya mampu menutupi biaya variabel dan biaya tetap. Kesimpulannya, Break Even Point yaitu suatu kondisi perusahaan yang tidak mendapatkan keuntungan maupun mengalami kerugian dapat juga dikatakan biaya dan pendapatan seimbang.
Break Even Point berguna untuk melakukan analisis terhadap jumlah uang yang harus kamu terima atau total unit yang perlu kamu produksi, agar mendapatkan pengembalian modal atau titik impas.
Supaya bisa menentukan analisis Break Even Point, biaya yang ada perlu kamu pisahkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya berubah mengikuti perubahan volume kegiatan. Sementara biaya tetap merupakan biaya yang totalnya tetap, namun akan bertambah saat terjadi perubahan volume kegiatan.
Baca Juga: Pengertian dan Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Serta Cara Hitungnya
Cara Menghitung BEP
Ada 3 cara yang dapat kamu pakai untuk menghitung Break Even Point. Simak uraiannya berikut ini:
1. Metode Persamaan
Metode ini biasanya memakai data dari laporan laba rugi perusahaan. Berikut tahapan perhitungannya:
- Tentukan jumlah jasa atau barang yang perlu kamu produksi agar mencapai titik impas.
- Pakai rumus: BEP unit = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Produk Per Pcs – Biaya Variabel Produk Per Pcs)
- Selanjutnya gunakan rumus untuk mengetahui nominal pendapatan yang harus kamu terima supaya mencapai titik impas.
- BEP rupiah = Total Biaya Tetap / (1 – Biaya Variabel Produk Per Pcs/Harga Jual Produk Per Pcs)
Baca Juga: Laporan Laba Rugi: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
2. Metode Grafik
Grafik Break Even Point bisa menunjukkan hal penting untuk pemilik bisnis. Karena bisa memudahkan kamu saat mengevaluasi perubahan total penjualan sebelumnya dan memperbaikinya pada masa yang akan datang.
Grafik ini akan menampilkan titik impas perusahaan. Sumbu Y akan menampilkan biaya, sedangkan sumbu X menunjukkan volume penjualan.
3. Metode Kontribusi Unit
Ini adalah cara menghitung titik impas memakai data jumlah margin kontribusi. Margin kontribusi merupakan selisih antara biaya variabel dengan pendapatan. Tujuan dari metode ini adalah mengetahui total keuntungan yang kamu dapatkan dari setiap produk yang terjual. Caranya dengan mengukur hasil dari penjualan produk terhadap laba.
Berikut ini tahapan rumus yang dapat kamu pakai:
- Margin Kontribusi Unit = Pendapatan – Biaya Variabel
- Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi / Penjualan
- BEP Unit = Fixed Cost / Margin Kontribusi Per Pcs
Baca Juga: Profit adalah: Pengertian, Jenis, dan Perhitungannya
Komponen Perhitungan Dasar
Ada 3 komponen perhitungan dasar untuk menentukan titik impas, yaitu:
- Biaya Tetap (Fixed Cost): Biaya yang konstan atau tetap saat berlangsungnya kegiatan produksi maupun tidak. Misalnya biaya penyusutan mesin, biaya upah karyawan, dan lain-lain.
- Selling Price: Harga jual per item jasa atau barang yang sudah kamu produksi.
- Biaya Variabel (Variable Cost): Biaya per unit dengan sifat dinamis yang bergantung terhadap aktivitas volume produksi. Apabila produksi meningkat, maka meningkat juga variable cost-nya. Misalnya biaya listrik, biaya bahan baku, dan lainnya.
Rumus BEP
Dua rumus yang dapat kamu pakai untuk menganalisis titik impas seperti berikut ini:
1. Dasar Penjualan
Jumlah penjualan yang harus kamu terima dalam rupiah untuk mencapai titik impas. Nama lainnya adalah Margin Kontribusi Per Unit. Rumusnya yaitu:
Fixed Cost / (1- (Variable Cost/Price)) x (1- (Variable Cost/Price))
2. Dasar Unit
Total jasa atau barang yang harus kamu produksi supaya mencapai titik impas. Rumusnya adalah:
BEP = Fixed Cost / (Price-Variable Cost)
Contoh Menghitung BEP
Supaya kamu lebih mudah memahaminya, simak contoh perhitungan titik impas berikut ini:
Jumlah Fixed Cost (FC) = Rp 200 juta
Jumlah Variable Cost per pcs (VC) = Rp 120 ribu
Harga jual produk per pcs (P) = Rp 160 ribu
1. Penghitungan Titik Impas Unit
BEP = FC/(P-VC) = 200 juta / (160 ribu – 120 ribu) = 5 ribu
2. Penghitungan Titik Impas Rupiah
BEP = FC/(1-(VC/P)) = 200 juta/(1-(120 ribu/160 ribu)) = 800 juta
3. Penghitungan Target Laba
Jika perusahaan kamu menargetkan laba sebesar Rp 160 juta per bulan, maka total barang yang harus kamu produksi, yaitu:
BEP_Laba = (FC+Target Laba)/(P-VC)= (200 juta+160 juta)/(160 ribu-120 ribu)
= 360 juta/40 ribu
= 9 ribu unit atau Rp 1. 440.000.000
4. Membuktikan Laba yang Kamu Peroleh
Total Penjualan Rp 1.440.000.000
Fixed Cost Rp 200.000.000
Total Variable Cost (Rp 120.000×9.000 unit)=Rp 1.080.000.000
Total Biaya Rp 1.280.000.000
Laba: Penjualan-(FC+Total VC)= Rp 160.000.000
Manfaat BEP
Menurut Carter dan Usry, serta Bustami dan Nurlela, titik impas memiliki beberapa manfaat untuk kamu, yaitu:
- Mencegah kerugian, sebab perusahaan dapat mengetahui nominal terendah jumlah produk yang harus kamu jual. Supaya biaya modal dapat kamu tutup.
- Menjadi kacamata untuk perusahaan supaya dapat melihat pengurangan angka penjualan. Sehingga bisa mencegah terjadinya kerugian.
- Perusahaan berpeluang untuk menerima laba, sebab dapat menentukan jenis produk yang laku di pasaran dan harus kamu produksi.
- Membantu proses pengambilan keputusan akhir perusahaan yang berhubungan dengan produk tertentu. Harus kamu pertahankan atau menghapusnya.
- Perusahaan dapat mengetahui jumlah produk minimal yang harus kamu jual supaya mendapatkan laba.
- Perusahaan dapat mengetahui efek dari perubahan biaya produksi barang, harga jual produk, serta volume penjualan produk.
- Berfungsi sebagai buku panduan untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan investasi dan kegiatan produksi.
Sudah Pahamkah Kamu Tentang BEP?
Itulah tadi pengertian tentang Break Even Point beserta rumus, cara perhitungan, serta berbagai manfaatnya. Semoga bisa membantu kamu dalam mengelola bisnis menjadi lebih baik lagi dan meminimalisir resiko kerugian.
Karena dengan menghitung BEP, kamu bisa membuat berbagai keputusan terbaik terhadap produk yang perlu kamu produksi. Semakin jelas kamu melakukan perhitungan, maka akan semakin besar juga potensi laba yang akan perusahaan kamu terima.
Sehingga, kerugian dan kesalahan bisa kamu cegah. Walaupun kejadian di masa depan tidak bisa kamu prediksi dengan tepat.
Baca Juga: Ini Pinjaman dengan Bunga Rendah tanpa Jaminan
Pengertian Titik Impas BEP / titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan
TITIK IMPAS dapat dihitung dengan menggunakan metode: Pendekatan Matematika Dengan Coba-coba Pendekatan grafik
TUJUAN PENGGUNAAN TITIK IMPAS Mendesain spesifikasi produk Menentukan harga jual persatuan Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian Memaksimalkan jumlah produksi Merencanakan laba yang diinginkan
CONTOH KASUS total biaya tetap Rp150.000.000 PT. Sungai liat memiliki usaha dibidang alat perkakas gergaji dengan data sbb : Kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 100.000 unit mesin gergaji Haga jual persatuan diperkirakan Rp 5.000/unit Total biaya tetap sebesar Rp 150.000.000 dan total biaya variabel sebesar Rp 250.000.000 perincian masing-masing biaya sbb : Biaya tetap overhead pabrik : Rp 60.000.000 biaya distribusi Rp 65.000.000 biaya adm. dan umum Rp 25.000.000 total biaya tetap Rp150.000.000 2. Biaya variabel biaya bhn langsung Rp70.000.000 biaya tenaga kerja langsung Rp 85.000.000 overhead pabrik Rp 20.000.000 biaya distribusi Rp 45.000.000 biaya adum Rp 30.000.000 total biaya variabel Rp 250.000.000 PERTANYAAN : carilah titik impas baik dalam unit maupun dalam rupiah
JAWAB Kapasitas produksi 100.000 unit Harga jual per unit Rp 5.000 Total penjualan 100.000 x Rp 5.000= Rp 500.000.000 Rp 150.000.000 Biaya tetap unit = = Rp 1.500/unit 100.000 Rp 250.000.000 Biaya variabel unit = = Rp 2.500/unit BEP unit = Rp 150.000.000 Rp 5.000-Rp 2.500 = 60.000 unit BEP (rupiah) = = Rp 300.000.000 0.5
Jumlah rupiah penjualan Dengan coba - coba Jumlah unit penjualan Jumlah rupiah penjualan Biaya tetap Biaya variabel Total biaya Laba (rugi) 10.000 50.000.000 150.000.000 25.000.000 175.000.000 (125.000.000) 20.000 100.000.000 200.000.000 (100.000.000) 30.000 75.000.000 225.000.000 (75.000.000) 40.000 250.000.000 (50.000.000) 50.000 125.000.000 275.000.000 (25.000.000) 60.000 300.000.000 70.000 350.000.000 325.000.000 80.000 400.000.000 90.000 450.000.000 375.000.000 100.000 500.000.000
Dengan Grafik Rupiah 500 Y Penjualan 450 400 Total Biaya 350 300 250 200 Biaya Variabel 150 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 100 Biaya Tetap 50 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 unit
Tingkat Keamanan (Margin of Safety) Penjualan yang direncanakan MoS = penjualan per bujet x100% penj. Per titik impas = Rp 500.000.000 x100% =166,66% Rp 300.000.00 Penjualan MoS MoS = penj.per bujet-penj.per titik impas x100% penjualan per bujet = Rp500.000.000-Rp300.000.000 x100% = 40 Rp500.000.000
Pengaruh Perubahan Harga Jual Per Unit Jika terjadi kenaikan harga jual per unit dari Rp5.000 menjadi Rp 6.000 ( kenaikan 20%) maka BEP (rupiah) = Rp 150.000.000 Rp 250.000.000 1- Rp 600.000.000 = Rp 150.000.000 = Rp 256.849.315 0,584 # terjadi penurunan sebesar Rp 43.150.685 BEP (unit) = Rp 150.000.000 =42.857 Rp 6000-Rp 2500 #terjadi penurunan sebesar 17.143 unit
Pengaruh Perubahan Jumlah Biaya Tetap Biaya tetap berubah menjadi Rp 180.000.000 BEP (rupiah) = Rp 180.000.000 Rp 250.000.000 1- Rp 500.000.000 = Rp360.000.000 BEP (unit) = Rp 360.000.000 = 72.000 unit Rp5.000
Penentuan Harga Jual Minimal Contoh : kegiatan PT. Yumiko pada tahun 2007 mengalami titik impas pada penjualan sebesar Rp 300.000.000. Biaya tetap yang di keluarkan Rp 120.000.000. diperkirakan penjualan harus ditetapkan untuk memperoleh keuntungan pertahun. Untuk tahun 2008 perusahaan menetapkan keuntungan sebesar Rp 50.000 Pertanyaan: berapa penjualan minimal yang harus ditetapkan Jawab : Sales = VC+FC VC = Sales-FC = Rp 300.000.000-Rp 120.000.000= Rp 180.000 RVC = Rp 180.000 x100% = 60% Rp 300.000.000
....lanjutan Sales minimal = FC+Keuntungan 1- VC S = Rp 120.000.000+Rp 50.000 1- 6 10 = Rp 425.000
Kesimpulan BEP / titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan. Analisis ini dapat digunakan untuk : desain produk, pembelian peralatan dana, analisis produksi. Kelemahan titik impas yaitu : membutuhkan banyak asumsi terbatas, bersifat statis, tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, kurang mempertimbangkan risiko-risiko yang terjadi selama masa penjualan.