Apa semboyan Jepang yang dipropagandakan melalui Gerakan 3A?

Gerakan 3A (Sejarah dan Semboya Gerakan 3A) – Hay sahabat semua.! Pada perjumpaan kali ini kami akan mengulas kembali sejarah pada masa Gerakan 3A.

Sejarah ini menjadi salah satu kisah nyata perjalanan negara kita tercinta ini, yakni negara Indonesia ini pada masa berlangsungnya peristiwa gerakan 3a tersebut

Sejarah ini, memiliki cerita yang layak untuk kita ketahui sebagai dasar dan lebih mengenal tentang masa pada saat terbentuknya gerakan ini.

Namun, kami harap kalian tidak ketinggalan dengan ragam informasi tentang sejarah lainnya yang sudah quipper.co.id kumpulkan di dalam halaman quipper ini, seperti misalna sejarah manusia purba Pithecanthropus Soloensis.

Nah untuk melengkapi apa yang menjadi topik pembahasan kita kali ini tentang gerakan 3a, maka yuk kita simak bersama ulasan selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Gerakan 3A

Gerakan 3A

Gerakan 3A merupakan organisasi yang di bentuk oleh Jepang sebagai wadah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sejarah Gerakan 3A

Pada saat kejayaan Jepang di negara indonesia, Indonesia tidak diperboehkan untuk membentuk suatu organisasi-organisasi politik.

Setiap organisasi yang diciptakan berdasarkan kebijakan yang ditentukan oleh Jepang sendiri.

Ada pula organisasi yang dibentuk tentulah hanya untuk semata-mata kepentingan Jepang, terutama mengumpulkan masa dalam mendukung pertahanan jepang.

Organisasi pertama yang dibentuk oleh Jepang pada awal kedudukan nya di indonesia.

Gerakan 3A tetrbentuk atas usulan-usulan dari Jepang sendiri yaitu, atas usulan dari jawatan kolonenl Jepang yang bernama Shimizu Hitoshi dan Ichiki Tasuo.

Mereka berdua merupakan orang jepang yang memiliki keahlian dalam berbahasa indonesia.

Pada 25 April 1942 organisasi ini terbentuk dan juga bertepatan dengan hari perayaan Tencho Setsu atau hari Kelahiran pemimpin Jepang.

Organisasi ini pertama kali dipimpin oleh orang Bumi putera, akan tetapi orang ini bukanlah dari seorang tokoh Nasional yang terkenal.

Hal ini bertujuan untuk menhghilanglan rasa nasionallisme, karena jepang menganggap itu sebagai suatu anacaman.

Karena walau bagaimanapun juga sebenarnya jepang tidak bersedia dalam membantu memerdekaan negara Indonesia, tetapi ada maksud lain diballiknya yaitu menjadikan bagian dari Kekaisaran Jepang.

Lain halnya dengan dengan keaadan di Sumatera, jepang mengalami eksploitasi yang sangat besar, sesuatu yang seharusnya terjadi pada masa Belanda di Jawa

Tentara jepang secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka tidak akan membabtu dalam memerdekakan Sumatera, namun lain hal nya dengan daeraj Jawa karena tokoh-tokoh pergerakan di seluruh Indonesia bertempat di Jawa.

Jepang menunjuk Mr. R. Syamsuddin sebagai ketua Gerakan Tiga A, Sebelumnya dia merupakan tokoh Parinda Jawa Barat.

Jepang mulai propaganda dengan membentuk Gerakan Tiga A pada 29 Maret 1942. Tujuan Gerakan 3A adalah untuk memperkuat propaganda Jepang, sehingga dapat menarik simpati dan kepercayaan rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam Perang Asia Pasifik. Gerakan ini dipimpin Mr. Samsudin dibantu Sutan K. Pamuntjak, dan Mohammad Saleh. Semboyan Gerakan 3A yaitu “Nippon Cahaya Asia”, “Nippon Pelindung Asia”, dan “Nippon Pemimpin Asia”.

Gerakan 3A merupakan propaganda Jepang agar rakyat Indonesia mendukung Jepang pada Perang Pasifik. Propaganda tersebut memiliki 3 seboyan yaitu Jepang Pemimpin Asia, Jepang Cahaya Asia, dan Jepang Pelindung Asia.

Seboyan tersebut dimaksud agar rakyat Indonesia yakin bahwa Jepang akan membebaskan Indonesia dari kolonialisme barat karena Jepang telah berhasil mentrasformasi negaranya menjadi Negara yang kuat setelah mengalahkan Russia pada 1905.

Dalam usaha mendapat dukungan dari rakyat Indonesia, maka Hitoshi Shimizu kemudian menggandeng tokoh nasional yakni Mr. Syamsuddin sebagai Ketua Gerakan 3A. Selain Syamsudin. Gerakan Tiga A (3A) tidak bertahan lama. Ini dikarenakan rakyat kurang bersimpati. Gerakan ini terlalu menonjolkan Jepang dan bukan gerakan kebangsaan.

Dengan demikian, semboyan Jepang ketika di Indonesia adalah Jepang Pemimpin Asia, Jepang Cahaya Asia, dan Jepang Pelindung Asia. 

Gerakan Propaganda Jepang 3A atau Gerakan Tiga A (三亜運動、さんあうんどう、San A Undō) adalah sebuah gerakan propaganda dari Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II dan masa Pendudukan Jepang di Indonesia.

Poster Gerakan 3A

Pada masa Pendudukan Jepang di Indonesia, Sendenbu (宣伝部、せんでんぶ、Departemen Propaganda) giat melancarkan propaganda. Isi propaganda yaitu mengklaim bahwa Jepang mengobarkan perang Asia Timur Raya untuk membebaskan seluruh Asia dari penjajahan bangsa Barat.[1]

Selain itu, Jepang juga mengklaim mempersatukan Asia dalam lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya di bawah kepemimpinan Jepang.[1]

Salah satu upaya agar rakyat dan pemimpin nasional Indonesia mau mendukung Jepang adalah dengan mendirikan beberapa organisasi dan perkumpulan. Organisasi dan perkumpulan yang didirikan pemerintah Jepang salah satunya adalah Gerakan Tiga A.[1]

Gerakan 3A didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan Hari Tenchōsetsu (天長節、てんちょうせつ、Perayaan Ulang Tahun Kaisar) Hirohito.[2]

Gerakan ini dipelopori oleh Kepala Sendenbu, Hitoshi Shimizu (清水斉、しみずひとし、Shimizu Hitoshi). Hitoshi Shimizu menunjuk tokoh pergerakan nasional, Mr. Syamsudin (Raden Sjamsoeddin) sebagai Ketua.[2]

Namun nyatanya, Gerakan 3A ini hanya berumur beberapa bulan saja karena dianggap tidak menguntungkan bagi pihak Jepang. Bahkan, tidak berhasil dalam menarik simpati rakyat Indonesia.[1]

Pada September 1942, Gerakan 3A dibubarkan karena terjadi perpecahan internal di antara penguasa Jepang. Selain itu, Gerakan 3A dinilai kurang populer karena dipimpin oleh Mr. Syamsudin, seorang tokoh nasionalis yang disebut kurang dikenal masyarakat Indonesia.[1]

亜細亜 の 光 日本

亜細亜 の 母体 日本

亜細亜 の 指導者 日本


あじあ の ひかり にっぽん

あじあ の ぼたい にっぽん

あじあ の しどうしゃ にっぽん


Ajia no hikari Nippon

Ajia no botai Nippon

Ajia no shidōsya Nippon


Jepang cahaya Asia

Jepang pelindung Asia

Jepang pemimpin Asia

  1. ^ a b c d e Harbani, Rahma Indina (30 Agustus 2021). "Semboyan 3A, Jurus Jepang dalam Menarik Simpati Rakyat Indonesia". detikEdu. 
  2. ^ a b "Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang". Kompas.com. 12 Januari 2020. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerakan_propaganda_Jepang_3A&oldid=20758950"

tirto.id - Semboyan atau Gerakan 3A merupakan salah satu propaganda oleh Jepang untuk mendapatkan simpati dari rakyat Indonesia. Sejarah pendudukan militer Jepang atau Dai Nippon di Indonesia berlangsung sejak tahun 1942 hingga 1945.

Jepang menduduki wilayah Indonesia setelah Belanda menyerah tanpa syarat melalui Perjanjian Kalijati yang ditandatangani tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Perundingan ini dilakukan lantaran kekalahan Belanda di Perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia Kedua.

Selama menjajah Indonesia, pemerintahan militer Jepang melancarkan berbagai propaganda demi merebut simpati rakyat. Dai Nippon membutuhkan dukungan rakyat karena masih harus menghadapi Sekutu di Perang Dunia Kedua, sekaligus mengeruk sumber daya di Indonesia untuk membiayai perang.

Latar Belakang Sejarah

Propaganda merupakan usaha untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyebaran informasi serta pembentukan opini dan sikap, demikian menurut Carl Hovland dalam buku berjudul Propaganda (2007).

Nurdiana dalam penelitiannya bertajuk "Pengajaran Bahasa Jepang Sebagai Bentuk Propaganda pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia 1942-1945" (2009), menyebutkan bahwa gerakan propaganda oleh Jepang telah dilakukan jauh sebelum mereka menduduki Indonesia.

Tahun 1917, misalnya, Jepang menjalin kerja sama dengan perusahaan minyak asal Inggris, yaitu Anglo Petroleum. Perjanjian kerja sama ini kemudian memberikan mereka akses untuk bersentuhan langsung dengan wilayah Indonesia, khususnya di Tarakan, Borneo bagian utara.

Oleh sebab itu, ketika Jepang datang ke Indonesia pada 1942, Tarakan merupakan daerah pertama yang diduduki. Ketika, secara resmi menguasai wilayah Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, Dai Nippon semakin gencar melakukan propagandanya di Indonesia.

Baca juga:

  • Sejarah PETA di Zaman Pendudukan Jepang: Tugas, Tokoh, & Tujuan
  • Apa itu Romusha di Masa Penjajahan Jepang, Tujuan, dan Dampaknya?
  • Sejarah Perjanjian Kalijati: Latar Belakang, Isi, & Tokoh Delegasi

Sejarah, Isi, dan Tujuan Gerakan 3A

Dikutip dari buku Menudju Kemerdekaan (1964) karya Abdulsalam, Gerakan 3A yang dibentuk oleh Jepang diterapkan untuk membantu usaha peperangan mereka melawan Sekutu di Perang Dunia Kedua.

Gerakan 3A dicetuskan pada 29 April 1942, bertepatan dengan hari nasional Jepang yang juga merupakan hari lahir Kaisar Hirohito. Pembentukannya digagas oleh Kepala Departemen Propaganda Jepang, Hitoshi Shimizu.

Demi mendapat dukungan dari rakyat Indonesia, maka Hitoshi Shimizu kemudian menggandeng tokoh nasional yakni Mr. Syamsuddin sebagai Ketua Gerakan 3A. Adapun isi dari propaganda Gerakan 31 adalah:

  • Nippon Pemimpin Asia
  • Nippon Pelindung Asia
  • Nippon Cahaya Asia
Akan tetapi, Gerakan 3A ini tidak bertahan lama karena lebih berorientasi kepada Jepang ketimbang rakyat Indonesia. Mohammad Hatta dalam Memoir (1979) menyebutkan bahwa Gerakan 3A tidak disukai karena lebih banyak "menggolong" daripada menolong.

Gerakan 3A berakhir pada 1943 setelah mendapat banyak protes keras dari rakyat dan pemimpin Indonesia.

Baca juga:

  • Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api: Penyebab, Kronologi, & Tokoh
  • Sejarah Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda
  • Sejarah Pemberontakan DI-TII Kartosoewirjo di Jawa Barat

Gerakan Propaganda Jepang Lainnya

Selain Gerakan 3A, Jepang juga melakukan gerakan propaganda lain yang langsung menjurus kepada komunitas. Komunitas yang dimaksud di sini ialah suatu kelompok yang memiliki pengaruh besar.

Hadidjah dalam penelitiannya bertajuk "Kontribusi Pendudukan Jepang Bagi Persatuan Umat Islam di Indonesia" yang terhimpun dalam jurnal Hunafa (Volume 4, 2007) menyebutkan, Jepang memanfaatkan ketidaksukaan umat Islam di Indonesia kepada Belanda dengan mengakomodir kepentingan mereka.

Pengakomodiran ini diwujudkan dengan dibentuklah badan-badan keagamaan maupun keislaman. Usaha yang dilakukan Jepang ialah membentuk Shumubu (Departemen Agama) dan Shumuka (Kantor Urusan Agama).

Baca juga:

  • Sejarah Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, Tokoh Delegasi
  • Sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB): Latar Belakang, Tokoh, Hasil
  • Perjanjian Renville, Perundingan yang Menjatuhkan Amir Sjarifoeddin

Selain itu, Jepang juga membentuk Majelis Syurah Muslim Indonesia (Masyumi) serta Majelis Agama Islam untuk Bantuan Kemakmuran Asia Timur Raya (MAIBKARTA).

Dai Nippon menyasar pula komunitas Jawa sebagai upaya menghimpun masa yang lebih besar. Aiko Kurasawa dalam Mobilisasi dan Kontrol: Studi tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945 (1993), menyebutkan bahwa ada beberapa gerakan berbasis kebudayaan yang dibentuk Jepang di Jawa.

Berbagai propaganda Jepang itu pada awalnya mendapatkan simpati. Tetapi seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia tidak lagi tertarik karena apa yang dilakukan pada nyatanya tidak jauh berbeda dari Belanda.

Tahun 1945, Jepang mengalami serangkaian kekalahan di Perang Asia Timur Raya atau Perang Dunia Kedua dari Sekutu. Hingga akhirnya, Jepang menyerah kepada Sekutu dan membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga:

  • Sejarah Kejayaan Kesultanan Mataram Islam Masa Sultan Agung
  • Biografi Singkat Buya Hamka: Sejarah, Latar Pendidikan & Pemikiran
  • Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949: Kronologi, Tokoh, & Kontroversi

Baca juga artikel terkait PROPAGANDA JEPANG atau tulisan menarik lainnya Alhidayath Parinduri
(tirto.id - hdy/isw)


Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Alhidayath Parinduri

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA