Tuliskan tiga alasan mengapa kita harus dekat dengan allah

Bapak, Ibu, Saudara, Pemirsa Mimbar Kristen Kementerian Agama dan umat Kristen Indonesia yang saya kasihi. Renungan hari ini mengangkat tema: “Berdamai Dengan Diri Sendiri.” 

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9)

Bapak, Ibu, Saudara yang kekasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Apakah syarat untuk berdamai dengan diri sendiri? Syaratnya adalah harus berani mengaku dosa di hadapan Tuhan. 

Lalu apa yang dikatakan berdamai dengan diri sendiri itu? Berdamai dengan diri sendiri adalah orang yang mampu menjaga tingkat kedamaian dan kesejahteraan di dalam hidupnya tanpa dipengaruhi oleh keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar kehidupannya. 

Bapak, Ibu dan Saudara. Ada beberapa prinsip mengalami damai sejahtera. Pertama,  di mana ada kekudusan dan kebenaran, di situlah ada damai sejahtera (Yesaya 57:51). Kedua, damai sejahtera hanya ada di dalam diri Tuhan Yesus Kristus (Efesus 2:14). Dan ketiga, damai sejahtera tidak akan pernah terjadi jikalau hal baik dan hal jahat tetap bersatu. 

Bapak, Ibu dan Saudara. Mengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri? Hari ini, mari kita belajar, mengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri. Pertama, karena masih keras kepala. Dalam Kejadian 4:6-7 dijelaskan: “Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." 

Alasan pertama  mengapa kita sulit berdamai dengan diri sendiri adalah karena keras kepala atau tegar tengkuk. Orang yang keras kepala,  tidak mau menurut nasihat manusia. Penyebab keras kepala adalah selalu menutupi kekurangannya dan selalu menutupi kesalahannya. Akibatnya adalah orang yang memiliki sikap keras kepala itu sulit diajak berdiskusi, sulit diajak ngomong baik-baik dan sulit memiliki teman atau sahabat. 

Padahal, seorang pembawa damai itu adalah orang yang selalu setia kepada Firman Tuhan dan menjadikan Firman itu sebagai landasan hidup walau banyak yang harus dihadapi dalam tantangan. Pembawa damai adalah orang yang berani menghadapi semua persoalan dan kesulitan yang ada tanpa berniat untuk menghindar apalagi lari dari kenyataan yang dihadapi. 

Pembawa damai adalah mereka yang berani mengambil keputusan dalam situasi sulit apapun agar tidak terjerat dalam lingkaran kesulitan yang berlarut-larut. Saudara, kalau damai itu definisinya seperti itu sementara pembawa damai belum berdamai dengan diri sendiri, mana mungkin akan terjadi kedamaian? 

Alasan kedua  mengapa orang sulit berdamai dengan dirinya sendiri adalah karena masih hidup dalam kesombongan dan keangkuhan. Dalam Yesaya 2:11 dijelaskan, “Manusia yang sombong akan direndahkan,  dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya Tuhan sajalah yang Maha Tinggi  pada hari itu.” 

Orang sombong hanya menghargai dirinya sendiri dan secara berlebihan, orang sombong maunya dianggap hebat dari yang lain, orang sombong suka merendahkan orang lain dan tidak mau menghargai orang lain. 

Padahal, pembawa damai itu berarti hanya berniat untuk selalu berbuat kebaikan bagi sesamanya. Pembawa damai itu berarti orang yang rela berkorban menahan diri walaupun harus menderita dan yang penting tidak terjadi keributan atau kekacauan. Pembawa damai selalu mengutamakan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. Kalau damai itu definisinya atau artinya begitu sementara yang membawa damai belum mengalami damai pribadi, yaitu masih ada suatu kesombongan, mana mungkin damai itu akan terjadi. 

Alasan ketiga mengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri, karena masih hidup dalam kemunafikan. Dalam 1 Yohanes 4:20 dijelaskan, “Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” 

Orang munafik selalu mengatakan yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukannya. Orang munafik selalu ingin terlihat baik, sementara dia itu adalah tidak baik. Orang munafik adalah orang yang bermuka dua. 

Padahal, pembawa damai itu ibarat pertemuan orang yang saling berjabat tangan atau salaman, hingga ada keinginan untuk merasakan damai. Tidak ada kesombongan, kebohongan, benci, dan gosip di setiap percakapan dalam pertemuan tersebut. Bahkan, percakapan yang terjadi hanya menyenangkan hati tanpa ada unsur ketidakbaikan. 

Pembawa damai adalah orang yang selalu pro aktif untuk melakukan yang baik, selalu menyelesaikan setiap masalah dan persoalan yang ada. Pembawa damai adalah orang yang tidak pernah kecil hati pada saat orang lain tidak menghargai apa yang ia lakukan, meski dia telah melakukannya dengan penuh pengorbanan dan perjuangan keras. Kalau pengertian damai yang seperti itu sementara pembawa damai masih munafik, apakah akan terjadi damai? Tidak mungkin.

Bapak, Ibu dan Saudaraku. Oleh sebab itu, agar dapat berdamai dengan diri sendiri, maka kita harus berhenti hidup dari keras kepala, berhenti hidup dari kesombongan dan keangkuhan, berhenti hidup dari kemunafikan. 

Bapak, Ibu dan Saudara. Keberadaan orang percaya seharusnya selalu membawa damai bagi semua orang. Sebab, membawa damai berarti mengekspresikan kasih Allah. Bukan sebaliknya, kita justru menjadi batu sandungan dan membuat orang lain kecewa dan sakit hati. 

Bukti bahwa kita sudah menjalankan tugas pendamaian adalah ketika hidup kita sudah menjadi kesaksian bagi banyak orang. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” 

Oleh karena itu, libatkan selalu Allah dalam langkah kehidupan kita, maka sebutan anak-anak Allah akan menjadi predikat dalam kehidupan kita. Kalau kita disebut anak-anak Allah, maka kita adalah ahli waris di dalam kerajaan Sorga. 

Oleh sebab itu, marilah kita terus-menerus mengoreksi diri kita, membereskan hidup kita, senantiasa bertobat secara sungguh-sungguh, tetap memelihara iman kepada Tuhan Yesus dan hubungan kasih dengan sesame, supaya hubungan kita dengan Tuhan semakin akrab, semakin karib sehingga Tuhan sayang kepada kita. Amin.

Pdt. Hariyadi, M.Th. (Ketua Sinode Gereja Anugerah Injil Sepenuh)

(sumber: kemenag.go.id)

Muslim Terkini - Coba Jelaskan kenapa kita harus berbakti kepada orang tua ? Banyak alasan mengapa seseorang kudu berbuat baik atau berbakti kepada orang tua.

Alasan paling utama adalah karena Allah memerintahkan kepada hambanya agar mau berbakti kepada orang tua. Islam memerintahkan terkait kewajiban berbakti kepada kedua orang tua yang termaktub dalam kitab suci Alquran.

Mengenai wajibnya seorang anak berbakti kepada orang tua, Allah berfirman di dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24.

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya” [Al-Isra : 23]

Tidak perlu memikirkan dan menghitung bagaimana jasa orang tua kepada kita. Karena jika air laut dijadikan tinta dan daun dijadikan kertas untuk menulis jasanya, maka tidak akan pernah cukup.

Orang tua dengan kasih sayangnya dan segala pengorbanannya sudah memberikan yang terbaik untuk anak anaknya. Bahkan mereka mengorbankan hidupnya demi kebahagiaan anaknya.

Ada orang tua yang rela tidak makan agar anaknya makan. Ada orang tua yang menjadi kuli agar anaknya bisa pakai baju bagus saat lebaran. Bahkan pernah ada orang tua yang rela bertahun tahun hidup susah hanya demi sekolah anaknya.

Birrul walidain (berbakti kepada orang tua) merupakan amalan yang agung, hukumnya fardhu ain, dan amalan ini merupakan hak orang tua atas anak-anaknya.

Orang tua terutama yang sudah sepuh merupakan gerbang surga, Rasulullah bersabda: ”Celaka seseorang itu (diulang tiga kali), sahabat bertanya: siapa yang celaka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: orang yang mendapati salah satu orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak tersebut) tidak masuk surga”. (HR Muslim No: 2551)

Imam Nawawi mengatakan: Hadits ini memotivasi seseorang untuk berbakti kepada orang tua. Ia juga menjelaskan besarnya pahalanya, maksudnya: berbakti kepada orang tua ketika mereka sudah sepuh dan “ditelan usia” dengan melayani mereka atau memberikan nafkah dsb, merupakan penyebab masuknya seseorang ke dalam surga”.

Page 2

Jadi ketika ada pertanyaan jelaskan kenapa kita harus berbakti kepada kedua orang tua ? Makan berdasarkan penjelasan diatas, berikut adalah point-pointnya.

1. Karena diperintahkan oleh Allah swt

Surat al-isra ayat 23-24 adalah bukti nyata bahwa kita harus berbuat bakti kepada kedua orang tua. Ketaatan kita kepada allah tentu dengan cara menjalankan perintahnya.

2. Sebagai nilai ibadah

Pahala dan ridho allah salah satunya datang dari arah orang tua yang kita urusi. Orangtua adalah gerbang menuju surga allah. Hadist riwayat muslim no 2551 menegaskan bahwa celaka bagi anak yang tidak mengurus orang tuanya.

3. Orang tua adalah bagian dari kita
Kedua orangtua kita adalah diri kita. Keluarga sedarah. Sepatutnya mereka adalah bagian dari diri ini.

4. Jasa mereka begitu besar bahkan tidak terhitung
Ibu mengandung dan melahirkan, bapak menafkahi. Kedua hal luar biasa tersebut adalah jasa yang takan pernah terbalas. Mulai dari mengurus saat bayi, saat sakit lalu membesarkan anak hingga ia dewasa adalah perjuangan seorang ayah dan ibu.

5. Kesempatan berbakti tidak akan datang dua kali
Setiap orang terbatas umur. Maksudnya, setiap orang akan meninggal. Pun dengan orang tua kita.

Selama keduanya masih hidup, maka berbaktilah karena itu adalah kesempatan yang tidak boleh disia siakan. Jika terbentur kesulitan, maka sempatkanlah.

Mengejar dunia tidak akan pernah ada puasanya. Jangan sampai urusan dunia membuat kita lupa dengan orangtua kita. Jalan menuju surga itu dekat, maka raihlah dengan berbakti kepada orang tua kita.

Sumber: Tim Muslim Terkini

Page 3

Daftar Kata Berakhiran Ah untuk Referensimu

Sabtu, 18 Juni 2022 | 19:16 WIB

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA