Bagaimana pendapat jabariyah dan qadariyah mengenai perbuatan manusia

cara penghantaran utusan tentang hubungan kerajaan alam melayu dengan china dan india

Mengapakah angkor thom dibina

menjelang akhir hayatnya, rasullah saw berwasiat agar kaum muslimin berpegang teguh kepada alqur'an dan hadis. beliau kemudian mengucapkan, "umatku, u … matku, umatku; as-salah , as salah, as salah." dengan ungkapan tersebut ada pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh rasullah saw. Dari cerita diatas, sebutkan maksud dan makna yang tersirat dari ungkapan rasulullah saw !​

mengapakah sejarah penting dalam kehidupan manusia ?

20* Berilah tanda silang (x) pada huruf A,Bacalah paragraf berikut dengan saksama.Badan Meteorologi. Klimatologi, danGeofisika (BMKG) menyampaikan fen … omenaLa Nina sedang terjadi di Samudra Pasifikdengan intensitas sedang. BMKG mengatakanfenomena La Nina berpotensi meningkatkanjumlah curah hujan di sebagian besar wilayahIndonesia.BaVitbermamanustahandiyakinpenyaurathiC jugatubuhKalimaArti kata yang digarisbawahi pada paragraftersebut adalah ....A faktaC. kenyataanB. gejalaD. keajaibanCOVID-19.penyebaranAVit​

Pada masa sekarang ini sering kita melihat semakin lemahnya semangat para pemuda dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidup … an sehari-hari. Hal ini terutama disebabkan oleh .... * 2 points A. semakin kabur pedoman bagi generasi muda dalam bersikap dan bertindak sehari-hari dan sikap acuh tak acuh terhadap norma yang ada B. berkembangnya teknologi informasi, terutama maraknya hendphone yang sudah merambah kalangan anak-anak sampai orang tua C. pengaruh budaya asing yang dengan mudah ditiru oleh generasi muda melalui internet. D. sikap acuh tak acuh keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya

materi menegakkan kedaulatan NKRI​

Soal1. dalam satu sisi, NU harus mendukung warganya untuk menjadi pemimpin masyarakat tapi dalam sisi lain...a. harus mendorong warganya untuk dukung … mendukung.b. tetap tidak akan terlibat dalam kegiatan politik praktis.c. harus berpihak kepada parpol pendung sang calon. d. harus bertanggung jawab atas kegagalan sang calon.2. warga NU yang maju dalam pencalonan jabatan publik harus...a. menyatakan keluar dari keanggotaan NU. b. secara tegas mengaku sebagai warga NU. c. menyembunyikan identitas ke-NU-annya. d. melepaskan diri dari kepengurusan NU. 3. "mengerti dan menghargai sikap,pendirian,maupun kepentingan pihak lain,tanpa mengorbankan pendirian dan harga diri",begitulah pengertian dari salah satu sikap kemasyarakatan NU yang disebut dengan...a. tawassuthb. i'tidalc. tasamuhd. tawazun4. tidak termasuk pengertian dari sikap tasamuh yaitu...a. bersedia untuk berbeda pendapat.b. tidak memaksakan suatu keyakinan.c. siap mental jika pendapatnya tidak diikuti orang lain.d. selalu mengikuti pendapat orang lain.5. dalam bertasamuh, NU selalu menerima perbedaan,tetapi tetap berprinsip...a. bahwa pendapat pihak lain itu adalah salah. b. hanya pendapatnya-lah yang paling benar.c. memegang ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.d. lebih baik mengalah dalam beda pendapat.#10 poin​

peradaban Eropa di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi​

tolong jawab ya kak soal nya saya mau ujian tolong jawab semua Jagan bohong ya kak ^_^​

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol 3 No 2 (2016): Istiqra' /
  4. Articles

Keywords: Teologi Islam, Qadariyah, Jabariyah

Salah satu pembicaraan penting dalam teologi Islam adalah masalah perbuatan manusia (af'al ai-'ibad). Dalam kajian ini dibicarakan tentang kehendak (masyi'ah) dan daya (istitha'ah) manusia. Hal ini karena setiap perbuatan berhajat kepada daya dan kehendak. Persoalannya, apakah manusia bebas menentukan perbuatan-perbuatannya sesuai dengan kehendak dan dayanya sendiri, ataukah semua perbuatan manusia sudah ditentukan oleh qadha dan qadhar Tuhan Dalam sejarah pemikiran Islam, persoalan inilah yang kemudian melahirkan paham Qadarīyah dan paham Jabarīyah. Lahirnya paham Qadarīyah dalam Islam dipengaruhi  oleh paham bebas yang berkembang dikalangan pemeluk agama Masehi, “Teologi Masehi di dunia Timur pertama-tama menetapkan kebebasan manusia dan bertanggung jawabnya yang penuh dalam segala tindakannya. Menurut Jabarīyah, segala yang dialami manusia, baik masa lalu maupun masa depan, baik musibah atau keberuntungan, telah ditentukan oleh Allah swt.,  Manusia bagaikan air yang mengalir ke berbagai arah, tanpa kehendak dan tanpa pilihan. Hanya Allah swt., yang berkehendak dan menentukan nasib manusia serta kelangsungan hidupnya di dunia. Semua yang terjadi dijagat raya  ini semata-mata qhada dan qadar Allah, bukan kehendak mahluk.

tirto.id - Manusia hanyalah wayang dalam pentas semesta. Dalang pertujukannya adalah Tuhan. Segala hal yang terjadi pada wayang adalah kehendak sang Dalang. Wayang tidak memiliki kemampuan apa pun untuk memutuskan nasibnya sendiri.

Ilustrasi di atas adalah saripati pemikiran aliran Jabariah yang kerap pula disebut fatalisme. Dalam sejarah perkembangan ilmu kalam Islam, paham Jabariyah muncul sebagai respons pada lahirnya aliran Qadariyah.

Apa perbedaan antara aliran Jabariyah dan Qadariyah yang paling mendasar?

Perbedaannya terletak pada paham tentang bagaimana posisi di hadapan kuasa Allah SWT. Aliran Qadariyah meyakini bahwa manusia memiliki kekuasaan penuh atas perbuatannya sendiri. Adapun paham aliran Jabariyah berada di kutub sebaliknya.

Dalam paham Jabariyah, pendapat Qadariyah yang menyatakan manusia memiliki kehendak yang bebas dan daya buat menentukan nasibnya sendiri, sudah melenceng dari ajaran Islam. Menjawab kemunculan Qadariyah, paham ini hadir menjadi aliran tersendiri.

Sejarah Aliran Jabariyah dan Pemikiran para Tokohnya

Dari sisi bahasa, Jabariyah berasal dari bahasa Arab, "jabara" yang artinya memaksa. Jadi, orang-orang Jabariyah menganggap bahwa semua perbuatan manusia adalah "terpaksa".

Mereka meyakini manusia tidak memiliki kekuasaan apa pun atas kehendak dan nasibnya. Segala tindak-tanduknya, mulai ia lahir, bekerja, siapa jodohnya, hingga ajalnya sudah ditentukan Allah SWT.

Tidak hanya itu, selepas ia mati pun, Allah sudah menentukan apakah ia masuk surga atau neraka. Manusia tidak ikut campur sedikit pun atas takdir yang ia miliki. Maka itu, Asy-Syahratasāni pernah menulis, paham Jabariyah menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan secara mutlak menyandarkanya kepada Allah SWT.

Dalil paham ini berasal dari banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW, di antaranya adalah ayat-ayat berikut ini:

“Dan kamu tidak menghendaki [menempuh jalan itu] kecuali bila dikehendaki Allah" (Q.S. Al-Insan [76]: 30). Pada surah Al-An'am ayat 111, Allah berfirman: “Mereka sebenarnya tidak percaya sekiranya Allah tidak menghendaki," (Q.S. Al-An’am [6]: 111).

Aliran Jabariyah lahir di Khurasan, Persia, dengan tokohnya bernama Jaham bin Shafwan. Nama lain dari Jabariyah adalah Jahmiyah yang dinisbahkan kepada nama Jaham bin Shafwan.

Sebenarnya, aliran ini dicetuskan pertama kali oleh Ja'ad bin Dirham, barulah kemudian diteruskan oleh Jaham bin Shafwan.

Karena pahamnya yang serba pasrah, khalifah pertama dari dinasti Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan "mempolitisasinya" sehingga Jabariyah jadi aliran yang memperoleh dukungan pemerintah Daulah Umayyah (Siswanto, dalam Akidah Akhlak, 2020).

Terdapat sejumlah tokoh aliran Jabariyah yang berpengaruh dalam sejarah pemikiran ilmu kalam. Dari pemikiran tokoh-tokoh itu, aliran Jabariyah terbagi menjadi dua paham lagi.

Pertama, Jabariyah ekstrem yang dipelopori Ja'ad bin Dirham dan Jaham bin Shofwan. Sementara yang kedua adalah Jabariyah moderat yang dipengaruhi oleh An-Najjar dan Ad-Dhirar.

Pemikiran para tokoh itu adalah sebagai berikut, sebagaimana dikutip dari buku Studi Ilmu Kalam (2015) yang ditulis oleh Didin Komarudin.

1. Ja'ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan

Ja'ad bin Dirham adalah pencetus awal aliran Jabariyah. Setelah diusir dari Damaskus, Ja'ad pindah ke Kufah dan meneruskan ajarannya. Salah satu muridnya adalah Jaham bin Shafwan yang menjadikan aliran Jabariyah kian populer di kalangan umat Islam kala itu.

Menurut Ja'ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan, manusia adalah makhluk yang tak memiliki kehendak apa pun. Allah yang mengendalikan segala perbuatan manusia. Aliran Jabariyah ekstrem dari kedua tokoh ini meyakini fatalisme dan manusia adalah sosok pasif dalam kehidupan dunia.

Selain itu, aliran Jabariyah ekstrem juga berpandangan bahwa surga dan neraka tidaklah kekal. Menurut pendapat mereka, yang kekal di alam semesta ini adalah Allah SWT. Jika surga dan neraka juga kekal, maka keduanya akan menyaingi sifat Allah yang Maha Kekal.

2. An-Najjar dan Ad-Dhirar

Husain bin Muhammad An-Najjar dan Dhirar bin Amr sebenarnya juga meyakini bahwa Allah SWT memang mengendalikan semua perbuatan manusia. Namun, ia berpendapat manusia pun memiliki peran dalam mewujudkan perbuatan tersebut.

Pendapat kedua tokoh tersebut berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran berikut ini:

“Allah-lah yang menciptakan kamu apa yang kamu kerjakan" (Q.S. As-Shaffat [37]: 96). Dalam surah Al-Balad ayat 10, Dia SWT juga berfirman: "Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan [jalan kebaikan dan keburukan. Manusia bebas memilih jalan yang mana]," (QS. Al-Balad [90]: 10).

Menurut pendapat mereka, jika manusia tidak memiliki kehendak bebas sama sekali, maka akan sangat tidak adil jika manusia diganjar dosa atas perbuatan buruknya atau memperoleh pahala atas amalan baiknya.

Pemikiran An-Najjar dan Ad-Dhirar melandasi perkembangan kelompok Jabariyah moderat yang tidak serta-merta menganggap manusia mutlak tunduk pada takdir, melainkan juga berpartisipasi dalam memutuskan segala perbuatannya.

Baca juga:

  • Sejarah Peradaban Lembah Sungai Kuning Hoang Ho Masa Cina Kuno
  • Sejarah Munculnya Golongan Khawarij, Pemikiran, & Doktrin Alirannya

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/add)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA