Apa yang dimaksud tentang interaksi antar individu dengan kelompok

Jakarta -

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan interaksi sosial dalam hidupnya. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling memengaruhi antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok.

Dalam hubungan ini, individu atau kelompok dapat saling bekerjasama atau bahkan berkonflik secara formal maupun informal, langsung maupun tidak langsung sebagai bentuk interaksi.

Contoh nyata dari interaksi sosial adalah kerja sama tim sepak bola dalam sebuah pertandingan, debat calon presiden, tawar-menawar antara pembeli dan penjual, dan lain sebagainya.

Lalu, bagaimana cara mengetahui terjadinya interaksi sosial? Simak penjelasan ciri-ciri, syarat, dan bentuk-bentuk interaksi sosial di bawah ini, ya.

Menurut Charles P. Loomis dalam e-Modul Sosiologi Kelas X: Interaksi Sosial yang diterbitkan oleh Kemdikbud, interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Melibatkan lebih dari satu orang,2. Terjadi komunikasi antara pelaku melalui kontak sosial,3. Memiliki tujuan yang jelas,

4. Terdapat dimensi waktu, meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Syarat Interaksi Sosial

Secara umum, ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakan terjadinya interaksi sosial, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Ini penjelasannya.

1. Kontak Sosial

Kontak sosial dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak yang saling bereaksi dan menjadi awal terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial dapat terjadi melalui kontak fisik atau kontak secara langsung dan kontak tidak langsung.

Contoh kotak sosial secara langsung adalah dua orang yang saling menyapa atau saling tersenyum. Sementara itu, contoh kontak sosial tidak langsung adalah dua pihak yang berinteraksi melalui perantara, seperti surat, telepon, atau media sosial.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan berupa ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain sebagai upaya saling mempengaruhi. Dalam proses komunikasi, pesan harus disampaikan menggunakan bahasa atau simbol yang saling dimengerti oleh kedua pihak.

Agar dapat berlangsung dengan baik, komunikasi memerlukan beberapa komponen, seperti:

a. Pengirim atau komunikator sebagai pihak yang mengirim pesan kepada pihak lain,b. Penerima atau komunikan sebagai pihak yang menerima pesan dari pengirim,c. Pesan, merupakan ide atau gagasan yang ingin disampaikan,d. Umpan balik (feedback), merupakan tanggapan dari penerima pesan terhadap pesan yang disampaikan,

e. Media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Media ini dapat berupa tulisan, lisan, gambar, atau film.

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Mengutip Modul Interaksi Sosial yang disusun oleh Dr. H. Asep Mulyana, M.Pd., dkk. secara garis besar interaksi sosial dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni

1. Interaksi sosial asosiatif

a. Kerja sama

Merupakan suatu usaha bersama antarindividu atau antarkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pelaksanaannya, kerja sama dapat bersifat membangun (konstruktif) dan merusak (destruktif).

Contoh kerja sama yang membangun adalah kerja sama antarkaryawan sebuah perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Sementara itu, contoh kerja sama yang merusak adalah tawuran antarpelajar.

Bentuk-bentuk lain dari kerja sama, yaitu

  • Bargaining, yaitu perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih
  • Cooperation, yakni penerimaan unsur-unsur baru kepemimpinan dalam sebuah organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
  • Coalition (koalisi), merupakan gabungan dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
  • Joint venture, merupakan kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu.

b. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan dari individu atau kelompok yang saling bertentangan. Bentuk-bentuk akomodasi adalah:

  • Coersion, yaitu memaksakan kehendak pihak yang lebih kuat kepada pihak yang lebih lemah.
  • Kompromi, yaitu pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan untuk mencapai penyelesaian konflik.
  • Arbitrasi, merupakan tindakan mengundang pihak ketiga yang netral untuk mengambil keputusan guna menyelesaikan konflik.
  • Mediasi, yaitu tindakan mengundang pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan konflik, tetapi pihak ketiga tidak berwenang memberikan keputusan-keputusan penyelesaian.
  • Konsiliasi, merupakan tindakan mempertemukan keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya tujuan bersama.
  • Toleransi, yaitu keinginan untuk mengindari perselisihan.
  • Stalemate, terjadi ketika dua kelompok yang berselisih memiliki kekuatan yang seimbang.
  • Ajudikasi, yaitu penyelesaian masalah melalui jalur hukum/pengadilan.

c. Asimilasi

Secara sederhana, asimilasi adalah peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan.

d. Akulturasi

Akulturasi merupakan penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsur-unsur budaya asli.

2. Interaksi sosial disosiatif

a. Persaingan (competition)

Proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok dalam mencapai keuntungan tanpa adanya ancaman atau kekerasan.

b. Kontravensi

Merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya sikap dan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Bentuk proses sosial ini berada di antara persaingan dan konflik.

c. Pertikaian

Pertikaian adalah proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha menentang pihak lain dengan cara mengancam atau menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

d. Konflik

Konflik dapat didefinisikan sebagai proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha saling menyingkirkan satu sama lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

Itulah penjelasan mengenai interaksi sosial mulai dari pengertian, ciri-ciri, syarat, hingga bentuk- bentuknya.

Simak Video "Jokowi Bertemu Pangeran MBZ di UEA, RI Dapat Suntikan Rp 468 Triliun"



(pal/pal)

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Interaksi sosial terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah interaksi antar kelompok. Interaksi ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan pola komunikasi serta menyatukan perbedaan antar kelompok.

Interaksi antar kelompok dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, kelompok yang terlibat dalam interaksi ini berada dalam lingkungan yang sama dan memiliki tujuan tertentu.

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Contoh Interaksi Antar Kelompok

Mengutip buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 yang ditulis oleh Christina Umi (2020), ada banyak contoh interaksi antar kelompok yang sering ditemui, di antaranya:

  • Pertandingan basket antar sekolah.

  • Beberapa orang pekerja perkebunan melakukan kunjungan kerja ke perusahaan pengelolaan hasil perkebunan.

  • Persatuan pemuda dari berbagai daerah bertemu untuk membahas acara kongres pemuda nasional.

  • Kelompok yang melakukan presentasi di hadapan kelompok lain saat belajar di kelas.

  • Para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni musik dan seni tari bekerja sama untuk melaksanakan acara seni di sekolah.

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Apa Itu Interaksi Antar Kelompok?

Interaksi antar kelompok adalah bentuk interaksi antara sekelompok manusia dengan manusia lainnya. Dalam interaksi ini, kedua kelompok berupaya mencapai kesepakatan bersama.

Interaksi antara kelompok dapat dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Adanya tujuan bersama yang hendak dicapai.

  • Terdapat dua kelompok atau lebih.

  • Terjadi komunikasi antar dua kelompok.

  • Interaksi sosial dapat bersifat asosiatif dan disosiatif.

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok.

Mengutip buku Sosiologi tulisan Dra. Kun Maryati dan Juju Suryawati, S. Pd. (2001), interaksi sosial juga dapat didefinisikan sebagai hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antar individu, individu dan kelompok, dan antar kelompok.

Dalam interaksi sosial, setiap individu atau kelompok dapat bekerja sama atau berkonflik, melakukan interaksi formal atau non-formal, serta melakukan interaksi langsung dan tidak langsung.

Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan dapat dikatakan sebagai interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri berikut:

  • Jumlah pelaku dua orang atau lebih.

  • Memiliki tujuan bersama yang hendak dicapai sebagai hasil interaksi.

  • Ada suatu dimensi waktu yang mencakup masa lalu, masa kini, dan masa mendatang.

  • Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol.

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Interaksi sosial dapat terjadi jika memenuhi dua syarat, antara lain adalah:

Kontak sosial tidak selalu terjadi melalui hubungan fisik. Kontak ini juga dapat terjadi tanpa sentuhan, misalnya, percakapan di telepon, berkirim pesan melalui surat elektronik, dan sebagainya. Kontak sosial terdiri dari dua sifat, yaitu:

  • Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada kerja sama. Sementara itu kontak negatif mengacu pada konflik atau pertentangan.

  • Kontak sosial bisa bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer disebabkan oleh pertemuan secara langsung. Sedangkan kontak sekunder terjadi karena interaksi dari perantara.

Komunikasi menjadi salah satu syarat terjadinya interaksi sosial. Syarat ini memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut:

  • Komunikator: Orang yang menyampaikan perasaan, pesan, atau pikiran pada pihak lain.

  • Komunikan: Orang atau sekelompok orang yang dikirimkan pesan, pikiran atau perasaan.

  • Media: Alat untuk menyampaikan pesan.

  • Pesan: Sesuatu yang disampaikan oleh komunikator.

  • Efek: Perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan usai mendapatkan pesan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA