Tenggelam merupakan salah satu penyebab henti jantung yang sering ditemui. Kasus henti jantung sendiri merupakan kasus yang sangat berpacu dengan waktu, karena korban bisa meninggal dunia hanya dalam hitungan menit.
Sebuah laporan dalam jurnal Military Medicine tahun 2018 menyatakan bahwa pasien henti jantung setelah tenggelam hampir dipastikan meninggal dunia jika penanganannya baru dimulai 25 menit sejak kejadian. Sebaliknya, bila pertolongan diberikan dalam 5 menit pertama, kemungkinan hidup korban masih sebesar 90 persen.
Meskipun kamu bukan seorang tenaga kesehatan, tidak ada salahnya untuk belajar langkah-langkah pertolongan pertama pada korban tenggelam. Penjelasan berikut sudah dirangkum sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Sebelum menyelamatkan orang lain, kamu harus memastikan keselamatan diri sendiri. Sebagai contoh, jangan sampai kamu malah jatuh terbentur ketika mencoba mendekati korban. Tetap tenang dan dekati korban secara hati-hati.
Selanjutnya, pastikan tempat korban berada sudah "aman". Kamu tidak mungkin melakukan pertolongan pertama jika korban masih mengapung di perairan ataupun berada di tengah jalan raya. Sebaiknya pindahkan korban ke tempat yang datar dan jauh dari bahaya.
Prosedur bantuan hidup dasar akan lebih optimal bila dikerjakan minimal oleh dua orang. Selain melakukan pijat jantung, kamu juga harus menghubungi ambulans dan memberi bantuan napas.
Semuanya itu tentu akan lebih mudah dikerjakan bersama-sama. Jika kamu sedang berjalan sendiri, jangan ragu untuk minta bantuan orang-orang di sekitarmu.
Baca Juga: Pertolongan Pertama untuk Pendarahan Otak, Bisa Selamatkan Nyawa!
Korban pasca tenggelam harus mendapat perawatan lanjut di rumah sakit. Oleh karena itu, kamu tetap harus menghubungi ambulans secepatnya.
Di Indonesia sendiri, kamu bisa menghubungi ambulans melalui nomor ekstensi 118 atau 119. Nomor ambulans yang aktif bisa saja berbeda tergantung wilayah masing-masing, sehingga penting untuk mencari tahu informasi nomor ambulans di tempatmu berada.
Bila sudah dipastikan korban tidak bernapas, segera mulai pijat jantung. Pertama-tama, posisikan salah satu telapak tangan di atas punggung tangan yang satunya, seperti pada ilustrasi gambar di atas. Selanjutnya, lakukan penekanan pada area dada sebelah kiri bawah (area di antara dada tengah dan puting susu kiri).
Penekanan atau kompresi dada dilakukan berbarengan dengan pemberian napas buatan. Proporsinya adalah 30 kompresi dada dilanjutkan 2 kali bantuan napas. lalu ulang kembali siklus kompresi. Menurut laporan yang dirilis JAMA Network Open tahun 2022, kompresi tanpa bantuan napas memang terbukti kurang efektif untuk korban henti jantung.
Menurut pedoman American Heart Association tahun 2005, pemberian napas buatan bisa dilakukan dengan teknik mulut ke mulut ataupun menggunakan alat bantu napas jika tersedia. Akan tetapi, prosedur pemberian napas sangat dikhawatirkan menyebabkan penularan virus di masa pandemik COVID-19.
Dengan segala pertimbangan yang ada, masih bersumber dari laporan dalam JAMA Network Open tahun 2022, kembali disarankan untuk tidak melakukan bantuan napas apabila tidak tersedia alat bantu napas dan alat pelindung diri yang memadai. Kamu masih diperbolehkan melakukan bantuan napas jika korbannya merupakan keluarga atau orang serumah.
Baca Juga: 7 Teknik Medis Pertolongan Darurat yang Dapat Menyelamatkan Seseorang
Baca Artikel Selengkapnya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Filani Olyvia | CNN Indonesia
Jumat, 15 Sep 2017 18:55 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden ledakan di stasiun bawah tanah ini dianggap sebagai insiden teroris yang menyebabkan sejumlah orang luka-luka.Tak dimungkiri, situasi gawat darurat dapat terjadi kapan pun, di mana saja, dan pada siapa saja. Korban yang berjatuhan pun bisa jadi tak hanya luka-luka saja. Korban yang berjatuhan juga mungkin terjadi karena adanya serangan jantung mendadak karena dampak suara ledakan bom yang keras.Ketika menghadapi situasi di mana korban mengalami henti jantung mendadak, Anda bisa memberikan serangkaian bantuan untuk menyelamatkan nyawa mereka. Pertolongan pertama yang cepat, khususnya penggunaan teknik resusitasi jantung paru (CPR) adalah faktor penting untuk meningkatkan peluang bertahan hidup dan pemulihan. Dokter spesialis jantung Jetty R.H. Sedyawan mengungkapkan bahwa dalam CPR dikenal tentang masa emas, yaitu tiga menit pertama setelah terjadinya henti jantung mendadak.Artinya jika CPR dilakukan dalam rentang waktu tersebut, korban mungkin akan bertahan hidup dan tak mengalami kerusakan otak. Hanya saja ketika masa emas ini lewat, maka risiko kerusakan otak akan semakin tinggi.“Jendela waktu kecil ini menentukan kesempatan hidup korban dan setiap detiknya sangat berharga," ucap Jetty saat pelatihan CPR, Kamis (14/9).Tindakan pertolongan pertama yang tepat dapat menunda implikasi yang lebih buruk terhadap korban. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengetahui pedoman dasar pertolongan pertama dengan metode CPR.
(chs/chs)
LIVE REPORT