Aktivitas otot yang terus-menerus sehingga otot menjadi kejang dapat mengakibatkan terjadinya

Otot merupakan jaringan organ tubuh yang berperan dalam sistem gerak. Ada tiga jenis otot pada tubuh manusia, yaitu otot rangka, otot halus dan otot kardio (jantung). Otot yang umumnya dikenal masyarakat umum adalah jenis otot rangka yang dapat berkontraksi untuk menggerakkan bagian tubuh dan melindungi organ tubuh lainnya.

Otot rangka khususnya berperan dalam menentukan postur dan pergerakan tubuh. Ukuran dan kekuatan otot rangka sangat beragam dan dapat ditingkatkan dengan melakukan berbagai jenis latihan otot. Di samping itu, hormon pertumbuhan dan testosteron juga berpengaruh dalam membentuk otot pada masa kanak-kanak dan mempertahankan ukurannya setelah dewasa.

Sama halnya dengan bagian tubuh lain, otot juga dapat terserang penyakit dan mengalami kelainan yang dinamakan miopati. Kelainan pada otot ini dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa.

Penyebab dan gejala kelainan pada otot

Miopati merupakan kelainan serabut otot yang menyebabkan kelemahan otot sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Penyebab kelainan pada otot sangat beragam, mulai dari kelainan otot bawaan, kesalahan penggunaan otot, hingga gangguan sistem tubuh.

Penyebab terjadinya kelainan pada otot di antaranya adalah:

  • Cedera yang disebabkan penggunaan otot yang salah atau berlebihan sehingga menyebabkan terkilir, kejang, atau kram otot.
  • Kelainan bawaan
  • Penyakit saraf yang memengaruhi otot
  • Penyakit infeksi
  • Penyakit autoimun
  • Peradangan, contohnya miositis
  • Beberapa jenis kanker
  • Beberapa jenis obat-obatan tertentu.

Diperlukan serangkaian tes untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya kelainan pada otot. Dimulai dari pemeriksaan gejala hingga tes lain yang diperlukan. Gejala-gejala yang umum dirasakan pasien kelainan otot di antaranya adalah:

  • Mengalami kelemahan
  • Kram
  • Kaku atau kejang
  • Kebas atau mati rasa
  • Nyeri
  • Kelumpuhan pada bagian otot yang bermasalah.

Gejala-gejala kelainan otot bisa berbeda antara satu pasien dengan lainnya. Ada kalanya juga penyebab miopati tidak dapat diketahui dengan pasti.  

Jenis-jenis kelainan pada otot

Kelainan otot dapat terjadi karena bawaan (inherited), seperti penyakit distrofi otot. Selain karena bawaan, kelainan pada otot juga bisa karena didapat (acquired), seperti kram otot atau karena penyakit autoimun. Jenis-jenis penyakit otot sangat beragam, mulai dari penyakit yang umum terjadi hingga jenis kelainan yang tergolong langka.

Jenis-jenis kelainan otot di antaranya adalah:

  • Kekakuan serta kram biasa pada otot: in adalah masalah umum pada otot yang dapat terjadi sehari-hari.
  • Miopati kongenital: kelainan bawaan yang ditandai dengan perkembangan kemampuan motorik yang terlambat, serta kelainan pada wajah dan otot rangka. Kondisi ini dapat dikenali sejak baru lahir.
  • Dermatomiositis: kelainan otot berupa radang berupa kelemahan otot dan ruam pada kulit.
  • Distrofi sistem otot: memiliki ciri-ciri kelemahan progresif pada otot yang terkena kelainan, ada kalanya distrofi otot terlihat sejak baru dilahirkan.
  • Miopati mitokondria: disebabkan oleh kelainan genetik pada mitokondria, struktur seluler yang mengendalikan energi. Diantaranya adalah penyakit sindrom Kearns-Sayre, MELAS, dan MERRF.
  • Penyakit kelainan penyimpanan glikogen pada otot: kelainan yang disebabkan oleh terjadinya mutasi pada gen yang mengontrol enzim untuk memutasi glikogen dan glukosa (gula darah), termasuk penyakit Pompe, Cori, dan Andersen.
  • Mioglobinuria: penyakit yang disebabkan adanya kelainan dalam metabolisme mioglobin termasuk di dalamnya penyakit McArdle, Tarui, and DiMauro.
  • Miositis Ossificans: benjolan yang disebabkan terbentuknya tulang pada jaringan otot.
  • Periodik paralisis: penyakit otot yang ditandai dengan kelemahan pada otot tangan dan kaki. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan elektrolit dan ion-ion pada sel otot.
  • Polimiositis: jenis penyakit berupa peradangan pada beberapa otot rangka
  • Neuromiotonia: kelainan langka pada saraf yang ditandai dengan aktivitas otot secara terus menerus yang tidak dapat dikontrol, berupa kedutan atau kekakuan otot.
  • Stiff-person Syndrome (SPS) atau Stiff-man Syndrome (SMS): penyakit otot yang ditandai dengan kekakuan dan kejang-kejang sehingga mengakibatkan gangguan mobilitas dan keseimbangan.
  • Tetani: ditandai dengan kontraksi otot, kejang, kram atau tremor berkepanjangan yang terjadi pada tangan dan kaki.

Pengobatan untuk mengatasi miopati tergantung pada jenis penyakit serta kondisi spesifik setiap pasien. Sebagian kelainan pada otot dapat diatasi dengan pemberian obat sesuai gejala. Sebagian lain mungkin harus diiringi dengan terapi fisik khusus, pemberian penyangga (bracing) untuk menyokong otot yang mengalami kelemahan agar lebih kuat, dan melalui pembedahan.

Kelainan otot bisa membuat otot melemah dan sulit digerakkan. Kondisi ini tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan otot, mengingat otot berperan penting dalam mendukung fungsi organ tubuh lainnya.

Kelainan otot atau miopati adalah istilah medis yang merujuk pada beberapa kondisi gangguan otot di dalam tubuh. Seseorang yang menderita kelainan otot umumnya mengalami gejala berupa lemah dan nyeri otot. Namun, kondisi ini juga terkadang tidak menimbulkan gejala.

Kelainan pada otot bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kelainan genetik, cedera otot, peradangan, infeksi, efek samping obat-obatan, hingga penyakit tertentu, seperti kanker dan gangguan saraf pada otot. Pada kasus tertentu, penyebab kelainan otot bahkan tidak diketahui secara pasti.

Secara garis besar, kelainan pada otot bisa terbagi menjadi dua jenis, yaitu kelainan bawaan (inherited) dan kelainan yang didapat (acquired). Berikut ini adalah penjelasannya:

Kelainan otot bawaan (inherited)

Ada beberapa kondisi yang termasuk dalam kelainan otot bawaan, di antaranya:

1. Distrofi otot

Distrofi otot adalah kelainan bawaan yang menyebabkan otot melemah serta kehilangan massa dan fungsinya secara bertahap. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kelainan genetik dan lebih sering dialami oleh anak-anak.

Kondisi yang termasuk distrofi otot meliputi distrofi otot Duchenne, distrofi otot Becker, distrofi miotonik, distrofi otot facioscapulohumeral, serta distrofi otot anggota gerak dan badan (Limb-girdle dystrophy).

2. Miopati kongenital

Kelainan otot jenis ini ditandai dengan keterlambatan perkembangan padaketerampilan motorik serta kelainan otot rangka dan wajah sejak lahir. Kelainan otot jenis ini bisa mulai terlihat sejak lahir atau sebelum usia 2 tahun. Miopati nemaline dan miopati central core adalah jenis miopati kongenital yang umum ditemukan.

3. Miopati mitokondria

Miopati yang satu ini disebabkan oleh kelainan genetik pada mitokondria, yaitu komponen di dalam sel yang berfungsi untuk menghasilkan energi.

4. Miopati metabolik

Kelainan otot juga dapat terjadi karena adanya masalah pada enzim di dalam tubuh yang berperan dalam metabolisme otot.

Kelainan otot metabolik bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti defisiensi carnitine, kelainan oksidasi asam lemak, defisiensi carnitine palmitoyl transferase, gangguan penyimpanan glikogen, dan defisiensi asam maltase (penyakit Pompe).

Kelainan otot yang diperoleh (acquired)

Kelainan otot jenis acquired atau kelainan otot yang didapat setelah lahir bisa dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Kelainan otot akibat peradangan

Dalam istilah medis, kelainan otot ini disebut dengan miopati inflamatori dan umumnya disebabkan oleh peradangan otot kronis. Miopati inflamatori yang umum terjadi adalah polimiositis dan dermatomiositis.

Polimiositis memengaruhi otot rangka di kedua sisi tubuh dan umumnya terjadi pada rentang usia 30–60 tahun. Gejala kelainan otot ini bervariasi dari orang ke orang dan bila tidak segera ditangani, dapat menyebabkan penderitanya sulit menelan, berbicara, berdiri, hingga berjalan.

Beberapa penderita polimiositis juga dapat mengalami radang sendi, sesak napas, aritmia, atau gagal jantung kongestif.

Sementara itu, kelainan otot dermatomiositis ditandai dengan munculnya ruam kulit yang disertai melemahnya otot. Orang dewasa yang menderita dermatomiositis akan mengalami penurunan berat badan atau demam ringan, radang paru-paru, dan sensitif terhadap cahaya.

2. Kelainan otot akibat infeksi

Jenis kelainan otot ini disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan parasit. Infeksi virus yang dapat menyebabkan kelainan pada otot adalah HIV, virus influenza, dan virus Epstein-Barr.

Sementara itu, infeksi bakteri dan parasit yang bisa menyebabkan kelainan otot adalah infeksi Staphylococcus aureus, Streptococcus, penyakit Lyme,dan trichinosis atau infeksi parasit Trichinella. Walau jarang terjadi, terkadang infeksi jamur juga bisa menyebabkan kelainan otot.

3. Kelainan otot akibat penggunaan obat-obatan (toxic myopathy)

Gangguan atau kelainan pada otot juga bisa disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, obat penurun kolesterol golongan statin, obat antimalaria chloroquine, obat asam urat colchicine, dan obat golongan NAPZA seperti kokain.

4. Kelainan otot terkait penyakit sistemik

Miopati jenis ini terjadi akibat adanya penyakit yang menyerang sistem organ tertentu di dalam tubuh. Kelainan otot jenis ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau kondisi seperti:

  • Gangguan tiroid
  • Penyakit autoimun, seperti lupus, ALS, dan rheumatoid arthritis
  • Gangguan elektrolit
  • Gizi buruk atau malnutrisi

Selain berbagai penyebab di atas, kelainan otot juga bisa terjadi pada seseorang yang terlalu lama berbaring karena penyakit kritis, misalnya pada pasien lumpuh atau menjalani perawatan di ruang ICU. Kelainan otot tersebut dinamakan critical illness myopathy.

Gejala dan Perawatan Kelainan Otot

Gejala utama miopati atau kelainan otot adalah melemahnya otot yang disebabkan kelainan pada serabut otot. Kelemahan otot ini bisa memengaruhi otot di seluruh tubuh, seperti otot mata, wajah, lengan, kaki, serta otot untuk menelan, berbicara, dan bahkan bernapas.

Selain itu, ada beberapa gejala kelainan otot lain yang juga dapat muncul, di antaranya:

  • Nyeri otot
  • Kram
  • Otot kaku
  • Kejang otot

Pada anak-anak, gejala kelainan otot ditandai dengan masalah tumbuh kembang, seperti terlambat berbicara, berdiri, atau berjalan.

Kondisi kelainan otot membutuhkan pemeriksaan dan penanganan medis segera, terlebih jika gejalanya sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti:

  • Kelelahan
  • Jaringan otot mengecil atau atrofi otot
  • Kesulitan bergerak
  • Sulit berjalan
  • Sulit menggenggam sesuatu
  • Kelemahan otot berkepanjangan yang semakin parah dan terjadi sudah lebih dari beberapa minggu

Sebagian kasus kelainan otot bahkan bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya kelumpuhan dan kesulitan bernapas.

Penanganan terhadap kondisi kelainan otot tergantung pada penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Misalnya, jika disebabkan oleh peradangan, kelainan otot bisa diatasi dengan obat-obatan untuk mengurangi peradangan sesuai resep dokter.

Sementara itu, kelainan otot yang disebabkan oleh faktor genetik umumnya tidak dapat disembuhkan dan penanganan hanya bersifat suportif.

Untuk menangani kelainan pada otot, dokter dapat memberikan penanganan berupa pemberian obat-obatan, fisioterapi, penggunaan bracing untuk mendukung otot yang lemah, hingga operasi. Guna melatih pasien agar bisa beraktivitas dengan normal, dokter juga dapat melakukan terapi okupasi.

Jika Anda mengalami gejala kelainan otot, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan perlu segera dilakukan karena dampak kelainan otot pada setiap orang bisa berbeda. Sebagian penderita bisa hidup normal, sementara sebagian lainnya mengalami kesulitan dalam beraktivitas.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA